Cherry berjalan menyusuri jalanan di sekitar perumahan tempat di tinggalnya. Gadis cantik itu menggunakan celana panjang hitam berbahan katun serta kemeja putih dilengkapi sepatu kerja dan tas ransel hitam miliknya. Rambutnya mulai berubah warna, dengan sengaja dia menguncir rambutnya agar warna warna yang muncul sejak sebulan lalu itu tidak terlalu kelihatan.
Pada awalnya warna rambut gadis itu hitam pekat,namun sebulan yang lalu dia menemukan beberapa helai rambutnya yang berubah menjadi biru muda, ini pertama kalinya dia melihat warna itu, warna rambut yang sama dengan milik mendiang Mommynya.
Gadis itu berjalan dengan senyuman indah, dia akan mengikuti interview di beberapa perusahaan yang sudah dia ajukan surat lamaran kerja seminggu lalu dan dia mendapat panggilan kemarin siang.
“ Mudah mudahan aku diterima,” gumam gadis itu.
Semua aset miliknya, hasil kerjanya di perusahaan Raharja ternyata dibekukan oleh tuan Raharja, bahkan Cherry tak memiliki sepeser uang pun dari hasil kerjanya. Yang ada hanya tinggal beberapa ratus ribu di dalam dompetnya dan sudah dia gunakan untuk biaya akomodasi untuk melamar pekerjaan.
Grape memang memberikan uang namun sesuai kata Grape, itu khusus dibagi untuk keperluan rumah tangga, biaya listrik, air dan rumah sehingga Cherry sama sekali tidak menggunakan uang itu untuk kepentingan pribadinya. Bahkan untuk menghemat, dia berjalan dari rumah menuju stasiun bus terdekat.
Drrtt.... drrrtt...
Ponsel gadis itu berdering dan dia melihat nama salah satu gadisnya yang sangat dia rindukan. Karena kesibukan masing-masing mereka tak bisa berkumpul seperti biasa. Jika dalam waktu seminggu mereka pasti akan bertemu satu sama lain entah dua sampai empat kali seminggu maka selama dua minggu usia pernikahan Cherry dengan Grape mereka hanya bertemu dua kali itu pun tanpa Sarah yang tak bisa dihubungi dan tiba tiba menghilang.
“ Halo Bell?” jawab Cherry sambil menyusuri jalanan .
“ Cher kamu jadi masuk ke perusahaan ke tempat aku kerja kan? Kamu udah dimana, interviewnya mulai jam 3 kamu udah datang? Perlu aku jemput? Alesha juga udah nungguin kamu,” cerocos gadis itu dari seberang sana dengan suara teriakannya yang terlalu bersemangat sampai membuat Cherry menjauhkan telinganya dari ponselnya.
“ Ya ampun ini anak dari goa mana, telingaku mau pecah dodol...” gerutu Cherry sambil membalas Bella dengan cara yang sama.
“ Hahaha... sorry beb, jadi kamu udah dimana? Perlu ku jemput?” tanya Bella dengan penuh semangat.
“ Aku lagi di jalan, lagian ini masih jam 12, kamu gak usah jemput, kalian tunggu aja, doain mudah-mudahan aku di terima,” ucap Cherry .
“ Amin... kamu kan cerdas, pasti kamu diterima, aku yakin,” ucap Bella dengan penuh semangat.
“ Iya iya sekretarisnya pak presdir, “ jawab Cherry sambil tersenyum.
“ Cher kamu baik baik aja kan selama tinggal bareng pria itu? Dia kan lumpuh? Jadi kamu harus cari nafkah dong,” ucap Bella.
“ Dia tetap nafkahin kok, dia juga kerja, meski pas pasan seenggaknya kami masih bisa makan enak, aku bersyukur banget dengan cara hemat yang diajarin Alesha, jadi bisa nyimpen banyak meski pun harus meninggalkan semua barang kesayanganku,” ujar gadis itu.
“ Aduhhh hidup kamu pasti kayak di neraka ya Cher, kasihan banget kamu, ini semua karena ulah si mak lampir gila itu,” ucap Bella.
“Awalnya sih kupikir begitu, tapi Grape nggak menyusahkan aku sama sekali, dia gak minta ini itu dan bertanggung jawab untuk urusan rumah, dari awal dia udah jelasin kondisi dia dan bagaimana pengaturan keuangan rumah tangga jadi aku paham dan ngikutin, semuanya baik baik aja meski hubungan kami tetap dingin,” ucap Cherry.
“ yah,... apa yang bisa kau harapkan dari pria lumpuh, yang sabar ya neng, kalau nggak betah ceraikan aja dia,” usul Bella.
“ Cerai? Kenapa semua orang mengusulkan hal gila seperti itu, kalian pikir pernikahan itu main main?” ucap Cherry.
“ aku gak mau berakhir sama dengan Daddy, seenggaknya aku harus buktikan kalau rumah tanggaku akan lebih baik dari rumah tangga Viona yang kabarnya diujung tanduk ,” ucap Cherry .
