Bukan Suamiku

Bukan Suamiku

Kamu Di Mataku

...Kenangan masa muda yang pahit dan indah, semua telah berlalu. Bukanlah hal yang semu......

...Namun, hatiku terasa sakit kala merindukanmu......

Rion...

Sebuah mobil hitam berhenti di depan area sebuah gedung SMU yang telah lama terbengkalai. Gedung yang akan segera dirobohkan, guna dibangun taman hiburan di atasnya. Seorang pemuda turun dari mobil yang dibukakan supirnya, mengenakan sweater putih, serta celana jeans hitam. Earphone menggantung di lehernya, menatap gedung tua di hadapannya.

Sudah 10 tahun, masa-masa yang buruk, sekaligus terindah baginya berlalu. Perlahan berjalan seorang diri menelusuri lorong. Menghentikan langkahnya, menutup matanya sejenak, ilusi masa lalu yang terbayang kala sekolah itu masih ramai dengan siswa.

Lapangan basket yang ramai dengan sorak sorai para siswi yang menyaksikan pertandingan. Namun sudut itu dilewatkan sang pemuda, kembali menelusuri lorong lebih jauh. Hingga ruangan kelas seni terlihat, seorang gadis yang memoles kuasnya terlihat indah.

Pemuda itu menitikkan air matanya, menatap ilusi wajah yang 10 tahun ini dirindukannya. Jemari tangannya mengepal, memasuki ruangan yang sejatinya telah berdebu, dengan beberapa akar tanaman memasuki celah dindingnya.

Namun ilusi yang masih teringat jelas dibenaknya, gadis tercantik yang pernah ditemuinya. Bukan hanya wajahnya, namun juga hatinya. Perlahan pemuda itu duduk disamping fatamorgana Sazi gadis yang dirindukannya.

Jemari tangan Sazi benar-benar piawai memegang kuas saat itu. Senyuman yang benar-benar cerah, hingga dirinya ingin menggenggam tangannya. Namun tidak bisa, sosok itu tembus pandang, hanya potongan memori masa lalu baginya.

Pemuda itu memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Jemari tangannya mengepal, sudah diduga olehnya gadis impiannya sudah menikah kala dirinya kembali.

10 tahun bukan waktu yang singkat. Hingga dirinya berusaha untuk bangkit meninggalkan ruangan berdebu. Namun, sebuah sketsa terjatuh dari bawah laci tempatnya duduk sebelumnya. Hanya ada satu sketsa wajahnya yang dibuat jemari tangan wanita yang dicintainya. Masa yang benar-benar indah baginya. Bagaikan tidak ingin meninggalkan tempat itu, tidak ingin merobohkan gedung penuh kenangan.

Namun, mungkin ini yang terbaik, semua kenangan akan menghilang. Menjadi suara tawa anak-anak yang bermain di taman hiburan nantinya.

Pemuda rupawan yang mulai melangkah mendekati mobilnya. Hingga sang supir menoleh padanya."Tuan muda, ada yang menghubungi anda," ucapnya memberikan phoncell milik majikannya.

Perlahan pemuda itu meraihnya."Ada apa?" tanyanya pada seseorang di seberang sana.

"Tuan, maaf informasi baru yang kami dapatkan wanita yang anda cari, kini..." sang asisten menghentikan kata-katanya sejenak.

Pemuda itu mengepalkan tangannya, mencengkram kertas yang telah menguning termakan waktu, sketsa wajah dirinya ketika SMU."Ada apa dengannya?" tanyanya.

"Sazi bercerai di malam pernikahannya. Sampai sekarang, wanita itu mengalami depresi, tinggal di rumah sakit jiwa Bakti. Tidak diurus keluarganya, tidak pernah ada yang menjenguknya. Bahkan memiliki tunggakan biaya perawatan..." jawaban sang asisten dari seberang sana.

Pemuda itu menjatuhkan phoncellnya, air matanya mengalir tidak terkendali. Wanita sempurna yang disia-siakan semua orang. Bukan fisik, namun juga hatinya. Wanita yang dicintainya, disia-siakan bahkan oleh keluarganya sendiri...

***

10 tahun lalu...

Dedaunan kecil berguguran, menyambut seorang remaja yang mulai memarkirkan mobilnya. Tertawa, berjalan bersama itulah Sazi dan Dave sahabat dari masa kecil. Bahkan kedua orang tuanya telah merencanakan pertunangan sepasang sahabat itu sejak dini.

Benar-benar terlihat pasangan yang sempurna. Hingga langkah Sazi terhenti."Buluk!" panggilnya.

Remaja gemuk yang masih memakan roti itu menghentikan langkahnya. Salah satu matanya terlihat membiru kehitaman, bagaikan terkena bekas hantaman.

"Uang pembayaran buku!?" pintanya menadahkan tangannya, mengingat gadis itu adalah bendahara kelas saat ini.

"Ini, cuma ada setengah, aku ..." ucapnya tertunduk bingung harus bagaimana.

