Fano yang berhasil membujuk Chaca akhirnya bergembira bahagia.
Dia bisa mengantar pulang Chaca mengendarai motor sportnya.
Beda dengan Fano,Chaca merasa gelisah dan resah.
Tiba-tiba Fano menghentikan motornya tepat di taman kota.
"Kenapa Fan...?"Tanya Chaca.
"Cowok kamu.."Jawab Fano terpotong melihat Kino menghampirinya.
"Kino...?"Kata Chaca panik dan turun dari motor Fano.
"Ngapain kamu sama dia."Kino marah sama Chaca dan menarik tangan Chaca dengan kasar agar menjauh dari Fano.
"Auw... Aduh Kino."Rintih Chaca.
"Euy.. Broo,sopan sedikit dong sama cewek!"Kata Fano.
"Kamu siapa?Peduli apa?Move on dong."Jawab Kino dan dorong Fano dengan kasar refleks Chacapun menolong Fano yang terjatuh membantu berdiri.
"Kino!apa-apa in sih kamu.Jahat banget..!"Teriak Chaca.
"Cha.. Aku gak suka ya kamu jalan sama dia."Tunjuk Kino ke Fano.
"Broo.. Inget,selama janur kuning belum melengkung Chaca masih belum resmi milik kamu tau kamu."Bentak Fano.
"Ahkkk.. Bacot"Tonjok Kino ke muka Fano meleset karena dihalangin Chaca.
"Aduh.. cukup stop.. Stop!"Kata Chaca.
"Bisa enggak kalian gak ribut setiap hari!Bikin pusing tau!"Kata Chaca kesal.
"Sini.. Ikut aku pulang,"Sambil geret Chaca jauh dari Fano.
"Kamu inget ya.. Chaca itu cewek aku,jadi move on dong.Awas kalau kamu ganggu dia."Ancam Kino sembari ngibrit jalan dengan Chaca.
"Hey... jangan sombong."Teriak Fano.
Kino mengantar Chaca pulang kerumah.
Selama diperjalanan Chaca hanya diam seribu bahasa.
Tangan yang biasa memeluk Kino saat ber boncenganpun dilepasnya yang menandakan dia marah dan kesal terhadap Kino.
Kino yang peka pun menarik tangan Chaca.
"Pegangan dong.."Omel Kino.
Sesampai didepan gerbang rumah Chaca.
Chaca langsung mau pergi namun tangannya ditarik Kino.
"Apa sih.."Kata Chaca kesal.
"Masih marah nih?,"Goda Kino.
"Aku enggak suka ya.. Sikap kamu seperti itu terhadap Fano!Fano itu cuman mau ngantarin aku saja dan enggak lebih dari itu."Ucap Chaca.
"Fano lagi,Fano lagi.Cha.. Wajar dong aku jealous.Kamu itu gak peka dia itu suka sama kamu."Jelas Kino marah-marah.
"Lagian kenapa sih gak mau nungguin aku sebentar.!"Tambah Kino.
"Nungguin kamu??Bukannya kamu sibuk ya sama Monik dan geng kamu.Coba kamu lihat handphone kamu berapa kali sudah panggilan masuk ke handphone kamu?"Timpal Chaca sembari menyindir Kino.
"Just Friend aku sama Monik.Kalo soal handphone oke aku minta maaf gak bisa ngangkat telfon tadi ka...."Kata Kino terpotong.
"Iya.. Aku ganggu."Sahut Chaca.
"Kino,aku sama Fano juga hanya sebatas teman.Disini loh aku bisa nerima kamu jalan sama Monik.Aku lihat kamu didepan sekolah berboncengan sama Monik lalu kamu pergi dengan geng motor kamu.Kamu pikir dong Monik itu belum bisa move on dari kamu.Disini kamu juga perlu paham gimana perasaanku saat kamu berdua dengan Monik."Jelas Chaca.