“ Tapi kamu udah tau motif suami kamu? Dia kelihatannya banyak rahasia, aku agak curiga dengannya,” ucap Bella.
“ entahlah, tapi mulai saat ini aku ingin belajar percaya sama dia, meskipun mungkin aku gak tau apa apa tentang dia, hahah... aku naif banget ya? Tapi aku ingin punya satu orang saja yang bisa ku percaya,” ucap gadis itu dengan sungguh-sungguh.
“ Kamu gak gila kan Cher? Atau kamu lagi sakit? Tumben banget otak kamu aneh begini, masa iya kamu mau nerima cowok lumpuh begitu , mana gajinya sedikit lagi, kamu mana bisa makan kalau begitu,” ucap Bella.
“ Nggak Bel, aku udah nikah dan harusnya berubah dan jadi lebih dewasa, dua minggu hidup sederhana membuatku sadar kalau cari uang itu susah, Grape juga kerja siang malam dan dia berusaha nafkahin aku, seenggaknya aku tetap percaya sama dia meski dia masih belum terbuka soal dirinya,” ujar gadis itu.
“ Kamu mah udah gila ya, jangan jangan kamu udah jatuh cinta nihh... hayo ngaku..” balas Bella.
“ Cinta? Heh apa itu? Kau tau sendiri kan kalau aku gak kenal apa kata Cinta, bahkan Bian saja ku dekati karena kau tau Viona tertarik pada Bian, semua kulakukan untuk tujuan balas dendam,aku hanya mendapat sedikit harapan saat Grape memintaku untuk menjadikan dia segalanya, aku hanya berharap pada harapan kecil itu meski mungkin aku hany akan menelan pil kecewa,” jelas Cherry.
Gadis itu terus melanjutkan perbincangannya dnegan Bella, tanpa dia sadari, ponselnya sudah disadap oleh suaminya sendiri.
Grape duduk tenang di dalam ruangan kerjanya, namun aneh, pria itu tidak memakai kursi roda, dia dengan tenang duduk sambil menyilang kan kedua kakinya mendengarkan suara percakapan Cherry dengan Bella melalui ponselnya yang sudah dia hubungkan dengan Cherry.
Sebuah perasaan aneh muncul dalam dada pria itu, rasa aneh saat mendengar kata kata tulus dari bibir Cherry yang tidak tau kalau segala gerak geriknya diawasi.
Bibir Grape terangkat sebelah, dia mendengar semua cerita gadis itu bersama Bella. Entah kenapa rasa penasarannya semakin besar tentang jati diri Cherry yang sebenarnya.
“ Apa kau akan melanjutkan rencana mu setelah mendengar kata-kata gadis itu Grape, jika dia tau dia pasti akan sakit hati saat tau kalau dirinya hanya dimanfaatkan,” ucap Phineas yang juga ada di dalam ruangan itu sambil membuka beberapa dokumen lama berisi kasus kematian kedua orang tua Grape.
Grape hanya diam, dua minggu menjalani dua kehidupan membuatnya perlahan-lahan memahami bagaimana sifat gadis yang telah menjadi istrinya itu.
“Lagi pula bagaimana kau akan menghancurkan Raharja dengan menggunakan anak itu, Cherry bahkan bukan putri yang dianggap, dan identitasnya sama sekali tidak bisa diakses. Yang ada hanya catatan sejak usianya lima tahun ketika Nyonya Naomi ibu kandungnya meninggal,” jelas Phineas yang semalaman mencoba mencari tau tentang informasi lengkap mengenai Cherry yang tampaknya ditutupi dengan rapat.
Grape mengambil tongkat hitam di sisi kursinya, pria itu mengangkat tubuhnya lalu berdiri dengan menggunakan tongkat itu.
Perlahan dia melangkah, Meski tertatih tatih, dia mencoba untuk berjalan.
“ Apa kau butuh bantuan?” tanya Phineas saat melihat Grape mencoba untuk berjalan lagi. Selama tiga bulan ini dia berlatih untuk berjalan, namun hasilnya tidak sebaik yang dia pikirkan, ternyata membutuhkan waktu selama ini. Dia hanya bisa berjalan selama satu menit itu pun kakinya sudah lemah.
“ Aku baik baik saja, aku harus terus berlatih jika ingin segera sembuh,” ucap Grape.
Phineas mengangguk paham, dia hanya memperhatikan Grape dari tempat duduknya.
“ apa yang akan kau lakukan pada gadis itu? Bukankah ini sudah di luar rencana?” tanya Phineas.
“ Entahlah, aku mungkin akan menceraikannya, dia pantas mendapatkan pria yang lebih baik dariku,” ucap Grape.
“ Cih... kita lihat saja!!” gumam Phineas.
.
.
.
Like, vote dan komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
nenk 'yLa
ciihh kita lihat sja mlah grape yg akn bucin..
2023-02-13
0
Iin Karmini
sampai sini aku suka dgn jln ceritanya...lnjut bacaaaa
2022-10-30
0
🐊⃝⃟ 🍒PISCES👻ᴸᴷ
crtamu bgus thor smga TDK mngecewakn ke yg lain🤭
2022-07-22
4