Bab 4 : Hanya Mimpi

"Terima kasih" Aqila sedikit menunduk saat Naufal mengantarnya sampai di depan rumah

"Hmmm" hanya deheman yang diterimanya sebagai jawaban, Aqila sudah biasa di jawab seperti itu, ia langsung berbalik untuk masuk ke dalam rumahnya

"Assalamu'alaikum" Aqila sempat mematung sebentar mendengar Naufal si bad boy mengucap salam, sampai akhirnya ia tersadar saat deru knalpot motor membelah jalan di komplek itu

"Wa'alaikumussalam"

Alih-alih masuk langsung lewat pintu depan, Aqila memilih lewat pintu belakang yang langsung terhubung dengan dapur

"Ya Allah non Aqila" Bik Inah yang sedang memasak berjengkit kaget memegang dadanya melihat seseorang yang baru saja masuk dengan tiba-tiba apalagi dalam keadaan pakaian penuh darah, kalau malam hari sudah dipastikan dirinya pingsan di tempat

"Ada tamu bik?" tanya Aqila langsung saat melihat minuman dingin dan makanan ringan tertata di meja itu, bersiap untuk dihidangkan

"Iya, pacar nona Reyna sama temen-temennya"

"Kakak ada?"

"Sepertinya tuan Daren juga ada disana"

Aqila mengangguk sebagai jawaban, entah kenapa rasanya ia belum siap untuk bertemu dengan Galang sekarang, setelah apa yang ia lakukan dulu agar di perhatikan walau selalu di acuhkan lelaki itu, akhirnya sekarang ia tau kalau lelaki yang disukainya sejak SMA itu ternyata menyukai adiknya

"Kalau begitu Aqila ke kamar dulu bik"

"Nggak makan dulu non?"

"Nanti saja, Aqila belum lapar sekarang" Bik Inah mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya

Tawa di ruang tamu terdengar nyaring, perbincangan mereka sepertinya membahas sesuatu yang asik, sebisa mungkin Aqila melangkah agar tak menimbulkan suara

Namun baru saja dirinya menapaki satu tangga, suara Reyna menghentikannya

"Kak Aqila" ucapnya terdengar lemah

"Apa?" Aqila menjawab tanpa menoleh, karena baju bagian depannya yang dipenuhi oleh darah ia tak ingin membuat mereka khawatir

Khawatir? yang benar saja!, kenapa ia malah berpikir dikhawatirkan?

"Kalau orang berbicara hadap depan, bukan membelakangi seperti itu, tidak sopan kamu" Suara Daren membuat Aqila tersenyum masam, tidak sopan katanya? lalu sikap dia selama ini apa?!

"Apa?" Akhirnya Aqila berbalik melihat mereka, Reyna dan dua temannya, Galang dan satu temannya yang Aqila ingat namanya Bagas dan juga Daren, mereka nampak terkejut sesaat melihat noda darah di pakaian Aqila

"Kak Aqila kenapa?" Suara lemah lembut Reyna mengalun merdu, terselip sedikit nada khawatir dalam bicaranya

"Nggak papa, cuma kotor" Aqila menjawab seadanya

"Kenapa?" Aqila kembali bertanya alasan Reyna memanggil dirinya

"Tadi mama sama papa ngirim oleh-oleh buat kita, tapi boleh nggak..."

"Ambil apa yang kamu mau" Aqila berbalik arah memotong ucapan Reyna, rasanya ia tidak ada mood membahas hal itu sekarang

Memang seperti itu kan? kalau orang tua mereka memberikan oleh-oleh saat perjalan bisnis ke luar kota atau luar negri, kadang hadiah yang diberikan kepada Reyna tidak sesuai keinginannya atau juga menginginkan miliknya, orang tuanya akan menuruti, tanpa sadar kalau sikap mereka terlalu memanjakan putri bungsunya

"Kasih Reyna ya? besok papa ganti"

"Buat Aqila besok belakangan ya"

kata-kata bujuk rayu yang sudah kebal di telinga Aqila saat masih kecil, dulu mungkin ia akan menangis dan menagih janji papanya saat mereka lupa

