INSIDEN TOKO PERNAK-PERNIK

Di tempat lain.

Keluarga Frans Albronze sudah tiba di kota tempat tinggal Dewi Sri. Mereka menginap di hotel yang lebih dekat jangkauannya ke kampung pak Broto.

Ayah, anak, dan ibu itu sedang duduk di sofa yang ada di balkon kamar hotel. Lucky anak Frans satu-satunya. Sudah berusia tiga puluh tahun sekarang. tampak kesal merasa harus terdampar di kota kecil ini, meninggalkan pekerjaannya yang menumpuk.

"Papi, apa tidak ada jalan lain? haruskah lucky menikahi anak pak Broto itu, pi?" tanya Lucky dengan wajah di tekuk.

"Papi sudah bilang pada mu. Karena pak Broto lah kau masih bisa hidup sampai sekarang Lucky" jawab Frans mengingatkan putranya lagi.

"hhh.. kolot sekali" gumam Lucky tersenyum skeptis.

"Bukan kolot luck. Papi mu benar. Kalau pak Broto tidak menolong papi mu dengan meminjamkan uang, mungkin mami dan kamu tidak ada sekarang"

Melani ibunya Lucky menimpali, seraya menyuapkan jeruk ke mulutnya.

"Kita bisa mengembalikan uang itu sepuluh kali lipat, mam. Kenapa harus jadi repot begini?" Lucky merasa makin kesal saja.

"Lucky!" suara Frans mulai meninggi. " Tidak semua masalah bisa di selesaikan dengan uang"

Lucky melengos. Tampak tidak terima dengan keputusan papinya.

"Papi sudah berjanji pada pak Broto untuk menikahkan kamu dengan putrinya"

"Seharusnya perjanjian itu sudah batal, pi. putri pertama pak Broto kan sudah menikah, jadi Lucky tidak harus menikahi adiknya juga kan?" Lucky masih ngotot.

"Papi tidak pernah bilang akan menikahkan kamu sama anak pertamanya. Tapi dengan putrinya pak Broto. itu artinya dengan siapa pun putri pak Broto"

"ck.. kenapa harus menyebalkan begini sih"

Lucky berdecak kesal. Bukan hanya karena alasan perjanjian konyol papinya, Lucky tidak ingin menikahi putri pak Broto. Tapi yang lebih tepat, karena Lucky sudah memiliki kekasih hati. Tapi papi dan maminya tidak pernah menyetujui.

"Lucky, kamu tidak boleh begitu"

Melani mengelus punggung Lucky. mencoba membuat kekerasan hati Lucky agak melunak sedikit.

"Kamu tahu, hanya karena papi kehilangan alamat pak Broto makanya kamu belum menikahi putrinya. Andai saja pak Broto tidak pindah rumah, pasti papi sudah menikahkan mu dari dulu dengan putri pertamanya" Frans menjelaskan.

Lucky diam saja. Melirik maminya yang masih mengelus punggungnya. Tidak ingin membantah papinya karena menghormati maminya.

"Kita sudah sampai di sini. Jangan banyak alasan lagi Luck. Lagian umur kamu itu sudah pantas berumah tangga. Kamu mau nunggu apa lagi?" Frans menatap putranya tajam.

"Papi kan tahu, kalau Lucky punya Amira" jawab Lucky sambil wajahnya melengos menghadap ke arah lain.

"Kamu juga tahu, kalau papi tidak setuju. Dari kecil kamu sudah berjodoh dengan putri pak Broto. Jadi, ya sudah lah. Papi tidak mau alasan kamu lagi. Pokoknya besok kita harus datang. Besok adalah hari pertunangan kamu. titik!"

Frans bergerak berdiri. Dan meninggalkan Lucky dan istrinya. Amarah Lucky bergemuruh. Sakit hatinya mendengar papinya masih saja tetap tidak merestui hubungannya dengan Amira kekasihnya.

"Luck, benar kata papi mu. Apalagi yang kamu tunggu? Mau menunggu Amira juga?" tanya Melani.

Lucky hanya bisa menghempaskan napas dengan jengkel.

"Kamu yang mengejar Amira. Padahal Amira juga belum mau menikah bukan?"

Melani menggenggam tangan putra semata wayangnya itu. Mengerti perasaan Lucky.

"Lucky keluar dulu, mi"

Lucky beranjak keluar dari kamar maminya. Melani hanya membiarkan Lucky pergi. Lucky ingin menenangkan gejolak hatinya. Bara panas yang membakar hatinya perlu di dinginkan dengan udara segar.