"Lunasi besok!! Ha...Rus..." tegasnya, berjalan bergandengan tangan dengan Dave.

Sazi menghela napas kasar, hanya tinggal pemuda itulah yang belum membayar. Sedikit melirik ke arah belakang, remaja gemuk yang terdiam, tidak begitu menonjol di kelas.

Kenapa dirinya peduli? Mungkin semua uangnya di habiskan untuk membeli makanan. Setidaknya itulah yang ada di fikirannya. Menggandeng tangan Dave, siswa paling populer sekaligus tunangannya.

Namun, apakah benar demikian? Ada kalanya Dave tidak pulang bersamanya. Dirinya terdiam sejenak menatap derasnya hujan yang turun, menunggu supir rumahnya yang menjemput.

Teman sekelasnya itu terlihat lagi, namun kali ini dengan keadaan berbeda...

Pemuda yang berdiri, ikut menatap hujan dengan luka membiru di salah satu matanya. Hingga sekelompok siswa lainnya menghampirinya.

"Buluk, mana tasmu!!" tanya salah satu dari mereka merebut tasnya.

"Tidak ada uang! Isinya cuma buku..." ucapnya berusaha merebut tasnya.

Hingga dirinya ditarik ke area belakang sekolah. Awalnya Sazi, tidak peduli namun terlalu lama dirinya terdiam, remaja gemuk dan beberapa orang itu tidak kembali sama sekali.

Sang gadis berjalan dengan ragu ke area belakang sekolah.

Bug...

Tubuh besar itu roboh di tengah derasnya air hujan. Tubuhnya di hantam beberapa kali, menerima tendangan tiada henti.

"Berani menyembunyikan uang dari kami?" ucap salah satu dari keempat orang siswa yang merundungnya.

Remaja gemuk terlihat menoleh pada Sazi, menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Seolah memintanya untuk diam, tidak melakukan apapun.

Namun tidak, Sazi mengambil gambar di phoncellnya."Pergi! Jika tidak aku akan menghubungi polisi!" teriaknya mengancam.

Keempat orang itu menoleh padanya."Rebut phoncellnya!" perintah salah satu dari mereka.

Empat orang pemuda, salah satunya bahkan memegang balok kayu.

Tangan Sazi gemetar, mundur selangkah ketakutan. Hingga salah seorang dari mereka, merebut phoncellnya, melempar hingga hancur berantakan.

Satu orang lagi mencoba menghantamnya dengan balok kayu. Wanita yang refleks berjongkok, memegangi kepalanya, bersiap akan menerima hantaman.

Namun, tidak terjadi apapun. Mata Sazi yang awalnya terpejam ketakutan mulai terbuka. Darah menetes membasahi lantai, mengalir dari kepala pemuda gemuk, teman sekelasnya yang dihajar sebelumnya.

Pemuda yang tersenyum padanya."Kamu tidak apa-apa?" tanyanya.

"Darah..." Sazi tertegun tubuh yang berusaha melindungi dirinya. Jemari tangannya terangkat hendak menggapai lukanya.

Salah seorang dari mereka mencoba menyerang kembali. Tapi sang pemuda gemuk, merebut balok kayu yang sebelumnya digunakan menghantam kepalanya. Mencoba menyerang mereka asal."Tolong! Tolong!" teriak Sazi meminta pertolongan.

Hingga sang penjaga sekolah yang baru saja sampai untuk mengunci pintu segera datang."Woi! Kalian sedang apa?" teriaknya, berlari menghampiri mereka, dengan segera keempat orang itu melarikan diri.

Sazi menghampiri sang pria gemuk yang tubuhnya di basahi air hujan."Kamu tidak apa-apa?" tanyanya menangis ketakutan, membiarkan tubuh, rambut, dan seragamnya ikut basah.

Sang pemuda gemuk menggeleng."Aku tidak apa-apa, jangan menangis badanku lebih besar dari sansak latihan tinju. Sekeras batu, jika mereka memukul tangan dan kaki mereka yang sakit. Tapi aku tidak apa-apa..." jawabnya tersenyum, menghapus air mata Sazi.

Gadis itu menghela napas kasar menghapus air matanya sendiri."Setengah uang pembayaran bukumu biar aku yang bayar,"

"Terimakasih..." Rion mengangguk, menatap satu-satunya orang yang peduli padanya.

"Dasar buluk!! Lemak jahatmu yang menyelamatkan nyawamu!" ucap Sazi tertawa kecil, memukul bahunya.

