Tidak mempercayai karma

Setelah Daniel mengusirnya karena telah menyita banyak waktu nya, Angel keluar dari ruangan itu dengan tubuh yang lemas dan sudah berderai air mata, ia berpapasan dengan Thomas dan Roby yang terlihat memasuki ruangan Daniel dengan asisten Bram, " Wah gadis itu..." ucap nya pada Daniel dengan netra yang berbinar setelah menghempaskan tubuh nya di sofa sedangkan Roby terlihat masih asyik berbicara dengan seseorang di ponsel nya , Daniel mengabaikan dan meminta asisten serba bisa nya untuk membuatkan kopi hitam tuk diri nya.

"Kau mengabaikanku? tanya Thomas setengah tak percaya. Daniel kembali mengabaikan Thomas dan itu membuatnya kesal. "Aku menyesal telah membantumu kemarin malam."

"Kau hanya membantu hal sepele", ucap Daniel santai dan seakan tak peduli.

"Niel apa ini tidak keterlaluan dengan menyebarkan video asusila walaupun kau memburamkan wajah nya?" ucap Roby setelah menutup ponsel nya.

"Hal sepele kau bilang? jika polisi mengetahui apa yang telah aku dan Roby lakukan sudah dipastikan bahwa kami akan berada di penjara."

"Itu kedengaran nya sangat memarik, bagaimana jika kau coba sekarang", ucap Daniel seakan akan jika diri nya sangat menantikan hal itu. "Hey kau serius ??" ucap Thomas dengan kesal.

"Sekarang apa rencanamu ?" tanya Roby pada Daniel, " tidak ada " ucap Daniel dengan dingin lalu meminum kopi hitam yang baru saja di letakan oleh asisten serba bisa nya. Tentu saja nada bicara yang Daniel ucapkan terlihat menakutkan karena mereka mengetahui siapa seorang Daniel Wiratama yang selalu mendapatkan apa yang di inginkan nya termasuk menghancurkan orang yang ia benci.

"Jangan terlalu kejam Niel, karena mungkin saja semua tindakan kejam mu akan berbalik padamu", nasehat Thomas tentu saja ia takut jika Daniel akan terkena karma nya sendiri, dan Thomas tau bahwa karma lebih kejam dari pada apa yang telah kita lakukan.

Daniel sendiri terlihat tidak peduli, ia tidak mempercayai karma, ia memang meyakini jika di dunia ini ada Tuhan, tapi Daniel beranggapan jika Tuhan bersikap tidak adil maka Daniel sendiri yang akan mengatur hidup nya dan mengadili orang orang yang telah menggangu kenyaman diri nya, lalu ia melirik pada amplop coklat yang berada di meja kerja nya dengan seringai tajam di wajah tampan nya. "Jika tidak mau pergi baik baik, maka aku akan membuatnya pergi dengan sesuatu yang tidak akan pernah dia lupakan selama hidup nya."

Sepanjang perjalanan nya orang orang yang berpapasan dengan nya terlihat berbisik bisik bahkan mencela nya dengan kata kata kata kasar, seketika kepala nya terasa berat dan pandangan nya menjadi buram lalu sekian detik kemudian Angel pingsan di tengah jalan dan orang orang segera menolong nya tuk membawa nya ke klinik dokter terdekat karena wajah Angel yang pucat pasi dan dingin seperti mayat.

Angel terbangun di sebuah ranjang pasien dan mencium bau obat obatan yang segera yakini bahwa tadi ia pingsan di jalanan dan orang orang membawa nya ke dokter. "Apa kau sudah makan dari pagi?" tanya lembut seorang perempuan paruh baya yang berpakaikan putih seperti dokter dan memberikan sebuah roti kepada nya. Angel segera merogoh tas kecil nya dan mengeluarkan notes dan bolpoin lalu menulis dengan cepat, "terima kasih dokter."

"Mengapa kau sendirian dimana suami mu ? apa kau tau bahwa sekarang dirimu tengah mengandung?" uhuk...uhuk....Angel tersedak ketika mendengar ucapan dokter tersebut ia segera meminum segelas air yang di sodorkan dokter kepada diri nya.