Bab 11 : Jadilah Pelangi

Pensil dan buku yang tak pernah lepas dari tangannya selalu menjadi ciri khas Aqila, buku yang dipenuhi goresan-goresan apa yang dilihat atau yang menjadi mimpinya

Ia berjalan di koridor kampus sendirian karena Renata mengatakan ada acara mendesak dengan keluarganya

"Kok gue ngerasa lupain sesuatu tapi apa ya?" Aqila mengetuk-ngetuk dagu dengan pensil

"AWASSS" teriakan dari arah lapangan basket mengejutkan Aqila, ia belum sempat menghindar hingga akhirnya bola basket mengenai kepalanya membuatnya tak sadarkan diri

Hal terakhir yany dilihatnya adalah Naufal dan Ibu Maya yang terlihat berlari menghampirinya

.

"Aqila kemana sih?" Kirana berdiri mondar mandir di depan rumahnya dengan memegang ponsel, berharap sepupunya segera mengangkat panggilan telepon tapi ternyata nihil tak ada balasan apapun

"Aqila udah dimana nak?"Mama Rani bertanya kepada putri bungsunya

"Nggak tau ma, telponnya nggak diangkat"

"Mama, sekarang sudah waktunya" Kevin melihat jam di pergelangan tangannya, Rencananya keluarga besar Bramadja hari ini akan pergi ke rumah Naya si mempelai wanita untuk mengadakan acara lamaran

"Tunggu sebentar lagi kak, Aqila belum dateng"

"Udah tinggalin aja, lagian siapa suruh dia lama" Rian ikut menimpali

"Kak Rian kok ngomong gitu? kita itu keluarga jadi harus sama-sama, tunggu sebentar lagi"

"Gimana dong Pah, Reyna malam ini ada janji sama Galang"

"Yaudah lo nggak usah ikut" entah kenapa Kirana tidak terlalu dekat dengan Reyna, ia lebih sering bersama dengan Aqila sejak kecil, setiap perkumpulan keluarga besar Reyna memilih lebih dekat dengan Rian, Darren, dan Devano dari pada bermain bersama mereka

"Kirana nggak boleh ngomong gitu" Papa Radit memperingatkan anaknya

"Kita berangkat aja ya, kasian juga kalau mereka menunggu terlalu lama" Mama Intan berusaha memberikan pengertian kepada Kirana yang masih setia menunggu Aqila

"Tapi tante..."

"Aqila bisa ikut lain kali, mungkin dia ada tugas mendadak dari dosen" Rian berusaha memberikan pengertian kepada Kirana yang hanya dibalas anggukan lesu oleh Kirana

"Nggak usah sedih, Aqila pasti ngerti kok" Kevin mengelus rambut adiknya dengan lembut di dalam mobil

"Tapi kasian Aqila kak, dia yang paling semangat buat ikut, katanya dia juga udah nyiapin hadiah yang akan dikasih langsung buat Kak Naya" Kirana memgingat ucapan Aqila yang berencana memberikan kejutan untuk calon istri kakaknya

"Lain kali kan masih bisa nak" Papa Radit yang sedang menyetir ikut menimpali

"Jangan sedih lagi dong putri mama, nanti cantiknya ilang" sepertinya kata-kata mamanya tidak berpengaruh untuk Kirana saat ini, ia lebih memilih mengalihkan pandangannya pada kaca mobil yang memperlihatkan lampu-lampu yang mulai menyala diluar sana untuk menyambut datangnya gelap malam

.

