"Di-diana, dia ...."
"Dia apa? Cepat katakan!" bentak Rio.
Suara bariton Rio itu membuat tubuh Mela gemetaran, dia bahkan tidak berani menatap Rio sama sekali.
"Di-diana, dia menjadi pemandu lagu di Mars Karaoke," jawab Mela ketakutan.
Napas Rio menjadi sesak seketika mendengar jawaban Mela, dia tahu betul tempat seperti apa Mars Karaoke. Sebuah tempat hiburan ilegal, yang sering menjadi lokasi perdagangan manusia.
Jadi bisa dipastikan Diana akan bernasib tragis, jika mendatangi tempat itu.
"Kau menjual Dianaku pada pria hidung belang di sana?" raung Rio, ingin rasanya Mela mencekik Mela saat ini juga.
"Tidak, aku tidak memaksanya. Itu atas kemauan Diana sendiri." Mela mencoba berkilah.
Rio membuang napas kasar, dia ingin melampiaskan amarah yang sudah naik sampai ke ubun-ubun. Namun, Rio sadar dia tidak bisa membuang-buang waktu di sini.
Saat ini Rio hanya ingin secepatnya tiba di Mars Karaoke, dan membunuh siapa pun yang berani menyentuh Diana.
"Kau akan menyesal seumur hidup jika terjadi sesuatu pada Diana!" ancam Rio sebelum melangkah pergi.
Baru beberapa langkah berjalan, Rio kembali berhenti seraya menghunus tatapan tajam, "Kau jaga neneknya Diana, aku pastikan kau tidak lagi melihat hari esok jika terjadi hal buruk pada nenek itu."
Rio baru-benar pergi setelah menyelesaikan perkataannya. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal menuju Mars Karaoke.
Sembari terus fokus pada jalanan, Rio menghubungi Laura, dia meminta asistennya tersebut menyusul ke Mars Karaoke, dengan membawa beberapa orang bodyguard untuk berjaga-jaga.
***
Sementara itu di Mars Karaoke, seorang pria bertubuh gempal harus beberapa kali menelan saliva saat melihat penampilan Diana.
Pria ini bernama Darius, dia adalah pemilik Mars Karaoke, dan juga punya nama yang cukup besar di dunia bawah tanah.
Darius terus memperhatikan lekuk tubuh Diana, rasanya dia sudah tidak sabar untuk menikmati tubuh itu.
Asal tahu saja, Darius begitu semangat ketika Mela membaritahu bahwa Diana masih suci. Untuk bisa bersenang-senang dengan gadis yang masih bersegel itu, Darius sudah mentransfer uang dalam jumlah yang cukup besar pada Mela.
Diana yang terus dipandangi oleh Darius menjadi risih bercampur takut, dan hal ini membuat Darius menjadi semakin yakin bahwa Diana memang masih polos.
Darius mengulurkan tangannya. "Ayo, Sayang. Kau tidak perlu takut, temani aku bersenang-senang malam ini."
Diana hanya mengangguk, wajahnya menegang ketika tangan kasar Darius melingkar di pinggangnya.
Perasaan Diana bergejolak ingin memberontak, tapi dia berusaha menahan diri selagi Darius tidak berbuat lebih lancang.
Kini mereka telah berada di salah satu room VVIP, lalu Darius mulai memilih lagu untuk mereka berduet.
Sembari menyanyikan lagu demi lagu yang dimainkan, Darius berusaha membujuk Diana meneguk minuman keras, tapi selalu ditolak oleh Diana.
Darius juga sesekali menyentuh paha Diana yang terbuka, meski selalu ditepis oleh gadis itu.
"Jangan, Om." Entah kali ke berapa Diana mengatakan hal yang sama, sembari menjauhkan tangan kasar Darius dari kulit mulusnya.
Darius sudah tidak bisa bersabar lebih lama, dia semakin agresif dan kini sudah mengkungkung Diana dengan kedua lengannya.
Mata Darius terkunci pada indahnya pemandangan tubuh atas Diana, terlebih jenis korset dress yang dikenakan Diana membuat bagian membusung itu tampak sangat padat dan menantang.
Darius menyeringai penuh maksud, dia ingin secepatnya merasakan salah satu puncak ranum itu berada dalam mulutnya.
Sontak Diana langsung menutupi bagian tubuhnya yang terekspos itu dengan kedua tangan.
"Om, mau apa?" tanya Diana gelagapan.
"Tentu saja menikmati tubuh indahmu ingin, Sayang!"
Diana menggelengkan kepala, dia mencoba mendorong Darius. "Jangan, Om ... perjanjiannya tidak seperti ini."
"Perjanjian apa? Apa Mela tidak memberitahu bahwa tugasmu malam ini adalah melayaniku?"
Bola mata Diana terbelalak, tapi dia belum sempat protes ketika Darius langsung menunduk untuk menyergap bibirnya.
Dalam keadaan seperti itu Diana mencoba mengelak, dengan memalingkan wajahnya ke samping. Sehingga dengan terpaksa Darius beralih ke leher jenjang Diana, dan menciuminya dengan buas.
"Jangan, Om ... aku mohon berhenti, Om. Hiks ...." Diana terus menggeleng sembari mencoba menjauhkan tubuh Darius.
Dia jijik merasakan kumis kasar Darius yang menjajah kulitnya.
Sedangkan Darius tidak peduli Diana terus menangis dan mengiba, yang ia pedulikan hanyalah hasratnya sudah memuncak sampai ke ubun-ubun bisa dituntaskan.
Bersambung.
Ikuti terus kisah selengkapnya, terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Putri Nunggal
aduuuh kesell napa selalu saja diperbodohi orang sampe masuk ke sarang mafia
2022-10-21
0
Linda yani
thor jangan lah kejam amad ama diana..,aq sesak bacanya thor
2022-06-30
0
Novita Ariyanti
marioooooooo kamu dima cepat datang
2022-06-26
0