"Beda lah.. Fano kan suka sama kamu."Bantah Kino.
"Terus apa bedanya sama mantan yang gak bisa move on?."Kata Chaca.
"Now.. Aku no debat,capek!"Kata Chaca dan Ninggalin Kino masuk rumah.
"Cha.. Chaca.."Panggil Kino yang tidak dihiraukan Chaca.
Sampai didalam rumah,Chaca kaget melihat ibunya menangis ke bingungan.
"Astaga ibu... Ibu kenapa?."Tanya Chaca yang panik.
"Cha.. Adik kamu Cindy sakit badannya demam.Sudah ibu beliin obat tapi belum turun-turun demamnya.Ibu takut ibu bingung."Ucap ibu Chaca yang sedih.
"Bu.. jangan sedih ya,kita bawa.Cindy ke rumah sakit.Sebentar aku panggil Kino semoga masih ada didepan."Kata Chaca bergegas lari kedepan rumah.
Tengok kanan kiri berharap masih ada Kino.Chacapun mencoba menghubungi Kino namun hal ini terulang lagi tidak diangkatnya.
"Aduhh... Angkat dong Kino,"Kata Chaca cemas.
Chacapun berulang kali menghubungi Kino namun hasilnya nihil.
Dia pun mencoba chat Kino namun tidak jadi setelah melihat story wa nya.
"Nak... Gimana?Adek kamu mengigau terus."Tanya ibu Chaca panik.
"Kino gak bisa dihubungin bu.Ibu yang tenang ya.. Sebentar Chaca coba minta tolong sama Fano."Kata Chaca sambil menenangkan ibunya.
Tanpa pikir panjang Chacapun minta pertolongan sama Fano, 30 Menit kemudian datanglah Fano dengan mobilnya dan lekas membantu Chaca membopong Cindy kedalam mobil dan mengantarkannya kerumah sakit terdekat.
Sampainya dirumah sakit,Cindy langsung dibawa keruang ICU untuk diperiksa.
Sementara ibu Chaca mendampingi Cindy.
Fano dan Chaca hanya boleh menunggu diruang tunggu.
Di ruang tunggu Chacapun menangis... "Jangan menangis ya..."Ujar Fano sambil menghapus air mata Chaca.
"Aku bingung Fan,aku takut.. Gimana dengan biayaya pengobatannya Cindy"Tangis Chaca yang reflek menangis di bahu Fano.
Fanopun mencoba menenangkan Chaca dengan memeluk Chaca.
"Kamu enggak usah takut,enggak usah bingung tadi admin rumah sakitnya sudah aku lunasin."Hibur Fano ke Chaca.
"Apa.?"Kata Chaca yang kaget mendengar ucapan Fano.
"Fan.. Sebelumnya aku minta maaf sudah merepotkan kamu.Tapi aku juga bersyukur sekali kamu mau membantuku.Aku janji aku ganti uang kamu nanti."Kata Chaca sedikit senyum.
"Udah nanti saja itu.Yang penting adik kamu sehat dulu".Timpal Fano.
Keluarga Chaca adalah keluarga yang sederhana,ayahnya sudah meninggal ketika Cindy berumur 1 tahun.Ibunya Chacapun berjualan nasi di depan rumahnya.
Bersyukurnya lagi Chaca dan Cindy adalah anak yang berprestasi,jadi mereka bersekolah dengan jalur prestasi.Saat ini Cindy duduk dikelas 3 SMP dan Chaca duduk dikelas 3 SMA jurusan ipa.
Disela-sela Chaca dan Fano diruang tunggu,datang ibu Chaca yang menghampiri mereka dengan raut wajah yang tenang.Mungkin itu menandakan kalau Cindy sudah baik-baik saja.
"Alhamdulillah.. Cindy sudah ditangani dokter,nanti mau dipindah ke ruang rawat inap."Cerita ibu Chaca.
