Ludah seekor naga

Di malam harinya Author keluar dari rumahnya. Di depan

pintunya dia menatap kembali ke rumah mansionnya yang cukup besar “Huh” Bahkan

rumahnya terlalu besar untuk dirinya sendiri. Tak hanya dia sendiri yang

mempunya rumah mansion. Tetangga sebelahnya juga punya rumah seperti dirinya,

hanya saja tetangganya membawa keluarga besarnya untuk tinggal bersama.  Author terkadang menyimak apa yang

tetangganya lakukan bersama keluarganya melau jedela rumahnya. Sampai saat ini

Author masih diam diam menyimak apa yang mereka lakukan karena Author

membayangkan jika seandainya manusia tersebut adalah dirinya “Itu tidak akan

pernah terjadi, ya kan?” Kedua telinganya menekuk ke bawah, dan sedikit

meneteskan air matanya.

Cakar kirinya mulai merasakan nyeri lagi “Argh! Seandainya

Dragunov masih ada di goa”. Dengan buku pribadinya dia gunakan agar dia bisa

berpindah tempat dengan cepat. Author melempar bukunya ke tanah dan biarkan dia

terbuka, lalu dia menggambar sebuah simbol yang menyatakan area tersebut milik

Dragunov dengan pena miliknya “Mungkin aku harus mencari nama baru untukmu”,

Setelah lembaran kertas itu bersinar Author melompat masuk kedalamnya. Buku

pribadinya berpindah ke area sekitar goa milik Dragunov, lalu terjatuh dan

terbuka dengan sendirinya sehigga membuat Author langsung keluar dari buku

pribadinya. Tidak lupa Author membawa kembali buku pribadinya.

Di goanya terdapat seekor antropomorfik burung gagak wanita

bernama Eva yang sedang berbicara dengan Dragunov. Eva masih menjadi hal yang

misterius bagi bagi Author “Eva?”

“Oh, Selamat malam Author, izinkanlah aku-“

“Sudahlah, bicara seperti biasa saja”

“Tapi, Author. Seekor rubah sepertimu memiliki kisah yang

tidak boleh di hiraukan”

“aku tidak peduli cerita apa itu, aku juga tidak peduli sama

hal hal aneh yang berkaitan dengan ras, suku, atau spesies yang lebih tinggi.

Semuanya sama saja”

Bahkan Dragunov di belakang Eva terkejut mendengarkan

perkataan Author “Lebih baik bicara biasa saja dari pada itu membuatmu merasa

tersiksa setiap diriku berada di sekitar mu” Lanjut Author dengan nada sarkasme

“ok, baiklah”

Author berjalan mendekati Dragov untuk mengambil beberapa

air ludahnya “Baiklah Drag, Buka mulutmu sebentar” Dengan perlahan lahan Author

membuka perban di tangan kirinya yang terlihat membusuk. Batu yang dia pegang

juga tidak dapat merasakannya. Dengan segera dia  menaruh lengan kirinya ke lidah dragunov.

Semua cairan ludahnya menghentikan seluruh pembusukan. Tapi proses ini cukup

menyakitkan hingga Author sedikit mengeluarkan air mata karena kesakitan. Eva

hanya terdiam menyaksikannya. “Jadi, ada apa kau kemari?”

“Um... tidak ada. Aku hanya mau mengambil beberapa air ludah

temanmu itu”

“Untuk apa?”

“ya... kau tau. Si Willy ingin punya bola mata jadi aku

mencoba untuk membuatnya”

“Willy, willy, willy... huh, William?”

Author menyiram cakar kirinya dengan air laut melalui buku

pribainya sehingga membuat ludah Dragunov mengering “tunggu dulu, kau kenal

dia?” “kami sudah kenal sejak lama. Kenapa? Dia tidak memberi tahumu soal aku?”

Lalu dia memasukan cakar kirinya ke dalam buku pribadinya agar cakar kirinya sembuh

dan kembali seperti semula “Tidak... dia juga tidak memberiku penjelasan banyak

tentang dirimu”. Author menarik keuar cakarnya dari buku pribadinya dan

hasilnya persis apa yang dia inginkan “Oh ya? Jadi kamu seperti seekor kekasih William

yang tersembunyi”

“Apa? A- ti- bagai mana kamu-“

“Cukup mudah. Kau memanggilnya Willy. Itu nama yang imut”

Dragunov ingin menutup kembali mulutnya tapi Author menahan

kembali mulutnya agar tetap terbuka “Sabar dulu kawan”. Dia mengambil segelas

bambu air liur untuk di berikan kepada Eva. “Baiklah, ini dia yang kau mau”

“Baiklah, terimakasih”

Sebagai bayarannya Eva memberikan Author sebuah 2 koin emas seberat

satu gram. Dia memeriksa koin itu dengan sedikit gigitan dengan gigi taringnya “Baiklah,

terimakasih kembali”. Eva pun terbang pergi entah kemana dengan barang barang

yang dia bawa di kakinya “Baiklah, Drag. Kau boleh tutup mulutmu sekarang”

***

“ini Bos, aku dah dapet rubahnya”

“SSShhh.... diamlah. Nanti kita ketahuan sama yang lainnya”

*suara dengkuran halus*

“kenapa? Lagian cuman kita berdua saja di sini”

“Iya tau, tapi di area ini katanya lebih berbahaya daripada area di

desa atau kota kita”

“ah, cuman rumor doang itu. Ngapain percaya”

“Ya siapa tau beneran. Mana rubahnya [mengambil paksa rubahnya] Dah, kita cepat cepat pulang”

“Santai aja Bos”

Mereka berdua pergi meninggalkan

area yang mereka tempati. Akan tetapi suara dengkuran halus itu makin keras

***

Author akan kembali ke rumahnya, tapi selagi dia berada di dekat kota Titanium

dia akan pergi ke sana. Tidak seperti kota Modern, kota Titanium banyak sekali

dengan sebuah gedung tinggi seperti apartemen atau sebuah kantor bisnis yang

terlihat sangat penting. Sebagian juga ada bangunan-bangunan kecil yang

mewakili bisnis kecil atau rumah. Penduduk di sana lebih banyak mewakili manusia. Untuk seekor antropomorfik kemungkinan hanya beberapa saja. Kebanyakan mereka memakai pakaian lengkap(menutupi seluruh bulu tubuhnya) dan tidak seperti Author yang hanya memakai pakaian Frock Coat pria yang berwarna putih dengan motif prisma hitam dengan warna ungu di setiap ujung dan depan bajunya

Sebelum masuk gerbang kota Titanium Author memberikan kartu

identitasnya kepada penjaga gerbang itu sebagai tanda bahwa dia pernah di beri

izin untuk memasuki kota manapun. Setelah masuk dia langsung di sambut dengan

ketidak sengajaan manusia yang menginjak ekor Author karena sedang terburu-buru

menghadiri kantornya “AA!” langsung dia menarik dan memegang ekornya agar tidak

di injak lagi. Dari kejauhan dia meminta maaf sambil berlari menuju gedung tinggi

itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!