Ruangan putih dengan bau obat-obatan yang menyengat menjadi hal yang tak bisa lepas dari rumah sakit

Tempat yang tak pernah lepas dari suara tangis karena menanggung rasa sakit atau karena kehilangan orang-orang yang selalu bersama mereka

"Kamu pacarnya Aqila?" Ibu Maya yang terkenal sebagai dosen killer mengusap air matanya yang mengalir dengan memegang selembar surat hasil pemeriksaan

"Eh bukan bu" Naufal yang termenung setelah mengetahui fakta penyakit Aqila tersadarkan kembali oleh pertanyaan mendadak Bu Maya

Dosen killer dan si murid bad boy, dua insan yang rasanya mustahil untuk bisa menangis bersama di tempat yang sama dan untuk orang yang sama

"Ibu sering denger kamu suka godain cewek-cewek dikampus"

"Eh, bukan saya bu itu si Gempano teman saya" memang itulah susahnya bersama dalam satu kelompok, karena saat salah satu anggota melakukan sesuatu yang salah atau kurang baik maka seluruh anggota akan dikenal pula seperti itu

"Kenapa kamu sering bolos? sering tawuran? "

"Ibu tau nilai kamu bagus tapi untuk sikapmu itu tidak bisa dibenarkan apalagi sering ngelawan sama dosen"

"Maksud Ibu?"

"Ubah dirimu nak, ibu tau kamu anak yang baik" Ibu Maya menepuk-nepuk pundak Naufal pelan seperti seorang ibu yang memberikan semangat untuk anaknya

Naufal membenarkan istilah jangan melihat seseorang dari luarnya saja, mereka yang terlihat galak dan serius punya sisi lembut didalam seperti Bu Maya, mereka yang terlihat sering tertawa bahagia nyatanya tak ada yang tau sakit mereka menahan tangis dalam diam seperti Aqila, atau mereka yang terlihat nakal dan bad boy seperti dirinya nyatanya anak seorang kyai

"Kalau kamu memang benar-benar tulus kepada Aqila, jadilah pelangi untuknya, warnai hidupnya dengan berbagai warna"

"Ibu tau hidupnya tak memiliki banyak warna, melalui lukisan ia menumpahkan dan mencurahkan perasaannya karena ia merasa tak ada orang yang akan bisa mengerti apa yang dia inginkan"

"Aku akan menjadi pelangi untuknya, pelangi yang mewarnai hidupnya dan pelangi indah yang menandai redanya hujan yang akan terganti dengan kebahagiaan"

"Apa kau bisa berjanji?"

"Aku akan berjanji"

"Kata-kata yang indah untuk anak jurusan bisnis sepertimu"

"Bagaiman ibu tau?" Ibu Maya terkekeh mendengar pertanyaan polos Naufal

"Heh, hampir seluruh kampus dan dosen dari berbagai fakultas mengenalmu"

"Engghhh"

Mata Aqila dibuat silau oleh ruangan serba putih yang ditempatinya saat ini, ia memegang kepalanya yang berdenyut sakit

"Nak"

"Bu Maya?"

"Syukurlah kau sadar, kau tak sadarkan diri di UKS sangat lama , akhirnya ibu membawamu ke rumah sakit"

"Kepala Aqila sakit bu" Bu Maya mengalihkan pandangannya kearah lain untuk menghapus air matanya yang tiba-tiba mengalir

"Sebentar ibu panggil dokter"

Tak berselang lama, dokter laki-laki masuk diikuti perawat perempuan yang membawa sesuatu

"Bagian mana yang sakit?"

"Kepala saya sakit dok"

"Ada lagi?" Aqila menggeleng

"Aqila, dokter perlu menjelaskan sesuatu terkait kesehatanmu dengan orang tuamu"

"Apa aku terkena penyakit serius dokter?" dokter itu mengarahkan pandangannya pada Bu Maya dan Naufal untuk berfikir

"Apa aku benar dokter? Apa aku mengidap penyakit mematikan?"

"Kami harus bertemu dengan keluargamu dulu..."

"Apa aku terkena kanker otak?" Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam tak bersuara, air mata Bu Maya berlinang, Naufal yang mendengar itu pun tanpa sadar meneteskan air matanya, dokter dan perawat cukup terkejut mendengar hal itu

"Apa kau sudah melakukan pemeriksaan sebelumnya?"

"Jadi itu benar?" Aqila tersenyum lirih dengan air mata yang mengenang di pelupuk matanya

"Stadium berapa? berapa lama lagi sisa hidupku?"

