HARI PERTUNANGAN

Semua keluarga telah berkumpul. Persiapan juga sudah rampung. Keluarga inti Sri sudah duduk rapi di ruang tengah. Tinggal menunggu dari pihak lelaki.

Sri sudah berdandan di kamarnya. Masih saja berdoa semoga saja pihak laki-laki tidak jadi datang. Jika itu terjadi, dia akan bersalto sampai tujuh kali di depan banyak orang.

"keluarga pak Frans sudah datang las?" tanya Welas pada Lastri.

"Bune bilang sebentar lagi. Masih di jalan" jawab Lastri.

Mendengar itu, Sri langsung menekuk wajahnya. Sebal sekali jika mereka ternyata bisa hadir. Doanya tidak terkabul.

"heh.. Ojo cemberut. Calon manten harus punya wajah ceria" lasti menyenggol lengan Sri.

"Iyo, Sri. wong wes dandan ayu ngene kok cemberut. Ntar ayu mu ilang" welas menimpali.

Sri semakin sebal saja melihat kedua kakaknya yang selalu menggodanya. Tidak mengerti perasaannya yang sangat tidak suka dengan pertunangan ini.

"Iisshh... cah ayu kok muka nya cemberut wae toh?"

Lastri mendekati Sri yang duduk di sisi ranjangnya. Menowel-nowel lengan Sri agar adiknya tertawa. Tapi Sri tidak bergeming.

"harusnya mbak Lastri yang dandan kayak aku sekarang" ujar Sri mangkel.

"Laaahh.. Ojo ngono Sri. Entar mas Dani marah Loh" jawab Lastri.

"Biarin lah" Sri melengos.

"Ojo Sri. Kamu tega kalau Ridwan jadi Ndak punya ibu?"

"ck.. pasti Ridwan mau lah. Ibune jelek"

"Hihiihii... Yo pantes bukan aku seng dandan kayak kamu Sri. Kan yang cantik itu kamu. Jadi pantesane yang jadi manten itu ya kamu" Lastri masih saja menggoda Sri.

Welas dan Lastri terkikik geli melihat Sri masih saja cemberut sebal. Tapi di luar kamar, sudah ramai berkasak-kusuk. Welas beranjak keluar kamar. memeriksa ada apa gerangan yang membuat para tamu menjadi heboh.

"Waaahh.. Sri. Calon mu wes datang Sri" seru Welas sambil menatap takjub ke ruang depan rumah.

Hati Sri terasa semakin berdebar-debar. Ada rasa gugup menyelimuti dirinya. Keluarga mempelai laki-laki sudah datang.

Lastri beranjak meninggalkan Sri. Ingin menyaksikan langsung bagaimana rupa calon suami adiknya. Mengintip dari ruang tengah, bergabung bersama anak-anak. berkumpul di ruang tengah.

Terlihat Warti sedang menyalami keluarga Frans. Ada Melani dan juga ada beberapa orang laki-laki lagi yang berdiri berjejer bersalaman dan masuk ke dalam rumah, sambil membawa banyak barang seserahan untuk keluarga perempuan.

Mereka duduk bersila di permadani tebal yang telah di sediakan keluarga Sri. Frans duduk berdampingan dengan Melani istrinya. dan beberapa lelaki yang lain duduk berjejer di samping Frans.

Penampilan mereka sangat terlihat mencolok. Semua para lelaki memakai jas lengkap. Sedangkan Melani memakai gaun mewah yang terlihat seperti istri seorang pejabat. Sangat kontras dengan penampilan dari keluarga Sri yang hanya biasa-biasa saja seperti orang kebanyakan.

Tampak seorang dari keluarga pihak lelaki terlihat sangat mencolok ketampanannya. Dan mereka langsung bisa menebak, bahwa dialah calon mempelai laki-lakinya. Wajah tampan dengan alis yang tebal dan mata yang tajam. Tampak menatap dingin dengan senyum yang di paksakan.

Beberapa orang lelaki keluar dari dapur membawa minuman dan cemilan untuk keluarga Frans dan untuk para tamu lainnya. Menghidangkan di depan mereka.