"Nak... Fano ibu sangat ber terimakasih kepada nak Fano karena sudah menolong kami."Ucap ibu Chaca sambil mengelus pundak Fano.
"Iya.. Tante sama-sama.Yang penting sekarang tante fokus sama Cindy ya.."Jawab Fano pelan.
"Bu... Boleh lihat Cindy kah?,"Tanya Chaca.
"Boleh.. Yuk!"Ajak Ibu Chaca dan mereka masuk ke ruang ICU.
Merasa kesal dan Bt,Kino pun melajukan motornya ke Basecamp Mp comunity.Disana sudah berkumpul teman-temannya.Kino pun dihampiri Ryan.
"Kusut banget muka nya!"Tanya Ryan.
"Hmmm... pasti ceweknya,larang-larang ngumpul kan?"Jawab Devan.
"Bukan!"Jawabnya kecut.
"So....?"Selidik Ryan penasaran.
"Kesal banget aku hari ini sama Fano,bisa-bisanya dia cari kesempatan dalam kesempitan!"Ceritanya sambil hentakkan tangan di tangki motornya.
Dengan nada marah-marah Kino menceritakan hal yang dialaminya tadi ke gengnya.Setelah mengutarakan kekesalannya Kino membuka handphonenya.
"Hah.....?"Kaget Kino melihat panggilan Chaca yang begitu banyak.
"Kenapa kamu?"Tanya Ryan.
"Lihat nih.. Panggilan telfon Chaca.."Jelas Kino.
"Coba telfon balik siapa tahu penting."Saran Devan.
Kino pun mencoba menghubungi Chaca namun nada sambungnya tut..tut..tut...
"Gak bisa dihubungin!"Jelasnya.
Tak berselang lama handphone Kino berdering.
"Mayang...?"Pikir Kino.
"Coba angkat!".Saran Devan.
"Hallo... Kino,kamu ada dimana sih?"Tanya Mayang nada panik.
"Iya kenapa biasa aku di basecamp!"Jawabnya santai.
"Ih.. kamu kebangetan ya,Chaca sedang dapat musibah kamu malah santai-santai disana.Dimana sih hati nurani kamu!".Kata Mayang marah-marah.
"Musibah?Musibah apa Mayang?"Tanya Kino panik.
Lalu Rika merebut handphone Mayang dan ngobrol sama Kino.
"Kino,si Cindy ada dirumah sakit dia sakit.Kita mau kesana kamu kemana aja sih dari tadi loh Chaca nelfonin kamu."Cerocos Rika.
"Cindy sakit?Ya sudah kirimin alamatnya.Aku segera kesana."Kata Kino dan menutup obrolannya bersama Rika.
"Cindy kenapa Kin?"Tanya Ryan.
"Cindy sakit dia dibawa kerumah sakit.Sialnya aku kenapa aku gak dengar dering handphone ini."Kata Kino kesal seraya mau lempar handphonenya namun dicegah oleh Ryan.
"Eh.... Jangan-jangan.Mending kamu samperin Chaca dirumah sakit terus kamu lurusin jelasin kenapa kamu tidak angkat telfon dari dia"Saran Devan.
"Percuma.. Nanti dia pikir aku lagi senang-senang dengan geng motor kita.Soalnya aku nulis Story di WA dan dia melihatnya."Cerita Kino.
Ryan dan Devan pun Kepo lalu melihat Story Wa Kino di handphonenya masing-masing. "Happy in saja dengan geng.Hapus jiwaku yang kesalnya meronta ronta karena cinta."Baca Ryan nyaring.
"Udah.. Susulin saja Chaca,nanti kalau sudah sampai disana kamu jelasin alasan kamu.Ingat saat-saat seperti ini lah Chaca perlu sosok yang mendampinginya.Kasih dia semangat,lupain dulu problema tadi dijalan. oke brooo."Ujar Devan yang menyemangati Kino.
Kino pun menarik nafas panjang dan melepaskannya untuk mengurangi kepanikannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments