Bab 4 Bertemu Dengan Masa Lalu

Pagi sekali Inayah bangun dan bersiap. Dirinya berencana akan mengunjungi sebuah panti asuhan bersama Ummi Humaira, istri pertama Aba Abdullah, Ayah Inayah yang sering mereka panggil dengan sebutan Aba.

Aba Abdullah menikahi Bunda Fatimah, Ibunya Inayah yang tak lain sahabat Ummi Humaira sendiri dikarenakan keinginan Ummi Humaira kala itu. Ummi Humairah sudah tidak mampu menjalankan kewajibannya sebagai istri pertama karena sakit berkepanjangan. Yaitu sebuah penyakit kanker menyerangnya dan sekarang sudah sembuh.

Pernikahan kedua Aba Abdullah degan Bunda Fatimah, sehingga lahirlah Raka dan Inayah. Setelahnya, Ummi Humairah pun melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Asifa.

Keluarga ini saling melengkapi. Aba Abdullah, ayah Inayah selalu berbuat adil pada anak-anak dan istrinya. Kedua istrinya memang tidak satu atap, akan tetapi saling mengunjungi satu sama lain.

"kak, inayah? Kak Inayah kapan datang dari luar negri? Kata Asifa yang masih kuliah disebuah universitas.

"Sudah beberapa hari, dek. Kamu baik?" Tanya Inayah pada adik tirinya.

"Sangat baik, kak. Apa kakak akan berkunjung ke panti asuhan bersama ummi?"

"Kok tahu?" tanya Inayah.

"Ya ... Ummi yang kasih tahu, kak. Juga ummi yang beritahu, kalau kak Inayah sudah tiba di Indonesia."

"Lalu, Aba mana? Apa ada ke pondok?"

"Iya. Mau ke mana lagi. Tugas rutin aba, kan. Di sana, kak." jelas Asifa.

"Benar juga," ucap Inayah terkekeh.

"Ummi, kak Inayah udah datang, nih!" Panggil Asifa.

"Asifa sendiri bagaimana kuliahnya? Lancar?" Tanya Inayah.

"Alhamdulillah. Sejauh ini lancar. Rencananya aku dan sahabatku akan magang di perusahaan ayahnya," jelasnya.

"Dan tahu tidak, Kak? Sahabatku ini katanya memiliki kakak yang amnesia," Jelas Asifa. "Dan sahabatku ini memiliki banyak hotel, kak. Sumpah Sultan, ya... kak. Walau ayahnya Sultan, tapi sahabatku ini tidak pilih teman, sayangnya kakaknya amnesia. Sungguh itu ujian buat keluarganya."

Inayah pun teringat dengan Aditia. "Bagaimana kabar kak aditia, ya ....?" batin Inayah.

Inayah menghembuskan napas panjang. Setiap manusia, pasti pernah bahkan sering merasakan rasa rindu, dan merindukan sesuatu itu adalah kewajaran.

Inayah buyar, ketika Ummi Humairah duduk disampingnya dan menggenggam tangannya dan berkata, "Nak, apa kamu baik-baik saja? Sepertinya putri Ummi sedang memikirkan sesuatu? Apakah seseorang?"

"Ah ... Ummi. Bisa saja." senyum Inayah begitu tulus. "Sejak kapan Ummi di sini?" tanya Inayah merasa malu. "Dan apa kita sudah mau berangkat?"

Ummi Humairah tersenyum. "Iya, tapi kamu baik-baik saja, kan?"

"Alhamdulillah, ummi. Inayah baik, kok," kata Inayah yang juga ikut berdiri dari tempat duduknya dan Inayah pun mengambil kunci mobil di dalam tasnya.

Sebelum pergi, Ummi Humairah menitip pesan pada Asifa. "Asifa, Ummi pergi. Jangan lupa saat Asifa akan berangkat ke kampus, kunci rumah. Ummi sudah membawa cadangannya."

"Siap Ummi. Jangan khawatir. Hati-hati dijalan Ummi, kak Inayah. Bismillah," ucap Asifa.

Inayah dan Ummi Humairah pun berangkat dengan ada banyak barang. Entah apa isi kantongan kresek-kresek tersebut yang membuat Ummi Humairah kaget sendiri.

Sepanjang perjalanan mereka berbincang dan Inayah pun bertanya seputar Mencintai dan di cintai.

"Ummi, ketika mencintai seseorang, Lantas tumbuh rasa rindu, apakah itu dosa?"

"Ummi Humairah pun menjawab dengan ramah, menurut guru kita, 'merindukan termasuk mencintai seseorang yang bukan mahram bukan termasuk dosa'. Itu yang ummi pernah dengar," jelas Ummi Humairah.

