Memikirkan sebuah rencana

"Kau ingin kami melakukan apa pada gadis itu, tunggu...siapa gadis yang kau maksud ini niel ?"

" Seorang gadis bisu yang belajar di fakultas yang sama dengan ku dulu," jawab Daniel sambil mengetatkan rahang nya dan urat urat terlihat jelas di leher nya.

"Gadis bisu?" Thomas mengerutkan kening nya untuk kesekian kali nya, sedang Roby tampak menikmati minuman nya sambil mendengarkan obrolan sahabat nya.

"Ya, gadis bisu yang sangat menganggu dan aku benar benar tidak menyukai nya." Daniel sama sekali tidak menyembunyikan rasa benci nya pada gadis bisu yang telah membuat mood nya berantakan sekembali nya dari pertemuan nya dengan PT XYZ dan alhasil semua karyawan di kantor nya terkena amukan nya tuk meredakan rasa panas di hati dan pikiran nya.

"Gadis itu yang mengganggu, atau kau hanya dibutakan oleh masa lalu mu ?" ucap Roby dengan tenang sambil menggoyangkan gelas yang berisi cairan coklat pada tangan nya. Tanpa sadar ia telah mengusik masa lalu yang dibenci oleh sahabat nya. Daniel menatap tajam pada Roby, aku hanya meminta kalian untuk mengurus gadis bisu itu, bukan memintamu mengungkit masa lalu ku."

"Membereskan yang kau maksud ini seperti apa? apa kami harus membunuh nya atau sekedar membuat nya hilang dari kota ini ? Daniel tidak menjawab pertanyaan Thomas, ia terdiam dan terlihat berpikir dengan serius, Daniel tersadar jika diri nya belum memikirkan rencana sampai ke tahap itu. Satu hal yang pasti bahwa ia sangat membenci Angel sampai ke tulang sumsum. Daniel kembali mendengkus nafas kasar, aku belum memikirkan nya.

"Lalu apa kau sudah memikirkan rencana apa yang akan kau gunakan Niel ?"

"Tidak, karena itulah aku berbicara pada kalian, kalian yang harus memikirkan cara nya dan kalian pula yang harus mengerjakan rencana itu", ucap Daniel datar sambil menikmati minuman nya. Thomas mencibir "hey, memang nya kami pengangguran? kami sibuk dengan pekerjaan kami masing masing terlebih aku, aku sangat sibuk mengurus perusahaan ayahku."

" Cih...jangan membual, pekerjaan kalian hanya bermain wanita dan selalu melimpahkan pekerjaan kapada asisten dan sekertaris kalian" ucap Daniel smirk.

" Hei...!" pekik Thomas kesal bukan main, tapi apa yang sahabat nya katakan memang semua nya benar memang pekerjaan Thomas dan Roby hanya bermain wanita dan memanjakan para wanita nya dengan kemewahan, sedangkan Roby tidak mengomentari lebih lanjut dan memilih diam karena ia tau bahwa tidak ada seorang pun yang bisa membantah Daniel.

Daniel menyunggingkan sebuah seringai yang menyeramkan tetapi menawan, "lebih baik kalian lakukan saja, karena aku jamin kalian akan tertarik dengan permainan yang akan aku buat." Thomas dan Roby saling menatap dengan tatapan yang hanya mereka pahami. Tentu saja apa yang Daniel kata kan berhasil membuat kedua sahabat nya tertarik, apalagi permainan yang dibuat oleh Daniel. Karena bisa dipastikan jika permainan tersebut akan terasa lebih menyenangkan dari pada permainan permainan yang selama ini mereka telah lakukan.

Ya mereka telah lama berteman, Daniel mengenal Thomas anak seorang pemilik stasiun TV dan media cetak ternama di ibu kota sejak mereka masing duduk di bangku SMP sampai menempuh S2 di amerika, dan di sanalah mereka bertemu dan mengenal Roby anak seorang pemilik jaringan telekomunikasi ternama di ibu kota yang juga melanjutkan S2 nya di amerika...dan ya...karena mereka mempunyai kesamaan, senang berpesta dan bermain wanita. Kehidupan yang bebas di luar negeri menjadikan persahabatan mereka berlanjut sampai sekarang walaupun Daniel tidak seliar kedua sahabat nya itu sewaktu di amerika tetapi Daniel tidak lurus lurus amat nama nya juga anak muda dan darah muda yang penuh gejolak.