Pindah kerumah baru.

🌿🌿🌿🌿

Setelah selesai sarapan bersama. Rian dan Ayla, kembali masuk ke kamar Rian lagi. Karena di rumah tidak ada siapa pun, terkecuali para asisten rumah tangga saja.

Di dalam kamar. "Oh iya, kapan kamu akan masuk ke kampus lagi, aku mendengar ketika papa dan ayah berbicara di telepon. Katanya semua sudah beres, tinggal kamu berangkat saja." tanya Rian.

"Mungkin tiga hari lagi, Ayah juga sudah memberitahu ku, jika semuanya sudah diurus oleh orang suruhan Ayah." ucap Ayla.

"Nanti di sana, kita akan satu kampus dan hanya beda gedung saja, jadi kamu berangkatnya bawa mobil sendiri. Aku gak mau jika nanti, ada siswa-siswi yang mengetahui jika kita berangkat bersama. Kamu Pilihlah mobil yang ada di garasi, mobil mana yang kamu suka, biar nanti sekertaris ku yang mengantarkan kerumah baru kita." ujar Rian yang menawarkan.

"Tidak perlu, karena di rumah Ayah mobilku pun tidak ada yang memakainya. Karena Bunda maupun Ayah, memakai mobil mereka sendiri."

"Ya, terserah kamu saja, tapi jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu harus bilang kepadaku, karena sekarang, aku adalah suamimu. Kamu adalah tanggung jawabku, bukan tanggung jawab Ayah lagi." jelas Rian, agar Ayla tidak merasa sungkan.

Mendengar penuturan Rian. Ayla malah bengong dengan pikiran ke mana-mana, karna jauh di dalam lubuk hatinya, sangat tersentuh dengan kata-kata Rian, yang menyebutkan, jika dia adalah suaminya.

Fiuh.... Rian, meniup muka Ayla.

"Kamu kenapa malah bengong?" tanya nya.

"Agh..., tidak kenapa-napa! aku hanya sedang memikirkan jika nanti aku juga akan membawa barang-barang yang aku bawa dari kota A." ucap Ayla yang sengaja mengalihkan pertanyaan Rian.

"Nantikan kita ke rumah Ayah, sama bunda kamu dulu, jadi sekalian saja kita bawa." seru Rian.

"Iya kamu benar, tadi malam juga mama bilang kepadaku. Kalau papa dan mama, juga akan ikut mengantar kita kerumah yang baru."

"Mana mungkin mereka tidak mengantar kita, sedangkan mereka sudah merencanakan semuanya." ucap Rian, yang merasa keberatan dengan keputusan orang tua mereka.

🍃

Sekarang Rian dan Ayla sedang dalam perjalanan. Menuju rumah kedua orang tua Ayla, hanya menempuh waktu kurang lebih dua puluh menit, mereka sudah tiba di depan rumah mewah, yang berlantai dua tersebut. Begitu masuk, mereka sudah disambut oleh Bunda Mirna dan para pelayan di sana.

Sedangkan Ayah Ridwan, sedang pergi ke perusahaan nya.

"Sayang, kalian sudah datang?" sambut Bunda bahagia.

"Selamat siang Bunda!" sapa Ayla dan Rian bersamaan. Lalu mereka mencium tak lazim, punggung tangan wanita baya itu dan Bunda Mirna pun langsung mengajak anak dan menantunya, duduk di ruang keluarga.

"Apa kalian berdua sudah makan siang sayang." tanya Bunda.

"Sudah Bunda, sebelum berangkat ke sini, kami sudah makan siang." dijawab oleh ayla.

"Ayah ke mana Bun,? apa Ayah sedang pergi ke perusahaan.?" tanya Rian, karena semenjak mereka datang, dia belum melihat mertua laki-lakinya itu.

"Iya, katanya mau sekalian bertemu dengan papamu Nak." sahut Bunda.

"Oh pantes saja, tadi setelah sarapan, Papa langsung pergi pagi-pagi sekali." timpal Ayla, yang membenarkan ucapan Bundanya.