🌺

🌺

🌺

Nunik sudah menunggu Sri di seberang jalan. Berdiri di depan warung pak Narto. Sri memintanya tidak masuk ke rumah karena dia tidak mau ibunya menghalangi jika tahu Sri akan keluar malam ini.

Sri mengendap-endap di samping rumah. keluar dari jendela kamarnya yang kebetulan jendela yang tidak berjeruji. Harus berhati-hati jangan sampai ada yang melihatnya. Karena banyak keluarga yang sudah berkumpul di rumahnya.

Merasa situasi sudah aman, Sri berlari kecil menuju gerbang depan rumah. Tapi sayang, aksinya di pergoki welas.

"Sriii.. mau kemana?" teriak welas.

"Sebentar mbaaakk!"

Sri tidak menggubris Welas. Takut aksinya di hentikan, Sri berlari ke sebrang jalan. Nunik sudah bersiap di atas motor yang sudah menyala. Sri langsung naik ke boncengan dan Nunik langsung tancap gas.

"Sriiiiiii..." teriak Welas di pagar rumah.

tapi sayang, Sri dan Nunik sudah meluncur jauh.

🌺

🌺

🌺

Sudah mirip seperti begal saja Nunik melajukan motornya dengan kencang. Sri selalu menoleh kebelakang, takut ada yang mengejar mereka.

merasa sudah aman, Sri menyuruh Nunik memelankan laju motornya.

"Sebenarnya mau ngopo toh Sri?" tanya Nunik masih fokus ke depan.

"Aku mau beli gigi palsu, sama tahi lalat palsu yang gede" jawab Sri agak mengencangkan suaranya yang hilang akibat deru angin.

"looohh... mau ngapain kamu?" Nunik merasa heran.

"Buat besok nik"

"iya, tapi untuk opo toh Sri?"

"Udah cepetan lah. Kamu lihat besok saja"

Nunik tak bertanya lagi. Entah apa lah kira-kira yang akan di lakukan Sri besok di hari pertunangannya.

Mereka berhenti di jejeran toko di pinggir jalan. di samping toko swalayan ada yang menjual barang pernak-pernik.

"Ayo Nik"

Sri mengajak Nunik masuk ke toko pernak-pernik. Terlihat toko pernak-pernik sudah mau tutup. Penjaga toko sudah mau menutup pintu toko.

"Mas.. mas.. jangan tutup dulu" Sri mencegah.

"Sudah tutup mbake. Besok lagi" jawab penjaga toko.

"Aduh maaass... saya perlu banget mase"

"Salah sendiri toh. Datang malem-malem. Sudah tutup mbak"

Penjaga toko tidak mau tahu lagi. Meneruskan menggembok pintu toko. Dia sudah capek. Malas meladeni Sri.

Sri merengut. Tak bisa membujuk penjaga toko. Mendekati Nunik yang masih berdiri tak jauh dari motornya.

"Sudah tutup Nik. Gimana ini Yo?"

"Yo wes Sri. yuk, muleh" Nunik mengajak Sri pulang.

"Iissshh.. aku harus dapet giginya Nik"

"Laahh.. trus piye? toko ne wes tutup"

Sri lemas. Toko pernak-pernik cuma ada satu di tempatnya. Kalau ada pun, itu harus ke kota. Dan itu tidak mungkin. Ini sudah malam.

"Yo wes. yuk pulang"

Sri memutuskan pulang saja. Yang di cari sudah tidak bisa di temukan lagi. naik ke boncengan motor. memeluk pinggang Nunik dan menyenderkan kepalanya di punggung Gung sahabatnya itu.

Tapi, baru saja Nunik menjalankan motornya, dari arah belakang sebuah mobil meluncur menghantam belakang motor Nunik. Membuat motor yang di tumpangi Nunik oleng dan terperosok ke pinggir jalan. menghantam pembatas kaki lima.

daaarrr...

"Aduuuhh!!"

Sri terjatuh menimpa Nunik. sedangkan Nunik terjengkang ke depan. Saling menindih dengan muka saling merapat.

pemilik mobil itu turun. berlari kecil menolong Sri dan Nunik yang jatuh saling menindih. Dan penjaga toko pernak-pernik yang berjalan belum jauh dari tokonya juga menghambur mendekat. menolong Sri dan Nunik yang tertabrak mobil.

"maaf nona. Kalian tidak apa-apa?" tanyanya.

"aduuuhhh... ssshhh.. sakit"

Sri dan Nunik meringis menahan sakit. Tangan Sri lecet karena menahan tubuhnya. sedangkan Nunik, lututnya juga lecet.

"Anda tidak apa-apa nona?" tanya pemilik mobil itu lagi.

Mendengar itu, Sri menatap pemilik mobil dengan marah.

"nona nona... aku bukan nona! Ndak lihat apa, kalau kita berdua ini berdarah?! masih nanya lagi" hardik Sri.

Pemilik mobil tampak kaget melihat marahnya Sri. Dia melirik ke arah mobilnya sejenak. Lalu menatap Sri lagi.

"Maafkan saya nona"

"Eh, mas. Jangan cuma minta maaf. Ini mbaknya luka loh" ujar penjaga toko membela Sri dan juga Nunik.

"Iya, ini orang ya... Bukannya tanggung jawab malah bilang dia ndak salah lo mas" Sri membumbui.

"Tapi, tadi nona yang tidak memperhatikan jalan" sambung pemilik mobil itu lagi.

"Enak aja kalau ngomong! Mase yang nabrak. Masak iya ada di depan tapi gak lihat? Mase sengojo Yo??" Sri melotot marah.

Pemilik mobil itu merasa tersudut. Penjaga toko juga menatap sinis ke arahnya.

Pintu mobil bagian belakang yang menabrak Sri dan Nunik, terbuka. Serempak mereka semua menoleh ke arah yang sama. Tampak turun seorang lelaki gagah dengan wajah dingin berjalan ke arah mereka.

pria itu berdiri tepat di hadapan mereka. Nunik sampai terbengong menatapnya. Lelaki yang tampan dengan mata tajam dan wajah yang ganteng sempurna, berdiri di depan mereka.

"Tuan" pengemudi mobil itu membungkuk hormat.

Pria tampan itu tak menggubrisnya. Membuat pengemudi mobil itu mengkerut takut. nyalinya ciut melihat tatapan tuannya setajam belati.

"Anda terluka nona?" tanyanya dengan suara bariton yang memukau.

Sri cepat tersadarkan mendengar pria itu bertanya. Dedangkan Nunik masih menatap takjub dengan bibir terbuka yang telah meneteskan liur saking terpesona.

"Mase lihat kan ini? luka ini, berdarah" jawab Sri sambil menunjukkan lukanya dan luka di lutut Nunik.

"Maafkan asisten saya yang tidak hati-hati" ujarnya.

"Saya harap, anda tidak membesarkan masalah ini. ini, untuk biaya berobat"

Pria itu mengulurkan tangannya yang penuh berisi lembaran uang. Sri dan penjaga toko pernak-pernik, memandangi uang di tangan lelaki itu.

"Ambillah. Bukannya kalian ingin meminta ganti rugi?" ujarnya lagi menyodorkan uang itu lebih ke dekat Sri.

Sri merasa tersinggung. Mudah sekali lelaki ini menyelesaikan masalah dengan uang.

"Eeehh... Mase ngeremehin aku Yo?" Sri menatap menantang.

"Maaf. Saya tidak punya banyak waktu. Terima ini"

lelaki itu menarik sebelah tangan Sri dan meletakkan gepokan uang berwarna merah itu. Lalu pergi meninggalkan mereka, dan masuk ke mobilnya lagi.

Bergemuruh dada Sri. Marah melihat sikap sombong lelaki itu. Sri menatap marah ke arah pengemudi mobil. Tapi lelaki itu juga hanya bisa tersenyum kikuk. Mengangguk menatap Sri, lalu ngeloyor pergi begitu saja.

Amarah Sri semakin memuncak, manakala melihat mobil bergerak meninggalkan mereka.

"heeeyyy... Ojo sombong yooo... awas kuwe yooo.." Sri meneriaki mobil yang sudah melaju menjauh.

"Kurang ajar weeesss... di kira aku cuma njaluk(minta) duwite opo, Yo" Sri memaki kesal.

Melihat Sri mencak-mencak, penjaga toko menyenggol tangan Sri.

"Mbak"

"Opo?!" bentak Sri masih terpengaruh amarahnya.

"Wes mbak, Ojo nesu (marah). Mbake masih perlu pernak-pernik toh?" tanyanya.

