"Maksudnya mas?"tanya pak Jumadi pada pak Harto.
"Begini aku kasih kamu pilihan, kamu mau jadi pekerja biasa atau kamu urus salah satu kebun ku. Kalau mau jadi pekerja biasa sama aja dengan pekerja yang lain. Berangkat jam 7 pagi dan pulang jam 5 sore. Bawa bekal untuk makan siang supaya tidak bolak balik perkebunan rumah. Ya kalau lagi kerja di kebun seberang jalan ini bisa pulang.
Kalau yang jauh lumayan makan waktu buat bolak balik. Nah kalau kamu mau urus salah satu perkebunan. Nanti hitungannya bagi hasil, semua modal kebun dari aku. Kamu urus kebun itu dengan baik, dan jujur dalam pembagian hasil. Di perkebunan itu ada gubuk yang memang ku buat seperti rumah. ya walau kecil, lima meter persegi. Ada terasanya, juga halaman untuk jemur hasil panen."Penjelasan pak Harto.
"Mas itu berarti ada ikatan kerja sama ya?"tanya pak Jumadi.
"Iya"jawab pak Harto
"Perkebunan yang akan saya garap kira-kira luasnya seberapa?"tanya pak Jumadi.
"Ada 2 hektar, di seberang kali juga ada sawah.Ada sepuluh petak, sekarang lagi di tanami padi. Kalau mau sekalian, tapi apa kamu sanggup kerjakan sendiri?"tanya pak Harto.
"Ya kalau semua itu adalah tanggung jawab saya, saya yang urus mas. Dan kalau ada gubuk berarti saya bisa bawa istri dan anak anak mas."Jawab pak Jumadi.
"Sip..., kapan kamu mau mulai urus?"tanya pak Harto.
"Bagaimana mulai besok mas." Pak Jumadi minta pendapat pak Harto.
"Bagus, aku suka kerja sama dengan orang yang penuh semangat seperti kamu ini. Berarti rumor tentang kamu itu benar adanya."Kata pak Harto, yang kagum akan semangat nya pak Jumadi.
"Ah mas bisa aja, perasaan aku biasa saja, sama saja dengan yang lain."Ujarnya pak Jumadi.
"Yo wes. Ayo makan dulu kita, tadi mbak yu mu dah masak. Kalau masalah masakan apa adanya seketemunya. Di sini pasar hanya seminggu sekali kita bisa jalan kaki. Kurang lebih setengah jam dari sini. Tapi kalau dari perkebunan hampir sejam."Tutur pak Harto.
"Oh kalau masalah makan mah sudah biasa mas, di rumah ku juga seketemunya. Wah lumayan juga mas jauhnya, tapi masih jauh desa ku kalau ke pasar. sebenarnya enak ada dua pasar, tapi ya masih sama jauhnya. Terus pasar beda hari, yaitu Senin dan Rabu. Lalu di sini hari apa mas?" tanya pak Jumadi pada pak Harto.
"Hari Rabu"jawab pak Harto.
"Yo kita makan silahkan duduk."Pak Harto mengajak pak Jumadi.
Mereka makan hanya berdua karena memang bukan jam makan siang lagi. Pak Harto sudah makan siang, tapi dia makan lagi untuk menemani pak Jumadi makan. Pak Jumadi sendiri juga tidak enak makan banyak karena yang punya rumah hanya makan sedikit. Walau pun suruh nambah sama oleh pak Harto.
"Mas kemana anaknya kok pada gak kelihatan dari tadi, aku kangen sama Anton?"tanya pak Jumadi.
Anton sama Santo mungkin main sama temennya, Rudi dan Joni tidur mungkin."
Jawab pak Harto.
"Loh kok cuma mereka kemana yang dua lagi, seingat saya sebelum mas pindah ke desa ini mbak yu lagi hamil muda kan mas. Joni kalo di lihat masih kecil banget, aku pernah denger berapa tahun lalu mbak melahirkan anak perempuan?" tanyanya pak Jumadi, yang bingung dengan keberadaan anak anak pak Harto.
*****bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
semangatttt kak 💃💃
2022-08-16
1
@Kristin
perbaiki tulisannya say, maaf jika menyingung 🙏 kalau penulisan awal percakapan pake huruf besar trus pake tanda petik .
2022-08-13
1
alwi 1234
semangat berkarya
2022-06-05
1