[Chapter 05.]
[Menolong Gelandangan.]
[Silahkan Dibaca.]
Tepi Jalan Pahlawan.
Ryu menatap dengan tajam dan dingin. Dia benar-benar tidak suka yang namanya penindasan, apalagi kepada kaum lemah. Hal itu karena ia pernah mengalami tidak menyenangkannya di tindas.
“Bajingn!” Preman berteriak dengan keras sambil mengayunkan pukulan dengan keras. Namun, bagi Ryu yang sudah menaikkan fisiknya, hal itu hanya pukulan lambat.
“Bam..” Ryu menendang tepat perut Preman tersebut. Dia benar-benar tidak akan ampun dalam menghancurkan hidup seorang preman.
“Guakh..” Preman terkejut, ia tidak pernah menyangka bahwa musuhnya kali ini sedikit kuat. Dia mundur dan memegang perutnya yang sakit.
Preman kemudian menatap Ryu dengan tajam, ia benar-benar tidak terima dengan perlakuan tersebut. Dengan cepat dia mengambil pisau di saku miliknya.
“Mati kau!” Preman mengarahkan pisau ke depan dan berlari menuju ke arah Ryu.
Sementara itu, Ryu yang melihat itu, hanya menatap dengan datar. Dia melesat maju dan menendang tepat pergelangan tangan preman.
“Arkh.” Preman terkejut, tangannya sakit, pisau yang berada di genggamannya terbang di udara. Ryu dengan ringan mengambil pisau tersebut dan menancapkan tepat kaki Preman tersebut.
“Jlebbb..” pisau menusuk dalam tepat kaki preman tersebut. Preman merasakan rasa sakit yang begitu kuat, ia berteriak sambil terbaring di tempat.
“Ahhhh..” teriakan keras tersebut benar-benar menarik perhatian banyak orang, para pejalan kaki berhenti dan melihat ke arah suara tersebut.
Seluruh orang terkejut ketika melihat ada orang yang tersungkur dengan pisau yang masih menancap di kakinya. Pandangan mereka beralih ke arah orang yang melukainya.
Ryu tidak peduli, ia hanya berbalik dan berjalan ke arah gelandangan yang gemetar ketakutan. “Kau baik-baik saja?”
Gelandangan itu sadar dan mengangguk, tanda bahwa dirinya baik-baik saja. Ryu tersenyum, kemudian ia mengeluarkan uang Seratus Rupiahnya tersebut.
“Ini, cukup untuk makanmu selama seminggu. Jika, bisa ubahlah penampilanmu dan mulailah mencari pekerjaan.”
Berbagai orang memandang hal itu dengan terkejut, mereka paham sekarang bahwa orang yang tersungkur ialah pemalak atau preman.
Orang-orang salut dengan Ryu, bagaimanapun juga dia tidak hanya membantu menyingkirkan preman, ia juga memberikan uang yang memiliki nominal Seratus Rupiah.
Gelandangan terkejut ketika diberikan uang tersebut. Dia bertanya untuk memastikan itu benar dan tidak. “Apakah kamu yakin, Nak? Seratus Rupiah itu besar dan itu bisa membuatmu membuka sebuah usaha kecil-kecilan.”
Ryu tersenyum dan mengangguk. “Ya, aku serius. Juga, jangan khawatir tentangku. Lebih baik menolong orang yang membutuhkan, jika memiliki uang lebih. Daripada digunakan untuk foya-foya.”
Gelandangan itu benar-benar tidak menyangka akan ucapan tersebut. Dalam hatinya, ia menaikkan nilai kebaikan Ryu ke tingkat atas.
Gelandangan tersebut menerima uang pemberian Ryu. Para orang-orang bertepuk tangan, selepas itu mereka bubar dan menjalankan aktivitas masing-masing. Namun, dalam benak mereka, mulai timbul rasa peduli ke sesama.
Ryu tidak tahu akan hal itu, ia kemudian berkata kepada gelandangan. “Pergilah, hati-hati di jalan.” Lalu, dia berbalik dan menatap Preman yang masih kesakitan.
Gelandangan mengangguk dan mengucapkan terima kasih sebelum berlari pergi jauh.
Ryu menatap dengan ringan, kemudian berkata, “Nah, apakah kau sudah..” Dia menarik pisau yang berada di Preman tersebut. “Merasa lega, sekarang?”
“Ahhh, brengsk! Akan kulaporkan kau kepada ketua.” Preman itu mencoba berdiri, ia benar-benar berjuang walaupun darah menetes membasahi kakinya.
Ryu yang diancam tidak peduli, ia hanya mengayunkan tendangan miliknya tepat ke arah perut Preman.
“Guakhh..” Preman terkejut, ia kemudian melihat Ryu yang mendekatkan wajahnya tepat telinga miliknya.
“Sampaikan kepada Ketuamu, bahwa aku Ryu Adam menantikan pertarungannya.” Ryu membisikkan pesan tersebut dengan tajam.
“Jlebbb...” Preman terkejut ketika mendengar bisikan Ryu, tetapi ia lebih terkejut ketika merasakan rasa sakit di kaki yang lain.