"Akan tetapi, yang menjadi dosa adalah dengan kerinduan tersebut, membuat kita mengarah pada perbuatan yang berdosa, maka itulah pointnya, Layaknya rindu, cinta juga merupakan hal yang pasti dan merupakan anugrah yang diberikan, selagi itu positif." Ummi Humairah menatap anak tirinya. "Apakah Putri Ummi sedang memikirkan seseorang?"

Inayah tersenyum malu sambil menyetir dengan pandangannya lurus ke depan. Bayangan Aditia terus menganggu pikirannya. Ada apa dengannya? Mengapa akhir-akhir ini wajah pria itu terus terekam dalam ingatannya?

"Cinta itu masuk akal dan Rasional, sayang. Namun, cinta juga akan berlaku tidak benar meskipun rasional saat cinta tidak ditempatkan di tempat yang tidak benar," jelas ummi Humairah lagi.

"InsyaAllah, Ummi, aku paham. Semoga Allah melindungiku dari hal tidak wajar itu."

Ummi Humairah pun menambahkan. "Kata guru kita 'Cinta itu murni dan datang dari Allah, jadi cinta itu pasti adanya pada setiap orang, dan saat seseorang tidak punya cinta, maka dia cacat jiwanya'.

"MasyaAllah. Cinta yang Allah anugrahkan ternyata begitu indah bila kita bisa memaknainya, ya ... Ummi," salut Inayah penuh syukur.

"Saat cinta diiringi dengan syahwat dan syariat, maka itulah puncak keindahan. Sementara jika cinta diiringi syahwat tanpa syariat, maka itulah yang berbahaya, dan sengsara." Senyum Ummi Humaira melihat anak tirinya. Dia bisa menebak jika anak tirinya sekarang hatinya telah dicuri oleh seseorang. 'Siapa dia?'

"Kini, aku paham, Ummi. Saat merindukan orang lain atas dasar cinta terhadap lawan jenis tak masalah karena anugrah. Namun, jika kerinduan tersebut mengarah pada syahwat, maka itu yang perlu diperhatikan karena sangat berbahaya. Iya, kan. Ummi?"

"Benar, sayang." Ummi Humaira mengelus lembut kepala anak tirinya dengan penuh kasih sayang dan cinta.

Ummi Humairah tidak ingin ikut campur seputar pribadi anak tirinya itu selagi masih dalam hal wajar. Ia tahu Inayah sudah dewasa dan berhak menentukan pilihan hidupnya. Sebagai orang tua hanya membimbing menuju hal yang baik.

Beberapa jam kemudian sampailah mereka ditempat tujuan. Ada banyak perubahan ketika Inayah melihat sekitar panti tersebut. DIa membaca papan di sana 'Panti Asuhan Permata Bundaku'

"Subhanallah, ummi. Beberapa tahun aku baru kembali dan panti ini sudah begitu banyak mengalami perubahan." senyum mengembang. Terpatri wajah ayu dengan memiliki hati begitu tulus. Inayah salut pada Ummi Humairah sebagai pengelolah.

"Alhamdulillah. Berkat juga bantuan donatur panti ini. Namun, ummi dengar, beliau mengalami kecelakaan beberapa bulan lalu dan Amnesia.

Ketika Ummi Humairah masih ingin melanjutkan perkataannya, anak-anak panti datang menyerbunya. Satu persatu meraih tangan Ummi Humairah dan Inayah untuk bersalaman.

Yang paling terakhir membuat Inayah gemes dan juga menyedihkan. Umurnya yang baru 5 tahun anak sekecil itu, sudah di tinggal oleh kedua orang tuanya karena kecelakaan. Itu Inayah dengar dari Ummi Humaira

Inayah berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan gadis kecil itu. "Cewek cantik ini, namanya siapa?"

"Amelia. Kakak-kakak dan bunda disini sering panggil aku Amel. Katanya, itu panggilan sayang buat aku ...."

"Hoya ... namanya sangat cantik, secantik orangnya." Puji Inayah sambil mengelus rambut halus gadis kecil itu yang sedang berusaha membuka kulit permennya.

"Kakak juga Cantik. Jika aku besar nanti, aku ingin seperti kakak," ucap Amelia memegang wajah Inayah dengan masih permennya di tangan kanannya yang tidak bisa ia buka sendiri.

"Makasih pujiannya," kata Inayah. "Sini biar kakak bantu buka permennya."

"Jangan kak!" tolak Amelia dengan suara seperti berteriak. "Kata Ummi, aku harus bisa mandiri. Selama aku bisa mengerjakan sesuatu, kita tidak boleh merepotkan orang lain," ucapnya.