"Ayo dek Melani, silahkan di cicipi hidangannya" ujar Warti.

"ah, ya. terima kasih mbak" jawab Melani mengangguk dan tersenyum ramah.

Frans dan yang lainnya juga tersenyum ramah. Mencicipi hidangan yang telah di sediakan tuan rumah.

"Baiklah, karena keluarga dari pihak laki-laki sudah hadir, lebih baik kita mulai saja acaranya" ujar Darmo adik lelaki Warti, pamannya Sri.

"Sebaiknya begitu mas" jawab Frans.

"assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh"

"walaikumsalam warahmatullahi wa barokatuh" jawab semua orang yang ada di situ.

"Perkenalkan mas Frans, nama saya Naryo. Disini saya sebagai adik dari mbak Warti, mengucap selamat datang pada mas Frans sekeluarga ke kediaman mbak Warti"

tampak Frans dan melani manggut-manggut. tapi Lucky hanya diam saja menatap Naryo dengan seksama.

"Dan yang ini Dani, menantu tertua keluarga ini. Dan yang ini, Iyan. Yang juga menantu kedua dari keluarga ini"

Naryo memperkenalkan semua keluarga dari pihak perempuan kepada keluarga Frans.

"Jadi, kami ingin bertanya kepada mas Frans sendiri. Apa gerangan maksud dan tujuan panjenengan (saudara/anda) datang ke kediaman mbak Warti ini?" Naryo menyudahi bicaranya. menyerahkan setelahnya pada Frans.

Seorang lelaki dari pihak Frans memulai bicara. Sepertinya orang yang di tunjuk Frans untuk jadi pembicara.

"Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh"

"Walaikumsalam warahmatullahi wa barokatuh" jawab mereka semua serempak.

"Perkenalkan mas, nama saya Nafis. Saya kerabat dari pak Frans. Saya di tunjuk oleh pak Frans untuk menjadi pembicara di acara ini" Nafis, lelaki paruh baya itu memperkenalkan diri.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga ibu Warti sudah menyambut kami di sini dengan sangat baik.

"Jadi seperti yang keluarga dari pihak wanita telah ketahui, ini adalah pak Frans, lalu ibu Melani adalah istri pak Frans, dan pemuda tampan ini adalah Lucky putra dari pak Frans"

Nafis menunjuk keluarga Frans satu persatu. Lalu melanjutkannya lagi.

"Jadi, maksud dan tujuan kami datang kerumah ahli bait di sini adalah, ingin melamar putri dari pak Broto dan ibu Warti, yang bernama Dewi Sri, sebagai calon istri untuk putra pak Frans yaitu Lucky Albronze"

"bagaimana mas Naryo? apakah keluarga ibu Warti setuju?"

"Kami sebagai orang dari Dewi Sri, merasa setuju saja pak Nafis. Tapi kami juga perlu bertanya pada anak gadisnya sendiri. Sebentar kita panggil Dewi Sri"

Mendengar itu, Sri sudah bersiap-siap bersama Nunik.

"Sri, kamu yakin mau pake gigi tonggos sama tahi lalat palsu itu? entar kalau bune semaput (pingsan) gimana Sri?"

Sri terdiam. Memikirkan apa kata Nunik barusan. Masih memegangi gigi dan tahi lalat yang ia beli semalam.

"Kamu bukan cuma bawa diri mu Sri. Tapi juga nama keluarga mu" Nunik mengingatkan lagi.

"Iihhh.. kamu ini. Jadi temen kok bukannya mendukung aku malah nakut-nakutin"

Sri mencubit lengan Nunik. gemas sekali karena aksinya di peringatkan Nunik. Terpaksa Sri melepas lagi gigi tonggosnya dan tahi lalat palsu itu lagi. Tidak tega menyakiti hati ibunya.

Welas kembali ke kamar Sri. Mengajaknya ke luar kamar menemui calon suami. Dengan berat hati Sri menuruti saja. Berjalan menunduk dengan perasaan bercampur aduk.

