Misi Ku Bersama Si Kecil
Triiinnnggg
Suara pintu minimarket dibuka terdengar bel berbunyi menandakan ada pelanggan yang masuk, sebagai mahasiswa yang bekerja paruh waktu, Isabella dengan kerja kerasnya mampu menghidupi dirinya sendiri. Kegiatan nya sehari-hari yaitu kuliah dan kerja. Terkadang ia harus mengerjakan semua tugas-tugasnya di minimarket sembari dirinya bekerja.
Minimarket biasanya tidak ramai pengunjung jika diwaktu malam hari, untungnya Isabella mendapatkan waktu kerja di sore hari sampai jam 9 malam.
Isabella adalah seorang anak yatim piatu dari sedari ia kecil. Tinggal bersama nenek sampai dirinya beranjak remaja tepatnya saat ia masih sekolah SMP. Setelah neneknya meninggal dunia, ia harus tinggal sendirian dan harus bisa menghidupi diri sendiri. Karena ia punya pengalaman yang banyak mengenai kerja keras, Isabella dengan mudah mendapatkan kerja paruh waktu hingga ia bisa memasuki perkuliahan yang dinginkan nya.
Isabella mengambil jurusan mengenai manajemen, selain itu di saat ada waktu luang ia akan belajar banyak hal. Pengetahuan dan keterampilan mudah ia kuasai. Di SMA ia mengikuti ekstrakulikuler bela diri sehingga ia pun memiliki kemampuan bela diri.
Namun, dibalik kerja kerasnya itu ia kadang menyempatkan diri untuk merasakan bahagia. Sebagai seorang anak yang sebatang kara namun pekerja keras serta memiliki otak cerdas, mudah baginya untuk melakukan apapun yang diinginkan kata hatinya.
Bermain game di warnet adalah kesukaannya, ada salah satu warnet langganannya. Keseringan berada di warnet membuat penjaga warnet di sana pun hafal dengan kebiasaannya. Bisa dibilang mereka berdua teman bersaudara, namanya Ben, penjaga warnet berumur 24 tahun. Rambut Kribo, tubuh ramping, kulit sawo dan wajah yang manis.
Sedangkan Isabella?!
Dia wanita tapi dia 'Tomboi', warna hitam adalah warnanya seperti warna ciri khas. Tapi dia juga suka warna yang menurutnya menarik. Kepribadiannya Unik, kadang pendiam dan kadang ramah. Kadang Isabella terlihat seperti memiliki Gangguan Identitas Disosiatif atau Gangguan Kepribadian Ganda. Padahal tidak, itu memang dirinya.
Film yang paling ia sukai pasti beralur cerita seorang mata-mata, kadang ia akan berusaha mempelajari apa saja yang dilakukan oleh seorang Intel.
Umurnya sekarang yaitu 19 Tahun, tahun pertama dirinya masuk ke Universitas. Tubuhnya tinggi, rambut Ash Grey bergelombang, wajah cantik kulit putih dan cerdas.
Kini seperti biasa Isabella berada di minimarket menjalani kehidupannya sebagai pekerja paruh waktu. Seperti biasa juga Isabella menyempatkan diri mengerjakan semua tugas yang ada.
Minggu, Pukul 20.25, Minimarket
Tringgggg
Isabella yang sedang duduk sambil belajar di meja kasir itu kini mendongak, sadar akan pelanggan yang masuk. Ia langsung membereskan semua buku-bukunya ke bawah meja.
Malam ini suasananya sangat dingin, langit pun benar-benar berwarna hitam hanya cahaya bulan yang menyinari langit sana. Bulan itu seperti bulan purnama, hampir berbentuk bulat sempurna.
"Apa sekarang waktu nya bulan purnama ya? Haihh Bella harusnya kau itu tidak terlalu fokus pada belajar. Sesekali harusnya lihat berita." Ujarnya pada dirinya sendiri. Memang Isabella atau yang sering dipanggil Bella itu sangat jarang melihat berita di televisi. Hidupnya sibuk dengan Kerja, Kuliah, dan warnet.
