Bab 15 : Jauhi Dia

Apa maksud Naufal? menyatakannya begitu terus terang di hadapan mahasiswa lainnya, ia tanpa ragu mengakui dengan berani sebagai calon makmum untuknya?

"Aqila kita udah sampai" Renata membuyarkan lamunan Aqila yang masih memikirkan Naufal

"Owh, makasih ya Ren"

"Lo kayak sama siapa aja"

"Btw, ucapan Naufal yang tadi harus lo pikir mateng-mateng" Sambung Renata

"Iyalah, lo pikir gue langsung nerima gitu aja?" Renata membalas kekesalan Aqila dengan cengirannya

"Aqila lo jangan begadang mulu, muka lo pucet banget" Aqila tersenyum menanggapi Renata yang mengkhawatirkannya, andaikan ia tau kalau dirinya menderita penyakit serius apa yang akan dilakukannya?

"Iya, makasih atas perhatian lo"

"Lo udah gue anggap kayak saudara, jangan bilang makasih" Aqila bersyukur memiliki sahabat sebaik Renata walau kadang kelakuannya yang tak masuk akal

"Hmmm"

"Kalau gitu gue pergi dulu, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, hati-hati di jalan"

Baru saja membuka pintu rumahnya, Aqila seperti merasakan tatapan tajam dari semua orang yang duduk di ruang tamu saat ini, semua anggota keluarganya berkumpul, kecuali sang ayah yang pasti masih dikantor

"Assalamu'alaikum" Aqila mengucap salam pelan dan melangkah cepat untuk segera sampai kekamarnya

"Aqila" suara mama intan membuat langkah Aqila terhenti

"Iya ma?" Aqila melihat mata orang-orang yang menatapnya dengan tatapan yang tak dapat ia mengerti, tapi tatapan itu seperti menghakiminya, apa salahnya?

"Lo apain adik gue?" Rian berbicara terlebih dahulu dengan nada ketus, memang diantara saudaranya Rian yang paling temperamental

"Memang Reyna kenapa?" Aqila balik bertanya, setahunya ia hanya menjelaskan pada adiknya bahwa ia tak menyukai Galang lagi, lantas dimana salahnya?

"Kak Aqila jahat hiks, Reyna malu karena perkataan Kak Aqila dan Kak Naufal dikampus tadi"

Ya tuhan, Aqila memijit pelipisnya, Reyna yang manja, kata-kata yang ia ucapkan untuk membela diri malah membuat adik manjanya menangis

"Makanya jangan asal nuduh orang, asal lo tau aja, gue udah nggak ada perasaan apa-apa sama pacar lo"

Wow, ini adalah rekor dalam hidup Aqila, sebelumnya ia tak akan berani memarahi atau menasihati adiknya seperti ini apalagi di depan saudara-saudranya, karena pada akhirnya ia yang selalu salah dimata mereka

"Aqila, siapa yang ngajar kamu bicara kayak gitu sama adik kamu?" tanya Mama Intan, suaranya mulai berubah

"Aqila cuma capek ma, Aqila capek dituduh yang bukan-bukan, Kenapa nggak tanya aja sama pacar dia, biar nggak ada salah paham" Aqila berani membela dirinya bukan hanya bisa terdiam seperti sebelumnya

"Lo sebagai kakak harus ngalah sama Reyna, dia masih kecil belum..." Aqila langsung memotong ucapan Devano kakak sulungnya

"Ngalah? kurang ngalah apa lagi gue sama dia?, kecil? dia udah besar, sikap kalian kepadanya yang membuat dia seperti itu" ucap Aqila tegas, ia sedang berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya karena kepalanya mulai merasakan sakit yang teramat sangat

"Aqila" Kali ini Daren yang berbicara

"Kalau Kak Daren cuma mau nyalahin Aqila, Aqila nggak denger, Aqila capek" Aqila menutup telinga mendengar suara mereka di ruang tamu, ia memilih melangkahkan kaki lebih cepat menuju kamarnya

Brukkk

Baru saja menutup pintu, tubuhnya langsung ambruk tak sadarkan diri di lantai dingin dengan darah segar yang mengalir dari hidungnya

.