"Iya, katanya ada urusan yang sangat penting. Tapi, Bunda juga tidak tau, kalian berdua pergilah ke kamar dulu, untuk istirahat, nanti setelah ayah datang, bunda akan membangunkan kalian." titah bunda, agar Rian dan Ayla beristirahat dulu.

"Iya bener, jika begitu kami kekamar dulu." pamit mereka yang langsung berdiri meninggalkan Bunda Mirna.

"Ayo kita ke kamarku." ajak Ayla.

Lalu sekarang bergantian Rian yang mengikuti Ayla dari belakang. CEK..LEK... Suara pintu kamar yang dibuka Ayla, begitu masuk Rian langsung berjalan mengitari kamar Ayla. Kamar Ayla bercat serba berwarna tosca muda.

"Aku kira, kamar seorang gadis itu berwarna pink. Tapi kenapa kamar kamu malah berwarna tosca." tanya Rian merasa heran.

"Karena aku sukanya warna tosca, bukan warna pink." jawab Ayla singkat.

Lalu, Rian tidak bertanya lagi dan malah menatap foto Ayla yang bersama dengan seorang gadis dan seorang laki-laki. Di dalam foto tersebut, nampak yang berada di tengah adalah Ayla. "Siapa mereka? apa pria ini kekasih mu." tanya Rian ingin tau.

"Bukan, mereka sahabatku di kota A. Sari dan Vino." sahut Ayla.

"Tapi, sepertinya laki-laki ini menyukaimu!"

"Ya, karena kami adalah sahabat.l, tentu saja dia menyukaiku." jawab Ayla jujur, karena memang mereka hanya bersahabat.

Dan entah kenapa mendengar penuturan Ayla, hati Rian merasa senang.

Sore pun tiba, setelah Ayla dan Rian tertidur beberapa saat. Bunda datang membangunkan mereka berdua. Dan mengatakan jika mereka harus bersiap-siap sekarang. Karena sudah ditunggu oleh Papa Heri di rumah, yang akan mereka tempati sore ini juga.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit. Dua mobil mewah, milik Rian dan ayah Ridwan pun sudah tiba di depan rumah yang akan mereka tempati.

"Apa ini rumahnya?" tanya Ayla, karena mobil mereka hanya mengikuti mobil Ayah Ridwan saja dari belakang.

"Entahlah, aku juga tidak tahu! tapi, sepertinya memang ini, karna mobil Papa pun sudah berada di sini."

"Wah kalian sudah sampai, Ayo masuk." sambut Papa Heri.

"Apa ini rumah yang akan kami tempati Pah?" Rian yang langsung bertanya kepada papa nya.

"Ya benar sekali! apa kalian menyukainya." tanya papa Heri.

"Kenapa kecil sekali, bahkan ini lebih kecil dari dapur kotor yang di rumah Papa." Protes Rian lagi.

"Kami sengaja mencari yang kecil untuk kalian berdua. Karena di sinilah kalian akan memulai membangun rumah tangga. Kami Dulu pun hanya diberikan oleh kakek kalian lebih kecil dari ini. Jika tidak begitu, kalian tidak akan tahu betapa susahnya membangun rumah tangga. Dan rumah ini yang menjadi arsitektur nya Papa sendiri, sedangkan bagian yang lainnya. Diurus oleh Ayah Ridwan sendiri." ucap, Papa Heri yang merasa bangga.

"Tapi pa, zaman sekarang tuh beda, sama zaman dahulu. Masa iya, anak dari dua perusahaan besar. Tinggal di rumah sekecil ini. Kalau tidak, biarkan kami tinggal di apartemen Rian saja. Lagian, apa papa dan ayah tidak malu, jika orang lain tau, anak dari dua pengusaha besar tingal di rumah yang seperti ini." seru Rian yang masih belum mau menerima tempat tinggal, yang sudah disiapkan oleh orang tua mereka.