Preman melihat Ryu sudah berjalan pergi, kemudian tatapannya beralih ke arah kaki miliknya. Dia melebarkan matanya, ketika rasa sakit menjadi lebih kuat.
“Arhhh..” Teriakan kembali terdengar bahkan lebih keras. Para orang-orang tidak peduli, mereka sudah tahu kejadian aslinya. Jadi, tidak perlu ikut campur.
Ryu sendiri berjalan dengan ringan sambil mengeluarkan uang Dua Ratus Rupiah. Dia tersenyum dan berjalan menuju ke arah toko Handphone.
***
Berjalan, melewati taman, menyeberang jalan raya, dan akhirnya Ryu tiba di toko Handphone.
Ryu sebenarnya cukup kagum dengan kota yang dia tempati tersebut. Kota Arshna, nama kota yang begitu memiliki ciri khas tersendiri dan itu adalah sebuah jam besar yang diletakkan di Alun-alun Kota Arshna, jam itu dapat dilihat di berbagai penjuru kota. Namun, sayangnya melihat jam tersebut harus naik ke gedung paling atas.
Ryu sedikit terpesona, bagaimanapun juga kota ini mirip London dengan Big Beng yang besar. Namun, di sini lebih besar dari jam tersebut.
Ryu menggelengkan kepalanya, sekarang ia fokus di depannya yaitu sebuah toko Handphone yang memiliki ukuran toko lumayan besar.
“Cling..Cling..” Lonceng pintu terdengar, Ryu masuk ke dalam menimbulkan lonceng tersebut berbunyi. Kemudian, ia mendengar suara seseorang.
“Selamat datang di toko Sinar Dunia. Apakah ada handphone yang ingin Anda beli, Tuan?” pelayan yang sangat ramah dan ceria menghampiri Ryu.
Sementara itu, Ryu sedikit terkejut. Dia melihat pelayan perempuan tersebut sebentar, kemudian mengangguk dan berkata, “Aku ingin membeli sebuah handphone, apakah bisa tunjukan beberapa Handphone yang bagus?”
Pelayan itu mengangguk dengan senang, kemudian mengenalkan beberapa Handphone yang rilis terbaru.
Sementara itu, di sudut tempat terlihat seorang pelayan memandang dengan jelek ke arah Ryu, ia terlihat benar-benar memandang rendah Ryu tersebut.
Ryu dan pelayan yang ceria selesai berkeliling melihat handphone-handphone yang bagus dan menarik.
Ryu tersenyum dengan sikap ceria dan ramah dari pelayan tersebut. Kemudian, ia mendengar suara yang tidak menyenangkan dari belakang.
“Elli, kenapa kau melayani orang miskin ini. Jelas-jelas kau hanya dipermainkan saja, mana mungkin orang dengan pakaian yang biasa bisa membeli handphone yang mahal.”
Ryu mendengar nada mengejek tersebut, dirinya dan pelayan ceria menatap ke arah sumber suara tersebut.
Terlihat seorang perempuan dengan pakaian yang sedikit terbuka dan riasan yang berantakan. Bahkan wajahnya penuh akan bedak yang sangat tebal.
Ryu memandang perempuan itu, ia tahu bahwa pasti akan ada kejadian klise seperti novel-novel sebelah. Namun, dirinya menyeringai dalam hati.
Ryu yang dulu selalu ditindas, dihina, diejek, dianggap sampah, akhirnya dapat balas dendam walaupun di dunia yang berbeda.
Ryu kemudian berbalik dan menatap ke arah pelayan ceria yang bernama Elli, dibandingkan pelayan yang satunya, Elli cantiknya lebih alami.
“Jadi, bisakah pilihkan yang paling terbaik?” Ryu bertanya dengan ringan, ia memastikan bahwa Handphone di sini paling tinggi sendiri ialah Zera 9A, yang memiliki harga Dua Ratus Rupiah.
Elli terkejut, kemudian berkata, “Sebentar, Tuan. Akan saya ambilkan barang terbaik tersebut.”
Namun, langkahnya terhenti oleh pelayan yang riasan tebal tersebut. “Elli, sudah kubilang bahwa orang ini hanya orang miskin, dia tidak akan mampu membeli Handphone tersebut!”
Pelayan riasan tebal berteriak dengan keras, hal itu menarik banyak pelanggan. Ryu melihat banyak orang berdatangan, ia tersenyum sebentar dan berkata dalam hati.
“Skakmat.”
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, Vote dan tip koinnya.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thank you Minna-san.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
rupiah ni indo saja. 200 rupiah boleh beli hdfon touchscreen. logik akalah ooooiii buat cerita. klu mak bapak atau keturunan kamu thor yg bc. aku xkisah. keluarga sampah.
2024-10-09
0
Wp0011
Kayaknya ni novel terjemahan, dan ingin di adaptasi sedikit, contohnya mata uang. Eh jd gak jelas
2023-11-01
1
Iing Nasikhin
murah amat 200 ruupiah, yg wajar lah thor
2023-02-25
1