Tapi sekarang? ia sudah tak butuh janji dan ucapan yang mungkin tak pernah mereka ingat, ia lelah terus meminta-minta, biarlah ia mengalah asal mereka bahagia

"Yeay makasih Kak Aqila" Aqila tak menjawabnya, ia lebih memilih melanjutkan langkahnya ke kamar karena tak tahan dengan bau darah pada pakaiannya saat ini

⚘⚘⚘⚘⚘

Mentari pagi bersinar terang menyambut hari, suara klakson sudah mulai terdengar memenuhi jalan

Aqila menuruni tangga dengan tergesa-gesa sambil merapikan anak rambut yang keluar dari jilbabnya, ia merutuki dirinya yang bisa-bisanya lupa kalau hari ini ia punya kelas pagi yang sangat penting dan tak bisa dilewatkan

Sesampainya di garasi Aqila ingin berteriak sekencang-kencangnya, saat melihat motornya tak ada disana karena kemarin sempat mogok dan masih di bengkel, sedangkan Pak Roni pasti sudah pergi mengantar ayahnya ke kantor kalau mencari angkutan umum sekarang sudah dipastikan dirinya akan terlambat di hukum

Saat mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi Renata, matanya berbinar melihat Rian menuju mobilnya sepertinya ia juga akan berangkat kuliah, tak membuang waktu ia langsung menghampirinya

"Kak Ian" Aqila berteriak saat Ian hendak menutup pintu mobil, terlihat jelas kernyitan kebingungan di dahinya saat Aqila berlari menghampirinya

"Kakak mau ke kampus kan? Aqila nebeng ya, soalnya motor Aqila masih di bengkel, nggak sempet lagi pesen taksi, sekarang ada kelas Bu Maya"

"hem" hanya sebuah deheman, namun Aqila tak peduli akan hal itu, ia langsung mendudukkan dirinya di samping Rian yang menyetir

Mobil berwarna biru itu membelah jalan raya dengan kecepatan yang bisa dibilang tidak pelan, hingga rambu lalu lintas berganti menjadi warna merah menghentikannya

Aqila melirik jam di pergelangan tangannya, tinggal delapan menit lagi untuk sampai ke kampus, ia tersenyum lega karena berkat Rian ia bisa tiba di kampus lebih cepat dari perkiraannya walaupun sempat membuat dirinya jantungan akibat skill mengemudi kakaknya yang tak biasa

Jauh di lubuk hatinya, Aqila tersenyum bukan hanya karena hal itu, tapi karena kebersamaan mereka, sudah lama Aqila tak merasakan berada di dekat kakaknya seperti ini, hingga ia seperti berasa di dalam mimpi, mimpi yang indah hingga ia tak ingin bangun

Dreettt Drettt Drettt

"Halo"

"..."

"Kak Devan sama Kak Darren udah berangkat?"

"..."

"Galang? dia juga nggak bisa?"

"..."

"Kalau gitu tunggu sebentar, kakak janji nggak bakal lama"

"..."

"Iya, apapun itu"

"Turun"

Aqila yang sedang melihat waktu tinggal lima detik lagi lampu akan berganti warna tersentak kaget mendengar ucapan Devano

"A aku?" ia menunjuk dirinya sendiri seperti orang bingung, ia pikir mungkin kakaknya sedang berbicara dengan lawan bicaranya di seberang sana

"Emang disini siapa lagi selain lo?"

"Ta tapi, kakak nggak bisa nganterin Aqila dulu sebentar?"

"Ada sesuatu lebih penting yang harus gue urus"

"Ta tapi..."