Tak terasa ternyata pelanggan yang tadi masuk kini sudah mulai mendekati tempat kasir untuk membayar belanjaannya. Bella pikir pria itu akan membeli beberapa barang tapi ia salah, pria berjaket dan bertopi hitam itu hanya membeli satu batang coklat dan permen rasa stroberi.
Sebagai seorang kasir yang baik, ia berusaha untuk tidak membicarakannya di depan korban ghibah nya nanti.
"Totalnya 10.500." Ucap Bella.
Pria itu mengeluarkan uang 15.000 dan menyodorkannya ke Bella. Bella hendak menerimanya, namun pria itu menarik kembali uangnya sambil berkata dengan nada menyidik.
"Kau tidak curang kan?" Tanya pria misterius itu. Bella terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar, ia tidak menyangka pria itu akan seberani itu padanya.
Wajahnya sebagian tertutup oleh topi tapi sebagian hidung dan mulutnya masih terlihat dengan jelas, mancung dan bibirnya yang seksi.
"Apa maksudmu tuan?" Tanya Bella merasa sedang di fitnah.
"Harga coklat dan permen tidak mungkin semahal itu." Jelas pria tersebut.
Bella terkekeh ia lalu menjelaskan pada pria itu dan berkata "Tuan harga coklatnya yang mahal, lihatlah mereknya dan jika masih tidak percaya lihat di sini." Ucap Bella sambil menunjuk ke arah komputernya.
Wajah pria itu mendekat semakin dekat dengan Bella, tentu saja Bella mundur ke belakang membiarkan pria itu melihatnya sendiri di layar komputer. Setelah pria itu melihat dengan jelas buktinya lalu ia mengangguk dan berkata "Baiklah terimakasih."
Tanpa meminta maaf pada Bella atas perbuatannya tadi, pria itu malah langsung pergi dari minimarket.
"Apa-apaan itu? Setidaknya minta maaf dulu baru pergi."
"Ck, semoga kita tidak bertemu lagi." Sejenak Bella melirik jam tangannya melihat jika kini jam kerjanya sudah habis.
Sambil membereskan barang-barang yang ia miliki ke tas, seorang wanita seusianya masuk ke toko dan menyapa Bella. Begitu pun dengan Bella ia menyapanya balik.
"Bella, bagaimana harimu?" Tanya Kal wanita berambut pendek serta tinggi bak model itu pun memakai baju kerja siap untuk berganti shif dengan Bella.
"Baik, kau?"
"Tidak baik, pacarku selingkuh dengan wanita lain. Sangat menjijikkan." Terdengar nada emosi Kal saat dirinya mengingat pacarnya yang menjadi seniornya di kampus itu berselingkuh darinya dengan wanita seangkatannya.
Kal dan Bella memang sudah menjadi teman lewat kerja paruh waktunya itu, bedanya keduanya berbeda tujuan. Kal adalah seorang anak dari keluarga yang bisa dibilang cukup mapan, tapi Kal tetap ingin mandiri dengan bisa bekerja menghasilkan uang untuknya pribadi. Keduanya berbeda angkatan, namun Kal sebagai orang yang lebih tua dari Bella sangat baik pada Bella. Perhatiannya seperti seorang kakak dan keduanya juga kadang healing bersama.
"Apa kamu tidak sakit hati? Atau menangis begitu?" Tanya Bella. Namun dengan santainya Kal menjawab tanpa menunjukkan ekspresi seperti orang diselingkuhi pada umumnya.
"Kenapa nangis, lagipula dia tidak tampan-tampan amat. Ditambah nih ya, dia tuh orangnya 'So' 'So' gitu."
Bella hanya bisa tertawa karena tidak biasanya orang diselingkuhi seperti bahagia diselingkuhi.
"Baiklah, nikmati saja shif kali ini." Ucap Bella hendak keluar dari toko.
"Ck, Kau ini." Ujar Kal yang sudah siap di meja kasir.
"O iya kak, apa hari ini ada bulan purnama?" Tanya Bella sebelum dirinya benar-benar pergi.