Sri hanya mengangguk. Penjaga toko melirik uang di tangan Sri. lalu tersenyum licik.

"Ayo belanja mbak. Toko ne buka lagi"

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

tukang pernak pernik nya mumpune banget 🤣

2023-04-17

0

Wanda Revano

Wanda Revano

woooo ediannn penjaga toko e.moto duitan😂😂😂ngakak parah lekkkkk

2023-03-19

0

Putri Minwa

Putri Minwa

👍👍👍

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 30 TAHUN YANG LALU
2 MENYETUJUI
3 INSIDEN TOKO PERNAK-PERNIK
4 HARI PERTUNANGAN
5 Nomor ponsel Lucky
6 Kesepakatan
7 Tragedi malam pertama
8 hari pertama setelah menikah
9 pura-pura
10 Aku pegang janji mu
11 Pasti kangen bune
12 Genggaman mu
13 Siapa suruh buka baju Sri?
14 Kau bukan seleraku
15 Gadis Bandel
16 Makan malam dengan mertua
17 Denda
18 Gagal kerja
19 Setia dan Manja
20 Bertemu Amira
21 Raja dan dua permaisuri
22 Menghilang
23 Pelayan baru
24 Memakai milik mu
25 Pergulatan sengit
26 Dia tertawa
27 Merubah Sri
28 Kesepakatan papi
29 Nekad mengecup Lucky
30 Terlihat Perhatian
31 Sri Berubah!
32 Gengsi tingkat tinggi
33 Tangan Bekerja Maksimal
34 Aku Ingin Cucu
35 Bulan Madu 1
36 Istri Rasa Pelakor
37 Bertemu Lagi
38 Bayangan Sri
39 Tubuh Polosmu
40 Mau Aku ajari?
41 Saya Istrinya Mase
42 Tujuan Amira Delova
43 Dapat Lowongan
44 Melihat Mu Dengan Yang Lain
45 Kau Milikku
46 Mase Ojo Ngono
47 Cinta Yang Berganti Nestapa
48 Ora Nduwe Hati!
49 Jangan Lihat Yang Lain
50 Ijin Kerja
51 Kejadian Memilukan Sekaligus Menyenangkan
52 Batal Janji
53 Sri Dan Amira
54 Maaf
55 Interview Lewat
56 Langsung Kerja
57 Di Umek-umek
58 Menjerit
59 Tidak Pulang
60 Pulang Dengan Ku
61 Mata Saya Rabun Tuan
62 Cerai?
63 Kita Pacaran. Mau?
64 Ojol
65 Noah Lagi.. Noah Lagi
66 Melabrak Noah
67 Pulang lah
68 Asupan Cinta
69 Memutuskan Amira
70 Menghindari Agnes
71 Sugar Daddy dan Sugar Baby
72 Bertemu Billy
73 Memilih Sri
74 Kuatkan Aku
75 Permintaan Kakek
76 Pulang Lebih Awal
77 Mansion Albronze
78 Keluarga Albronze 1
79 Keluarga Albronze 2
80 Keluarga Albronze 3
81 Istri Nakal
82 Panas
83 Satu Tujuan
84 Kunjungan Presdir
85 MIMPI!!!
86 Kisah Albronze's 1
87 Kisah Albronze's 2
88 Sri Jahil
89 Minumannya Terasa Pahit
90 Kabar Dari Papi Frans
91 Bertemu Wanita Paling Cantik
