#2. Freddy belum berubah

Orangtua freddy dan ada 1 orang utusan adat ( ini adalah seperti perantara yang berbicara dari pihak Freddy, dari pihak Rani pun harus ada 1 orang utusan adat). Datang kerumah Orangtuanya Rani. Sebelumnya memang harus memberitahu terlebih dahulu kepada pihak Rani bahwa mereka akan datang.

***

Acara berjalan dengan lancar kedua belah pihak sepakat untuk berdamai, dan Rani bersedia kembali ke rumah suaminya.

Frista Obel dan Iman gembira ibu mereka telah kembali ke rumah.

Freddy dan Rani masih merasa canggung untuk bertegur sapa, keduanya sering diam dan membisu.

Ibunya Freddy menasihati Freddy " Kau Freddy jangan kau gampang lalu tangan kepada istrimu"

Kemudian lanjut berbicara kepada Rani " Kamu juga Rani, lain kali kalau ada masalah jangan langsung lari ke rumah orang tuamu, kalau mau lari, lari lah ke rumah marga suami mu, biar tidak panjang urusannya"

"Tidak malu kalian berantam, ribut ribut di dengar tetangga, bila perlu masalah kalian ini harusnya tidak sampai kepada orang tua kalian, karena bagaimanapun masalah kalian akan menjadi beban pikiran kami, Tidak tahu kalian membuat supaya orang tua kalian senang" ucap ibu Freddy menasihati Freddy dan Rani.

Merekapun lantas manggut manggut mengiyakan dan menyadari kesalahannya.

"Jangan kudengar lagi kalian berantam atau ribut ribut, kalian suka ya kalau orang tua kalian cepat mati memikirkan masalah kalian?" pinta dan mohon ibunya menutup nasihatnya kepada Freddy dan Rani

"Tidak Bu" Secara serentak Freddy dan Rani berucap.

****

Karena hampir sebulan lebih Freddy dan Rani tidak berhubungan sebagai layaknya suami istri, rasa itu seperti menggebu gebu.

Mereka tidak canggung lagi, tadinya hanya diam dan membisu, sekarang seperti sudah tidak tertahankan lagi, mereka langsung berpelukan dan kemudian lanjut ke tahap berikutnya. Napas mereka saling beradu menikmati malam hanya terdengar suara ******* napas.

***

Sudah hampir seminggu ibunya freddy tinggal di rumah Freddy, ibunya Freddy membeli sembako untuk keperluan 1 bulan, Ibu nya juga membayar sewa rumah kontrakan yang ditempati freddy, Rani dan anak anak nya yang sudah jatuh tempo, agar bisa melanjutkan kembali kontrakan selama satu tahun kedepan.

Ibunya Freddy banyak sekali berkorban materi dan tenaga kepada Freddy, karena Freddy memang anak kesayangan nya, padahal Freddy masih punya 3 saudara laki-laki, kepada Freddy saja mendapatkan perlakuan lebih.

Itulah mungkin penyebab nya Freddy malas mencari pekerjaan karena ia merasa ada orang tua yang membantunya.

Rani senang ibu mertua datang mengunjungi mereka karena memang kebiasaan ibu Freddy untuk membeli segala keperluan, ibu Freddy sangat pengertian kepada Freddy Rani dan anak anak.

***

Ibu nya Freddy ingin menyekolahkan Rani lanjut mengambil profesi kebidanan tadinya Rani hanya mengambil jurusan keperawatan. Maksudnya supaya nanti Rani bisa naik golongan, dan kalau nanti ada modal untuk buka klinik bisa di pikirkan lagi di lain waktu.

Semua biaya melanjut sekolah dibiayai oleh ibunya Freddy, hanya itu yang bisa dilakukan agar gaji Rani naik, tidak kewalahan lagi untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka.

Sedangkan Freddy di belikan mobil bekas untuk modal sebagai supir travel keluar kota.

***

Awalnya semua berjalan dengan baik dan lancar, tetapi karena sewa travel sifatnya musiman, artinya pas hari besar misalnya Idul Fitri, Natal, libur anak sekolah atau libur anak kuliahan penumpang ramai, pendapatan Freddy lumayan banyak. Tetapi saat tidak musim liburan atau hari besar, rugi untuk membawa penumpang, karena berat ongkos BBM.

Freddy kembali menganggur dan sering nongkrong di warung kopi dan sering pulang larut malam bahkan mau tidak pulang.