"Nah, tuh ... kan, aku bisa." girang gadis kecil itu berhasil membuka kulit permennya. Kemudian, ia pamit dan ikut bermain dengan yang lainnya meninggalkan Inayah dan Ummi di sana.

Ummi Humairah pun duluan masuk karena mendapat panggilan. Sementara Inayah sendiri, pamit untuk melihat-lihat sekitar panti asuhan.

Inayah cukup terkejut melihat Aditia duduk bersama beberapa anak panti asuhan bercanda dengannya. Begitu juga dengan Aditia. Ia begitu bahagia melihat Inayah di hadapannya. Ia pun berdiri dari tempatnya dan menghampiri Inayah.

"Inayah, aku senang bisa melihatmu lagi. Kau jodohku inayah. Kau tahu kenapa? Setiap hatiku memanggil namamu kau hadir di hadapanku."

Inayah tersenyum lucu. Ia kembali menganggap itu hanya kebetulan. "Kebetulan saja kakak disini juga. Oya ... ngapain kak Adit disini? Apa kak Adit bersama Teo?"

"Iya. Juga bersama Ibu. Kata ibu, aku sering datang ke tempat ini."

Inayah teringat dengan perkataan Ummi Humairah mengenai donatur yang mengalami amnesia. 'Apa kak Adit yang dimaksud Ummi,' batin Inayah.

"Calon bidadariku, kenapa melamun? apa kamu sedang memikirkan aku?"

"Aku, tidak apa-apa," elak Inayah menundukkan pandangannya untuk menghindari tatapan itu.

"Inayah, bolehkah aku mengungkapkan sesuatu?" tanya Aditia.

Inayah mengangkat wajahnya dan berkata, "Apa itu? Katakanlah."

"Inayah, pertemuan pertama kita telah kau curi hatiku. Aku mencintaimu, Inayah."

Deg! Entah seperti apa perasaan Inayah saat ini. Mengapa Aditia begitu cepat mengakui perasaannya. Inayah tidak tahu harus menjawab apa.

"Inayah, apa kamu meragukanku? Atau karena, aku amnesia?"

"Bukan seperti itu. Aku... hanya..."

"Jangan menjawabnya, jika kamu belum bisa, Inayah. Aku tahu, kamu juga pasti mencintaiku. Aku yakin itu. Aku akan belajar sebaik mungkin inayah. Seperti yang aku katakan, jika aku sudah merasa mampu menjadi imam untukmu, aku akan menemui kedua orang tuamu," papar Aditia menatap Inayah.

Saat Aditia mengobrol dengan Inayah. Amira melihat mereka dan begitu juga dengan Raka, kakak inayah. Raka cukup kaget melihat keberadaan Aditia di tempat itu dan berbincang rama dengan adiknya. Ada rasa Amarah melihat Aditia mengingat seputar masa lalunya.

"Kak Raka mau kemana?" tanya Amira penuh kecemasan.

"Aku akan menemuinya. DIa tidak bisa dekat dengan Inayah. Dia bukan pria yang baik buat Inayah." jelas Raka yang masih kecewa dengan sifat Aditia dulu.

"Mas, biarkan dulu mereka berbincang. Toh bukan cuma mereka berdua saja di sana?" cegah Amira.

"Bukan itu, Sayang. Aku tidak mau saja, Inayah berteman dengan pria seperti Aditia."

Amira tidak bisa mencegah suaminya. Ia begitu risau melihat Raka semakin dekat degan Inayah dan Aditia yang sedang berbincang.

Amira melihat ada perubahan dalam diri Aditia. Ia juga bingung mengapa Aditia terlihat seperti pria lugu. Bukan Aditia yang Ia kenal dulu. Ketakutan dalam dirinya, ketika suaminya sudah sampai di hadapan mereka.

Ikuti perjalanan kisah cinta Aditia hingga menemukan jodohnya.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

oh ada amira mungkin masa lalu aditiakah?