"Oh, ya..! siapa yang tahu dan yang akan membicarakan nya, kami malah sangat berharap. Jika ada orang luar yang tahu, kalau anak dan menantu kami tinggal di rumah kecil ini. Biar mereka juga tahu kalau kalian sudah menikah." ucap papa Heri.

"Papa apaan sih." kesal Rian.

"Rian, Ayla, tidak ada bantahan! tadinya, jika kalian mengadakan resepsi pernikahan dan membiarkan semua orang tahu jika kalian sudah menikah. Maka lebih besar dari perusahaan pun, kami akan membangun rumah untuk kalian.Tapi berhubung pernikahan kalian tak ada yang mengetahui. Ya inilah, yang bisa kami persiapkan untuk kalian." jawab Papa Heri, karena sebetulnya, Papa Heri dan Ayah Ridwan sudah mengetahui rencana anak-anak mereka.

"Rian sudahlah, tak apa kita tinggal di sini. Kita juga, hanya tinggal berdua, aku menyukai rumah nya. Lagian ini dekat ke perusahaanmu dan dekat juga ke kampus kita." bujuk Ayla agar Rian tidak berdebat dengan orang tua mereka lagi.

Rian langsung menoleh ke arah Ayla. Karena dia benar-benar tidak menyangka, jika Ayla malah menerima rumah ini, seharusnya Ayla menolaknya kan.

"Ya sudah jika begitu, kita akan tinggal di sini saja." ucap Rian yang ikut mengalah.

Akhirnya para orang tua mereka, sama-sama tersenyum penuh arti. "Baiklah karena kalian sudah menerima rumah nya, maka kami akan pulang sekarang." pamit semua orang tua mereka.

Setelah para orang tua mereka pulang, tingalah mereka berdua saja. "Ayo kita naik ke lantai atas dan kita pilih kamar kita masing-masing." ajak Rian.

"Ya, ayo." jawab Ayla yang mengikuti Rian naik kelantai atas.

Namun apa ini! Oh tidak, ternyata orang tua mereka lebih pintar, mereka benar-benar sudahah mempertimbangkan semuanya dengan matang. Di rumah ini hanya ada satu kamar.

Sedangkan di lantai bawah, hanya satu kamar juga, itupun untuk asisten rumah tangga mereka.

"Kenapa hanya ada satu kamar Ri?" tanya Ayla bingung.

"Mana aku tahu, orang tua itu benar-benar." ucap Rian sambil menjambak rambutnya ke belakang.

"Lalu kita harus bagaimana."

"Ya mau tidak mau kita harus satu kamar, Agh.., pantas saja yang menjadi arsitek rumah ini papa sendiri, ternyata Papa sama Ayah, sudah mengira jika kita akan pisah kamar." kesal Rian, yang merasa sudah dipermainkan oleh orang tua mereka.

"Sudahlah, kita juga tidak bisa berbuat apa-apa kan, ayo masuk."

ajak Ayla kepada Rian.

Setelah sampai di dalam kamar, kaki Ayla tidak sengaja tersandung karpet yang berada di bawah ujung ranjang. Dan tanpa sengaja, Ayla yang terjatuh di atas tempat tidur, menarik jaket yang dipakai oleh Rian. Jadilah meraka jatuh berdua.

Deg.. deg.. deg... jantung kedua nya seakan-akan mau meloncat dari tempatnya.

BERSAMBUNG......

Terpopuler

Comments

Raeni

Raeni

Mohon maaf sebelumnya thor..ceritanya bagus hanya saja tolong perhatikan tanda bacanya dong..

