Freya dan Meisya menatap gundukan tanah yang masih merah, beberapa orang sudah meninggalkan pemakaman saat Meira selesai di makamkan. Air mata Freya tak berhenti mengalir di pipi mulus nya begitupun dengan Meisya, sangat terlihat jelas jika Freya kelelahan ia belum istirahat sama sekali.
Bagaimana bisa istirahat jika keadaan saat ini seperti mimpi buruk untuknya, tubuh nya lemas hatinya hancur itulah yang dirasakan oleh Freya saat ini. Rasanya menangis pun percuma karena itu tidak akan bisa mengembalikan mami nya untuk hidup kembali.
Dari kejauhan terlihat sorang lelaki berdiri tegap dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung nya,ia menatap gundukan tanah yang juga di tatap oleh Meisya dan Freya.
Alex mendekati putrinya dan mencoba untuk merangkul pundak Freya, ia lemah jika menyangkut Freya Alex tak bisa berbuat apa-apa jika keadaan Freya seperti ini.
"Sayang." Panggil Alex, tanpa menjawab Freya melepaskan rangkulan tangan Alex dan pergi tanpa berbicara sepatah kata pun.
"Freya kamu mau kemana nak?" Teriak Alex memanggil putri bungsu nya, namun Freya tak mempedulikan suara daddy nya.
"Mei." Kali ini Alex mencoba berbicara dengan Meisya, namun hal yang sama juga dilakukan oleh Meisya ia pergi tanpa berbicara dengan Alex.
Alex terdiam dan menatap pusara Meira air matanya menetes saat ia teringat dengan perkataan Meira yang mengatakan jika Alex adalah cinta pertama kedua putrinya, dan Alex juga menjadi patah hati terbesar untuk kedua putrinya.
"Kamu puas mei sekarang kamu sudah puas, kamu menyerah dengan hidup kamu hingga membuat Freya dan Meisya membe*ci aku" Lirih Alex, dari kejauhan Darren tersenyum melihat Alex yang terpuruk.
"Kamu tidak tahu Alex sebesar apa sakit yang istri kamu rasakan, saat dia tahu jika lelaki yang dicintainya mencintai wanita lain, saat tempat nya bersandar kini telah menghujam nya dengan rasa sakit yang mendalam, dan saat ia harus menerima kenyataan jika kedua putri yang dicintainya harus kecewa atau mungkin akan kehilangan sosok ayah." Gumam Darren, setelah mengatakan hal itu Darren memutuskan untuk pergi.
Satu minggu berlalu Freya tidak keluar dari kamar nya berbeda dengan Meisya yang keluar dari kamar meski tak banyak bicara, mengetahui jika selama itu adiknya berada dalam kamar membuat Meisya merasa bersalah.
"Freya buka pintu nya Frey." Ucap Meisya, namun tidak ada sahutan dari Freya.
"Frey aku tahu kamu sedih aku juga sama Frey, bukan hanya kamu tapi aku juga kehilangan mami aku mohon buka pintunya. Mami gak akan suka liat kamu seperti ini, mami pasti sedih Freya." Ucap Meisya, dan tak lama pintu kamar pun terbuka menampakan sosok Freya yang terlihat kusut.
Meisya tahu adiknya ini memilih untuk terus tidur berharap semuanya adalah mimpi, namun nyatanya ini bukan mimpi. Mata sembab Freya tidak bisa berbohong jika gadis cantik itu selalu menangis semalaman.
"Aku tahu ini tindakan yang bo*oh, tapi ini terlalu saki Meisya. Aku harus apa hmmm katakan aku harus bagaimana? Ketika aku mengetahui jika daddy penyebab mami tiada, kenapa harus daddy dan kenapa harus wanita lain yang menang, katakan kenapa harus mami yang pergi katakan mei." Ucap Freya, matanya berkaca-kaca.
"Aku ingin seperti mami menyerah dengan hidupku, tapi masih ada suatu hal yang harus aku selesaikan." Ucap Freya, Meisya menatap wajah cantik Freya dan menangkup wajah cantik itu.
"Lakukan Frey, lakukan apapun yang kamu inginkan. Kamu ingin membalas dendam kepada wanita itu? Lakukan karena aku akan selalu mendukung kamu." Ucap Meisya, Freya terdiam selama ini Meisya yang paling sabar atas segala hal, tapi kini kakak nya itu sudah berubah menjadi wania tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Tulip
ya aku ikut mendung kalian menghacurkan ellen
2022-10-29
1
Tulip
syukurin kamu lex, dijauhi ank gadismu. urus aja simpananmu itu
2022-10-29
1
@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬
Mei kesabaran.a udah habiss Frey,, Daddy mu sudh tak pantas d beri maaf,,
2022-07-14
2