Sementara diruang tamu, Mama Intan memijit pelipisnya melihat kelakuan Aqila yang sebelumnya tak pernah seperti ini, biasanya ia hanya akan menunduk, mengangguk dan meminta maaf berulang kali

"Ini pasti gara-gara dia bergaul sama Naufal" ucap Rian

"Naufal?" Mama intan melihat kearah putra ketiganya itu

"Naufal yang dikenal si badboy kampus, Rian bahkan pernah liat dia nganter jemput Aqila" ucap Rian

"Semester berapa anak itu?"

"Semeseter tujuh kayak Rian, dia juga satu fakultas sama Rian"

"Kenapa Aqila bergaul dengan orang seperti itu?" tanya Devano yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Rian

Sedangkan Darren termenung, ia tak tau apa yang salah, tapi didalam hatinya ia seperti melihat sesuatu yang disembunyikan Aqila dibalik mata teduhnya, bahkan sebagai seorang dokter ia tau kalau adiknya tidak baik-baik saja apalagi melihat wajah pucat dan tangan Aqila yang tadi mengepal seolah menahan sebuah rasa sakit

"Nanti mama bicara sama dia" ucap Mama Intan mengakhiri perdebatan yang terjadi dengan salah satu putrinya

.

Aqila benar-benar menunjukkan perubahan yang signifikan pagi itu, dari kemarin sejak perdebatan mereka ia tak turun dari kamarnya bahkan untuk makan malam, ia pun baru tersadar dari pingsannya saat jam menunjukkan pukul empat sore, terhitung sudah tiga jam ia tak sadarkan diri diatas lantai dingin kamarnya

Menangis? Aqila jelas menangis, karena dengan menangis ia bisa sedikit mengungkapkan ekspresi hatinya, namun akhirnya ia sadar bahwa dunia ini kejam, jika kita lemah dan menangis ia akan semakin kejam, sebaliknya jika kita kuat dia akan luluh

"Aqila"

"Aqila"

Suara dari arah meja makan tak didengarnya, ia lebih memilih berjalan lurus untuk segera keluar dari rumah, bukan hatinya yang menolak, tapi ia berusaha membentengi diri dengan egonya

"AQILA" akhirnya teriakan sang ayah membuat langkahnya terhenti, ia menoleh

"Ya pa?"

"Kemari, jangan pura-pura nggak denger kamu" Aqila mengangguk dan menurut, ia melangkahkan kakinya menuju meja makan, jika ia berani melawan saudaranya tapi tidak untuk sang papa

"Makanlah, mamamu bilang kamu tidak makan tadi malam" Aqila dulu mungkin akan senang dengan perlakuan ini, tapi sekarang ia mencoba membentengi diri untuk tak jatuh kedalam harapan semu lagi

Ia hanya mengangguk dan duduk di kursi kosong dekat Darren yang sudah siap dengan jas putihnya

"Jangan dekat lagi dengan Naufal itu" Suara Papa Arya membuat Aqila mengurungkan diri untuk bangkit dari duduknya setelah sarapan

"Kenapa?" Aqila bertanya dengan berani memandang mata papanya

"Rian bilang dia anak yang tak baik, mamamu juga bilang kamu sudah berani melawan kakakmu, dan Reyna juga cerita sama papa tentang kejadian kemarin di kampus" ucap Papa Arya mengelus rambut putri bungsu kesayangannya

"Jangan liat seseorang dari luarnya saja pa, bisa saja orang yang terlihat berwajah iblis ternyata berhati malaikat atau sebaliknya"

"Papa tidak begitu, hanya saja Rian bilang kalau dia anak nakal dan suka tawuran, papa hanya ingin yang terbaik buat kamu"

"Tapi..." Aqila langsung menunduk saat merasakan cairan mengalir dari hidungnya, mimisan ini datang disaat yang tidak cepat

Tangannya dengan cepat meraih beberapa lembar tisu diatas meja makan dan menunduk seolah membersihkan mulut agar tak ada yang curiga