"Bulan purnama?" Ucap Kal merasa heran, alisnya sampai bertaut karena hal itu.
"Iya bulan purnama."
"Gak ada Bella, liat deh ke atas emangnya gelap." Kal menunjukkan ke langit yang langsung diikuti oleh Bella, benar Bella melihatnya sudah mulai gelap. Namun kenapa Kal seperti biasa-biasa saja.
"Udah mulai gelap kok. Matamu rabun ya?"
"Ya gak lah Bel kamu yang salah, liat lagi coba. Di luar sana itu terang benderang karena lampu, bulannya juga kecil."
Sekali lagi Bella menengok ke luar dan ia masih melihat hal yang sama. Ia jadi terheran apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Ini aneh gak biasanya kaya gini. Apa karena lelah yah?!! Pulang langsung tidur mungkin bisa kali ya biar gak halusinasi lagi kayak gini. Ucapnya dari dalam hati.
"Lupain deh, aku mau pulang. Dah Kal." Ujar Bella melangkah pergi dengan masih lambaian tangannya.
"Byee." Teriak Kal dari dalam.
Bella kini sedang berjalan di pinggir jalan, Orang-orang masih banyak di berkeliaran di malam hari begini. Diantara mereka juga ada yang sedang bercumbu dengan kekasih nya sendiri di depan umum. Namun itu sudah menjadi hal yang biasa di Negara sana, China.
Musim dingin kali ini sering kali turun hujan di malam hari. Seperti halnya sekarang, rintik-rintik air hujan mulai turun membasahi jalanan. Bella saat itu tidak membawa payung, hingga terpaksa ia harus berlari menuju rumahnya.
Namun siapa sangka di tengah-tengah ia berlari melewati jalanan besar yang sepi, ia melihat sebuah truk dari kejauhan yang berjalan dengan kecepatan tinggi. Di saat itu juga seorang anak kecil hendak menyebrang dari arah berlawanan. Tanpa pikir panjang Bella berlari ke arah anak laki-laki tersebut tanpa memikirkan dirinya yang mungkin saja tertabrak oleh truk besar itu.
Sang supir truk sudah membunyikan berulang kali klakson mobilnya. Namun kecelakaan itu tidak dapat di hindari, tubuh Bella seketika terbang akibat hantaman dari depan mobil. Bahkan saking kencangnya, tubuh Bella sambil berguling-guling dari kaca mobil truk tersebut. Darah segar membaui jalanan serta Bella yang kini sudah terbaring di jalan tubuh nya bersimbah darah dari kepala hingga kaki.
Kepalanya mengeluarkan begitu banyak darah, tulang tangan kiri nya keluar menyobek kulit putihnya. Sepatu yang Bella kenakan pun terlepas di sembarang arah. Namun di saat kritis itu, Bella masih bisa bernafas walau sepertinya ia tidak mungkin terselamatkan. Sang sopir yang selamat langsung menelpon ambulan, suaranya bergetar sambil menatap Bella yang sedang masih bisa menatap langit malam. Di waktunya yang seperti itu, ingin sekali Bella berucap namun mulutnya kelu tak mampu berkata. Air matanya mulai menetes mengingat masa-masa hidupnya dulu, betapa dia merindukan ayah ibunya serta nenek yang selalu menjaga dan menyayangi.
Kenangan-kenangan itu terlintas dalam pikirannya, disertai air hujan membahasi wajahnya ia berusaha untuk tetap sadar walau Bella tahu jika ia tidak mungkin bisa hidup.
Hingga di saat dirinya melihat bintang yang paling bersinar di atas langit, ia melihat bintang itu semakin membesar. Dan di saat itu juga ia melihat seorang anak kecil yang hendak ia tolong tadi berdiri di sampingnya menatapnya dan mengulurkan tangan kecilnya itu padanya.
"Kamu telah menolongku, kini aku yang akan menolong mu." Ucap lembut anak laki-laki itu.
Bella yang tidak bisa menggerakkan tangannya, hanya bisa berusaha untuk tersenyum. Hingga akhirnya ia menutup mata dengan begitu tenang. Nafasnya yang tadi tidak teratur mulai berhenti yang berarti tubuh itu sudah tidak bernyawa.