2024-04-19

0

Rochsdha Andriani

Rochsdha Andriani

papa ayahhhh... love U

2024-04-13

1

Eva Nietha✌🏻

Eva Nietha✌🏻

Ikut deg deg jg 😁

2023-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan.
2 Apa yang harus kulakukan.
3 Universitas.
4 Telpon dari ayla.
5 Kesepakatan.
6 Persiapan pernikahan.
7 Hari yang dinanti.
8 Membuka Resleting.
9 Rumah baru.
10 Pindah kerumah baru.
11 Makan malam bersama.
12 Penjelasan Rian.
13 Kampus baru.
14 Teman baru.
15 Tak saling kenal.
16 Sesakit ini.
17 Berpelukan.
18 Menyalahkan
19 Sebisa aku bertahan.
20 Nafkah dari suami.
21 Rencana Ayla.
22 Ayla vs bela.
23 Sepertinya tidak asing.
24 Mengagumi Ayla.
25 Menikahi orang yang dicintai.
26 Enam bulan sudah.
27 Curiga dan penolakan.
28 Menunggu.
29 Bertengkar.
30 Menghindar.
31 Bertemu Vino.
32 Mengatakan yang sebenarnya.
33 Pengakuan Ayla.
34 Bertemu di parkiran.
35 Nando mengetahui.
36 Terungkap.
37 Janji Nando.
38 Ancaman.
39 Kerumah mertua.
40 Rian panas dingin.
41 Mama ingin cucu.
42 Temani aku tidur.
43 Rencana ke pesta.
44 Bertemu di Mall.
45 Berangkat ke pesta.
46 Dokter Sean.
47 Aku ikhlas memberikan kepadamu. 21+
48 Yang seharusnya terjadi.
49 Dilema Rian.
50 Perhatian.
51 Membeli obat.
52 Pertikaian.
53 Mencoba untuk menjaga perasaan.
54 Kesabaran Ayla.
55 Dia tetaplah istriku.
56 Merasakan sakit sendiri.
57 Makan di warung pinggir jalan.
58 Bela vs Ayla 2
59 Muntah-muntah.
60 Aku hamil.
61 Apakah awal kebahagiaan kita.
62 Tidak berdaya.
63 Bertengkar.
64 Aku akan menjaga jarak.
65 Merayakan bersama sahabat.
66 Kesepakatan Rian dan Bela.
67 Dirumah mertua.
68 Ayla pingsan.
69 Ayla sadar.
70 Menjaga kalian.
71 Ini tidak seberapa.
72 Kedatangan mertua.
73 Memulai tanpamu.
74 Ada apa dengan ku.
75 Jalan-jalan.
76 Hanya pangilan.
77 Hanya satu hari lagi.
78 Malam terakhir.
79 Dia atau diriku.
80 Selamat tinggal.
81 Pengumuman.
82 Gugatan dari Ayla.
83 Kemarahan Tuan Heri.
84 Mencari Ayla.
85 Aku mencintai nya.
86 Aku merindukanmu.
87 Rian vs Vino.
88 Inikah rasanya.
89 Bertemu Anita.
90 Aku akan menjadi seorang Ayah.
91 Maaf dari Mama.
92 Akhirnya.
93 Halusinasi.
94 Membayar mahal.
95 Aku akan berjuang.
96 Kerapuhan Rian.
97 Nasi goreng.
98 Pengumuman.
99 Ular cobra.
100 Penembakan.
101 Kritis.
102 Sulit untuk bertahan.
103 Ingin melihat Rian.
104 Sayang.
105 Nitip istri Gue.
106 Sudah tidak ada.
107 Tuan Heri dan Ayah Ridwan.
108 Cincin.
109 Panggilan sayang.
110 Rian yang payah.
111 Calon istri Nando.
112 Penyakit menular.
113 Tidur bersama lagi.
114 Pengumuman.
115 Ingin pulang.
116 Bubur di dalam kamar mandi.
117 Perlakuan manis Rian
118 Predikat bujang tua
119 Keadaan Bela.
120 Pulang.
121 Nesa.
122 Ternyata hanya mimpi.
123 Nando dan Sari.
124 Ada apa dengan mereka.
