Diteror Pocong

Diteror Pocong

Bab 1. Mimpi Buruk

Mataku terbuka, sudah pagikah ini, atau hari masih malam? Jam berapa sekarang? Rasanya terlalu malas untuk bangun. Aku, coba memejamkan mata, tetapi sia-sia. Mata ini tidak bisa tidur kembali.

Aku lalu menatap ke arah cermin, dalam cahaya redup terlihat ada putih-putih, duduk di sampingku di sisi tempat tidur. Apa itu? Kok, seperti pocong? Begitu sadar, spontan aku langsung melihat ke samping dan benar saja, dia duduk di sana. Sontak saja aku bangun kemudian duduk menjauh dan merapat ke dinding.

Itu adalah Pocong! Serius, pocong! Sekitar matanya hitam, matanya berwarna merah menyala. dia memakai kain kafan putih, dan yang paling menyeramkan adalah dia menatap ke arahku dengan mata merahnya. Suasana kamar yang remang membuat suasana bertambah horor.

Ya Allah, seumur hidup baru kali ini aku melihat sosok gaib yang suka melompat. Aku mencoba berteriak meminta tolong tetapi suaraku seolah tercekat di tenggorokan. Mulutku bergerak tapi tak ada suara yang keluar. Mendadak aku menjadi bisu.

Aku coba memukul lemari agar menimbulkan suara bising, untuk membangunkan semua orang. Namun, tidak ada suara, entah pukulannya yang pelan atau aku yang tidak bisa mendengar? Jantungku, berdetak cepat. Darahku terasa mengalir cepat dari kepala ke kaki, aku takut sekali.

Kemudian aku berdoa, semua doa yang kuhafal, tetapi tak satu pun yang ku ingat. Meskipun itu surat An-nas yang sudah aku hafal sejak TK. Akhirnya aku hanya mengucapkan takbir.

Bukannya kepanasan dia semakin tersenyum. Aduh, apa yang salah dari takbirku? Apa aku salah mengucap, saking takutnya?

Aduh Cong, nggak usah senyum, bukannya membuat terpesona, justru membuatku takut setengah mati. Aku pejamkan mata, tak ingin melihatnya. Berharap ini adalah mimpi.

Lalu ku beranikan diri membuka mata kembali. Dia sudah hilang, tapi tunggu dulu ...Kok aku sedang berbaring? Bukankah, tadi aku sedang duduk merapat ke dinding? Berarti, tadi itu hanya mimpi, sungguh mimpi? Rasanya seperti nyata.

Aku tidak bisa membedakan mana yang nyata dan tidak.

Terdengar adzan subuh berkumandang. Aku bergegas menyalakan lampu kamar, lalu ke kamar mandi. Aku tidak berani mengunci pintu, rasa takut masih menghantui.

Hanya butuh waktu lima menit untuk mandi. Tak ingin berlama-lama di kamar mandi, karena selain dingin, aku juga takut melihat pocong. Setelah itu aku bergegas berpakaian lalu memakai mukena dan sholat subuh.

Suara pintu yang diketuk, terdengar saat aku sedang sholat. Aku tetap berusaha berkonsentrasi. Suara ketukan itu semakin sering dan kencang, membuat konsentrasiku terganggu.

Setelah salam terakhir, aku bangkit, lalu membuka pintu tanpa menanggalkan mukena yang kupakai.

Terlihat adikku yang hanya berbeda dua tahun denganku berdiri di depan pintu. Dia menatapku dari atas hingga ke bawah, lalu dia tersenyum. Kebiasaan dia seperti itu.

Kadang aku merasa tersinggung kalau dia sudah menatap dari atas sampai bawah. Seperti sedang meledek, maklum badannya lebih tinggi dariku.

“Udah kaya pocong aja lo, kak!” ucapnya padaku. Sontak aku langsung keluar kamar dan mendekatinya.

“Ih, ngapain mepet-mepet? Sana masuk! Aku, cuma mau bilang jangan berisik! kebiasaan, nyanyi-nyanyi di kamar mandi. Bikin kuping aku sakit!” Adikku, kemudian berlalu masuk ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamarku.

Nyanyi? Tadi dia bilang nyanyi? Aku, tidak pernah nyanyi di kamar mandi. Tadi, dia bilang juga kebiasaan? Berarti sering dong, dia dengar suara orang nyanyi dari kamar mandi.

Sementara, aku tidak pernah sekali pun menyanyi di kamar mandi. Kan tidak boleh menyanyi di kamar mandi.

Aku ingat pernah mendengar hadist tentang hukum menyanyi di kamar mandi.

Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa kamar mandi atau wc merupakan tempatnya setan, maka dari itu hendaklah seorang muslim menjaga adabnya, dengan tidak berlama-lama misalnya, tidak menyanyi di kamar mandi serta membaca do’a ketika hendak masuk dan keluar dari kamar mandi.

Dari Zaid bin Arqom rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya toilet itu tempatnya setan, apabila salah seorang di antara kalian hendak masuk ke kamar mandi, maka ucapkanlah do’a : A’udzubillahi Minal Khubutsi wal Khobaaits (aku berlindung kepada Allah dari setan laki-laki dan perempuan). (HR. Abu Dawud, hadist no. 6

Itulah yang sepintas aku ingat.

