BAB 3

...🍂🍂🍂🍂🍂...

Yuna menatap dalam lelaki tampan, kulit putih mulus, tubuh atletis dan bersuara lembut di hadapannya itu dengan sangat kagum. Ia merasa waktu berhenti berdetak, bahkan kini hatinya merasa berbunga-bunga.

'Lelaki ini sungguh tampan. Aku berbunga-bunga dengan melihatnya saja. Sungguh aku merasa jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya.' Isi lamunan Yuna yang tak kunjung henti.

Karena tidak kunjung di jawab oleh Yuna, pria di hadapannya itu kembali bertanya. "Halo, apa kamu baik-baik saja?" tanya pria tersebut sambil menepuk bahu Yuna. Di saat yang sama Yuna tersadar dari lamunannya.

"Ah, aku baik-baik saja." Ucap Yuna dengan tergesa-gesa berdiri, sekejap ia melupakan pergelangan kakinya yang memar. "Aww... Yuna kembali ambruk ke lantai dengan memegangi pergelangan kakinya. Pria tersebut pun mengerti apa yang tengah terjadi pada Yuna.

"Namaku Bramata panggil saja Bram, pelatih kelas yoga mu. Namamu Yuna kan?" Ujar Bram memperkenalkan diri dan meraih kaki Yuna untuk ia lihat.

"Iya namaku Yuna. Eh..eh aku tidak apa-apa." Ucap Yuna yang tidak enak saat Bram menyentuh kakinya.

"Tidak usah sungkan, sepertinya kaki mu terkilir." Ucap Bram dengan lembut.

"Mungkin karena jarang olahraga ya? Hahaha..." tawa Yuna cengengesan.

"Hahaha, mungkin saja kamu juga kurang fokus tadi." Jawab Bram yang mulai mengakrabkan diri pada Yuna.

Bram begitu pandai memijit, meski kaki Yuna tidak langsung sembuh tetapi untung saja memarnya sudah kurang.

Setelah selesai di pijit pun Yuna masih menatap kagum orang dihadapan nya itu. "Terima kasih ya Bram." Ucap Yuna dengan tersipu malu.

"Iya sama-sama, sepertinya untuk hari ini kamu tidak bisa berolahraga dahulu. Mengingat kakimu membutuhkan istirahat." Ujar Bram di sambut rasa suka oleh Yuna. Ia begitu terpana oleh tatapan Bram yang sangat menarik menurut nya.

"Terus aku harus ngapain lagi?" Tanya Yuna kemudian.

"Sebaiknya kamu pulang, apa kamu datang bersama sipir? Soalnya kaki mu jelas tidak akan sanggup untuk mengendarai mobil." Tanya Bram di jawab gelengan oleh Yuna.

"Aku datang sendiri mengendarai mobil, apa kamu mau mengantar ku?" Tanya Yuna yang ingin mengambil kesempatan tersebut untuk berdekatan dengan Bram.

Tampak sedikit berfikir, akhirnya Bram pun mengangguk. "Baiklah, asep tolong urusannya saya untuk beberapa saat kedatang. Saya ingin mengantarkan Yuna terlebih dahulu." Ucap Bram yang mendapat anggukan dari sang asisten. Di sana Yuna sangat bahagia, mendapatkan persetujuan dari Bram membuatnya kesenangan seketika.

"Aw..." Saat mencoba melangkah, Yuna merasa pergelangan kakinya masih ngilu. Hal itu membuat Bram sebagai lelaki tidak kenal diam. Ia pun langsung menggendong Yuna ala bridal style menuju ke parkiran. Membuat beberapa melongo saat berpapasan dengan mereka. Yuna yang kaget sudah menutupi wajahnya kemerahan ulah tersipu.

'Ia begitu lelaki sejati, bahkan padaku saja yang baru ia kenal Bram sudah begitu tangung jawab. Apalagi pada orang yang dekat dengan nya, sungguh beruntung kekasihnya memiliki Bram yang baik ini.' tidak hentinya Yuna memuji Bram dari dalam hati.

"Mobil mu yang mana?" Tanya Bram membuat Yuna kembali membuka matanya.

"Di sana!" Tunjuk Yuna pada mobil berwarna kuning itu. Sontak membuat Bram membulatkan matanya tidak percaya, itu adalah mobil yang ia idam-idamkan selama ini. Jika di pikirkan mungkin hanya sebatas mimpi, mengingat gaji nya yang tidak seberapa dan meski dikumpulkan puluhan tahun pun pasti tidak akan bisa membelinya.

"Mobil Lamborghini Gallardo itu milik mu?" Masih dengan rasa yang tidak percaya, Bram pun kembali bertanya saat langkah nya menghampiri mobil tersebut.

"Iya ini mobilku, apakah tidak cocok ya?" Tanya Yuna membuat Bram menggeleng seketika.

'Ternyata gadis polos ini orang yang kaya. Aku tidak menyangka ia sekaya ini, bahkan mobil miliaran ini ia gunakan untuk pergi ke pusat kebugaran. Aku sangat iri!' Gumam Bram yang merasa iri pada kehidupan Yuna.

"Bram, bisa turunkan aku sebentar. Akan ku buka kunci mobil ini terlebih dahulu." Titah Yuna membuat Bram lansung menurunkan nya dengan hati-hati.

