Tanpa terasa kini tibalah acara puncak, di mana si pria akan menyematkan cincin tunangan di jari wanitanya.
Rio maju ke tengah, menyematkan cincin pemberian ibunya jari manis Gita dengan perasaan tak menentu.
Gemuruh tepuk tangan langsung menyambut, saat Rio sudah berhasil menyematkan cincin itu, lalu penonton bersorak meminta Rio mencium tunangannya.
Tanpa membuang waktu Rio langsung memberi kecupan di dahi Gita. Ini sudah biasa Rio lakukan, sebagai ungkapan rasa sayang kakak kepada adik, yang mungkin sebentar lagi akan berubah status menjadi istrinya.
Setelah menyambut para kerabat yang ingin mengucapkan selamat, Rio dan Gita kembali berkumpul dengan keluarganya.
"Onty," panggil Gita pada Rara.
Rara menoleh. "Kok masih panggil onty sih, Sayang. Panggil mama dong, kan sebentar lagi bakal nikah sama Kak Rio."
"Iya, maksud Gita, Mama ... ini cincinnya nggak pas sama Gita, Ma ... takutnya nanti jatuh," adu Gita seraya membuka tangan yang sejak tadi ia kepalkan, agar cincinnya tidak lepas.
Rara memperhatikan cincin yang memang terlihat longgar di jari lentik Gita. "Iya, ya ... kalau gitu kalian beli cincin baru aja ya."
"Iya, Ma ... ini cincinnya Gita kembaliin." Gita menurut, dia menyerahkan kembali cincin itu pada Rara, pemilik aslinya.
"Mungkin nanti cincin ini cocoknya sama jodoh Galvin." Rara menyebut nama putra bungsunya.
"Bisa jadi seperti itu, sama seperti kamu yang merupakan menantu paling bungsu di keluarga Richard, Ra." Luna menimpali.
Rara mengangguk, membenarkan perkiraan Luna.
"Nanti Kak Rio kabarin Gita kalau sudah ada waktu, biar kita pergi cari cincin baru," ujar Gita sembari tersenyum menatap Rio.
"Lusa juga bisa Git, kakak tidak sibuk," sahut Rio.
"Ya sudah, kalau gitu lusa pulang kuliah Gita langsung ke mall. Nanti kita ketemu di sana aja," usul Gita dan Rio mengangguk setuju.
Sejurus kemudian tampak sosok Galvin menghampiri mereka. Adik bungsu Rio itu memberi selamat pada kakaknya terlebih dulu, sebelum beralih pada Gita.
"Selamat ya, Git!" Galvin mengulurkan tangan pada Gita.
"Iya, Vin. Terimakasih." Tangan Gita gemetaran menyambut jabat tangan Galvin, dia merasa benar-benar canggung menerima ucapan selamat itu.
Tak lama setelah itu Rio pun pamit pada keluarganya, dia dan Laura mampir ke sebuah cafe sebelum kembali ke apartemen.
Rio langsung menyesap minumannya setelah pelayan mengantar pesanan mereka.
"Apa kau punya solusi untuk masalah ini, La? Bantu aku memikirkan cara membatalkan perjodohan ini tanpa menyakiti keluarga kita, terutama onty Luna," lirih Rio.
Laura menggeleng, akal cerdasnya bekerja keras, tapi tetap saja dia tidak menemukan solusi. Karena memang mustahil membatalkan perjodohan ini tanpa ada yang merasa tersakiti.
Keluarga besar pasti menanggung malu, dan Luna pasti akan kecewa.
Jika seperti itu posisinya, maka biarlah perjodohan ini tetap berlanjut, karena menyakiti hati Gita dan Luna, adalah pilihan yang tidak akan pernah diambil Rio.
"Rio, untuk saat ini kita fokus saja dulu mencari Diana. Setelah itu baru pikirkan jalan keluar untuk masalah perjodohan ini," ujar Laura pada akhirnya.
Rio mengangguk. "Ya, kau benar, La. Aku akan belajar ikhlas jika nanti aku dan Diana tidak bisa bersatu, tapi aku akan berusaha selalu ada untuknya, memberi dia kebahagian dengan membantu segala kesusahannya."
'Itulah definisi ketulusan, Rio. Seperti yang aku berikan padamu,' batin Laura.
Bersambung.
Ikuti terus kisah selengkapnya ya, terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Putri Nunggal
kenapa kalian harus saling tersakiti karna sebuah perasaan
2022-10-21
0
Putri Nunggal
coba selidiki lagi gita lagi deket sama siapa ke gitu siapa tau bener kalau gita suka sama galvin
2022-10-21
0
Putri Nunggal
sepertinya galvin dan gita yang salng mencintai
2022-10-21
0