Suasan dipagi hari yang cukup cerah mulai menyapa para penduduk bumi. terlihat orang-orang sudah memulai aktivitas mereka seperti hari-hari sebelumnya.
Tok tok tok tok...
"Aleta..." tok tok tok tok...
"Aleta, bangun !!"
Eeemmh...
"aletaaaaaa, bangun kamu !!" suara seorang wanita menggelegar dirumah keluarga Winandra, tepatnya di depan kamar gadis bernama Aleta.
"duuuh iya iya...," teriak Aleta sambil merenggangkan otot-ototnya yang tak seberapa itu. dia bergegas untuk membuka pintu yang sengaja di kunci sebelum nyanyian dari penyihir itu berkumandang.
ceklek. "udah jam berapa ini Aleta," semprot mamanya. dia melihat Aleta dengan tajam, sedangkan Aleta hanya menggaruk-garuk kepala yang memang sedang gatal.
"hoam, apa sih ma. masih pagi lagi udah marah-marah, mau kalau nanti cepat tua," ucapnya sambil manyun.
"kamu itu susah sekali sih bangun pagi, udah besar jugak," mama terus saja merepet. lihat saja bibirnya itu, udah maju 2 senti.
"lagian ngapain sih bangun pagi, gak kemana-mana jugak," balasnya sambil bersedekap dada.
"gak kemana-mana kepalamu." mama memukul kepalanya dengan sedikit keras, membuatnya harus menggosok-gosoknya supaya tidak sakit.
"mama suka kali sih melakukan kdrt," gerutunya sambil tetap menggosok-gosok kepala. mungkin sebentar lagi akan keluar jin dan jun karna terlalu banyak digosok.
"kau kan hari ini ada kelas," ucap mama sambil menunjuk jam yang tergantung didepan kamarnya.
"hah, astagaaaaa aku lupa." Aleta langsung berlari masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. dia masih bisa mendengar gerutuan mama dari depan kamar.
20 menit lagi kelasnya akan dimulai, kalau sampai terlambat tamatlah riwayatnya. Aleta berlarian kesana kemari untuk bersiap, tak lupa dia menyemprotkan parfum agar tetap wangi walau mandi cuma 5 menit.
"mama papa aku berangkat," teriaknya sambil berlari kearah dimana mobilnya berada. Aleta mendengar mama berteriak menyuruh untuk sarapan. tapi apalah daya, bahkan untuk bernafas saja pun dia sudah tidak sempat. (mati dong 😒).
Aleta melajukan mobil dengan sangat kencang, bahkan para pembalap saja pasti kalah dia buat. Aleta sampai menerobos lampu merah. sungguh masyarakat yang sangat patuh pada peraturan.
(jangan dicontoh ya ! ).
Setelah sampai dikampus tercinta, Aleta langsung berlari lagi menuju kelas. pagi ini dia sungguh merasa sangat sangat lelah.
hah hah hah nafasnya terasa hampir habis. dia melihat dosen killer itu belum masuk keruangan dan langsung duduk dibangku paling belakang.
"kok baru datang ?" tanya Beni. jangan tanya dia itu siapa.
"iya, mama gak bangunin," jawabnya sambil menyandarkan badannya yang terasa remuk redam. padahal yah mamanya tuh udah bangunin tapi dianya memang malas bangun.
"iya, untung bapak itu belum datang," kata Egi. jangan tanyak juga dia itu siapa.
"betul itu, minggu semalam aku gak boleh masuk gara-gara terlambat 2 menit," tambah Lusi. mereka bertiga itu teman seperjuangan Aleta berbuat kemaksiatan. eeh.
"tapi tumbenan ya bapak itu belum datang, udah lewat 5 menit ini," kata Aleta sambil melihat jam yang tergantung di dinding.
Teman-temannya juga heran, biasanya dosen killer itu tidak pernah terlambat walau hujan badai sekalipun.
"teman-teman, Pak Reza hari ini tidak bisa hadir karna sedang sakit. jadi kita diminta untuk mengerjakan tugas yang sudah dia kirim ke group." tiba-tiba ketua mereka mengumumkan pengumuman yang membuat Aleta langsung lemas seketika.
"dasar, udah capek-capek malah gak datang. huh," ucapnya sebal. mana hari ini cuma ada kelas dia lagi, uuuh pengen rasanya Aleta menyentil ginjal dosennya itu.
"baguslah gak datang, kitakan bisa pergi jalan-jalan," celetuk Lusi. huh dia memang paling semangat kalau jalan-jalan.
"gak ah, aku capek," tolak Aleta. dia lebih pengen tidur sekarang.
"tumben gak mau, biasanya kan paling cepat," sindir Beni. yah memang hari ini Aleta sangat malas untuk ngapa-ngapain.
"iya, nih. ayolah..." Mulai deh Lusi mengeluarkan rayuan mautnya, membuat Aleta tak berdaya untuk menolak.
"oke let's go...," teriak Aleta dan Lusi bersemangat, sedangkan Beni dan Egi hanya tertawa melihat tingkah mereka.
Mereka memutuskan untuk ngemall, sekalian belanja cantik disana. Aleta melihat sepatu, tas, baju, celana, dan yang lainnya. uuuh dia pengen memborong semua yang sudah menodai mata sucinya itu.
Namun saat Aleta berbalik, tidak sengaja dia menabrak seorang wanita dan seorang pria yang dia yakini adalah sepasang kekasih.
gubrak. kira-kira kayak gitulah suaranya. 😁
"duuuuh hati-hati dong kalau jalan." wanita itu marah sambil melihat kearah Aleta.
"aku udah hati-hati kok mbak, mungkin mbak nya tuh yang nggak hati-hati," balasnya sambil berdiri dibantu dengan teman-teman.
"apa, seenaknya saja kau bilang," dia malah terlihat bertambah marah. sedangkan pria yang ada disampingnya hanya diam seperti patung.
"ya kan mungkin sih mbak...," kata Aleta lagi sambil membuang muka.
"kau gadis kecil, berani sekali ya." hoo dia malah semakin bertambah kesal.
beberapa orang yang melintas terlihat memperhatikan mereka dan menjadi pusat perhatian.
"tapi emang dia aja yang bisa marah. aku kan juga bisa."
"aku gak gadis kecil ya mbak, coba liat dibagian mana aku masih kecil."
Aleta meletakkan tangannya dipinggang seolah sedang menantang. dia kan bangga dengan porsi tubuhnya yang ideal itu. melihat itu dia semakin murka. entahlah, dia sepertinya sedang datang bulan makanya begitu.
"kau...,"
"mas mas, jangan diam aja dong. masak ganteng-ganteng bisu sih," ucap Aleta sambil melihat kearahnya sedangkan pria itu mengerutkan keningnya sambil menatap Aleta. tapi tetap tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya. tunggu, jangan-jangan dia memang bisu. duuuh kasihan sekali padahal ganteng.
"Ale, ayo kita pergi aja," ucap Egi. mereka yang sedari tadi diam mulai angkat bicara.
"iya, jangan bikin masalah." Bima ikut memperingati.
"huh, aku kan tidak pernah bikin masalah sih."
"beraninya kau ngomong kayak gitu."
"mbak maaf ya, aku turut berduka untuk pacar mbak. semoga mas yang tampan ini tabah dalam menjalani hidup," kata Aleta memberi nasehat. dia sampai merasa bangga bisa mengucapkan kata-kata itu.
"kau..."
"ya ya mbak ini aku, kalau gitu kami permisi. mas yang kuat ya." setelah mengatakan itu Aleta dan rombongan pergi meninggalkan mereka.
"kasihan sekali ya, padahal ganteng banget loh...," ucapnya yang merasa sayang melihat kegantengan pria tadi.
"iya kan, padahal gantengnya kayak artis gitu," tambah Lusi. dia juga terpana melihat kegantengan pria tadi.
"udah, gak baik ngomongin kekurangan orang," ucap Egi. teman mereka yang satu ini memang selalu berada dijalan yang lurus.
Kemudian mereka mencari tempat untuk mengisi perut, cacing-cacing yang ada didalamnya sudah memberontak. la.par la.par la.par. eeh.
"aku mau pesan ayam panggang sama susu," ucap Aleta pada pelayan sambil memberikan menunya pada temen yang lain.
"maaf nona, susu ?"
"iya, susu," jelasnya lagi. apa mungkin pelayan ini tidak tau susu pikirnya.
"baik nona, mau susu rasa apa ?" tanyanya pada Aleta. dia berpikir sejenak, enaknya susu rasa apa ya...
"susu coklat deh." setelah pemikiran panjang akhirnya keputusan jatuh pada susu coklat.
Temen-temen yang lain juga sudah memesan makanan mereka. jadi sekarang hanya tinggal menunggu saja.
"lihat, itukan pria yang tadi." Lusi menunjuk kearah pintu. Aleta melihat kearah yang dia tunjuk, benar itukan pria tadi tapi dia kok sendirian.
"duuh dia ganteng bangetkan, naksir gue," kata Aleta sambil terus melihat kearah pria itu.
"iya ganteng, tapi sayang bisu," ucap Lusi. yah memang seperti itukan, sejatinya tidak ada manusia yang sempurna dimuka bumi ini.
Tak lama pesanan mereka pun datang dan mereka memakannya dengan lahap. memang makanannya sangat lezat, apalagi dimakan saat perut keroncongan.
Selesai makan mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. karna hari juga sudah mulai beranjak sore.
☆☆☆
yuuk kakak* semua dukung othor receh ini. jangan lupa like. koment. favoritkan jugak 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Jangan bilang nih cowok yg Aleta jebak di hotel ya..🤭🤭
2024-01-27
0
pensi
😅 jleb banget
2022-07-30
2
AdindaRa
Kocaaaak banget daaah
2022-07-16
4