Pengintaian

Pagi hari sekitar pukul 09.00 Ropi pergi keluar dengan tasnya, tak lupa ia membawa kamera dengan tali kamera di bahu, layaknya seorang turis domestik yang pergi liburan. Dengan menyamar sebagai turis domestik ia berjalan kesana kesini seolah olah benar benar seperti orang yang sedang menikmati liburan. Memphoto berbagai hal mulai dari pedagang cumi yang sedang memasak cuminya, permen kapas, baling baling bambu semua di photo olehnya tanpa ada yang curiga kalau dia adalah Sang Hantu Malam yang sedang mau mengeksekusi targetnya.

Hari ini adalah hari kedua dari perjanjian waktu tiga hari dari dari ponsel khususnya. jika telat mengeksekusi targetnya handphone tersebut akan meledak dan banyak kemungkinan yang akan terjadi dan kemungkinan terrburuknya dia akan di kejar juga oleh pembunuh bayaran lainnya atau di tangkap oleh organisasi rahasianya dan dihilangkan ingatan nya.

Siang hari di pinggir jalan Ropi berdiri mencari taksi untuk menuju rumah makan khas ikan bakar madu. tak berselang lama, Ropi mendapatkan taksi yang kemudian mengantarkan nya ke tempat rumah makan khas bakar bakar madu. Supir taksi itu mengantarkan Ropi tanpa sedikit rasa curiga kalau penumpang nya ini adalah eksekutornya para penjahat.

Belasan menit di tempuh ropi dengan menaiki taksi, sembari ia memphoto berbagai hal lewat jendela pintu mobil tersebut. tanpa sedikit pun rasa curiga terhadap Ropi, malahan supir taksi itu merasa lucu melihat Ropi yang memphoto, cekrek sana cekrek sini dan sesekali menertawakan Ropi karna ia berguman sendiri karna hasil photo nya yang buruk.

Ketika sampai di rumah makan khas ikan bakar madu. Ropi berniat mengajak sopir taksi itu untuk makan

"Bapak, ayo ikut sya makan bareng disini pak, udah siang juga pak. waktu nya makan siang pak. ayo pak makan bareng sya ya pak". ucap ropi dengan suara halus nya. membuat supir taksi itu tak enak.

"ehh pak, maaf ya pak. saya ehhh, saya ehh"

"ayo bapak, nggk usah malu malu pak, biasa aja sama sya pak, selow. Ayo pak buruan pak. Keburu habis banti". bujuk Ropi yang membuat bapak itu menurut ropi dan masuk kedalam rumah makan tersebut.

mereka memesan 2 porsi. Satu sedang dan satu jumbo. tentu saja yang jumbo untuk si bapak, karna ropi melihat bapak itu sangat lapar.

"Pak bapak jadi supir udah berapa lama pak"

"baru beberapa bulan ini mas, kemaren saya sempat buka usaha toko baju. Tapi karena pandemi tempat wisata ini jadi sepi, bahkan toko baju saya juga lagi sepi mas dan terpaksa saya tutup karena pandemi kemarin"

"oalah pandemi dua tahun kemarin itu toh pak, banyak juga yang usahanya mandet pak, bukan bapak aja pak, usaha sya kemarin pun sempat macet pak".

Ropi menceritakan usaha rumah makannya, meski ia tak menceritakan dana dan uang yang dia dapatkan dari hasil mengeksekusi para penjahat dan para koruptor. Sejauh ini target yang sulit terdeteksi hanyalah para koruptor, Ropi sangat membenci para koruptor itu karna memakan uang rakyat yang bukan haknya, salah menargetkan bantuan negara dan mengambil hak rakyat yang taat membayar pajak dengan dalih program ini itu.

"Bapak anaknya berapa pak, kayaknya bentar lagi waktunya bapak istirahat menikmati masa tua pak".

"Saya anaknya dua mas, satu masih SMP mau k SMA mas, yang satu lagi sedang kuliah sedang KKN mau semester akhir, niatnya anak sya kalo udah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan, dia yang bakalan ngurusin adeknya, Saya sama istri nanti lanjutin jualan baju di toko kecil kami mas, tapi sekarang lagi susah mas, wisata baru pulih. pengunjung dan turis pun belum terlalu ramai mas, jadi ya mobil ini tak pakai untuk jadi taksi mas, meskipun ini mobil orang. yang penting bisa makan dulu keluarga saya mas. hehe".

Ucapan bapak itu sangat tegar meski dalam masa sulit ia selalu tersenyum dan berusaha pulang dengan senyuman, seolah tak ada beban pikiran berat. untuk mencukupi makan sehari saja rasanya bapak itu pusing. tapi ia tidak mau membuat keluarga nya khawatir.

Sungguh bapak yang hebat, tegar dan kuat demi keluarganya. Ucap ropi dalam hatinya.

mereka beberapa saat mengobrol sana sini, hingga datang pesanan mereka berdua, bapak itu belum berani menyentuh makanan nya, karna Ropi belum mempersilahkannya.

sungguh bod*h memang aku, dalam hati ropi berkata.