Padahal Rani pagi dia harus kerja hingga sore di rumah sakit, terkadang harus berganti shifff Sore hingga ke pagi. Setelah itu dia harus bolak balik ke kampus untuk kuliah.

Di rumah anak anak jadi terlantar, pulang sekolah langsung keluyuran, main di lapangan tanpa terkendali hingga sore menjelang magrib, tidak mandi, tidak bikin PR, rumah tidak di bersihkan.

Sore sepulang kerja Rani merasa emosi melihat anak anak tidak di rumah, harusnya mereka sudah pulang sekolah, rumah berantakan tidak disapu, piring berserakan di wastafel tidak di cuci.

Rani teriak dan memarahi Frista Obel dan Iman " Lain kali kalau sudah pulang sekolah, selesai makan cuci piring, sapu rumah, ambil dan lipat pakaian yang dari jemuran, kerjakan PR, baru bisa main, dan jangan lupa pulang sore jangan kemalaman, setelah itu mandi, jangan seperti anak yang tidak bisa diatur ya" nasihat Rani kepada Frista Obel dan Iman.

Secara serentak Frista Obel dan Iman menjawab " Iya Bu"

****

Tok...tok...tok...

tret....** pintu dibuka

Muncul Freddy dibalik pintu

"Mana mobil mu?" tanya Rani penuh tanda tanya sambil melihat keluar gerbang tidak ada mobil parkir di depan rumah.

"Kutitip di rumah teman" Katanya ketus sambil berlalu meninggalkan Rani, supaya Rani tidak menanyai Freddy lagi.

Tetapi Rani tidak puas atas jawaban suaminya Freddy "Kenapa harus di titip di rumah teman mu, di rumah kita bisa di parkir".

"Aku buat sebagai taruhan judi, dan ternyata aku kalah" jawab Freddy menceritakan kenapa mobil tidak dia bawa pulang ke rumah.

"Apa, segampang itu kamu bicara ya, seperti merasa tidak bersalah" teriak Rani dengan penuh emosi.

"Pantas kamu tidak pulang semalam, kamu berjudi semalam suntuk, dimana pikiran mu pak Frista" Rani menambahi Omelan nya, sambil berusaha menjangkau kursi berusaha untuk duduk, karena dia merasa lemas tak berdaya atas tingkah laku suami yang telah menjual mobil bekas pemberian ibu mertua yang seharusnya sebagai modalnya untuk mencari nafkah sebagai taruhan untuk judi.

Freddy hanya diam sambil mengambil bantal dari kamar untuk segera merebahkan tubuhnya di lantai ruang keluarga.

Dia merasa ngantuk karena semalaman tidak tidur hanya sibuk bermain judi.

****

Setelah Freddy menggadaikan mobil pemberian ibunya, Rani malas berbicara kepada Freddy, Rani membisu dan tidak mau menyapa Freddy karena kesal. Freddy tahu kesalahan nya dia pun tidak berani menyapa Rani, takut kalau Rani akan memaki makinya.

Rani belum mengabari bahwa mobil pemberian ibu mertua sudah di gadaikan Freddy di meja judi dalam tempo semalam. Takut ibu nya Freddy akan kepikiran dan menjadi sakit, karena ibu mertua memang punya riwayat penyakit diabetes, ibu mertua kalau tinggal di rumah Freddy dan Rani memang selalu dicek dan di periksa Rani gula darahnya, dan membawa ibunya Freddy check up ke rumah sakit tempat Rani bekerja.

Dan ayahnya Freddy punya riwayat darah tinggi. Rani masih tidak habis pikir, apalah yang ada di pikiran Freddy sampai sampai dia tega menggadaikan mobil sebagai jalan baginya untuk mencari nafkah, apa sudah tidak peduli lagi kah Freddy terhadap keluarga nya terutama terhadap istri dan anak anaknya frista Obel dan Iman. Dimana kah tanggung jawabnya sebagai suami dan kepala rumah tangga, harusnya dia bisa menjadi contoh yang baik buat anak anaknya.

Rani pun merasa tidak bersemangat lagi untuk menjalani hidup, dia yang pergi kerja sampai sore terus lanjut belajar kuliah lagi mengambil profesi kebidanan dengan maksud untuk naik golongan, tetapi malah tidak ada dukungan dari Freddy suami nya, jangan kan untuk mencari nafkah, menjaga harta miliknya pun tidak bisa. Seperti nya Rani merasa hanya dia yang harus dan wajib bertanggung jawab terhadap anak anaknya frista Obel dan Iman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!