"TURUN"

Dengan mata yang mulai memerah, Aqila membuka pintu mobil itu dengan terpaksa dan tepat saat lampu berwarna hijau, mobil biru itu putar arah dan meninggalkan dirinya di perempatan jalan

Hancur sudah mimpi indah Aqila di pagi hari yang cerah, kenapa harus bersedih jika ia tau kalau dirinya memang harus seperti ini? harus selalu mengalah

tin tin tin

Suara klakson motor membuyarkan Aqila yang sempat termenung, ia menolehkan pandangannya pada sosok laki-laki berpakaian serba hitam dengan motor besar khasnya dan tak lupa lambang kucing di jaketnya 'Felis Catus'

"Naik" suara tegas laki-laki itu tanda tak ingin dibantah

"Kucing?" entah kenapa kata itulah yang keluar dari mulut Aqila, alih-alih menyebut nama orang itu ia menyebut nama hewan imut yang menjadi lambang sebuah geng yang diketuai orang yang di depannya saat ini

.

.

.

AUTHOR MINTA MAAF BARU BISA UP SEKARANG 🙏

HP AUTHOR KEMARIN BERMASALAH DAN BARU SELESAI DI PERBAIKI KEMARIN...

.

Banyak Typo...🙏

Terpopuler

Comments

Wayan Sucani

Wayan Sucani

Aku kok nangis ya

2025-02-20

0

DozkyCrazy

DozkyCrazy

dasar kakak setttan

2024-11-27

1

Dian Romadhon

Dian Romadhon

bukan anak kandung atau gmn?