"Dengarkan kami nak, dokter itu bukanlah tuhan yang bisa menentukan hidup mati atau umur seseorang, perbanyaklah berdo'a karena hanya Allah yang bisa mengatur segalanya"

"Jangan berkecil hati, kau harus punya semangat yang kuat untuk sembuh"

"Ini adalah hasil surat pemeriksaan rumah sakit, berikan pada keluargamu"

"Keluarga adalah pemberi dukungan terbesar untukmu" Dokter keluar dari ruangan setelah menjelaskan berbagai jenis obat dan pengobatan yang bisa dilakukan

"Bu Maya"

"Ya?"

"Tolong jangan beritahu keluargaku"

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ🍁𝐒𝐲𝐚𝐡𝐰𝐚🍀⃟ 💋👻ᴸᴷ

🍭ͪ ͩ🍁𝐒𝐲𝐚𝐡𝐰𝐚🍀⃟ 💋👻ᴸᴷ

ya allah kuat banget kmu 😭😭😭

2024-04-19

0

Mayyuzira

Mayyuzira

😭😭😭😭😭

2024-04-22

0

Ade Hendaya

Ade Hendaya

/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/

2024-03-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Ulang Tahun
2 Bab 2 : Mengalah lagi?
3 Bab 3 : Felis Catus
4 Bab 4 : Hanya Mimpi
5 Bab 5 : Tuduhan
6 Bab 6 : Dipaksa Dewasa
7 Bab 7 : Kejar Mimpi Yang Lain
8 Bab 8 : Lelah
9 Bab 9 : Kak Egan?
10 Bab 10 : Pesan Tersirat
11 Bab 11 : Jadilah Pelangi
12 Bab 12 : Hanya Lelah
13 Bab 13 : Keceplosan
14 Bab 14 : Dia calon makmum gue
15 Bab 15 : Jauhi Dia
16 Bab 16 : Hatiku Memilihmu
17 Pengganti kakaknya
18 Pernikahan Davin
19 Berusaha bukan berjanji
20 Tolong Mengerti
21 Kemoterapi
22 Apa ini?
23 Terima Kasih
24 Tolong Jangan Sekarang
25 DIA SAKIT!
26 Akhirnya
27 Terasa Asing
28 Senja & Sahabat
29 Panik
30 Tanggung Jawab
31 Ungkapan Hati
32 Khitbah
33 Sebuah Janji
34 Ultah Darren
35 Tentang Galang
36 Mulai Dekat
37 Cemburu?
38 Tentang Naufal
39 Diva
40 Goyah
41 Seputar Kisah
42 Rian
43 Papa Bangga
44 Undangan
45 Ujian
46 Tentang Jodoh
47 Berjuang Bersama
48 Renata dan Gempano
49 Selamat Tinggal
50 Rindu Musim Dingin
51 Rindu
52 Gagal?
53 kembali?
54 Papa Egois
55 Syok
56 Aku Memang Gila
57 Ia lebih butuh
58 Wisuda
59 Surat
60 Pergi?
61 Kami merindukanmu
62 Dewasa itu apa?
63 Apa Itu Mimpi?
64 Tentang Rasa
65 Tasbih dan Rosario
66 Dua Minggu
67 Cincin?
68 Aligator Amazon
69 Janji Rian
70 Siapa Dia?
71 Janji dan Rasa Kasihan
72 72 jam
73 Assalamu'alaikum Indonesia
74 Tak Sadar
75 Bertemu
76 Konsep Pelangi
77 Datang
78 Kesempatan
79 Galang
80 Lima Hari Lagi
81 Fadila
82 Malu
83 Cemburu
84 Sakinah, mawaddah, warahmah
85 Obrolan Fajar
86 Lingkaran Rasa
87 Salah yang mana?
88 Pelangiku hanya sementara
89 Hotel
90 Salah Paham
91 Maher Ahmed
92 Sepenggal Masa Lalu
93 YES!
94 G & R
95 Terlambat
