"Ayah! Bunda!" aku berteriak sekuat tenaga, aku berharap ada yang menolongku dan menjauhkan aku dari hantu wanita itu.
Ya, aku sangat yakin kalau dia adalah hantu. Karena aku melihat sendiri bagaimana dia dikuburkan oleh kekasihnya.
"Nes!"
"Nes!"
"Bangun, Nes."
"Sadar, Sayang."
Aku mendengar suara bunda, ayah dan ketiga temanku memanggilku. Bahkan ada yang memanggilku seraya menepuk-nepuk pipiku.
Mataku terasa berat, tubuhku terasa sakit. Kakiku bahkan susah untuk digerakkan, dengan sekuat tenaga aku berusaha membuka mataku.
Saat mataku terbuka dengan sempurna, aku melihat ayah dan juga bunda di sebelah kananku. Mereka terlihat begitu mengkhawatirkanku.
Aku berusaha untuk tersenyum, aku berusaha untuk menenangkan hati kedua orang tuaku lewat senyuman.
Ayah dan bunda membalas senyumanku, terlibat kelegaan dari raut wajah mereka. Merek terlihat sangat mengkhawatirkan aku.
Ku edarkan pandanganku, ternyata aku berada di sebuah ruangan berwarna putih berbau khas obat-obatan. Sudah dapat ku pastikan jika kini aku berada di Rumah Sakit.
Aku bertanya di dalam hatiku, kenapa aku bisa berada di dalam Rumah Sakit? Seingatku, aku sedang melihat seorang lelaki bernama Jony yang tengah menguburkan kekasihnya dan... sudahlah, mungkin saja hanya mimpi.
Kembali aku mengedarkan pandanganku, di sebelah kiriku terdapat tiga teman terbaikku. Mario, Naura dan juga Alex yang kini sedang terlihat menatapku dengan raut wajah khawatir.
"Ada apa ini, Bunda? Kenapa aku ada di Rumah Sakit?" tanyaku.
Bunda tersenyum hangat kepadaku, lalu dia mengelus lenganku dengan lembut.
"Hujan yang sangat deras membuat kamu terjatuh, Sayang. Kaki kamu keseleo, kamu tidak sadarkan diri selama dua hari," jawab Bunda.
Aku merasa kaget mendengar apa yang dikatakan oleh bunda, aku bahkan merasa sangat tidak percaya.
Apa katanya tadi? Tidak sadarkan diri selama dua hari? Padahal yang ku ingat tidak seperti itu kejadiannya, aku melihat sebuah kilatan cahaya yang membelah langit disusul dengan adanya bulatan cahaya gelap yang menghantamku dengan keras.
Jadi, apakah aku hanya bermimpi selama dua hari ini? Aku benar-benar merasa tidak paham, semuanya terasa janggal.
"Sudah, jangan banyak pikiran. Lebih baik kamu istirahat saja dulu, biar Bunda panggilkan dokter," kata Bunda.
Aku hanya menganggukkan kepalaku, bunda dan ayah terlihat menitipkan aku kepada ketiga sahabatku.
Lalu, setelah itu mereka terlihat keluar dari dalam ruanganku. Sepertinya mereka sedang memanggil dokter, biasanya kalau di kota hanya cukup menekan tombol darurat saja.
Mungkin karena ini di perkampungan dan di Rumah Sakit kecil, sehingga bunda harus repot keluar untuk mencari dokter.
Setelah kepergian kedua orang tuaku, Alex langsung menggenggam tangan kananku. Mario menggenggam tangan kiriku, sedangkan Naura langsung memelukku.
"Gue khawatir banget sama elu, gue kira elu ngga bakal bangun lagi." Naura berkata dengan nada penuh khawatir, tapi terdengar sangat menyebalkan di telingaku.
"Enak saja, memangnya elu ngarepin banget gue mati apa?" tanya aku.
"Ya nggak gitu juga, abisan elu nggak bangun-bangun selama dua hari. Elu benar-benar kayak orang mati dua hari ini," katana Naura.
"Sudah-sudah, ngga usah berisik. Yang penting sekarang Anes sudah sadar, elu baik-baik aja, kan?" tanya Mario.
"Ya, gue baik," kataku.
Ku palingkan wajahku ke arah Alex, aku lihat Alex menatapku dengan lekat. Aku bisa melihat raut kekhawatiran yang teramat sangat dari matanya.
Aku tersenyum, aku berusaha untuk berkata jika aku baik-baik saja lewat senyumanku. Tanpa ku duga Alex terlihat membalas senyumanku.
Walaupun senyumannya terlihat sangat tipis sekali, bahkan hampir tidak terlihat.
"Gue tau kalau elu kuat," katanya terdengar begitu menenangkan di telingaku.
Alex memang jarang sekali bicara, tapi sekalinya bicara ucapannya benar-benar bisa menenangkan hatiku.
"Ya, gue kuat. Makanya gue bangun lagi," kataku seraya tersenyum hangat.
"Gue percaya," jawab Alex.
Aku menatap wajah ketiga sahabatku satu persatu, aku tersenyum karena mereka selalu setia menemaniku. Lalu aku pun berucap.
"Peluk," ucapku manja.
Ketiga temanku memelukku dengan sedikit manahan boot tubuh mereka, aku tahu maksudnya.
Mungkin mereka takut jika aku akan kesakitan, aku tersenyum lalu ku balas pelukan mereka.