Disaat itu juga ambulans dan para polisi datang ke tempat TKP. Para polisi melakukan tugasnya untuk menginvestigasi si supir truk tersebut. Sedangkan para medis langsung membantu korban kecelakaan itu.
Suasana menjadi riuh setelah para reporter dan pembawa acara segera memberitakan kecelakaan truk tersebut. Ditambah dengan bukti CCTV di salah satu gedung memperlihatkan bagaimana Bella berlari ke jalan dan akhirnya tertabrak oleh mobil dengan begitu tragis. Namun anehnya di dalam CCTV tersebut tidak memperlihatkan anak kecil yang akan di tolong oleh Bella. Anak itu seperti tidak ada sama sekali.
Kini di dalam mobil ambulans, para medis sudah menghela nafas karena tubuh Bella sudah tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan, bahkan detak jantungnya pun tidak ada.
"Kita harus segera memberitahukannya pada keluarga korban." Ujar salah satu dari mereka. Para medis yang lain pun mengangguk lemah melihat iba pada Bella yang mengalami hal seperti ini.
Di sisi lain, di tempat yang luas dan hanya berwarna putih Bella terbangun dari tidurnya yang hanya beralaskan lantai. Bella tidak merasakan sakit atau hal biasa yang orang rasakan saat mengalami kecelakaan.
"Tempat apa ini?" Ucap Bella pada dirinya sendiri sambil berusaha membuka matanya dan mengedarkan pandangannya.
Bella berdiri dan mulai mengelilingi tempat aneh itu dengan berbagai pertanyaan yang terlontarkan dari mulutnya.
"Apa ini surga? Lalu di mana dewa? Apa nanti aku harus di sidang? Semoga aja masuk surga? Tapi, bagaimana bisa di akhirat sepi? Bajuku saja masih tetap yang tadi? Lalu dimana ini?"
Di tengah-tengah dirinya sedang menatap sana-sini, tiba-tiba ia menendang sebuah permen stroberi dan permen itu menggelinding ke depan. Di sanalah ia melihat seorang anak kecil yang ia lihat sebelum dirinya benar-benar mati.
"Kau." Ucap Bella mengerutkan dahi. Anak laki-laki itu mengambil permennya dan melangkah kaki mendekat pada Bella.
Bella refleks mundur dan membuat anak itu menghentikan langkahnya. Sambil tersenyum manis anak itu berkata "Tenanglah kakak kau belum meninggal, tubuh mu masih berada di bumi dan kakak hanya perlu koma selama waktu yang telah di tentukan."
Bella terdiam karena masih belum mengerti apa yang diucapkan anak kecil tersebut. "Aku tidak mengerti apa maksudmu. Beritahu aku apa yang terjadi di sini."
"Baiklah aku akan menjelaskannya."
Petikan jari dari anak kecil itu seketika membuat tempat yang putih tanpa apa pun berubah menjadi sebuah taman yang indah, disertai pohon apel di samping mereka serta taman bunga yang mengelilingi tempat tersebut menyejukkan pandangan Bella.
"Wahhhhh indah sekali." Kagum Bella sambil tubuhnya berputar melihat pemandangan yang luar biasa indah.
Saking bahagianya ia lalu melepaskan sepatunya dan berlari tanpa alas kaki menikmati rumput hijau di sana. Ia sangat bahagia sampai lupa jika anak laki-laki itu masih berada di sana sambil menatapnya bahagia.
"Wah, jika ini surga aku tidak ingin kembali ke dunia itu lagi. Oh iya, apa kau tahu di mana keluargaku berada?" Tanya Bella setelah ia ingat anak laki-laki tadi, Bella segera berbalik menatap anak kecil itu dan mendekatinya.
"Apa kau tahu di mana mereka?" Tanya Bella sekali lagi.
Bersambung.
Jangan Lupa Like nya ya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sebutir Debu
Salken kak dari KD di grub basic aku save di favorit dulu ya kakak
2022-06-02
2