125 Lamaran persi Nando.
126 Ingin mandi bersama.
127 Jangan menghukum dirimu.
128 Berangkat kerja.
129 Hukum bermesraan.
130 Silaturahmi.
131 Melihat bibit Lele.
132 Tidur dalam pelukan.
133 Ibu hamil ku.
134 Kontraksi.
135 Operasi Caesar.
136 Penerus Erlangga.
137 Arsya dan Salsa.
138 Persiapan pulang.
139 Ayla yang cemburu.
140 Baby Arsya dan Salsa.
141 Pewaris.
142 Menjaga hak.
143 Presdir Erlangga Group
144 Mereka Dunia Gue.
145 Aku ingin menelepon Istriku.
146 Apa Anda ingin kopi.
147 Ketakutan Rian.
148 Keluarga kecil.
149 Nyonya Ardiaz.
150 Resepsi Nando dan Sari.
151 Permainan Tuan Heri.
152 Jebakan menjadi kebetulan.
153 Rahasia besar Rian.
154 Melepas masa lajang.
155 Kembali kerumah.
156 Jatuh cinta pada senyuman manis.
157 Takut suami menikah lagi.
158 Cinta Nando.
159 Siapa lelaki tampan itu.
160 Naga bergola.
161 Bertemu Dewi.
162 Trik Dewi.
163 Keluarga adalah segalanya.
164 Karena dirimu, bukan Dia.
165 Obat tidur.
166 Perampokan.
167 Kabar bahagia.
168 Punya siapa?
169 Meragukan.
170 Menilai seseorang.
171 Ada hati yang harus di jaga.
172 Menantu masa depan.
173 Menyembunyikan rasa sakit.
174 Nando Junior.
175 Cara berpikir Nando.
176 Mengenang masa lalu.
177 Akhir sebuah cerita.
178 Princess dan Kapten.
179 Extra part.
180 Extra part.
181 pengumuman novel baru.
182 Promo Novel Baru.
183 Promo Novel Baru.
184 Pengumuman.
185 Pengumuman Novel Ongoing.
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Pengenalan.
2
Apa yang harus kulakukan.
3
Universitas.
4
Telpon dari ayla.
5
Kesepakatan.
6
Persiapan pernikahan.
7
Hari yang dinanti.
8
Membuka Resleting.
9
Rumah baru.
10
Pindah kerumah baru.
11
Makan malam bersama.
12
Penjelasan Rian.
13
Kampus baru.
14
Teman baru.
15
Tak saling kenal.
16
Sesakit ini.
17
Berpelukan.
18
Menyalahkan
19
Sebisa aku bertahan.
20
Nafkah dari suami.
21
Rencana Ayla.
22
Ayla vs bela.
23
Sepertinya tidak asing.
24
Mengagumi Ayla.
25
Menikahi orang yang dicintai.
26
Enam bulan sudah.
27
Curiga dan penolakan.
28
Menunggu.
29
Bertengkar.
30
Menghindar.
31
Bertemu Vino.
32
Mengatakan yang sebenarnya.
33
Pengakuan Ayla.
34
Bertemu di parkiran.
35
Nando mengetahui.
36
Terungkap.
37
Janji Nando.
38
Ancaman.
39
Kerumah mertua.
40
Rian panas dingin.
41
Mama ingin cucu.
42
Temani aku tidur.
43
Rencana ke pesta.
44
Bertemu di Mall.
45
Berangkat ke pesta.
46
Dokter Sean.
47
Aku ikhlas memberikan kepadamu. 21+
48
Yang seharusnya terjadi.
49
Dilema Rian.
50
Perhatian.
51
Membeli obat.
52
Pertikaian.
53
Mencoba untuk menjaga perasaan.
54
Kesabaran Ayla.
55
Dia tetaplah istriku.
56
Merasakan sakit sendiri.
57
Makan di warung pinggir jalan.
58
Bela vs Ayla 2
59
Muntah-muntah.
60
Aku hamil.
61
Apakah awal kebahagiaan kita.
62