Tuh! Aku, mendadak ingat kembali surat dan hadist, tetapi tadi begitu aku berhadapan dengan pocong, semua yang ku ingat langsung hilang.

Aku, jadi ragu untuk masuk ke dalam kamar. Kalau ingat hadist tadi dan perkataan adikku, berarti di dalam kamar mandiku ada hantunya. Terus, aku mau ganti baju sekolah gimana?

Aku, lari ke bawah dan mencari bibi. Asisten rumah tanggaku.

“Dor!”

“Eh copot ... copot ... copot.” Bibi ku memang latah, aku suka sekali menggodanya.

“Aduh, Non Kira, kebiasaan ih, ngagetin Bibi terus!” wajah Bibi cemberut, tapi aku tahu dia tidak marah.

“Bibi, yang cantik dan baik, temenin aku yuk sebentar.” Semoga Bibi mau memenuhi permintaanku.

“Lama nggak Non?” tanya Bibi padaku.

“Janji Bi, nggak lama. Cuma ganti baju sama siapin buku.”

“Ok, deh. Kemon Non!” Bibi, berjalan mendahuluiku. Aku mengikuti dari belakang.

Begitu sampai di kamarku. Bibi aku suruh untuk duduk di dalam. Dengan cepat, aku ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Sebelum masuk kamar mandi, tidak lupa berdoa terlebih dahulu.

Aku, berganti baju dengan cepat, tidak perlu rapi-rapi. Aku bisa merapikannya nanti di bawah, lalu aku mengambil tas, memasukkan buku, kerudung, kaos kaki dan sweater. Kami kemudian bergegas keluar.

“Non, nggak nyisir dulu atau rapikan baju?”

“Nanti aja Bi, di bawah. Kasihan Bibi nanti kesel nunggu aku.” Padahal itu hanya alasan saja. Alasan sebenarnya aku takut.

Bibi, hanya manggut-manggut, lalu aku ke ruang tengah sedangkan Bibi kembali ke dapur. Aku bercermin dan merapikan baju. Kemudian menyisir dan memakai kerudung.

“Apa Itu?” Sekilas aku melihat dari cermin ada yang lewat degan cepat. Atau kah itu hanya perasaan saja? Karena pikiranku sedang paranoid.

“Kira, kamu ngapain, dandan di sini?” tanya Mamah yang baru turun. Mungkin, dia heran melihat aku dandan di sini.

“Nggak apa-apa Mah, di kamar lampunya kurang terang. Jadi pindah ke sini aja.” Alasanku pada mamah.

“Lo kenapa, Kak?” Adikku Tiara juga sudah turun.

“Nggak apa-apa, kita sarapan aja yuk. Nanti telat.”

Mamah dan Tiara, berjalan lebih dulu ke dapur. Aku mengikuti dari belakang, kemudian aku duduk di samping mamah. Tiara, duduk di hadapanku terhalang meja makan.

“Ayo makan, jangan lupa berdoa,” ucap Mamah.

“Iya, mah." Aku, membaca doa makan, lalu sekilas, aku mendengar suara yang mengatakan amin dari sisi kananku. Di mana hanya ada bangku kosong.

Aku melihat ke samping kanan, tapi bangku itu kosong. Aku melihat sekeliling, mungkin ada bibi di belakangku, tapi tidak ada.

Aku menatap Tiara dan Mamah mereka sedang makan, sudahlah mungkin itu Tiara atau Mamah. Aku berpikir positif saja.

Aku pun mulai makan. Tiara dan aku satu sekolah. Aku kelas tiga dia kelas satu di SMA Tunas Bangsa.

“Kak, nanti pulang jam berapa?”

“Sekarang hari kamis ‘kan ya? Kakak, ada ekskul. Pulangnya agak sore, kamu duluan aja.”

“Ok, kalau begitu,” ucap Tiara, kami memang selalu pulang bersama naik angkutan umum. Padahal mamah sudah bilang lebih baik di jemput, tetapi kami tidak mau, karena menurut kami naik mobil umum lebih menyenangkan.

“Nanti, kalian di jemput supir. Mamah tidak akan mengizinkan naik umum kalau kalian hanya sendiri.” Mamah, mengatakannya dengan tegas. Kami tidak bisa membantah jika mamah sudah berkata seperti itu.

...----------------...

Hai reader ini adalah karya terbaru author dab baru pertama. author membuat genre horor. Walau rada-rada takut bikin nya, saya mau nyoba aja bikin semua genre. Arthur juga mau ikutertakan novel ini dalam lomba menulis horor. Mohon dukungannya jika kalian suka klik bintang 5, like favorit dan komen ya juga hadiahnya. Terima kasih banyak

Terpopuler

Comments

🌺Mamie Ericka🌺

🌺Mamie Ericka🌺

nah, ini yang kumaksud horor komedi. meskipun seram ada lucunya semacam adegan dia kaget liat pocongnya senyum. 😁😁😂

2022-08-25

2

Rini Antika

Rini Antika

Aku mampir Kak, Salken ya, smg berkenan mampir jg ke Karyaku yg msh pemula..🙏

2022-08-06

2

Lisa Z

Lisa Z

bukan suka, tapi emang bisa nya lompat aja. wong kaki nya diikat

2022-07-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!