2024-08-28

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Ulang Tahun
2 Bab 2 : Mengalah lagi?
3 Bab 3 : Felis Catus
4 Bab 4 : Hanya Mimpi
5 Bab 5 : Tuduhan
6 Bab 6 : Dipaksa Dewasa
7 Bab 7 : Kejar Mimpi Yang Lain
8 Bab 8 : Lelah
9 Bab 9 : Kak Egan?
10 Bab 10 : Pesan Tersirat
11 Bab 11 : Jadilah Pelangi
12 Bab 12 : Hanya Lelah
13 Bab 13 : Keceplosan
14 Bab 14 : Dia calon makmum gue
15 Bab 15 : Jauhi Dia
16 Bab 16 : Hatiku Memilihmu
17 Pengganti kakaknya
18 Pernikahan Davin
19 Berusaha bukan berjanji
20 Tolong Mengerti
21 Kemoterapi
22 Apa ini?
23 Terima Kasih
24 Tolong Jangan Sekarang
25 DIA SAKIT!
26 Akhirnya
27 Terasa Asing
28 Senja & Sahabat
29 Panik
30 Tanggung Jawab
31 Ungkapan Hati
32 Khitbah
33 Sebuah Janji
34 Ultah Darren
35 Tentang Galang
36 Mulai Dekat
37 Cemburu?
38 Tentang Naufal
39 Diva
40 Goyah
41 Seputar Kisah
42 Rian
43 Papa Bangga
44 Undangan
45 Ujian
46 Tentang Jodoh
47 Berjuang Bersama
48 Renata dan Gempano
49 Selamat Tinggal
50 Rindu Musim Dingin
51 Rindu
52 Gagal?
53 kembali?
54 Papa Egois
55 Syok
56 Aku Memang Gila
57 Ia lebih butuh
58 Wisuda
59 Surat
60 Pergi?
61 Kami merindukanmu
62 Dewasa itu apa?
63 Apa Itu Mimpi?
64 Tentang Rasa
65 Tasbih dan Rosario
66 Dua Minggu
67 Cincin?
68 Aligator Amazon
69 Janji Rian
70 Siapa Dia?
71 Janji dan Rasa Kasihan
72 72 jam
73 Assalamu'alaikum Indonesia
74 Tak Sadar
75 Bertemu
76 Konsep Pelangi
77 Datang
78 Kesempatan
79 Galang
80 Lima Hari Lagi
81 Fadila
82 Malu
83 Cemburu
84 Sakinah, mawaddah, warahmah
85 Obrolan Fajar
86 Lingkaran Rasa
87 Salah yang mana?
88 Pelangiku hanya sementara
89 Hotel
90 Salah Paham
91 Maher Ahmed
92 Sepenggal Masa Lalu
93 YES!
94 G & R
95 Terlambat
96 Rumit
97 Kenapa Memilihku?
98 Isi Hati Rian
99 Terlalu Jauh
100 Saya Menerima
101 Kecelakaan
102 Selamat Jalan
103 Kenzo
104 Bilal dan Layla
105 Siapa?
106 Regan dan Kirana
107 Reynald
108 Kurus?
109 Telah Pergi
110 Jangan Ditahan
111 Aku Kuat
112 Kenapa?
113 Kekuatan
114 Apa itu cinta?
115 Rumah Sakit
116 Janji?
117 ATAS NAMA JODOH
118 99 days before divorce
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1 : Ulang Tahun
2
Bab 2 : Mengalah lagi?
3
Bab 3 : Felis Catus
4
Bab 4 : Hanya Mimpi
5
Bab 5 : Tuduhan
6
Bab 6 : Dipaksa Dewasa
7
Bab 7 : Kejar Mimpi Yang Lain
8
Bab 8 : Lelah
9
Bab 9 : Kak Egan?
10
Bab 10 : Pesan Tersirat
11
Bab 11 : Jadilah Pelangi
12
Bab 12 : Hanya Lelah
13
Bab 13 : Keceplosan
14
Bab 14 : Dia calon makmum gue
15
Bab 15 : Jauhi Dia
16
Bab 16 : Hatiku Memilihmu
17
Pengganti kakaknya
18
Pernikahan Davin
19
Berusaha bukan berjanji
20
Tolong Mengerti
21
Kemoterapi
22
Apa ini?
23
Terima Kasih
24
Tolong Jangan Sekarang
25
DIA SAKIT!
26
Akhirnya
27
Terasa Asing
28
Senja & Sahabat
29
Panik
30
Tanggung Jawab
31
Ungkapan Hati
32
Khitbah
33
Sebuah Janji
34
Ultah Darren
35
Tentang Galang
36
Mulai Dekat
37
Cemburu?
38
Tentang Naufal
39
Diva
40
Goyah
41
Seputar Kisah
42
Rian
43
Papa Bangga
44
Undangan
45
Ujian
46
Tentang Jodoh
47
Berjuang Bersama
48
Renata dan Gempano
49
Selamat Tinggal
50
Rindu Musim Dingin
51
Rindu
52
Gagal?
53
kembali?
54
Papa Egois
55
Syok
56
Aku Memang Gila
57
Ia lebih butuh
58
Wisuda
59
Surat
60
Pergi?
61
Kami merindukanmu
62
Dewasa itu apa?
63
Apa Itu Mimpi?
64
Tentang Rasa
65
Tasbih dan Rosario
66
Dua Minggu
67
Cincin?
68
Aligator Amazon
69
Janji Rian
70
Siapa Dia?
71
Janji dan Rasa Kasihan
72
72 jam
73
Assalamu'alaikum Indonesia
74
Tak Sadar
75
Bertemu
76
Konsep Pelangi
77
Datang
78
Kesempatan
79
Galang
80
Lima Hari Lagi
81
Fadila
82
Malu
83
Cemburu
84
Sakinah, mawaddah, warahmah
85
Obrolan Fajar
86
Lingkaran Rasa
87
Salah yang mana?
88
Pelangiku hanya sementara
89
Hotel
90
Salah Paham
91
Maher Ahmed
92
Sepenggal Masa Lalu
93
YES!
94
G & R
95
Terlambat
96
Rumit
97
Kenapa Memilihku?
98
Isi Hati Rian
99
Terlalu Jauh
100
Saya Menerima
101
Kecelakaan
102
Selamat Jalan
103
Kenzo
104
Bilal dan Layla
105
Siapa?
106
Regan dan Kirana
107
Reynald
108
Kurus?
109
Telah Pergi
110
Jangan Ditahan
111
Aku Kuat
112
Kenapa?
113
Kekuatan
114
Apa itu cinta?
115
Rumah Sakit
116
Janji?
117
ATAS NAMA JODOH
118
99 days before divorce

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!