92 Pertanyaan Oma Membuat Resah
93 Sepeda Ontel Tua
94 Air Terjun
95 Ban Kempes
96 Meninggalkan Oma
97 Gosip Panas
98 Pingsan
99 Diantar Selingkuhanku
100 Kejutan Saat Mandi
101 Menusuk Hati
102 Senyum Licik
103 Dibawa Noah
104 Selingkuh dengan Noah
105 Ancaman Levi
106 Noah Marah
107 Keterangan Beni
108 Harga Diri Yang Terkoyak
109 CEO Juga Punya Hati
110 Bucin Akut
111 Berangkat Lebih Pagi
112 Menerima Tawaran Kakek
113 Pangeran Usil
114 Semakin Bandel Sekarang
115 Antara Cinta dan Nestapa
116 Makan Malam Romantis
117 Club DEVDA'S
118 Alvonzo Menggeliat
119 Penjelasan
120 Kembali Bahagia
121 Kedatangan Presdir Idola
122 Titah Seorang Presdir
123 Pernyataan Cinta
124 Noah Perusak Kenikmatan
125 Undangan Amira
126 Lucky Di Pihak Sri
127 Teh Hijau
128 Kursinya Sempit
129 Mas Lucky Ku Sayang
130 Rencana Beli Motor
131 Rasa Cemburu
132 Lucky marah, Rian Edan
133 Mase Nangis
134 Cemburu dan Cinta
135 Cetak KTP Sekalian
136 Syarat dan Ketentuan Berlaku
137 Ketahuan Si Suami Ojol
138 Barter
139 Momen Bahagia
140 Tengku-Rab
141 Pamer Kemesraan
142 Permen Wangi
143 Morning Horny
144 Penguntit
145 Masalah Dan Gosip Panas
146 Istriku Yang Sesungguhnya
147 Breakfast With Dewiku
148 Agnes Harus di Hukum
149 Keputusan Presdir
150 Press Conference
151 Ada Pebinor
152 Makan Malam Bersama
153 Pertengkaran
154 Rencana Levi
155 Noah Itu Seperti Apa?
156 Panas Karena Noah
157 Lupa Kerja
158 Tanya Mbah Google
159 Penggeledahan
160 Menjenguk Lucky
161 Pesanan Sri
162 Kabar Mengejutkan
163 Sniper Yang Bisa Meleset
164 Bisikan Kakek Fredi
165 Rencana Kejutan
166 Fitnah Keji
167 Penculikan
168 Jebakan
169 Kamar 103
170 Tertangkap Basah
171 Wajah Datar Lucky
172 Kelakuan Aneh Lucky
173 Pengakuan Lucky
174 Segera Pulang
175 Pesta Besar
176 Sindrom Kehamilan Simpatik
177 Ironi Ayah Hamil
178 Guling Berkumis
179 Film Horor
180 Peresmian part 1
181 Peresmian part 2
182 Peresmian part 3
183 Peresmian part 4
184 Menjenguk Kakek Fredi
185 Bicara Dengan Baby
186 Halusinasi
187 Waktu Berdua
188 Tanda Terima Kasih Agnes
189 Absurdnya Rian
190 Noah Bilang Apa?
191 Tumbal Ngidam
192 Pasukan Pink
193 Calon Mantu
194 Pinangan Ayah dan Ibu Rian
195 Pria-pria Menanti Cinta
196 Pecak Welut
197 Curhat Dan Tragedi Kodok
198 Saling Mengerti
Episodes

