"Lucu sekali, apa kau lupa? di Grim Reaper siapa yang bergerak lebih cepat dia adalah sang PACK LEADER-NYA?"
Tanya Mavericks sedikit Mengejek saat Louuz bicara pada Irene.
"Jadi saat aku yang bergerak lebih dulu mendapatkan Ireland, apakah itu harus menjadi persoalan besar untuk dirimu?"
Lanjut Mavericks lagi lantas langsung duduk tepat disamping Irene.
Laki-laki tersebut tiba-tiba menampilkan sisi romantis nya, seolah-olah sengaja ingin membuat saudara laki-laki nya tersebut mengeram marah.
Dia meraih tangan Irene dan memaksa perempuan tersebut membuang rubik ditangan nya.
Apa-apaan?!.
Irene mengerutkan keningnya.
Wajah Perempuan di samping Louuz langsung terlihat masam, bisa dilihat bagaimana bola mata tersebut menampilkan bentuk kesuraman nya.
Irene memaksa melepaskan telapak tangan nya, tapi Alih-alih bisa lepas, Mavericks malah semakin mempererat genggaman nya dan tiba-tiba memeluk pinggang nya dari samping dengan cepat.
Aihhhh?!.
Irene kembali mengerut kan keningnya, dia melotot menatap Mavericks, ingin sekali dia menggigit laki-laki tersebut dan mendadak merinding dan jijik mendapatkan perlakuan tidak seperti biasanya.
"Apa kau ingin cari mati?"
Irene mengeram, bicara dengan nada tertahan agar tidak didengar oleh kakek tua Rolf.
"Bersikaplah manis, atau aku akan menghabisi mu malam ini"
Mavericks balik mengancam.
"Ahhh apa hanya sebatas itu ancaman mu? aku akan melawan untuk malam ini"
Ucap Irene terus melotot kearah Mavericks.
Laki-laki itu fikir dia benar-benar berani melotot kearah dirinya, apa Irene tidak tahu, tidak ada satu orang pun di Grim Reaper yang berani menatap dirinya apalagi melotot kearah dirinya, bahkan kekuarga de Albemarle tidak punya nyali untuk mendongakkan kepala mereka hanya untuk menatap wajah nya.
Bagaimana bisa Perempuan ini selalu berani melakukan segala sesuatu diluar batasan nya.
di hadapan mereka Loouz mengeram, dia menggenggam erat telapak tangan nya, menatap dengan perasaan penuh kemarahan kearah Mavericks.
Dia hanya kalah start, tapi sejak awal dia lah yang mendapat kan Irene lebih dulu tapi Mavericks menculiknya dengan cara yang begitu kasar dan memaksa.
Dia yang Pertama kali membawa Irene, menyamar menjadi laki-laki biasa dan mencoba memikat gadis tersebut.
Tapi cara nya ya terlalu lembut dan lamban hingga didahului oleh Mavericks, seharusnya dia tidak mesti menunggu Irene membuka hati, sejak awal seharusnya dia yang mengikat Irene dengan cara yang seharusnya.
Kemudian sebuah tragedi kecelakaan semakin membuat jarak diantara mereka.
Irene sama sekali tidak bisa lagi mengenali dirinya.
"Lucu sekali, apa kau mencoba menampakkan kemesraan dihadapan kami? terlihat begitu jelas Ireland tidak merespon balik keinginan mu dengan baik, Mavericks"
Loouz bicara sambil mendengus, menaikkan ujung bibirnya dengan sedikit Mengejek.
Perempuan disamping nya dengan cepat menarik kursi untuk bisa di duduki oleh Louuz sedangkan Irene buru-buru berdiri, menarik kursi untuk Kakek tua Rolf.
Mavericks jelas terkejut dengan gerakan refleks sang istri nya.
"Berhentilah berdebat, kalian terus tidak akur sejak dulu"
Kakek bicara dengan cepat sambil menekuk kan wajah nya menandakan ketidak sukaan nya pada kedua cucunya yang selalu tidak pernah akur.
"Aku selalu bersikap mengalah, kakek paling tahu bagaimana diriku"
Loouz menjawab dengan cepat lantas membuang pandangannya dari Mavericks.
"Mengalah tapi suka mencuri dengan cara yang licik"
Mendengar ucapan Mavericks seketika Loouz menatap saudaranya itu dengan tatapan siap membunuh.
"Mencuri? misalnya soal Ireland? tidak kah kau ingin bertanya pada istri mu, apakah dia mencintai kamu atau diriku"
Mendengar pertanyaan Loouz seketika Mavericks memicingkan bola mata nya.
"Apa?"
Mavericks mengerutkan keningnya.
"Tidakkah kamu ingin menjawab nya, baby?"
Saat Loouz menanyakan soal itu langsung kepada Irene, seketika Irene menoleh kearah Loouz.
Suara laki-laki tersebut terdengar begitu lembut dan manis, sangat jauh berbeda dengan Mavericks yang sering memanggil nya dengan panggilan yang sama.
Alih-alih menjawab Irene lebih suka menatap Balik wajah Loouz, dia fikir bukankah itu unik? laki-laki itu punya nyali yang begitu besar.
"Kau ingin aku menjawab pertanyaan mu dengan jujur, adik ipar?"
Irene tiba-tiba bertanya dengan nada yang begitu datar.
"Yeah tentu saja"
Dua orang itu saling merespon antara satu dengan yang lainnya, membuat Mavericks dan Perempuan disamping Loouz menatap pandang kearah dua orang tersebut dengan tatapan siap berperang antara satu dengan yang lainnya.
Kau punya nyali?!.
Mavericks menggeram, bicara dalam hati. Dia menatap tajam kearah Irene yang sejenak menoleh kearah dirinya.
Alih-alih peduli dengan tatapan sang suaminya, Irene terlihat menaikkan ujung bajunya kemudian membuang pandangannya lantas kembali menatap kearah Loouz sambil menaikkan ujung bibirnya.
Bukankah ini kesempatan untuk membuat dia merasa tertekan perasaan? kali ini kena kau, Mavericks.
Batin Irene sambil menahan senyumannya.
Dia fikir dia kini mendapat dua titik untuk menekan laki-laki angkuh tersebut dalam satu hari.
Kakek dan sang saudara suami nya sendiri.
"Bagaimana jika aku bilang aku mencintai...."
Irene bicara sambil melirik kearah Mavericks dan Loouz secara bergantian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
ade juni
.....diriku sendiri😂😂🤭😂
2022-08-08
2
Budiwati
😘😘😘
2022-07-14
0
Julio Stevaning
cinta......jeng jeng diriku sendiri,,,itukah jawaban ire
2022-06-25
0