"Persimpangan apa maksud kamu?."
"Ya, jalan keluar dari tragedi ...."
Belum selesai Dinda berbicara, dia telah di hentikan oleh teman mereka yang telag turun dari lantai dua penginapan.
"Apa yang kamu katakan itu benar, Dinda?."
"Aku hanya berkata, Akbar mungkin bisa menemukan jalan keluarnya."
"Iya, kalian ini jangan salah paham dengan pembicaraan kami berdua." Salsa tampak geram oleh tuduhan tidak langsung mereka.
Mereka saling bertatapan penuh tanya satu sama lainnya.
"Bagaimana mungkin aku salah paham oleh perkataan kamu."
Salsa menunjuk ke arah muka pemuda itu dan satu lengannya lagi berada di pinggang.
"Pada malam pertama, kematian terjadi Akbar yang paling tenang dan fokus mencari petunjuk. Pada malam kedua, sesuatu terjadi lagi pada siswa yang sedang berbuat tidak senonoh di halaman belakang. ”
Salsa menunjuk ke arah mereka dengan nada serius. " Lalu dimana kalian berada? Sembunyi di ruang kedua dan tidak mau membantu, bukan?."
Mereka menunduk malu. Pemuda itu juga tidak bisa membantah.
“Saat kita pergi ke luar desa mencari bantuan di hari kedua, pihak lain juga baru bergerak pada hari kelima, saat kami pergi di hari itu, pembunuhan berantai terjadi, hantu itu mengejar siswa lainnya pada hari keenam, ketika kita baru memasuki desa lagi, kemana kalian dan yang lain berada ?."
Dinda juga sangat marah, mereka bersembuyi dan membiarkan siswa lain dalam bahaya, sekarang dengan mudahnya mereka ingin menuduh Akbar.
Mereka bersalah, dan saat ini berdiri dengan ekspresi yang rumit.
"Jadi, rentang hidup setiap orang di dunia ini sama, kan."
"Cepat atau lambat kita akan mati jika berdiam diri dan tidak berusaha melarikan diri dari desa hantu ini! Kalian mengerti?."
"Asal kalian tahu, 2000 siswa kita, hanya 500 orang yang selamat dari pembantaian sebab tidak memasuki desa ini. Dan kita ... hanya tersisa 13 orang! Apa kalian paham maksudku ini?."
Sebagian dari mereka terkejut sebagian lagi langsung berwajah pucat!
"Mustahil !!."
Salsa tidak tahu harus tertawa oleh kebodohannya atau menangis memikirkan kepolosan diri mereka.
"Percaya atau tidak, Akbar diluar sana sendirian, begitu juga Arman. Kami disini mencoba untuk menyelamatkan kalian sambil mencari petunjuk. Kalian tetap disini atau membantu kami ...."
Dinda menatap mereka satu per satu, "TERSERAH !!."
Dia lalu menarik tangan Salsa dan melanjutkan perjalanan mereka ke tempat peristirahatan.
"Ini mustahil. Kita terjebak di sini hanya tujuh hari. Setelah tujuh hari, kita sudah tidak berdaya ?."
"Dari 1500 siswa hanya tersisa kita, 13 orang ini saja?!."
Depresi.
Ketakutan.
Putus asa.
Sesampainya ditempat mereka menginap, ruangan itu tetap sama sebelum mereka meninggalkannya di hari itu, bersih dan hangat, tidak terlihhat bahwa rumah ini berada ditengah desa hantu.
Dinda mengeluarkan pena dan kertas, lalu duduk dan berkata pada Salsa, ""Garis merah adalah garis waktu kita saat ini, dan garis hitam adalah garis waktu 'mereka'. Ini lebih rumit dari perkiraanku sebelumnya."
"Lebih tepatnya, garis waktu sebenarnya adalah garis hidup semua orang, kan." kata Salsa.
Tujuh hari. Ya, hanya tujuh hari.
Tidak peduli bagaimana kedua garis berjalan, bagaimana seseorang dapat menghindari dua garis waktu. Tidak ada yang bisa lepas dari nasib tujuh hari, dan total waktu dari dua garis waktu selalu tujuh hari.
Setiap orang hanya memiliki tujuh hari di dunia ini.
Untuk keluar dari desa hantu ini, atau —MATI !!
Dinda tidak dapat mempercayainya: "Dengan kata lain, 'mereka' sebenarnya bersaing dengan kita untuk waktu dan rentang hidup? Rentang hidup, bukankah rentang hidup hanya waktu ...."
Salsa menggelengkan kepalanya, "Kurasa tidak."
Dinda tidak bisa berkata apa-apa untuk sementara waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments