teror dijam pertama

berlangsung, guru sedang menerangkan pelajarannya, semua murid fokus pada papan tulis dan guru perempuan yang sedang menerangkan pelajaran bahasa Inggris.

Disaat semuanya sedang fokus, tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh, semuanya langsung melihat kearah sumber suara, tidak ada apa-apa! Terus tadi apa yang terjauh? Bu guru itu langsung melihat kearah semua murid nya yang terlihat sama kebingungan.

"Siapa yang jatuhin barang?" Tanya guru yang ber- nametag Rahayu itu.

Semua murid menggeleng tanda tak tahu.

Diselah-sela murid dan guru sedang bingung, Riana bergumam namun masih bisa didengar oleh Febby.

"Mulai lagi.". Nguma Riana pelan.

"Apa yang mulai lagi Na?" Tanya Febby setengah berbisik. Riana melihat kearah Febby.

"Makhluk itu, yang tadi pagi nganggung kita, dia ada disini." Ucap Riana pelan. Febby mematung, mencoba merasakan hawa disekitarnya.

HIHIHIIIIIIIII

"Sthhhs." Febby meringis sambil memegang kedua telinganya yang terasa sakit, setelah mendengar suara lengkingan itu.

"Lo kenapa feb?" Tanya Riana khawatir melihat Febby yang tiba-tiba meringis.

"Lo bener Na, dia memang disini, gue tadi denger suara dia, dekat, dekat banget sthh." Febby kembali meringis, ia merasakan tangannya seperti basa, Febby melepaskan tangannya yang menutup telinga.

"Darah feb." Riana kaget saat melihat darah segar di telapak tangan sahabatnya itu

"tisu na." Ucap Febby, Riana segera mengambil tisu yang segaja mereka diletakan di laci meja

"Nih." Riana memberikan selembar tisu pada Febby, dengan segera Febby mengelap dari di tangannya lalu diteliga.

PRINGGGGG

Semua murid kaget, mereka melihat kaca jendela yang pecah di lantai.

Bu Rahayu berdecak kesal, didalam hatinya dia menyumpah serapahin pelaku yang melakukan itu.

Bu Rahayu guru honor baru, jadi beliau tidak mengetahui bahwa sekolah itu sedikit angker, ah tepat nya sangat angker.

"Bu kita belajar diluar aja." Ucap Andre di ketua keamanan tegas, dan perkataan nya disetujui oleh murid lain.

"Yah buk, diluar aja."

"Ini udah gak beres buk."

"Yok buk, cepetan sebelum ada korban."

"Kita belajar di lapangan aja buk, lebih aman daripada dikelas."

Bu Rahayu mengangguk, ia juga merasa kejanggalan di kelas itu, setelah mendapat persetujuan dari Bu Rahayu, semua siswa mengemas buku dan alat tulis lainnya, bahkan ada yang membawa tas mereka juga, mereka semua keluar dari kelas itu dan menuju lapangan voli yang sedikit teduh, Karena ada banyak pepohonan rindang di lapangan itu.

Semua murid duduk di lapangan yang sudah di alasin dengan tikar. Mereka duduk membentuk lingkaran.

"Masih keluar feb darah nya?" Tanya Riana, Febby menggeleng sambil mengelap telinganya yang dari tadi terus mengeluarkan cairan merah kental itu.

"Lohh, Lo kenapa Feb, kok telinga Lo berdarah gitu?" Tanya Andre dengan suara lantang nya.

"Shutttt, jangan keras-keras napa Dre." Ketus Riana dan Febby berbarengan, tentunya dengan suara kecil. Andre hanya menyengir sambil menggaruk tekuk leher nya.

Andre mengambil posisi duduk dekat dengan Febby dan Riana.

"Napa telinga Lo?" Tanya Andre yang masih kepo, perihal kenapa telinga Febby mengeluarkan darah.

"Febby nge- denger jeritan mahluk halus tadi di kelas." Jelas Riana, Febby sedang sibuk dengan telinganya, Andre melongo

"Yang bener Lo Na?" Tanya Andre yang masih tak percaya, disana menganguk, lalu berucap.

"Lo tau kan kemampuan kita berdua apaan?" Tanya Riana yang mendapatkan anggukan kepala dari Andre

"Aish pengen pindah sekolah rasanya gue." Andre mendesah kesal

Riana dan Febby menganguk membenarkan ucapan Andre, sebenarnya mereka memang berencana untuk pindah sekolah, tapi yah tanggung, karena hanya tinggal satu tahun kurang lebih lagi mereka disekolah itu, jadi mereka harus membiasakan diri dengan berbagai gangguan dari makhluk-makhluk tak kasat mata itu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***