2024-10-13

0

linda sagita

linda sagita

semangat terus kak

2022-12-14

1

Idham Adhang

Idham Adhang

meleleh

2022-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Aditia dan Inayah
2 Bab 2 Kembali kerumah
3 Bab 3 Mengantar Aditia
4 Bab 4 Bertemu Dengan Masa Lalu
5 Bab 5. Mengenang Masa Lalu
6 Bab 6. Luka Terkuak Kembali
7 Bab 7. Frustasi
8 Bab 8 Di lema
9 Bab 9 Perasaan Yang Rumit
10 Bab 10 Lamaran
11 Bab 11. Aditia mendapatkan ingatannya.
12 Bab 12. Tidak Saling Memiliki
13 Bab 13. Keputusan Inayah Keikhlasan Aditia
14 Bab 14. Kata Hati
15 Bab 15. Pertemuan Tidak Terduga
16 Bab 16. Kepergian Aditia
17 Bab 17. Hari Bahagia
18 Bab 18. Pertama Bagi Inayah
19 Bab 19. Malam Yang Panjang
20 Bab 20. Kekasih halal
21 Bab 21 Sesak di Dada.
22 Bab 22. Salah Menilai
23 Bab 23. Tak Tersentuh
24 Bab 24. Sesal
25 Bab. 25 Mengikuti kemauan Ibu
26 Bab 26. Terlalu Menyakitkan
27 Bab 27. Wasiat
28 Bab 28. kembalinya Aditia dan Duka Inayah.
29 Bab 29. Kabar Duka
30 Bab 30. Pertemuan Tidak Terduga
31 Bab 31. Pertemuan Singkat
32 Bab 32. Terkuaknya Sebuah Fakta Yang Sebenarnya.
33 Bab 33. Memaafkan
34 Bab 34. Kepergian Adam
35 Bab 35. Rencana Aditia
36 Bab 36. Menatap Dari Jauh
37 Bab 37. Penawaran Aditia
38 Bab 38. Kekesalan Inayah Kemenangan Aditia
39 Bab 39. Menemui Inayah
40 Bab 40. Ke putusan Inayah
41 Bab 41. Tentang Rasa
42 Bab 42. Kata Hati.
43 Bab 43. Mendebarkan
44 Bab. 44 Denyut Jantungku
45 Bab 45. Janji Suci
46 Bab 46. Malam Resepsi
47 Bab 47. Berat Berpisah
48 Bab 48. Menghabiskan Waktu Bersama
49 Bab 49. Perhatian
50 Bab 50. Cemburu lagi
51 Bab 51. Kejujuran
52 Bab 52. Rindu
53 Bab 53. Dilema
54 Bab 54. Kabar Gembira
55 Bab 55. Penjelasan Amira
56 Bab 56. Cerita Alina
57 Bab 57. Tentang Perasaan
58 Bab 58. Berjuang Tanpa Suami
59 Bab 59. Permintaan Inayah
60 Bab 60. Naluri Seorang Istri
61 Bab 61. Rapuh Tanpamu
62 Bab 62. Penyemangat Aditia
63 Bab 63. Permintaan Tuan Subari
64 Ban 64. Pengharapan Aditia
65 Bab 65. Kesediaan
66 Bab 66. Sifa Vs Zaki
67 Bab 67. Rencana Aditia dan Inayah
68 Bab 68. Harapan Inayah
69 Bab 69. Merajuk Bahagia
70 Bab 70. Bakti Seorang Istri
71 Ban 71. Terpksa Setuju
72 Bab. 72 Rayyan vs Aditia
73 Bab 73 Kelucuan Rayyan
74 Bab. 74 Kembalinya Aditia dan Inayah
75 Bab 75. Rencana Bulan Madu
76 Bab. 76 Kecurigaan Aditia
77 Bab. 77. Pernikahan Sifa
78 Bab 78. Perpisahan Sifa
79 Bab 79. Pertemuan Sifa dan Yolanda
80 Bab. 80 Rasa Penasaran Aditia
81 Bab. 81 Berita Tak Terduga
82 Bab. 82 Masalah Baru
83 Bab. 83 Cerita Tuan Subari
84 Bab 84. Menemui Marina
85 Bab 85. Tersampaikan
86 Bab 86. Klarifikasi
87 Bab 87. Cucu Kedua
88 Bab 88. Tanda Tanya
89 Bab. 89 Dua Garis Merah
90 Bab 90. Rasa Itu Mulai Hadir
91 Bab 91. Kurang Sehat
92 Bab 92. Kado Spesial
93 Bab 93. Jangan Pergi
94 Bab 94. Pesan Aditia
95 Bab 95. Periksa kandungan
96 Bab 96 Berita Buruk
97 Bab 97. Kembalilah Untukku
98 Bab 98. Kontraksi
99 Bab 99. Mengapa Tidak Jujur
100 Bab 100. Komplikasi
101 Bab 101. Mencintaimu