Updated 198 Episodes

1
30 TAHUN YANG LALU
2
MENYETUJUI
3
INSIDEN TOKO PERNAK-PERNIK
4
HARI PERTUNANGAN
5
Nomor ponsel Lucky
6
Kesepakatan
7
Tragedi malam pertama
8
hari pertama setelah menikah
9
pura-pura
10
Aku pegang janji mu
11
Pasti kangen bune
12
Genggaman mu
13
Siapa suruh buka baju Sri?
14
Kau bukan seleraku
15
Gadis Bandel
16
Makan malam dengan mertua
17
Denda
18
Gagal kerja
19
Setia dan Manja
20
Bertemu Amira
21
Raja dan dua permaisuri
22
Menghilang
23
Pelayan baru
24
Memakai milik mu
25
Pergulatan sengit
26
Dia tertawa
27
Merubah Sri
28
Kesepakatan papi
29
Nekad mengecup Lucky
30
Terlihat Perhatian
31
Sri Berubah!
32
Gengsi tingkat tinggi
33
Tangan Bekerja Maksimal
34
Aku Ingin Cucu
35
Bulan Madu 1
36
Istri Rasa Pelakor
37
Bertemu Lagi
38
Bayangan Sri
39
Tubuh Polosmu
40
Mau Aku ajari?
41
Saya Istrinya Mase
42
Tujuan Amira Delova
43
Dapat Lowongan
44
Melihat Mu Dengan Yang Lain
45
Kau Milikku
46
Mase Ojo Ngono
47
Cinta Yang Berganti Nestapa
48
Ora Nduwe Hati!
49
Jangan Lihat Yang Lain
50
Ijin Kerja
51
Kejadian Memilukan Sekaligus Menyenangkan
52
Batal Janji
53
Sri Dan Amira
54
Maaf
55
Interview Lewat
56
Langsung Kerja
57
Di Umek-umek
58
Menjerit
59
Tidak Pulang
60
Pulang Dengan Ku
61
Mata Saya Rabun Tuan
62
Cerai?
63
Kita Pacaran. Mau?
64
Ojol
65
Noah Lagi.. Noah Lagi
66
Melabrak Noah
67
Pulang lah
68
Asupan Cinta
69
Memutuskan Amira
70
Menghindari Agnes
71
Sugar Daddy dan Sugar Baby
72
Bertemu Billy
73
Memilih Sri
74
Kuatkan Aku
75
Permintaan Kakek
76
Pulang Lebih Awal
77
Mansion Albronze
78
Keluarga Albronze 1
79
Keluarga Albronze 2
80
Keluarga Albronze 3
81
Istri Nakal
82
Panas
83
Satu Tujuan
84
Kunjungan Presdir
85
MIMPI!!!
86
Kisah Albronze's 1
87
Kisah Albronze's 2
88
Sri Jahil
89
Minumannya Terasa Pahit
90
Kabar Dari Papi Frans
91
Bertemu Wanita Paling Cantik
92
Pertanyaan Oma Membuat Resah
93
Sepeda Ontel Tua
94
Air Terjun
95
Ban Kempes
96
Meninggalkan Oma
97
Gosip Panas
98
Pingsan
99
Diantar Selingkuhanku
100
Kejutan Saat Mandi
101
Menusuk Hati
102
Senyum Licik
103
Dibawa Noah
104
Selingkuh dengan Noah
105
Ancaman Levi
106
Noah Marah
107
Keterangan Beni
108
Harga Diri Yang Terkoyak
109
CEO Juga Punya Hati
110
Bucin Akut
111
Berangkat Lebih Pagi
112
Menerima Tawaran Kakek
113
Pangeran Usil
114
Semakin Bandel Sekarang
115
Antara Cinta dan Nestapa
116
Makan Malam Romantis
117
Club DEVDA'S
118
Alvonzo Menggeliat
119
Penjelasan
120
Kembali Bahagia
121
Kedatangan Presdir Idola
122
Titah Seorang Presdir
123
Pernyataan Cinta
124
Noah Perusak Kenikmatan
125
Undangan Amira
126
Lucky Di Pihak Sri
127
Teh Hijau
128
Kursinya Sempit
129
Mas Lucky Ku Sayang
130
Rencana Beli Motor
131
Rasa Cemburu
132
Lucky marah, Rian Edan
133
Mase Nangis
134
Cemburu dan Cinta
135
Cetak KTP Sekalian
136
Syarat dan Ketentuan Berlaku
137
Ketahuan Si Suami Ojol
138
Barter
139
Momen Bahagia
140
Tengku-Rab
141
Pamer Kemesraan
142
Permen Wangi
143
Morning Horny
144
Penguntit
145
Masalah Dan Gosip Panas
146
Istriku Yang Sesungguhnya
147
Breakfast With Dewiku
148
Agnes Harus di Hukum
149
Keputusan Presdir
150
Press Conference
151
Ada Pebinor
152
Makan Malam Bersama
153
Pertengkaran
154
Rencana Levi
155
Noah Itu Seperti Apa?
156
Panas Karena Noah
157
Lupa Kerja
158
Tanya Mbah Google
159
Penggeledahan
160
Menjenguk Lucky
161
Pesanan Sri
162
Kabar Mengejutkan
163
Sniper Yang Bisa Meleset
164
Bisikan Kakek Fredi
165
Rencana Kejutan
166
Fitnah Keji
167
Penculikan
168
Jebakan
169
Kamar 103
170
Tertangkap Basah
171
Wajah Datar Lucky
172
Kelakuan Aneh Lucky
173
Pengakuan Lucky
174
Segera Pulang
175
Pesta Besar
176
Sindrom Kehamilan Simpatik
177
Ironi Ayah Hamil
178
Guling Berkumis
179
Film Horor
180
Peresmian part 1
181
Peresmian part 2
182
Peresmian part 3
183
Peresmian part 4
184
Menjenguk Kakek Fredi
185
Bicara Dengan Baby
186
Halusinasi
187
Waktu Berdua
188
Tanda Terima Kasih Agnes
189
Absurdnya Rian
190
Noah Bilang Apa?
191
Tumbal Ngidam
192
Pasukan Pink
193
Calon Mantu
194
Pinangan Ayah dan Ibu Rian
195
Pria-pria Menanti Cinta
196
Pecak Welut
197
Curhat Dan Tragedi Kodok
198
Saling Mengerti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!