Tidak berdaya.
63
Bertengkar.
64
Aku akan menjaga jarak.
65
Merayakan bersama sahabat.
66
Kesepakatan Rian dan Bela.
67
Dirumah mertua.
68
Ayla pingsan.
69
Ayla sadar.
70
Menjaga kalian.
71
Ini tidak seberapa.
72
Kedatangan mertua.
73
Memulai tanpamu.
74
Ada apa dengan ku.
75
Jalan-jalan.
76
Hanya pangilan.
77
Hanya satu hari lagi.
78
Malam terakhir.
79
Dia atau diriku.
80
Selamat tinggal.
81
Pengumuman.
82
Gugatan dari Ayla.
83
Kemarahan Tuan Heri.
84
Mencari Ayla.
85
Aku mencintai nya.
86
Aku merindukanmu.
87
Rian vs Vino.
88
Inikah rasanya.
89
Bertemu Anita.
90
Aku akan menjadi seorang Ayah.
91
Maaf dari Mama.
92
Akhirnya.
93
Halusinasi.
94
Membayar mahal.
95
Aku akan berjuang.
96
Kerapuhan Rian.
97
Nasi goreng.
98
Pengumuman.
99
Ular cobra.
100
Penembakan.
101
Kritis.
102
Sulit untuk bertahan.
103
Ingin melihat Rian.
104
Sayang.
105
Nitip istri Gue.
106
Sudah tidak ada.
107
Tuan Heri dan Ayah Ridwan.
108
Cincin.
109
Panggilan sayang.
110
Rian yang payah.
111
Calon istri Nando.
112
Penyakit menular.
113
Tidur bersama lagi.
114
Pengumuman.
115
Ingin pulang.
116
Bubur di dalam kamar mandi.
117
Perlakuan manis Rian
118
Predikat bujang tua
119
Keadaan Bela.
120
Pulang.
121
Nesa.
122
Ternyata hanya mimpi.
123
Nando dan Sari.
124
Ada apa dengan mereka.
125
Lamaran persi Nando.
126
Ingin mandi bersama.
127
Jangan menghukum dirimu.
128
Berangkat kerja.
129
Hukum bermesraan.
130
Silaturahmi.
131
Melihat bibit Lele.
132
Tidur dalam pelukan.
133
Ibu hamil ku.
134
Kontraksi.
135
Operasi Caesar.
136
Penerus Erlangga.
137
Arsya dan Salsa.
138
Persiapan pulang.
139
Ayla yang cemburu.
140
Baby Arsya dan Salsa.
141
Pewaris.
142
Menjaga hak.
143
Presdir Erlangga Group
144
Mereka Dunia Gue.
145
Aku ingin menelepon Istriku.
146
Apa Anda ingin kopi.
147
Ketakutan Rian.
148
Keluarga kecil.
149
Nyonya Ardiaz.
150
Resepsi Nando dan Sari.
151
Permainan Tuan Heri.
152
Jebakan menjadi kebetulan.
153
Rahasia besar Rian.
154
Melepas masa lajang.
155
Kembali kerumah.
156
Jatuh cinta pada senyuman manis.
157
Takut suami menikah lagi.
158
Cinta Nando.
159
Siapa lelaki tampan itu.
160
Naga bergola.
161
Bertemu Dewi.
162
Trik Dewi.
163
Keluarga adalah segalanya.
164
Karena dirimu, bukan Dia.
165
Obat tidur.
166
Perampokan.
167
Kabar bahagia.
168
Punya siapa?
169
Meragukan.
170
Menilai seseorang.
171
Ada hati yang harus di jaga.
172
Menantu masa depan.
173
Menyembunyikan rasa sakit.
174
Nando Junior.
175
Cara berpikir Nando.
176
Mengenang masa lalu.
177
Akhir sebuah cerita.
178
Princess dan Kapten.
179
Extra part.
180
Extra part.
181
pengumuman novel baru.
182
Promo Novel Baru.
183
Promo Novel Baru.
184
Pengumuman.
185
Pengumuman Novel Ongoing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!