Begitu melihat Sri muncul, keluarga dari pihak laki-laki, langsung menatap Sri terpesona. Frans dan istrinya tersenyum melihat calon menantu mereka. Merasa tidak salah menjodohkan putra mereka dengan putri Broto dari kecil.

Tapi lain lagi dengan Lucky. Pria itu menatap Sri tanpa expresi. Tajam menusuk tatapan itu. Untung saja Sri tidak melihat kepadanya.

Sri berdandan sederhana saja. Memakai kebaya modern dengan selendang yang menutupi kepalanya. Rambut pendeknya di kerly sedikit.

Sri di dudukkan di samping ibunya. Menunduk tak berani menatap keluarga calon suaminya.

"Nah, ini dia Dewi Sri yang di maksud tadi. Benar begitu pak Nafis?" tanya Naryo.

Nafis menoleh pada Frans dan melani. Mereka berdua mengangguk. Sementara Lucky hanya diam menatap Sri tak berkedip. Dia pernah melihat gadis ini. Yang di tabrak Beni asistennya tadi malam.

"Iya pak Naryo. Dewi Sri ini yang di maksud keluarga kami" jawab Nafis.

"Baiklah" Naryo menoleh menatap Sri. "Dewi Sri, Ini ada keluarga bapak Frans datang ke rumah kita dengan maksud melamar mu untuk putra mereka, Lucky Albronze. Bagaimana nak Sri? apakah kamu menerima lamaran ini?"

TIDAAAAKKKK!!!!

Tapi teriakan itu hanya ada dalam hati Sri. Ingin rasanya meneriakkan kata tidak saat itu juga. Kalau benar ia boleh memilih. Tapi pertanyaan itu hanya formalitas saja. Ibu sudah memintanya untuk menyetujui.

Semua orang menatapnya menunggu jawaban. Tapi Sri masih diam menunduk.

"Nduk, lekas jawab itu" Warti mencolek kecil lengan Sri sambil berbisik.

buneee.. kenapa Ndak ngerti perasaan ku tooohh..

Sri meremas tangannya sendiri. Meragukan jawaban apa yang harus di berikan. Melirik ibunya sejenak.

"Iya, paklik. Saya terima lamarannya" jawab Sri lirih.

"Alhamdulillaaaaahh..."

Serempak mereka menyambut jawaban Sri. Semua keluarga tersenyum bahagia. Frans menepuk-nepuk pundak Lucky dan merangkulnya. Menyatakan bahwa lamaran putranya di terima.

Bukannya turut bahagia, Sri malah merasa sangat nelangsa. Hidupnya sebentar lagi akan di kuasai lelaki yang tidak pernah ia kenal sama sekali.

"Baiklah pak Nafis, Dewi Sri putri kami telah menerima lamaran dari keluarga pak Frans. selanjutnya, silahkan nak Lucky memasangkan cincin pada putri kami Dewi Sri" ujar Naryo.

"Terima kasih saya ucapkan untuk keluarga bapak Broto almarhum, yang di wakili oleh pak Naryo. Yang telah menerima lamaran putra kami Lucky untuk menjadi calon menantu keluarga ini" jawab Nafis.

Nafis menyuruh beberapa orang dari pihaknya untuk menyerahkan seserahan ke tengah ruangan. Orang-orang itu bergerak membawa banyak seserahan ke tengah ruangan. Menjejerkan ya dengan rapi.

"Ini adalah seserahan dari anak kami Lucky untuk calon istrinya dan keluarga pak Broto, sebagai tanda ikatan pertunangan dan juga rasa terima kasih keluarga bapak Frans pada keluarga ini. Mohon diterima. Dan selanjutnya untuk putra kami Lucky, untuk memasangkan cincin pertunangan pada calon istrinya"

Melani menyerahkan kotak kecil beludru merah pada lucky, putranya. Dengan datar, lucky maju dan mendekati Sri. Duduk bersimpuh tepat di depan Sri. Menatap Sri yang masih tertunduk.

Semua keluarga heboh. Riuh menggoda kedua calon pengantin. Lucky hanya diam tanpa expresi. begitu juga Sri, dia malah merasa sorakan keluarga itu menambah rasa nelangsa di hatinya.

