Dua puluh tujuh tahun berlalu, Sandra berhasil menjadi Nyonya Dean menggantikan Wulan. Iya masih sama, hanya saja ia tak mampu menguasai Dean seutuhnya. Dean Fernando berubah menjadi lelaki paruh baya yang dingin.
"Dalvin...!"
Baru saja ia turun dari mobilnya, suaranya yang garang memanggil seseorang dari dalam rumahnya yang megah.
"Ada apa, Pa?" Lelaki muda datang menghampirinya.
"Tunggu Papa dalam lima menit di sana. Ada yang harus Papa sampaikan kepadamu..." Perintah Dean, lalu ia berjalan ke arah kamarnya.
Meski bingung, lelaki muda yang memanggilinya dengan sebutan papa itu pun menurut. Ia segera melangkah ke sofa di ruang keluarga yang ditunjuk Dean tadi.
Ada apa Papa memanggilku? Kenapa aku mendadak cemas begini? Batin Dalvin.
Lima menit berjalan, tampak Dean yang telah berganti pakaian mengarah ke tempatnya. Sementara di samping Dean, Sandra mengikut layaknya ibu negara yang selalu setia mendampingi bapak presiden.
"Ada apa Papa memanggilku?" Tanya Dalvin penuh selidik.
Tak beda dengan Sandra, ia juga menunggui Dean berbicara. Ia tampak tidak mengetahui maksud suaminya itu.
"Papa ingin menjodohkan kamu dengan seorang gadis. Dia..."
"Apa, Pah? Dijodohkan?" Potong Dalvin cepat. "Harusnya Papa sadar, sebelum Papa mengatakan ini kepadaku, Papa sudah akan tahu jawabannya. Jangan semuanya semau Papa..." Ketus Dalvin seraya bangkit hendak meninggalkan kedua orang tuanya.
"Tetapi jika ini adalah amanah mendiang mama kandungmu bagaimana, Vin?" Ucap Dean datar tanpa paksaan.
Langkah Dalvin terhenti seketika. Matanya memerah, emosinya semakin meletup-letup di dalam dadanya.
"Tapi, aku memiliki perempuan yang aku suka, Pa..." Protesnya dengan suara melunak.
"Itu terserah kamu, Vin... Papa tidak akan memaksamu... Setidaknya kamu pikirkan ucapan Papa tadi..." Dean berucap santai. Lalu menepuk pelan bahu Dalvin sebelum berlalu meninggalkan putranya yang dirundung kegalauan oleh ucapannya.
Dalvin melangkah gontai menuju ke kamarnya. Ia menghampiri meja di samping tempat tidurnya, dan matanya tak henti menatap sebuah foto disana.
"Jika seandainya ini bukan permintaan Mama, mungkin aku akan tetap menerima perjodohan itu, Ma... Asal, Papa menatapku sebagaimana bapak di luaran sana yang menatap anaknya dengan penuh kasih..." Dalvin berbicara seolah sedang curhat dengan mamanya lewat foto itu. Foto Wulan ketika tersenyum bahagia sambil memegangi perut buncitnya dalam mengandung Dalvin dulu.
Dalvin Fernando, dia tumbuh dewasa dalam lingkungan yang sama sekali tidak mendukungnya. Ibu tiri yang selalu menatapnya dengan tatapan tidak suka, dan kakak tiri yang selalu merebut apa maunya, meski kakak tirinya tak menyukai itu.
Ketika melahirkan dirinya, ibunya mengalami perdarahan hebat dan tidak terselamatkan. Setelah sebulan menduda, Dean pun meresmikan hubungan pernikahannya dengan Sandra.
Tatapan kosong papanya, membuat ia merasa rendah diri dan bersalah, berpikir bahwa ia penyebab kematian ibunya.
Dalvin membuka ponselnya, lalu mencari galeri photo. Dia menatap sendu seorang gadis di dalam ponselnya itu.
"Baru saja aku berniat mengakui perasaanku padamu, Amira..." Ucapnya sendu.
Tanpa ia sadari, seorang pria muda lainnya tengah mengintipnya sedari tadi, bahkan sejak ia tengah bicara dengan papanya.
****
"Amira? Bukankah dia gadis yang selalu bersama Dalvin di kampusnya dulu? Bukankah katanya, ia tak menyukai gadis itu? Kalau tidak salah, papanya direktur di PT Angkasa Raya..."
Lelaki yang diam-diam mengamati Dalvin sedari tadi tidak lain kakak tirinya, Duta Fernando. Seringai licik menghiasi wajahnya yang tak kalah tampan. Sebuah rencana telah menari di dalam benaknya.
Lihat saja, Vin... Kamu akan menyerah kalah lagi dariku... Amira akan jatuh ke dalam pelukanku dalam waktu sesingkatnya...
Duta bergegas menjalankan aksinya. Tidak tahu kenapa, ia begitu tidak menyukai kehadiran Dalvin dalam hidupnya. Dari dulu, bahkan dari Dalvin masih bayi baru lahir. Ia berpikir, kehadiran Dalvin membuat kasih sayang papanya berkurang terhadapnya. Ia juga berpikir, semenjak Dalvin ada, kedua orang tuanya sering bertengkar.
Dalvin kecil begitu berisik dengan tangisannya, dan entah mengapa, tidak menyukai Dalvin menjadi kebiasaan bagi dirinya hingga mereka sama-sama dewasa.
"Sayang, kamu mau kemana?" Seruan Sandra menghentikan langkah Duta.
"Keluar sebentar, Ma... Ada meeting mendadak..." Sahut Duta berbohong. Ia mendekat kearah Sandra, lalu mengecup pipi mamanya.
"Jadi anak kebanggaan papamu, ya... Biar kamu tidak tergeser dari perusahaan..." Pesan Sandra begitu percaya jika Duta adalah yang terbaik dari siapapun.
"Siip, Ma... Mama tenang saja..." Duta keluar rumah dengan wajah berseri kegirangan. Dia memang meeting, tetapi bersama Amira yang sudah sempat ia hubungi sebelumnya. Ia tidak peduli dengan perasaannya apa, dia hanya memikirkan satu tujuannya. Membuat Dalvin kecewa, marah dan kesal merupakan tujuan utama baginya. Dan dia akan melakukan apa pun itu.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-12-15
1
Adila Edariani
hai noveltoon perkenalan nama saya adila edariani senang banget baca noveltoon bikin seru dan bahagia
2023-08-28
1
Nina Maryanie
nyimak
2023-06-19
1