Dua orang yang saling tertawa, menjadi sahabat begitulah hubungan mereka.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-06-19

0

Яцяу

Яцяу

masih terasa sesaknya ... padahal udh tau endingnya bahagia

2023-05-20

1

Яцяу

Яцяу

baca lagi.. lagi kangen sama rion

2023-05-20

1

lihat semua
Episodes
1 Kamu Di Mataku
2 IQ
3 Jalan Belakang
4 Pencuri
5 Talas
6 Merah ya
7 Frog
8 Spesies Berbahaya
9 Kasih
10 Kata-kata Dari Orang Lain
11 Ubi
12 Buanglah Sampah Pada Tempatnya
13 Duka
14 Bucin
15 Anak Katak
16 Pergi
17 Ukuran
18 Muak
19 Tinggallah Bersamaku
20 Akan Melakukan Apapun
21 Memilih Pasangan Hidup
22 Tidak Pernah Ada
23 Hadiah Mobil
24 Karya Terbaik
25 Hidup Ini Indah
26 Pasukan Penyerbu Outlet
27 Grimm Ripper
28 Kalah
29 Keinginan
30 Pabrik
31 Calon Kaisar
32 Melindungi
33 Gudang
34 Jika
35 Miss You
36 Dekat
37 Tensi
38 Pilihan
39 Bukan Tipe
40 Mission
41 Fatamorgana
42 Meminta Ijin
43 Anak Darimu
44 Senyuman
45 Rindu
46 Secret Of The Cat
47 Affair
48 Grimm
49 Dinner
50 Rion
51 Mati Atau Tidak
52 Manisan
53 Geram
54 Mouse
55 Merindu Lagi
56 Siapa Pelakunya
57 Dusta
58 Kulit Buaya
59 Imajinasi
60 Celah
61 Memalukan
62 Nilai Cinta
63 Kejahatan
64 Two Rings
65 Like Father Like Son
66 Masa Depan
67 Sama Saja
68 Menginginkan
69 Anak Katak Yang Tidak Bisa Berenang
70 Akhir Cerita
71 Anak Kecil
72 Istri Orang
73 Hikaru
74 Ayah
75 Kabut
76 Bagaimana?
77 Mati Dengan Cara Apa
78 Fans Fanatik
79 Materialistis
80 Maaf
81 Cara Apa
82 Oh Belinda
83 Supir Truk Kalau Beruntung
84 Ujung Pertengkaran
85 Maaf
86 Full Service
87 Penguntit
88 Kita Pacaran
89 Maaf Dan Terimakasih
90 Bucin Tingkat Dewa
91 Ikan Emas
92 Seonggok Daging
93 Karma
94 Pisau
95 Pain
96 Pria Lain
97 Satu Spesies
98 Nanti
99 Tidak Ada
100 Kutukan
101 Spesial Episode
102 Gugurkan
103 Pendarahan
104 Sesekali
105 Satu Titik
106 Koala
107 Pasir
108 Keluarga
109 Akhir
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Kamu Di Mataku
2
IQ
3
Jalan Belakang
4
Pencuri
5
Talas
6
Merah ya
7
Frog
8
Spesies Berbahaya
9
Kasih
10
Kata-kata Dari Orang Lain
11
Ubi
12
Buanglah Sampah Pada Tempatnya
13
Duka
14
Bucin
15
Anak Katak
16
Pergi
17
Ukuran
18
Muak
19
Tinggallah Bersamaku
20
Akan Melakukan Apapun
21
Memilih Pasangan Hidup
22
Tidak Pernah Ada
23
Hadiah Mobil
24
Karya Terbaik
25
Hidup Ini Indah
26
Pasukan Penyerbu Outlet
27
Grimm Ripper
28
Kalah
29
Keinginan
30
Pabrik
31
Calon Kaisar
32
Melindungi
33
Gudang
34
Jika
35
Miss You
36
Dekat
37
Tensi
38
Pilihan
39
Bukan Tipe
40
Mission
41
Fatamorgana
42
Meminta Ijin
43
Anak Darimu
44
Senyuman
45
Rindu
46
Secret Of The Cat
47
Affair
48
Grimm
49
Dinner
50
Rion
51
Mati Atau Tidak
52
Manisan
53
Geram
54
Mouse
55
Merindu Lagi
56
Siapa Pelakunya
57
Dusta
58
Kulit Buaya
59
Imajinasi
60
Celah
61
Memalukan
62
Nilai Cinta
63
Kejahatan
64
Two Rings
65
Like Father Like Son
66
Masa Depan
67
Sama Saja
68
Menginginkan
69
Anak Katak Yang Tidak Bisa Berenang
70
Akhir Cerita
71
Anak Kecil
72
Istri Orang
73
Hikaru
74
Ayah
75
Kabut
76
Bagaimana?
77
Mati Dengan Cara Apa
78
Fans Fanatik
79
Materialistis
80
Maaf
81
Cara Apa
82
Oh Belinda
83
Supir Truk Kalau Beruntung
84
Ujung Pertengkaran
85
Maaf
86
Full Service
87
Penguntit
88
Kita Pacaran
89
Maaf Dan Terimakasih
90
Bucin Tingkat Dewa
91
Ikan Emas
92
Seonggok Daging
93
Karma
94
Pisau
95
Pain
96
Pria Lain
97
Satu Spesies
98
Nanti
99
Tidak Ada
100
Kutukan
101
Spesial Episode
102
Gugurkan
103
Pendarahan
104
Sesekali
105
Satu Titik
106
Koala
107
Pasir
108
Keluarga
109
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!