Lucky mengulurkan tangannya meminta Sri memberikan jari manis tangan kanannya. Sri melihat tangan kekar itu terulur di depannya tanpa berani mendongak melihat calon suaminya.

Karena uluran tangannya tidak bersambut, dengan berani Lucky menarik tangan Sri begitu saja. Sri terperanjat. reflek mendongak menatap pria di depannya.

Betapa kagetnya Sri melihat siapa lelaki yang akan menjadi calon suaminya.

Astaga!! ternyata si brengsek yang sombong ini yang harus jadi calon suami ku!!!!

Sri mendelik kaget. Menatap lelaki di depannya dengan pandangan marah dan rasa tak percaya.

Tetapi Lucky merasa tak bersalah. Dengan santai menggenggam tangan Sri dengan erat. Masih dengan melotot, Sri mencoba menarik tangannya. Tidak mau di pasangkan cincin pertunangan.

Tapi Lucky menahannya dan menatap mata Sri dengan tajam. Sri semakin melebarkan matanya mendelik marah. Menarik tangannya sedikit keras. Dan Lucky tetap menahannya dengan kuat.

Semua orang yang melihat itu terkikik dan mengira kedua calon pengantin sedang adu akting menunjukkan kemesraan mereka. Padahal Sri dan Lucky benar-benar dalam keadaan kesal bertemu lagi setelah kejadian tabrakan malam kemarin.

"Wah.. wah.. lihat lah betapa mesranya calon pengantin ini"

Naryo menggoda Sri keponakannya. Mendengar itu, Sri jadi tersadar bahwa mereka berdua menjadi tontonan kedua belah pihak keluarga. Sontak Sri malu dan menunduk. Mengendurkan otot tangannya menerima saja Lucky memasukkan cincin tunangan ke jari manisnya.

Lucky tersenyum skeptis menatap Sri. Merasa menang bisa berhasil memasukkan cincin ke jari manis gadis itu. Sri melirik marah pada Lucky. Rasanya ingin sekali mencakar wajah tampan di depannya ini.

Lucky cuek saja. Lalu mundur kebelang lagi. Duduk di tempatnya semula. Semua orang mengucap syukur dan bertepuk tangan.

"Baiklah. sekarang, resmi sudah Dewi Sri dan Lucky Albronze bertunangan. jadi sekarang kita menentukan tanggal pernikahan" ujar Naryo lagi.

"Benar pak Naryo. Begini, mengingat kesibukan putra kami Lucky, jadi kami meminta hari pernikahannya di laksanakan sesegera mungkin. Sebaiknya Minggu depan saja pak Naryo" ujar Nafis.

Naryo menoleh menatap Warti. sementara Sri juga menoleh menatap ibunya. mengisyaratkan jangan secepat itu. Tapi ibunya sudah mengangguk menyetujui.

"Baiklah. Kami setuju. Minggu depan kita laksanakan pernikahan mereka"

biuuuuung!! kenapa harus secepat ini siihh.. aku benci lelaki itu. dia yang buat lenganku berdaraaahhh!!

Sri mengumpat dalam hati. Melirik Lucky yang tersenyum skeptis menatapnya.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