"Apa kamu mengerti?" tanya Papa Arya pada putrinya yang menunduk

"Aqila ngerti pa"

"Kalau gitu papa berangkat kerja dulu, kalian yang rajin di kampus" ucap papa Arya kemudian berdiri diikuti Devano dan juga Mama Intan yang membantu membawa tas kerja suaminya

Aqila masih menunduk menunggu semua orang pergi dari meja makan, Rian dan Reyna akhirnya pergi, tapi Darren yang duduk disebelahnya tak kunjung berdiri, padahal Aqila ingin segera berlari membersihkan darah yang tak nyaman dihidungnya

Ia mengubah posisi duduknya kearah samping dan segera berdiri untuk pergi, namun Darren tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya

Terpopuler

Comments

Badai Z

Badai Z

kya bukan ditengah kluarga kl kya gitu

2024-04-06

1

Ai Siti Rahmayati

Ai Siti Rahmayati

sebel pisan sama keluar Aquila.mending nikah aja Qila.

2024-04-14

0

🍭ͪ ͩ🍁𝐒𝐲𝐚𝐡𝐰𝐚🍀⃟ 💋👻ᴸᴷ

🍭ͪ ͩ🍁𝐒𝐲𝐚𝐡𝐰𝐚🍀⃟ 💋👻ᴸᴷ

nyesek bgt jadi qilla

2024-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Ulang Tahun
2 Bab 2 : Mengalah lagi?
3 Bab 3 : Felis Catus
4 Bab 4 : Hanya Mimpi
5 Bab 5 : Tuduhan
6 Bab 6 : Dipaksa Dewasa
7 Bab 7 : Kejar Mimpi Yang Lain
8 Bab 8 : Lelah
9 Bab 9 : Kak Egan?
10 Bab 10 : Pesan Tersirat
11 Bab 11 : Jadilah Pelangi
12 Bab 12 : Hanya Lelah
13 Bab 13 : Keceplosan
14 Bab 14 : Dia calon makmum gue
15 Bab 15 : Jauhi Dia
16 Bab 16 : Hatiku Memilihmu
17 Pengganti kakaknya
18 Pernikahan Davin
19 Berusaha bukan berjanji
20 Tolong Mengerti
21 Kemoterapi
22 Apa ini?
23 Terima Kasih
24 Tolong Jangan Sekarang
25 DIA SAKIT!
26 Akhirnya
27 Terasa Asing
28 Senja & Sahabat
29 Panik
30 Tanggung Jawab
31 Ungkapan Hati
32 Khitbah
33 Sebuah Janji
34 Ultah Darren
35 Tentang Galang
36 Mulai Dekat
37 Cemburu?
38 Tentang Naufal
39 Diva
40 Goyah
41 Seputar Kisah
42 Rian
43 Papa Bangga
44 Undangan
45 Ujian
46 Tentang Jodoh
47 Berjuang Bersama
48 Renata dan Gempano
49 Selamat Tinggal
50 Rindu Musim Dingin
51 Rindu
52 Gagal?
53 kembali?
54 Papa Egois
55 Syok
56 Aku Memang Gila
57 Ia lebih butuh
58 Wisuda
59 Surat
60 Pergi?
61 Kami merindukanmu
62 Dewasa itu apa?
63 Apa Itu Mimpi?
64 Tentang Rasa
65 Tasbih dan Rosario
66 Dua Minggu
67 Cincin?
68 Aligator Amazon
69 Janji Rian
70 Siapa Dia?
71 Janji dan Rasa Kasihan
72 72 jam
73 Assalamu'alaikum Indonesia
74 Tak Sadar
75 Bertemu
76 Konsep Pelangi
77 Datang
78 Kesempatan
79 Galang
80 Lima Hari Lagi
81 Fadila
82 Malu
83 Cemburu
84 Sakinah, mawaddah, warahmah
85 Obrolan Fajar
86 Lingkaran Rasa
87 Salah yang mana?
88 Pelangiku hanya sementara
89 Hotel
90 Salah Paham
