Ulang Tahun Nenek

" menurut kamu gimana sayang,, bagus kan?? " tanya tante Rima pada Alana, membuat gadis itu mengalihkan netranya pada calon ibu mertua nya itu.

" hmmm,,, modelnya bagus mi,, tapi kayaknya kurang cocok deh kalo buat papi,, soalnya papi kan tinggi besar nantinya keliatan kayak maksa,, tapi kalo buat kak Raka atau Gilang kayaknya cocok deh" sejak malam perjodohan itu mami Rima memang menyuruhnya memanggil mami seperti halnya Raka dan Gilang, agar Alana mulai terbiasa dengan panggilan baru tertersebut.

  "gimana menurut kamu Gilang " tanya sang mami pada putra bungsunya yang berdiri dibelakang mereka.

Hening.

" Lang " panggil maminya lagi

" Arkana Gilang Saputra " karena tak kunjung mendapat jawaban, perempuan setengah baya itu berniat untuk mengecek keadaan sang putra, tapi tiba tiba putranya itu berdiri dibelakangnya dengan cengiran khas, dan memposisikan tangannya didahi seperti sedang upacara bendera.

" siap komandan,, bagus mi bagus,, Gilang suka, bener kata Nana,, " ucapnya segera.

" komandan komandan,,, lagian panggil Nana kakak,, bentar lagi kan jadi kakak ipar kamu,, gimana sih " omel sang mami.

" iya iya,, maaf kakak nana " ucap Gilang dengan nada meledek yang sukses mendapat dengusan kecil dari gadis itu.

" aduhh,, mami itu suka pusing sendiri kalo mau milihin pakaian buat papi padahal udah mau tigapuluh tahun nikah sama papi,, tapi selalu aja gitu,, untungnya sekarang ada kamu yang bantuin mami,, mami yakin nanti kalo udah nikah sama Raka kamu pasti bisa ngurus Raka dengan baik. " puji calon ibu mertuanya, yang hanya ditanggapi dengan senyum miris, mengingat hubungan nya dengan Raka.

" iya pasti jadi isteri yang baik,,, ya kan kakak Nana. " ucap Gilang dengan lagi lagi meledek Alana yang sukses mendapat 'hadiah' cubitan maut dipinggangnya.

" aaaa mami mantu kesayangan mami cubit cubit Gilang " pemuda yang merupakan teman kecil Alana itu berusaha berlindung dibalik tubuh maminya yang hanya menggelengkan kepala,, tak habis pikir dengan tingkah keduanya yang sejak kecil selalu bertengkar ketika bertemu.

" makannya,, jangan usil punya mulut. " dan berakhir dengan Alana yang tersenyum penuh kemenangan karena tante Rima selalu memihaknya. Sedangkan Gilang yang merasa posisinya akan segera tergeser karena kehadiran  Alana hanya bisa mencebik kesal.

 #####

" duh Raka,, kok baru dateng sih,, " omelan mami Rima bersaing dengan keributan yang sedang berlangsung dirumah besar itu, pasalnya sebentar lagi acaranya akan segera dimulai sedangkan Raka baru datang dan membuat sang mami murka karena ulahnya.

" maaf mi,, tadi...

" udah nanti aja ngomongnya sekarang ganti baju kamu sana,, biar Nana yang anter kamu. " potong maminya cepat.

" tapi Raka udah pake baju mi. " tolak Raka

" udah jangan bantah,, Nana udah berusaha nyiapin semuanya masa gak dihargai sih " putus mami Rima tanpa ingin mendegar penolakan lagi dari putera sulungnya dan berakhir dengan Raka yang mengikuti Alana menuju kamarnya setelah mami Rima meminta gadis itu untuk memberitahu letak pakaian yang harus ia pakai.

" Na .. " Raka membuka pembicaraannya setelah keduanya sampai didepan pintu kamar Raka. Merasa terpanggil Alana menoleh namun tanpa mengatakan apapun.

" aku mau ngomong sesuatu. " ucap pemuda itu dan Alana hanya mengangguk masih enggan mengeluarkan  suaranya.

" aku,,

" baiklah para hadirin dikarenakan hampir sebagian besar keluarga kita sudah berkumpul alangkah baiknya kita segera memulai acara pada malam hari ini ." Suara Geo terdengar menggema diseluruh sudut ruangan, lelaki yang merupakan sepupu Raka itu bertugas sebagai pembawa acara di pesta ini.