wkwkkw ngebayangin tarik2an tangan... lucu x yak...
otor.. sehat sll ya😘

2023-04-18

0

Putri Minwa

Putri Minwa

semoga pertunangan mereka berjalan mulus ya thor

2023-02-22

0

Masnah Ana

Masnah Ana

lanjut🥰🥰🥰

2022-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 30 TAHUN YANG LALU
2 MENYETUJUI
3 INSIDEN TOKO PERNAK-PERNIK
4 HARI PERTUNANGAN
5 Nomor ponsel Lucky
6 Kesepakatan
7 Tragedi malam pertama
8 hari pertama setelah menikah
9 pura-pura
10 Aku pegang janji mu
11 Pasti kangen bune
12 Genggaman mu
13 Siapa suruh buka baju Sri?
14 Kau bukan seleraku
15 Gadis Bandel
16 Makan malam dengan mertua
17 Denda
18 Gagal kerja
19 Setia dan Manja
20 Bertemu Amira
21 Raja dan dua permaisuri
22 Menghilang
23 Pelayan baru
24 Memakai milik mu
25 Pergulatan sengit
26 Dia tertawa
27 Merubah Sri
28 Kesepakatan papi
29 Nekad mengecup Lucky
30 Terlihat Perhatian
31 Sri Berubah!
32 Gengsi tingkat tinggi
33 Tangan Bekerja Maksimal
34 Aku Ingin Cucu
35 Bulan Madu 1
36 Istri Rasa Pelakor
37 Bertemu Lagi
38 Bayangan Sri
39 Tubuh Polosmu
40 Mau Aku ajari?
41 Saya Istrinya Mase
42 Tujuan Amira Delova
43 Dapat Lowongan
44 Melihat Mu Dengan Yang Lain
45 Kau Milikku
46 Mase Ojo Ngono
47 Cinta Yang Berganti Nestapa
48 Ora Nduwe Hati!
49 Jangan Lihat Yang Lain
50 Ijin Kerja
51 Kejadian Memilukan Sekaligus Menyenangkan
52 Batal Janji
53 Sri Dan Amira
54 Maaf
55 Interview Lewat
56 Langsung Kerja
57 Di Umek-umek
58 Menjerit
59 Tidak Pulang
60 Pulang Dengan Ku
61 Mata Saya Rabun Tuan
62 Cerai?
63 Kita Pacaran. Mau?
64 Ojol
65 Noah Lagi.. Noah Lagi
66 Melabrak Noah
67 Pulang lah
68 Asupan Cinta
69 Memutuskan Amira
70 Menghindari Agnes
71 Sugar Daddy dan Sugar Baby
72 Bertemu Billy
73 Memilih Sri
74 Kuatkan Aku
75 Permintaan Kakek
76 Pulang Lebih Awal
77 Mansion Albronze
78 Keluarga Albronze 1
79 Keluarga Albronze 2
80 Keluarga Albronze 3
81 Istri Nakal
82 Panas
83 Satu Tujuan
84 Kunjungan Presdir
85 MIMPI!!!
86 Kisah Albronze's 1
87 Kisah Albronze's 2
88 Sri Jahil
89 Minumannya Terasa Pahit
90 Kabar Dari Papi Frans
91 Bertemu Wanita Paling Cantik
92 Pertanyaan Oma Membuat Resah
93 Sepeda Ontel Tua
94 Air Terjun
95 Ban Kempes
96 Meninggalkan Oma