Yuna pun dengan santainya membuka kunci mobil itu. Membuat Bram semakin yakin bahwa Yuna memang pemilik mobil miliran itu. Saat memasuki mobil tersebut, Bram masih merasa di alam mimpi. Membuat nya mencubit tangan nya sendiri.

"Aww..." Erangan nya membuat Yuna terkekeh-kekeh.

"Astaga Bram, kamu ngapain? Kamu lagi nggak mimpi kok!" Ucap Yuna yang terkekeh-kekeh.

"Aku nggak nyangka bisa mengendarai mobil miliaran ini. Aku rasa lagi di mimpi." Jujur Bram membuat Yuna gemas.

"Astaga Bram, biasa saja. Muka kamu menggemaskan banget. Lagian mobil ini juga jarang di pakai, palingan cuman di taro di garasi. Nggak ada istimewa-istimewanya." Ujar Yuna jujur.

'Apanya yang biasa? Apanya yang nggak istimewa, ini mobil kesukaan ku dari dulu! Dasar nih cewek belagu banget!" Gumam Bram tidak terima.

"Ya sudah, kenapa belum jalan?" Tanya Yuna yang sedari tadi menunggu. Ia sudah merindukan kasurnya kini, mengingat kaki nya yang masih ngilu. Yuna hanya berniat untuk tidur saja.

"Oh iya, rumah mu dimana?" Tanya Bram yang akhirnya tersadar dari kekaguman nya dan mulai menjalankan mobil.

"Jalan saja dulu, nanti aku arahkan." Jawab Yuna dengan tersebut hangat. Bram hanya fokus menikmati mobil yang ia bawa, sedangkan Yuna sudah salah tingkah karena berdua di mobil bersama Bram.

Selang beberapa menit akhirnya Yuna dan Bram memasuki pekarangan rumah yang mewah dan besar itu. Bram kembali dibuat melongo dengan kekayaan Yuna.

'Astaga, nih cewek benar-benar kaya raya. Rumah sebesar ini bahkan sudah seperti istana. Pasti beruntung banget punya rumah dan semua fasilitas ini. Aku makin iri melihat kehidupan Yuna ini!' pikir Bram dalam hatinya.

"Parkir kan di sana saja!" Titah Yuna menunjuk halaman yang tidak jauh dari pintu masuk rumah. Bram masih tidak berhenti mengagumi semua yang ia lihat hari ini. Memarkirkan mobil tersebut, Yuna pun memutuskan untuk turun. Tentu Bram membantu Yuna dengan senang hati, ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memasuki rumah semewah ini.

"Assalamualaikum ma." Salam Yuna memasuki rumah dengan di papah oleh Bram.

"Waalaikumsalaam, astaghfirullah sayang kamu kenapa nak?" Tanya Sri yang kaget melihat Yuna di papah kesakitan.

"Aku nggak apa-apa kok ma, cuman terkilir saja pas pemanasan tadi. Tapi udah di pijit kok, udah mendingan. Oh ya, kenalin ini pelatih yoga nya Yuna ma. Namanya Bram." Jelas Yuna membuat kekhawatiran Sri sedikit berkurang.

"Ya sudah, ayuk duduk dulu di sofa. Makasih banyak ya nak Bram, sudah antarkan anak gadis tante ke rumah dengan selamat." Ucap Sri dengan ramah.

"Iya tante, sama-sama. Ini juga sudah tugas saya." Ucap nya dengan sangat sopan.

Setelah duduk di sofa, Bram masih terpanah dengan kemewahan isi rumah yang besar ini. Ia terus celingak-celinguk membuat Sri menatap dengan tidak suka. 'Sangat tidak sopan melihat rumah orang seperti itu! Kampungan sekali!" Pikir Sri tidak suka.

"Hmmm... Nak Bram mau minum apa?" Deheman Sri membuat Bram tersadar dan kemudian tersenyum.

"Nggak perlu repot-repot Tante, saya juga mau kembali ke pusat kebugaran. Saya pamit dulu ya." Ujar Bram berpamitan dengan menyalami Sri.

"Eh tunggu dulu Bram, ini untuk ongkos pulang kamu!" Ujar Yuna dengan memberikan selebaran uang kertas merah yang ia ambil dari dalam tas sport miliknya. Tentu saja Bram tidak menolak, mengingat itu adalah uang. Hanya saja caranya tidak tepat, ia tanpa malu lansung mengambil uang yang di berikan Yuna itu.

"Terima kasih ya Yuna, aku pamit dulu. Semoga cepat sembuh." Ujarnya melangkah ke luar rumah dengan wajah senang. Ia begitu bahagia hari ini, setelah mengendarai mobil miliaran itu, memasuki rumah yang mewah dan kini dirinya mendapatkan uang yang banyak dari Yuna.

"Mama tidak menyukai pelatih yoga mu itu! Kenapa kamu begitu banyak memberikannya uang?" Ketus Sri mengubah mimik wajah Yuna kesal.

"Astaga ma, dia sudah membantu ku. Apa salahnya aku membalas kebaikannya." Ujar Yuna tidak terima.

"Dia terlalu tidak sopan! Mama tidak suka, ganti saja pelatih yoga mu itu!" Titah Sri membuat Yuna geleng-geleng kepala.

"Sudah lah ma, aku lelah. Aku ke kamar dulu ya!" Yuna tidak menggubris sedikit pun nasehat ibunya itu.

BERSAMBUNG.....

Terpopuler

Comments

Fay

Fay

😶

2022-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!