waktu begitu cepat berlalu tak terasa 2 hari lagi nayra akan wisuda. bian menyambutnya dengan begitu antusias bian ingin memberi kejutan pada nayra.
setiap hari bian selalu menghabiskan waktunya bersama nayra, bian sangat menyayangi nayra.
bian sudah menyiapkan nayra sebuah kalung cantik dengan permata hijau serta boneka kecil berwarna hijau juga.
kalung itu pemberian oma dan opanya kala bian saat itu duduk dibangku kelas 3 SD sebagai hadiah dari prestasinya yang luar biasa disekolahnya.
bian mencari nayra dikamarnya tidak mendapati nayra disana.
bian mencari diruang keluarga juga tidak mendapatinya disana.
bian mengelilingi seluruh sudut mansion itu samapi ketaman namun tidak ada juga, akhirnya bian menghampiri mbok nur dibelakang yang sedang memberikan arahan pada maid yang lain.
karena mbok nur adalah kepala maid dirumah itu walau masih terbilang lebih muda dari maid yang lain tapi mbok nur dipercayakan menjadi kepala pelayan dimansion baskoro.
"mbok lihat nayra tidak?"
"eh, aden. non nayra dilantai tiga den lagi vc sama kedua orang tuanya non nayra"
bian langsung pergi menuju lantai tiga meninggalkan mbok nur.
nayra duduk dikursi menghadap kolam renang sambil ditemani salah satu maid.
bian melihat nayra yang bahagia vc dengan orang tuanya menghampiri nayra duduk disamping nayra.
bian meminta maid untuk meninggalkan mereka berdua.
akhirnya nayra mengakhiri panggilan vc dengan kedua orang tuanya itu.
nayra bercerita pada bian bahwa papa dan mamanya akan datang lusa melihat nayra disekolahnya.
bian mendekat menarik kursi agar lebih dekat pada nayra.
"nayra, apa kau akan meninggalkan ku saat tante cindi dan om pandi datang?"
"tidak kak, nay sayang kakak"
"apa kau masih mau main kemansion daddy ku kalau papamu sudah mengajakmu pulang?"
"tentu saja kakak"
"nayra aku sayang kamu. apa kau juga sayang padaku?"
nayra mengangguk.
"setelah dewasa nanti aku akan menikahimu kau akan jadi istriku"
"istri itu apa kak"
"istri itu teman hidup. apa kau mau bersamaku selamanya"
nayra mengangguk saja.
padahal nayra tak paham apa itu teman hidup yang dimaksud bian. nayra berpikir bian akan menjadi temanya bermain sampai selamanya.
bian merogoh saku celananya memberikan nayra kalung cantik pemberian oma opa nya itu
bian memakaikan kalung itu pada matra.
"jangan dilepas apapun yang terjadi. mengerti!"
nayra mengangguk.
CUP.
bian mencium bibir kecil nayra.
"kita sekarang sudah pacaran karena aku sudah mencium mu.
ingat, jangan biarkan ada pria lain yang mencium bibirmu. apa kau mengerti?"
nayra mengangguk.
bian memeluk nayra tersenyum bahagia.
"kau juga tidak boleh menikah dengan pria lain setelah besar nanti, kau harus menungguku"
nayra mengangguk dipelukan bian.
"nih, aku kasi kau boneka lumba -lumba nanti kalau nay sudah pulang kerumahmu bawa boneka ini untuk menemani tidurmu"
nayra mengangguk tersenyum senang mendapat boneka dari bian.
***
Hari yang dinanti telah tiba. baskoro dan santi ikut menhadiri acara tersebut.
nayra selalu menanyai kedua orang tuanya pada santi mau pun baskoro.
nayra cemberut karena merasa telah dibohongi oleh kedua orang tuanya.
baskoro sudah menelpon sahabatnya itu berkali bahkan ribuan kali namun diluar jangkauan. santi juga melakukan hal yang sama namun baik cindi maupun pandi tetap diluar jangkauan.
hingga acara selesai namun batang hidung orang tuanya tak kunjung kelihatan, nayra masih menunggu mama dan papanya sampai seluruh anak dan orang tua sudah pada pulang.
bahkan para guru juga sudah pada pulang hanya tinggal sekurity yang ada digerbang sekolah.
nayra berkaca-kaca mendapati dirinya tidak didampingi orang tuanya.
baskoro dan santi membujuk nayra untuk segera pulang, karena hari sudah menjelang sore. namun nayra tetap ingin menunggu orang tuanya.
baskoro menggendong nayra mencium pipinya dengan penuh sayang. membujuk nayra untuk pulang.
akhirnya nayra mau diajak pulang dengan sejurus baskoro.
diusapnya air mata nayra diciumnya pipi putri cantiknya itu, putri sahabatnya yang sudah dianggap bak putri sendiri.
sampainya dimansion baskoro.
bian melihat wajah nayra kusut penuh dengan air mata.
"loh dad, kesayanganku kenapa? mommy, deddy apa yang kalian lakuka sama nayraku? kenapa kalian membiarkan kesayanganku menangis?"
bian emosi melihat nayra menangis sesegukan digendongan baskoro.
"nanti deddy jelasin sekarang nayra harus segera mandi lalu istirahat"
"bian sudah makan nak, maaf tadi mommy, daddy sama nayra sudah makan diluar kemalaman kalau makan dirumah" ucap santi.
baskoro membawa nayra kekamarnya, minta maid memandikan nayra.
baskoro pergi dari kamar nayra.