"Cepet sembuh, biar kita bisa senang-senang lagi. Mumpung masa liburan sebelum masuk kuliah," kata Naura.
Ketiga temanku terlihat melepaskan pelukan kami, lalu mereka terlihat menatapku dengan intens.
"Iya, gue pasti cepet sembuh." Aku tersenyum bahagia, karena mereka begitu perhatian.
Di saat aku sedang asyik mengobrol dengan ketiga temanku, tiba-tiba saja pintu ruangan perawatanku terbuka.
Nampaklah bunda, ayah dan juga dokter beserta suster masuk dengan senyum hangat mereka.
Dokter tersebut terlihat menghampiriku, dia memeriksa kondisi tubuhku. Sedangkan suster terlihat mengecek tensi darahku, dokter tersenyum kemudian dia berkata.
"Keadaan Nona Aneska sudah stabil, tinggal menunggu kesembuhan kakinya saja. Mungkin dalam dua hari juga akan sembuh, karena hanya terkilir biasa saja," kata Dokter menjelaskan.
Aku tersenyum lebar saat mendengarnya, itu artinya aku tidak akan lama lagi tinggal di Rumah Sakit.
Padahal aku sempat berpikir jika aku sudah tiada, karena aku melihat hal-hal yang aneh. Namun, ternyata Tuhan begitu baik.
Tuhan masih memberikan aku kesempatan untuk hidup lagi, aku benar-benar merasa bersyukur.
Setelah selesai memeriksakan kondisiku, dokter dan suster tersebut nampak keluar. Ayah dan bunda langsung memintaku untuk makan dan minum.
Karena memang perutku yang masih dalam keadaan kosong, aku menurut. Awalnya aku akan makan sendiri, karena aku merasa tidak mau merepotkan.
Namun, ternyata bunda memaksa untuk menyuapiku. Akhirnya aku menurut, lagipula sangat jarang bukan bunda menyuapi aku makan.
Tidak lama kemudian, ayah terlihat berpamitan karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan, sedangkan bunda dan ketiga temanku begitu setia menemaniku.
Bahkan, setelah selesai makan pun aku dan ketiga sahabatku begitu asik mengobrol. Mereka begitu menghiburku hingga malam tiba.
"Nes, sebenarnya kita masih pengen nemenin elu. Tapi, tempatnya nggak ada. Jadi, kita pulang ke Villa, ya," kata Mario.
"Ya, aku mengerti," ucapku.
Akhirnya ketiga temanku pulang ke Villa, hanya bunda saja yang menungguiku. Karena ayah masih mempunyai pekerjaan yang harus diurus.
Di saat tengah malam, aku terbangun karena merasakan suasana yang sangat hening. Angin terasa berhembus sangat kencang, rasa dingin terasa menusuk sampai ke tulang.
Aku sampai mengedarkan pandanganku, tidak ada AC di ruangan ini. Bahkan kipas angin pun tidak ada.
Namun, anehnya hawanya benar-benar sangat dingin, sedingin es. Aku melihat bunda yang tertidur di atas kursi tunggu, kepalanya dia sandarkan ke ranjang pasien tepat di sampingku.
Tidak lama kemudian, aku melihat jendela ruang perawatanku nampak terbuka. Aku sangat kaget, karena aku melihat sosok wanita yang dikuburkan oleh Jony.
Wajahnya terlihat mengerikan, air mata darah terlihat bercucuran. Dia terlihat begitu lesu, dia seperti membutuhkan pertolongan.
Aku benar-benar ingin berteriak untuk minta tolong, tapi suaraku lagi-lagi seakan tercekat di tenggorokan.
Aku bahkan ingin sekali membangunkan bunda, sayangnya tubuhku terasa terpaku. Bokongku seperti menacap dan susah untuk digerakkan.
"Tolong aku, Aneska! Tolong aku! Aku ingin dikuburkan secara layak, tolong beritahukan kepada orang tuaku, kalau aku dibuang dan dikuburkan secara hidup-hidup oleh Jony di tepi hutan."
Dia terlihat berucap dengan memelas, aku merasa tidak tega. Namun, rasa takut begitu menguasai hatiku.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" kataku lirih.
Tubuhku benar-benar terasa lemas, tidak bisa digerakkan sama sekali. Bibirku benar-benar terasa terkunci rapat saat ini.
Setelah mengatakan hal itu, wanita itu nampak menghilang. Jendela ruang perawatanku nampak kembali tertutup dengan rapat.
Namun, anehnya aku masih sempat-sempatnya mendengar bisikan-bisikan di telingaku. Persis seperti suara wanita tadi.
"Tolong aku! Tolong! Aku sangat tersiksa," bisiknya terdengar lirih dengan suara pilu.
****
Masih berlanjut....
Jangan lupa tinggalkan jejak, semoga kalian sehat selalu dan murah rezeky.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩSUHU🐝₆₉🔵
kenapa klo kita lihat penampakan selalu tdk bisa gerak ya sama kayak mimpi juga gitu kita klo dikejar hantu sudah sembunyi dimana pun tetep ketemu..
2022-08-31
1
💋ShasaVinta💋
astaga... bisikan-bisikan itupun dimulai. Mak' aku sampai ikutan lirik2 ke jendela kamar aku 😱😱
2022-08-30
2
•❥𝓟𝓣𝓧°ʰᵗᶻ°
byuhhh,,, aku Ampe merinding 😱😱
2022-08-17
2