97 Gosip Panas
98 Pingsan
99 Diantar Selingkuhanku
100 Kejutan Saat Mandi
101 Menusuk Hati
102 Senyum Licik
103 Dibawa Noah
104 Selingkuh dengan Noah
105 Ancaman Levi
106 Noah Marah
107 Keterangan Beni
108 Harga Diri Yang Terkoyak
109 CEO Juga Punya Hati
110 Bucin Akut
111 Berangkat Lebih Pagi
112 Menerima Tawaran Kakek
113 Pangeran Usil
114 Semakin Bandel Sekarang
115 Antara Cinta dan Nestapa
116 Makan Malam Romantis
117 Club DEVDA'S
118 Alvonzo Menggeliat
119 Penjelasan
120 Kembali Bahagia
121 Kedatangan Presdir Idola
122 Titah Seorang Presdir
123 Pernyataan Cinta
124 Noah Perusak Kenikmatan
125 Undangan Amira
126 Lucky Di Pihak Sri
127 Teh Hijau
128 Kursinya Sempit
129 Mas Lucky Ku Sayang
130 Rencana Beli Motor
131 Rasa Cemburu
132 Lucky marah, Rian Edan
133 Mase Nangis
134 Cemburu dan Cinta
135 Cetak KTP Sekalian
136 Syarat dan Ketentuan Berlaku
137 Ketahuan Si Suami Ojol
138 Barter
139 Momen Bahagia
140 Tengku-Rab
141 Pamer Kemesraan
142 Permen Wangi
143 Morning Horny
144 Penguntit
145 Masalah Dan Gosip Panas
146 Istriku Yang Sesungguhnya
147 Breakfast With Dewiku
148 Agnes Harus di Hukum
149 Keputusan Presdir
150 Press Conference
151 Ada Pebinor
152 Makan Malam Bersama
153 Pertengkaran
154 Rencana Levi
155 Noah Itu Seperti Apa?
156 Panas Karena Noah
157 Lupa Kerja
158 Tanya Mbah Google
159 Penggeledahan
160 Menjenguk Lucky
161 Pesanan Sri
162 Kabar Mengejutkan
163 Sniper Yang Bisa Meleset
164 Bisikan Kakek Fredi
165 Rencana Kejutan
166 Fitnah Keji
167 Penculikan
168 Jebakan
169 Kamar 103
170 Tertangkap Basah
171 Wajah Datar Lucky
172 Kelakuan Aneh Lucky
173 Pengakuan Lucky
174 Segera Pulang
175 Pesta Besar
176 Sindrom Kehamilan Simpatik
177 Ironi Ayah Hamil
178 Guling Berkumis
179 Film Horor
180 Peresmian part 1
181 Peresmian part 2
182 Peresmian part 3
183 Peresmian part 4
184 Menjenguk Kakek Fredi
185 Bicara Dengan Baby
186 Halusinasi
187 Waktu Berdua
188 Tanda Terima Kasih Agnes
189 Absurdnya Rian
190 Noah Bilang Apa?
191 Tumbal Ngidam
192 Pasukan Pink
193 Calon Mantu
194 Pinangan Ayah dan Ibu Rian
195 Pria-pria Menanti Cinta
196 Pecak Welut
197 Curhat Dan Tragedi Kodok
198 Saling Mengerti
Episodes