91 Maher Ahmed
92 Sepenggal Masa Lalu
93 YES!
94 G & R
95 Terlambat
96 Rumit
97 Kenapa Memilihku?
98 Isi Hati Rian
99 Terlalu Jauh
100 Saya Menerima
101 Kecelakaan
102 Selamat Jalan
103 Kenzo
104 Bilal dan Layla
105 Siapa?
106 Regan dan Kirana
107 Reynald
108 Kurus?
109 Telah Pergi
110 Jangan Ditahan
111 Aku Kuat
112 Kenapa?
113 Kekuatan
114 Apa itu cinta?
115 Rumah Sakit
116 Janji?
117 ATAS NAMA JODOH
118 99 days before divorce
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1 : Ulang Tahun
2
Bab 2 : Mengalah lagi?
3
Bab 3 : Felis Catus
4
Bab 4 : Hanya Mimpi
5
Bab 5 : Tuduhan
6
Bab 6 : Dipaksa Dewasa
7
Bab 7 : Kejar Mimpi Yang Lain
8
Bab 8 : Lelah
9
Bab 9 : Kak Egan?
10
Bab 10 : Pesan Tersirat
11
Bab 11 : Jadilah Pelangi
12
Bab 12 : Hanya Lelah
13
Bab 13 : Keceplosan
14
Bab 14 : Dia calon makmum gue
15
Bab 15 : Jauhi Dia
16
Bab 16 : Hatiku Memilihmu
17
Pengganti kakaknya
18
Pernikahan Davin
19
Berusaha bukan berjanji
20
Tolong Mengerti
21
Kemoterapi
22
Apa ini?
23
Terima Kasih
24
Tolong Jangan Sekarang
25
DIA SAKIT!
26
Akhirnya
27
Terasa Asing
28
Senja & Sahabat
29
Panik
30
Tanggung Jawab
31
Ungkapan Hati
32
Khitbah
33
Sebuah Janji
34
Ultah Darren
35
Tentang Galang
36
Mulai Dekat
37
Cemburu?
38
Tentang Naufal
39
Diva
40
Goyah
41
Seputar Kisah
42
Rian
43
Papa Bangga
44
Undangan
45
Ujian
46
Tentang Jodoh
47
Berjuang Bersama
48
Renata dan Gempano
49
Selamat Tinggal
50
Rindu Musim Dingin
51
Rindu
52
Gagal?
53
kembali?
54
Papa Egois
55
Syok
56
Aku Memang Gila
57
Ia lebih butuh
58
Wisuda
59
Surat
60
Pergi?
61
Kami merindukanmu
62
Dewasa itu apa?
63
Apa Itu Mimpi?
64
Tentang Rasa
65
Tasbih dan Rosario
66
Dua Minggu
67
Cincin?
68
Aligator Amazon
69
Janji Rian
70
Siapa Dia?
71
Janji dan Rasa Kasihan
72
72 jam
73
Assalamu'alaikum Indonesia
74
Tak Sadar
75
Bertemu
76
Konsep Pelangi
77
Datang
78
Kesempatan
79
Galang
80
Lima Hari Lagi
81
Fadila
82
Malu
83
Cemburu
84
Sakinah, mawaddah, warahmah
85
Obrolan Fajar
86
Lingkaran Rasa
87
Salah yang mana?
88
Pelangiku hanya sementara
89
Hotel
90
Salah Paham
91
Maher Ahmed
92
Sepenggal Masa Lalu
93
YES!
94
G & R
95
Terlambat
96
Rumit
97
Kenapa Memilihku?
98
Isi Hati Rian
99
Terlalu Jauh
100
Saya Menerima
101
Kecelakaan
102
Selamat Jalan
103
Kenzo
104
Bilal dan Layla
105
Siapa?
106
Regan dan Kirana
107
Reynald
108
Kurus?
109
Telah Pergi
110
Jangan Ditahan
111
Aku Kuat
112
Kenapa?
113
Kekuatan
114
Apa itu cinta?
115
Rumah Sakit
116
Janji?
117
ATAS NAMA JODOH
118
99 days before divorce

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!