" bajunya diatas tempat tidur " setelah mengucapkan hal tersebut Alana segera berbalik dan menuruni tangga. Meninggalkan Raka yang menatap punggung gadis tertutup gaun biru dan rambut yang terurai rapi dikepalanya itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

 ####

Malam semakin larut dan acara inti dari pesta ulang tahun sang nenek pun sudah selesai dari setengah jam yang lalu namun orang orang masih enggan untuk kembali ke rumah masing masing padahal jam menunjukkan bahwa lima belas menit lagi hari akan segera berganti.

Alana sedang berbincang dengan sepupu Raka yang datang dari luar kota, gadis bernama Isabell itu penasaran dengan Alana setelah neneknya memberitahukan tentang status Alana sebagai tunangan Raka ketika gadis itu mendapat potongan pertama dari kue ulang tahun sang nenek sebagai hadiah penyambutan untuk si gadis karena akan bergabung menjadi keluarga besarnya.

" kita harus nonton bareng kapan kapan,, temen temen gue gak asik,, gak ada yang mau diajak nonton Harry Potter,, mereka  bilang itu tontonan bocil. " gerutu gadis itu sedikit kesal. Alana tertawa kecil, gadis dihadapannya ini sangat ekspresif sekali membuat Alana bisa tertawa dengan mudah, hal yang biasanya sangat sulit ia lakukan selain dihadapan orang orang tertentu,, seperti keluarga nya dan tentu saja Tsania, serta mama dan papanya juga beberapa orang, tapi gadis bernama Isabell ini benar benar hebat karna mampu membuat Alana nyaman dan bersikap layaknya teman lama yang baru bertemu kembali.

" okke,, kapan kapan kita nonton ya,, tapi minggu ini Nana lagi sibuk KKN buat persiapan nyusun skripsi,, jadi gak janji bisa pergi dalam waktu dekat " ucap Alana yang membuat gadis itu kembali mengerucutkan bibirnya,,

" ah elah Na,, gue balik lusa "

" kalo gitu ,, nanti Nana liat jadwal sama kelompok dulu,, oke " dan jawaban Alana sukses mengembalikan senyum di wajah gadis berkulit pucat itu.

Drrtt drttt

" eh,, bentar ya,, temen Nana nelpon " pamit Alana ketika melihat handphonenya menampilkan nama ' Tsania ' dan ia segera pergi ketempat yang tidak terlalu berisik setelah mendapat anggukan Isabell.

Sementara itu seseorang yang tengah mempehatikannya sejak tadi mengikuti kepergiannya dengan iris cokelat terang hingga gadis itu mengilang dibalik pintu rumahnya.

" dari tadi liatin doang,, samperin dong " tegur lelaki paruh baya sambil menepuk pundak yang lebih muda.

" eh pi " Raka mengusap tengkuknya canggung.

" gak kangen emang habis LDR dua minggu " goda yang lebih tua sambil menegak minuman yang dibawanya. Lagi lagi hanya senyum canggung yang bisa ditampilkan olehnya, dan disambut kekehan kecil dari mulut yang lebih tua. Ya memang sudah dua minggu ini Raka harus pergi keluar kota untuk mengurus perusahaan cabang yang baru berdiri selama satu tahun itu, ada beberapa masalah yang terjadi dan mengharuskan ia sebagai presdir utama perusahannya terlibat langsung disana dan selama itu pula ia harus melupakan sejenak masalah yang sedang ia hadapi dengan sang tunangan.

" Raka " panggilan maminya membawa ia kembali ke dunia nyata.

" dari tadi dipanggil malah ngelamun,, ini cepetan anterin Nana " ucap maminya, padangannya beralih pada Alana. Tapi tunggu, raut wajahnya berbeda dengan Alana beberapa saat lalu, meski bibirnya tersenyum namun mata dan hidungnya memerah, menandakan bahwa gadis itu mungkin habis menangis.

" eh,, malah diliatin,, ayo dong Raka,, kok anak mami jadi lemot gitu sih,, " tegur maminya karena bukannya beranjak untuk mengambil kunci mobil,, lelaki itu malah menatap Alana dalam diam.

" Nana biar Gilang yang anter Mi,, lagian kakak pasti capek baru pulang dari luar kota. " Gilang tiba tiba muncul dengan kunci mobil ditangannya dan menimbulkan kerutan di dahi keempat orang yang berada disana.

" gak bakal gue apain ko kak " ucap Gilang sambil menepuk pundak Raka yang menatapnya aneh.

" mami Nana pulang, tolong bilang  maaf buat nenek karena gak bisa sampe selesai" pamit Alana sambil memeluk mami Rima cepat cepat tak lupa menyalami papi Raka dan segera berjalan keluar dari rumah besar itu, bahkan ia lupa tidak berpamitan pada kedua orang tua, kakak dan adiknya yang baru pulang dari luar negeri pagi ini.

^_^ ^_^ ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!