Updated 198 Episodes

1
30 TAHUN YANG LALU
2
MENYETUJUI
3
INSIDEN TOKO PERNAK-PERNIK
4
HARI PERTUNANGAN
5
Nomor ponsel Lucky
6
Kesepakatan
7
Tragedi malam pertama
8
hari pertama setelah menikah
9
pura-pura
10
Aku pegang janji mu
11
Pasti kangen bune
12
Genggaman mu
13
Siapa suruh buka baju Sri?
14
Kau bukan seleraku
15
Gadis Bandel
16
Makan malam dengan mertua
17
Denda
18
Gagal kerja
19
Setia dan Manja
20
Bertemu Amira
21
Raja dan dua permaisuri
22
Menghilang
23
Pelayan baru
24
Memakai milik mu
25
Pergulatan sengit
26
Dia tertawa
27
Merubah Sri
28
Kesepakatan papi
29
Nekad mengecup Lucky
30
Terlihat Perhatian
31
Sri Berubah!
32
Gengsi tingkat tinggi
33
Tangan Bekerja Maksimal
34
Aku Ingin Cucu
35
Bulan Madu 1
36
Istri Rasa Pelakor
37
Bertemu Lagi
38
Bayangan Sri
39
Tubuh Polosmu
40
Mau Aku ajari?
41
Saya Istrinya Mase
42
Tujuan Amira Delova
43
Dapat Lowongan
44
Melihat Mu Dengan Yang Lain
45
Kau Milikku
46
Mase Ojo Ngono
47
Cinta Yang Berganti Nestapa
48
Ora Nduwe Hati!
49
Jangan Lihat Yang Lain
50
Ijin Kerja
51
Kejadian Memilukan Sekaligus Menyenangkan
52
Batal Janji
53
Sri Dan Amira
54
Maaf
55
Interview Lewat
56
Langsung Kerja
57
Di Umek-umek
58
Menjerit
59
Tidak Pulang
60
Pulang Dengan Ku
61
Mata Saya Rabun Tuan
62
Cerai?
63
Kita Pacaran. Mau?
64
Ojol
65
Noah Lagi.. Noah Lagi
66
Melabrak Noah
67
Pulang lah
68
Asupan Cinta
69
Memutuskan Amira
70
Menghindari Agnes
71
Sugar Daddy dan Sugar Baby
72
Bertemu Billy
73
Memilih Sri
74
Kuatkan Aku
75
Permintaan Kakek
76
Pulang Lebih Awal
77
Mansion Albronze
78
Keluarga Albronze 1
79
Keluarga Albronze 2
80
Keluarga Albronze 3
81
Istri Nakal
82
Panas
83
Satu Tujuan
84
Kunjungan Presdir
85
MIMPI!!!
86
Kisah Albronze's 1
87
Kisah Albronze's 2
88
Sri Jahil
89
Minumannya Terasa Pahit
90
Kabar Dari Papi Frans
91
Bertemu Wanita Paling Cantik
92
Pertanyaan Oma Membuat Resah
93
Sepeda Ontel Tua
94
Air Terjun
95
Ban Kempes
96
Meninggalkan Oma
97
Gosip Panas
98
Pingsan
99
Diantar Selingkuhanku
100
Kejutan Saat Mandi
101
Menusuk Hati
102
Senyum Licik
103
Dibawa Noah
104
Selingkuh dengan Noah
105
Ancaman Levi
106
Noah Marah
107
Keterangan Beni
108
Harga Diri Yang Terkoyak
109
CEO Juga Punya Hati
110
Bucin Akut
111
Berangkat Lebih Pagi
112
Menerima Tawaran Kakek
113
Pangeran Usil
114
Semakin Bandel Sekarang
115
Antara Cinta dan Nestapa
116
Makan Malam Romantis
117
Club DEVDA'S
118
Alvonzo Menggeliat
119
Penjelasan
120
Kembali Bahagia
121
Kedatangan Presdir Idola
122
Titah Seorang Presdir
123
Pernyataan Cinta
124
Noah Perusak Kenikmatan
125
Undangan Amira
126
Lucky Di Pihak Sri
127
Teh Hijau
128
Kursinya Sempit
129
Mas Lucky Ku Sayang
130
Rencana Beli Motor
131
Rasa Cemburu
132
Lucky marah, Rian Edan
133
Mase Nangis
134
Cemburu dan Cinta
135
Cetak KTP Sekalian
136
Syarat dan Ketentuan Berlaku
137
Ketahuan Si Suami Ojol
138
Barter
139
Momen Bahagia
140
Tengku-Rab
141
Pamer Kemesraan
142
Permen Wangi
143
Morning Horny
144
Penguntit
145
Masalah Dan Gosip Panas
146
Istriku Yang Sesungguhnya
147
Breakfast With Dewiku
148
Agnes Harus di Hukum
149
Keputusan Presdir
150
Press Conference
151
Ada Pebinor
152
Makan Malam Bersama
153
Pertengkaran
154
Rencana Levi
155
Noah Itu Seperti Apa?
156
Panas Karena Noah
157
Lupa Kerja
158
Tanya Mbah Google
159
Penggeledahan
160
Menjenguk Lucky
161
Pesanan Sri
162
Kabar Mengejutkan
163
Sniper Yang Bisa Meleset
164
Bisikan Kakek Fredi
165
Rencana Kejutan
166
Fitnah Keji
167
Penculikan
168
Jebakan
169
Kamar 103
170
Tertangkap Basah
171
Wajah Datar Lucky
172
Kelakuan Aneh Lucky
173
Pengakuan Lucky
174
Segera Pulang
175
Pesta Besar
176
Sindrom Kehamilan Simpatik
177
Ironi Ayah Hamil
178
Guling Berkumis
179
Film Horor
180
Peresmian part 1
181
Peresmian part 2
182
Peresmian part 3
183
Peresmian part 4
184
Menjenguk Kakek Fredi
185
Bicara Dengan Baby
186
Halusinasi
187
Waktu Berdua
188
Tanda Terima Kasih Agnes
189
Absurdnya Rian
190
Noah Bilang Apa?
191
Tumbal Ngidam
192
Pasukan Pink
193
Calon Mantu
194
Pinangan Ayah dan Ibu Rian
195
Pria-pria Menanti Cinta
196
Pecak Welut
197
Curhat Dan Tragedi Kodok
198
Saling Mengerti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!