96 Rumit
97 Kenapa Memilihku?
98 Isi Hati Rian
99 Terlalu Jauh
100 Saya Menerima
101 Kecelakaan
102 Selamat Jalan
103 Kenzo
104 Bilal dan Layla
105 Siapa?
106 Regan dan Kirana
107 Reynald
108 Kurus?
109 Telah Pergi
110 Jangan Ditahan
111 Aku Kuat
112 Kenapa?
113 Kekuatan
114 Apa itu cinta?
115 Rumah Sakit
116 Janji?
117 ATAS NAMA JODOH
118 99 days before divorce
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1 : Ulang Tahun
2
Bab 2 : Mengalah lagi?
3
Bab 3 : Felis Catus
4
Bab 4 : Hanya Mimpi
5
Bab 5 : Tuduhan
6
Bab 6 : Dipaksa Dewasa
7
Bab 7 : Kejar Mimpi Yang Lain
8
Bab 8 : Lelah
9
Bab 9 : Kak Egan?
10
Bab 10 : Pesan Tersirat
11
Bab 11 : Jadilah Pelangi
12
Bab 12 : Hanya Lelah
13
Bab 13 : Keceplosan
14
Bab 14 : Dia calon makmum gue
15
Bab 15 : Jauhi Dia
16
Bab 16 : Hatiku Memilihmu
17
Pengganti kakaknya
18
Pernikahan Davin
19
Berusaha bukan berjanji
20
Tolong Mengerti
21
Kemoterapi
22
Apa ini?
23
Terima Kasih
24
Tolong Jangan Sekarang
25
DIA SAKIT!
26
Akhirnya
27
Terasa Asing
28
Senja & Sahabat
29
Panik
30
Tanggung Jawab
31
Ungkapan Hati
32
Khitbah
33
Sebuah Janji
34
Ultah Darren
35
Tentang Galang
36
Mulai Dekat
37
Cemburu?
38
Tentang Naufal
39
Diva
40
Goyah
41
Seputar Kisah
42
Rian
43
Papa Bangga
44
Undangan
45
Ujian
46
Tentang Jodoh
47
Berjuang Bersama
48
Renata dan Gempano
49
Selamat Tinggal
50
Rindu Musim Dingin
51
Rindu
52
Gagal?
53
kembali?
54
Papa Egois
55
Syok
56
Aku Memang Gila
57
Ia lebih butuh
58
Wisuda
59
Surat
60
Pergi?
61
Kami merindukanmu
62
Dewasa itu apa?
63
Apa Itu Mimpi?
64
Tentang Rasa
65
Tasbih dan Rosario
66
Dua Minggu
67
Cincin?
68
Aligator Amazon
69
Janji Rian
70
Siapa Dia?
71
Janji dan Rasa Kasihan
72
72 jam
73
Assalamu'alaikum Indonesia
74
Tak Sadar
75
Bertemu
76
Konsep Pelangi
77
Datang
78
Kesempatan
79
Galang
80
Lima Hari Lagi
81
Fadila
82
Malu
83
Cemburu
84
Sakinah, mawaddah, warahmah
85
Obrolan Fajar
86
Lingkaran Rasa
87
Salah yang mana?
88
Pelangiku hanya sementara
89
Hotel
90
Salah Paham
91
Maher Ahmed
92
Sepenggal Masa Lalu
93
YES!
94
G & R
95
Terlambat
96
Rumit
97
Kenapa Memilihku?
98
Isi Hati Rian
99
Terlalu Jauh
100
Saya Menerima
101
Kecelakaan
102
Selamat Jalan
103
Kenzo
104
Bilal dan Layla
105
Siapa?
106
Regan dan Kirana
107
Reynald
108
Kurus?
109
Telah Pergi
110
Jangan Ditahan
111
Aku Kuat
112
Kenapa?
113
Kekuatan
114
Apa itu cinta?
115
Rumah Sakit
116
Janji?
117
ATAS NAMA JODOH
118
99 days before divorce

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!