Yuki tak berhenti memuji Tommy di sepanjang jalan mereka menuju rumah Nilam. Ia berceloteh panjang lebar betapa mengagumkannya sosok Tommy itu. Dia juga berulang kali mengatakan bahwa dia sangat setuju Nilam bersanding dengan Tommy, yang dirasa Nilam seperti persetujuan seorang ibu setelah melihat hilal jodoh untuk anaknya.
"Mbak, jangan aneh-aneh. Aku ini perempuan bersuami, lagipula, belum tentu Tommy menyukaiku. Bisa saja tadi dia sengaja ingin menggodaku karena aku ketahuan sudah melakukan pengintaian seperti maling kemarin di hotelnya."
"Eh, kau itu bagaimana sih, Lam! Kau sendiri yang bilang kalau Indra sudah selingkuh. Lagipula, setelah aku melihat bukti-bukti yang tadi kau tunjukkan, aku jadi betulan percaya bahwa Indra itu memang brengsek. Kau tidak boleh tenggelam dalam kesedihanmu, Lam. Aku yakin, Tommy itu memang sudah jatuh cinta kepadamu."
"Ya, Mbak. Tapi gak semudah itu aku melepaskan Indra. Aku sangat mencintainya, Mbak. Aku ..."
Yuki menoleh, ia merasa jadi iba lagi kepada Nilam. Ia tahu memang rasanya tak pantas membicarakan lelaki lain di tengah masalah rumah tangga yang tengah menerpa Nilam. Tapi dia juga merasa bahwa Nilam juga berhak untuk memperoleh kebahagiaannya, dan itu jelas bukan dengan Indra lagi yang sudah berselingkuh.
"Lam, kesalahan apapun dalam rumah tangga itu bisa termaafkan kecuali KDRT dan juga perselingkuhan." Yuki memandang Nilam yang sekarang matanya sudah berembun.
"Aku butuh waktu, Mbak, untuk mengambil langkah selanjutnya. Sekarang, aku bahkan tidak bisa berpikir terlalu jernih. Pikiranku kacau balau. Tapi harus bersandiwara seolah tak tahu apa-apa."
"Aku mengerti perasaanmu, Lam, jadi tenangkanlah dirimu dahulu."
Nilam mengangguk. Mobil yang Yuki kendarai kemudian berbelok ke tikungan, tempat di mana rumah Nilam berada.
"Aku turun ya, Mbak. Terimakasih karena Mbak sudah menghiburku seharian ini."
"Kau bisa mengandalkan aku, Lam." Yuki tersenyum hangat.
Nilam membalasnya lalu berjalan gontai menuju pagar rumah. Ia membukanya perlahan, sekarang, setiap pulang ke rumah, semua hal tak lagi sama bagi Nilam.
Pengkhianatan yang dilakukan oleh Indra merubah segala hal yang dulunya indah tentang pernikahan. Saat Nilam masuk, dia melihat Indra tengah menunggunya, raut wajahnya seperti marah.
Nilam melihatnya sebentar lalu melengos, hal itu membuat Indra kesal bukan main lalu mendekat dan mencengkram lengan Nilam membuat Nilam jadi refleks berbalik.
"Kenapa, Ndra?" tanya Nilam tenang.
"Kau seharian di luar, Lam. Berdandan seperti ini untuk orang lain?" tanya Indra dengan pandangan menyelidik.
"Terlihat begitukah?" tanya Nilam sembari menilik penampilannya sendiri sekarang, berpura-pura bodoh dan tidan paham apa kegusaran Indra.
"Kau sudah tidak betah tinggal di rumah?"
"Siapa bilang? Kan aku hanya keluar bersama mbak Yuki. Bukan bersama lelaki. Apa yang salah, Ndra?"
Indra kali ini diam. Kemudian, tatapannya melembut.
"Ya sudah, sekarang, mandilah, aku ingin mengajakmu berjalan-jalan."
"Aku lelah, Ndra. Kalau mau, malam saja kita keluar. "
"Malam aku tak bisa, Lam. Ada sesuatu hal yang ingin ku kerjakan."
Apa pekerjaanmu? Membasahi ranjang hotel lagi dengan selingkuhan murahanmu itu?
Nilam jadi mendesis di dalam hati. Ia kesal kepada Indra tapi masih ingin membiarkan lelaki itu bermain-main dengan kebohongannya.
"Kalau begitu, tunggulah beberapa saat lagi. Aku akan mandi, setelah itu kita pergi."
Indra tampak tersenyum penuh arti. "Mau mandi bersama?" tawar lelaki itu. Kalau dulu, Nilam akan dengan senang hati menerimanya, tapi sekarang, semua hal tak lagi sama. Nilam jijik mendengar Indra mengatakan hal itu. Dia tak sudi berbagi badan dengan selingkuhannya Indra. Dia akan mengecap tubuh Indra yang telah disesap pula oleh Marissa? Jangan harap!
"Tidak, aku mau cepat. Kalau kau mau mandi di atas, biar aku di kamar mandi bawah saja."
Indra menatapnya dengan kening berkerut, bahkan Nilam meninggalkannya begitu saja setelah itu menuju kamar mandi. Nilam juga mengunci pintu kamar mandi itu. Dia tidak ingin Indra menerobos masuk lalu nanti akan memaksanya untuk bercinta di dalam sana.
"Akan ada waktunya aku membongkar semuanya di depan kalian. Nikmati saja dulu kebohonganmu, Ndra. Meskipun aku sakit sekali sekarang, tapi aku akan menahannya. Suatu saat, kau akan merasakan hal yang kurasakan ini, bahkan jauh lebih sakit."
Nilam menatap dirinya di depan kaca di bawah pancaran air. Dia memang terlihat tenang, hanya saja, dadanya sedari kemarin sudah bergemuruh hebat. Rasa ingin Nilam berteriak sekencang mungkin, ingin menyudahi semua ini, tetapi hati masih menahan.
Setelah selesai, Nilam segera mengganti pakaiannya. Dia memakai kaus dan celana panjang yang membuat tampilannya semakin awet muda. Nilam mengelus perutnya, beruntung dia belum hamil. Memang lebih baik tak perlu mengandung benih dari Indra walaupun hal itu dulu selalu dinantikannya siang dan malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Badai Z
syeru thor cerita'a🥰🥰
2024-08-10
1
Anonim
semangat berjuang menenangkan hatimu yg telah terluka dg pengkhianatan suamimu Nilam
2024-05-29
2
Retno Anggiri Milagros Excellent
Hem makin lama Nilam makin pandai.. 😂
2024-03-04
1