102 PENGUMUMAN NOVEL BARU
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Aditia dan Inayah
2
Bab 2 Kembali kerumah
3
Bab 3 Mengantar Aditia
4
Bab 4 Bertemu Dengan Masa Lalu
5
Bab 5. Mengenang Masa Lalu
6
Bab 6. Luka Terkuak Kembali
7
Bab 7. Frustasi
8
Bab 8 Di lema
9
Bab 9 Perasaan Yang Rumit
10
Bab 10 Lamaran
11
Bab 11. Aditia mendapatkan ingatannya.
12
Bab 12. Tidak Saling Memiliki
13
Bab 13. Keputusan Inayah Keikhlasan Aditia
14
Bab 14. Kata Hati
15
Bab 15. Pertemuan Tidak Terduga
16
Bab 16. Kepergian Aditia
17
Bab 17. Hari Bahagia
18
Bab 18. Pertama Bagi Inayah
19
Bab 19. Malam Yang Panjang
20
Bab 20. Kekasih halal
21
Bab 21 Sesak di Dada.
22
Bab 22. Salah Menilai
23
Bab 23. Tak Tersentuh
24
Bab 24. Sesal
25
Bab. 25 Mengikuti kemauan Ibu
26
Bab 26. Terlalu Menyakitkan
27
Bab 27. Wasiat
28
Bab 28. kembalinya Aditia dan Duka Inayah.
29
Bab 29. Kabar Duka
30
Bab 30. Pertemuan Tidak Terduga
31
Bab 31. Pertemuan Singkat
32
Bab 32. Terkuaknya Sebuah Fakta Yang Sebenarnya.
33
Bab 33. Memaafkan
34
Bab 34. Kepergian Adam
35
Bab 35. Rencana Aditia
36
Bab 36. Menatap Dari Jauh
37
Bab 37. Penawaran Aditia
38
Bab 38. Kekesalan Inayah Kemenangan Aditia
39
Bab 39. Menemui Inayah
40
Bab 40. Ke putusan Inayah
41
Bab 41. Tentang Rasa
42
Bab 42. Kata Hati.
43
Bab 43. Mendebarkan
44
Bab. 44 Denyut Jantungku
45
Bab 45. Janji Suci
46
Bab 46. Malam Resepsi
47
Bab 47. Berat Berpisah
48
Bab 48. Menghabiskan Waktu Bersama
49
Bab 49. Perhatian
50
Bab 50. Cemburu lagi
51
Bab 51. Kejujuran
52
Bab 52. Rindu
53
Bab 53. Dilema
54
Bab 54. Kabar Gembira
55
Bab 55. Penjelasan Amira
56
Bab 56. Cerita Alina
57
Bab 57. Tentang Perasaan
58
Bab 58. Berjuang Tanpa Suami
59
Bab 59. Permintaan Inayah
60
Bab 60. Naluri Seorang Istri
61
Bab 61. Rapuh Tanpamu
62
Bab 62. Penyemangat Aditia
63
Bab 63. Permintaan Tuan Subari
64
Ban 64. Pengharapan Aditia
65
Bab 65. Kesediaan
66
Bab 66. Sifa Vs Zaki
67
Bab 67. Rencana Aditia dan Inayah
68
Bab 68. Harapan Inayah
69
Bab 69. Merajuk Bahagia
70
Bab 70. Bakti Seorang Istri
71
Ban 71. Terpksa Setuju
72
Bab. 72 Rayyan vs Aditia
73
Bab 73 Kelucuan Rayyan
74
Bab. 74 Kembalinya Aditia dan Inayah
75
Bab 75. Rencana Bulan Madu
76
Bab. 76 Kecurigaan Aditia
77
Bab. 77. Pernikahan Sifa
78
Bab 78. Perpisahan Sifa
79
Bab 79. Pertemuan Sifa dan Yolanda
80
Bab. 80 Rasa Penasaran Aditia
81
Bab. 81 Berita Tak Terduga
82
Bab. 82 Masalah Baru
83
Bab. 83 Cerita Tuan Subari
84
Bab 84. Menemui Marina
85
Bab 85. Tersampaikan
86
Bab 86. Klarifikasi
87
Bab 87. Cucu Kedua
88
Bab 88. Tanda Tanya
89
Bab. 89 Dua Garis Merah
90
Bab 90. Rasa Itu Mulai Hadir
91
Bab 91. Kurang Sehat
92
Bab 92. Kado Spesial
93
Bab 93. Jangan Pergi
94
Bab 94. Pesan Aditia
95
Bab 95. Periksa kandungan
96
Bab 96 Berita Buruk
97
Bab 97. Kembalilah Untukku
98
Bab 98. Kontraksi
99
Bab 99. Mengapa Tidak Jujur
100
Bab 100. Komplikasi
101
Bab 101. Mencintaimu
102
PENGUMUMAN NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!