"papa sama mama mandi dulu ya sayang. bian tolong temani nayra setelah selesai mandi ya nak"
santi mengelus kepala bian anaknya
lalu mengajak suaminya keluar.
sambil berjalan menuju kamar mereka, baskoro mengomel.
"keterlaluan kau pandi, tega sekali memberi harapan palsu pada anaknya. awas saja saat mereka pulang aku kuberi pelajaran mereka berdua"
"sudahlah mas, mungkin saja mereka sibuk"
"sibuk katamu mom, haruskah ponselnya juga di mode off. kenapa tidak jujur saja kalau tidak bisa datang! yang ada malah menghindar dengan cara mematikan ponsel barengan.
dasar suami istri laknat, umpat baskoro kesal"
"dad, sudah yuk mandi bareng" tawar santi.
mereka pun mandi bersama selama berjam jam guna menghilangkan kekesalan mereka seharian penuh karena ulah sahabat laknatnya itu.
jam sudah menuju pukul 11 malam namun pasangan suami istri baskoro dan santi masih santai diruang leluarga menikmati acara televisi.
sedangkan bian sedari tadi menemani nayra menenangkan nayra agar tidak sedih lagi, setelah mastikan nayra sudah terlelap akhirnya bian keluar dari kamar nayra menghampiri kedua orang tuanya menuntut penjelasan.
bian berjalan menuju ruang keluarga, namun tiba-tiba bian berhenti mendengar suara ayahnya yang sedang berbincang ditelepon entah dengan siapa.
"apa? kecelakaan?
iya saya sahabat pandi dan cindi.
maksudku saya keluarga pandi dan cindi.
apa yang terjadi pak
baik saya akan segera kesana"
tut, panggilan diakhiri.
"ada apa dad?"
"mommy kita harus kerumah sakit sekarang pandi dan cindi kecelakaan. jasad mereka ada dirumah sakit mom, barusan polisi yang mengabari daddy mom"
"apa kecelakaan? rumah sakit?" santi terkejut.
santi masih bengong ditempat. air matanya keluar begitu saja.
"apa yang terjadi dad? jasad apa maksud daddy? daddy pasti bohongkan sama mommy"
"daddy tidak bohong mommy, ayo mom kita peri sekarang untuk memastikan semuanya"
baskoro menarik tangan istrinya yang masih bengong.
tidak ingin membuang waktu terlalu lama.
mereka pergi dengan terburu buru.
Deg.
jantung bian berdetak kencang mendengar apa saja yang dibicarakan oleh orang tuanya itu.
"apa? tante cindi dan om pandi kecelakaan?
me meninggal?
tidak. tidak mungkin"
menggeleng kepala. bian duduk lemas diujung tangga.
"apa yang harus aku katakan pada nayra!
aku tidak mau nayra sedih. astaga, bagaimana ini?"
bian beranjak dari tempatnya menuju kamar nayra, bian mendekat keranjang nayra tidur.
"hai kesayanganku" bisiknya sambil berurai air mata.
"yang kuat ya sayang. aku akan selalu menjagamu. akan selalu menemanimu. tak akan aku biarkan nayra kesepian"
Cup. dikecupnya kening matra.
***
dirumah sakit.
santi menangis histeris mendapati benar adanya bahwa yang dihadapanya saat ini adalah jasad pandi dan cindi.
"tidak. tidak mungkin. ini tidak mungkin daddy.
bagaimana bisa mereka berdua pergi meninggalkan nayra"
santi memukul dada suaminya baskoro, seakan melampiaskan emosinya yang tidak tau bagaimana nayra yang masih kecil harus kehilangan kedua orang tuanya.
polisi menjelaskan bahwa korban ditemukan dijalan XXX dengan kondisi sudah tidak bernyawa.
"kami sudah melakukan penyelidikan terkait kecelakaan yang menimpa saudara pandi serta istrinya. sepertinya kecelakaan terjadi akibat kesengajaan
karena kami mendapati rem mobil bapak pandi blong"
"apa?" kaget baskoro.
"pak, saya serahkan semuanya kepada bapak petugas. tolong usut kasus ini sampai tuntas"
baskoro menemui dokter yang menangani jasad sahabatnya itu. apakah jasadnya sudah bisa dibawa pulang agar segera dikebumikan.
"maaf tuan baskoro, petugas lumayan kesulitan menemuka keluarga korban sehingga membutuhkan waktu sampai malam hari.
ponsel korban ditemukan berjarak 50 meter dari tempat kejadian" lapor dokter itu.
"maksudnya?" tanya baskoro memastikan
"sepertinya kecelakaan yang menimpa korban disengaja bahkan petunjuk identitas korban juga berusaha dihilangkan, tapi Tuhan itu baik. petugas kepolisian masih menemukan ponsel korban sehingga bapak dapat kami hubungi dipanggilan terakhir ponsel korban nama tuan yang terlanjur"
baskoro melongok tak percaya.
"tapi dokter, pandi maupun santi tidak pernah punya musuh? bahkan mereka punya putri yang masih sangat kecil dokter!" seru baskoro.
seseorang mendengar percakapan antara baskoro dan dokter segera merogoh pendeknya lalu menelpon seseorang.
"halo. lapor. dari yang saya dengar mereka memiliki seorang putri, segera cari lalu bunuh"
tutt. panggilan diakhiri, orang misterius itu pergi meninggalkan rumah sakit.
Bersambung!
hai teman. kisah cinta matra akan tayang setiap hari.
ikuti terus kelanjutan ceritanya yah.
jangan lupa vote, luka juga teman.
terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Fida
Lanjuttt
2022-06-26
0