"Pak ayo di makan, jangan malu malu pak. anggap aja saya anak, kawan, rekan atau siapa bapak yang buat bapak tidak malu". ucap ropi mencairkan suasana agar bapak tidak sungkan.

"iya mas, makasih banyak ya mas". ucap bapak itu lalu tersenyum dan mulai memakannya.

Ropi memakan dengan lahap makanan nya, karna dari pagi dia memang belum makan sama sekali. setelah selesai makan ropi melihat bapak supir taksi yang tidak di kenal nya, terlihat bapak itu menyisakan separuh ikan itu untuk istri dan anak nya dirumah

"loh pak kok nggak dihabisin"

"ehh ini buat istri atau anak saya mas, saya merasa bersalah kalau saya makan enak disini, sedangkan mereka di rumah tidak makan seperti yang saya makan disini mas". Ucap si Bapak dengan bibir yang bergetar.

Mendengar itu Ropi merasa kalau bapak ini sangat sayang kepada keluarganya. dan ada rasa haru yang terlihat di mata ropi.

"pak saya ke belakang sebentar ya"

"iya mas".

Ropi menuju wc belakang. membawa tas nya dan menjatuhkan plastik hitam yang berisi baju Sang Hantu Malam lengkap dengan belati, pistol, munisi, peredam dan berbagai alat alat kecil. Plastik itu dijatuhkan di semak belukar di belakang tembok wc itu. Ropi menjatuhkan lewat ventilasi kecil yang ada di wc tersebut.

setelah selesai menjatuhkan plastik itu, Ropi berjalan lagi ke bapak itu. meskipun mereka belum berkenalan ropi merasa bapak itu adalah orang baik dan polos. sebelum sampai ke meja makan mereka. ropi berhenti dikasir dan memesan empat ikan bakar madu lagi untuk bapak dan keluarganya nanti saat pulang.

"Pak duduk di luar aja ayo pak, bapak seharian ini sama saya aja nanti total total aja biaya jalan nya pak, mau ya pak"

"iya mas, nggk apa apa mas". Ucap bapak itu seakan berat hati karna tidak mau menolak kebaikan ropi tadi yang telah membeli kan nya makan siang.

mereka mengobrol kiri kanan atas bawah. sesekali ropi memandangi rumah yoka yang terlihat hanya ada dua penjaga di balik tembok pagar rumahnya. Sesekali juga ropi berjalan, ke toko toko sekitar sana dengan jalan kaki, dengan alasan mau membeli rokok, padahal tujuannya adalah mengamati sekeliling rumah Yoka dari kejauhan, pengintaian nya kali ini ia lakukan dengan waktu singkat karna penjagaan nya tidak ketat dan banyak celah di rumah yoka itu.

Ropi sengaja menyuruh kasir itu memberikan pesanannya sekitar sejam atau dua jam. Ini dilakukannya agar dia bisa mempunyai waktu mengintai rumah itu. Setelah selesai membaca, mengamati dan menyimpulkan kondisi serta keadaan rumah dengan penjagaan yang lemah. Ropi kemudian kembali ke bapak supir taksi itu.

Saat Ropi menghampiri bapak itu terlihat bapak itu sudah memegang beberapa bungkus ikan bakar madu.

Ropi kemudian masuk ke taksi dan minta di antarkan ke penginapannya. dengan cerdik nya ropi, ia kembali memphoto semua hal yang ia lewati dari dalam taksi itu.Tidak terasa ketika taksi itu akhirnya sampai ke tempat penginapan. Kemudian ropi turun dan berkata kepada bapak supir taksi itu

"Pqk ini buat bapak sama keluarga pak ya, mau nggak mau harus bapak terima, kalau nggk mau saya nggk bakalan bayar ongkos jalannya". Ropi memberi dengan sedikit nada mengancam agar si Bapak mau menerima.

Ropi lalu mengeluarkan uang segepok dari tasnya. Dan menaruhnya di depan stir mobil bapak itu, setelah itu ia berlari pelan masuk penginapan nya sambil berkata

"pak itu uangnya diterima pak ya, jangan nolak pak". Setelah itu ia berlari kencang menuju penginapan itu.

bapak supir itu sempat bengong dan melongo. Rasa syukur terucap di hatinya saat ropi menghilang masuk lewat pintu depan. bapak itu merasa terharu dan berdoa

"Semoga orang baik itu selalu sehat, selamat dan bertambah rejekinya". Ucap bapak itu, kemudian bapak itu pergi pulang menuju rumahnya dengan wajah bahagianya.

Mungkin doa seperti orang orang seperti bapak ini yang membuat ropi selalu selamat ketika hendak mengeksekusi target nya baik yang dalam penjagaan ketat maupun tidak. Malam hari pun tiba, Ropi pun sudah selesai mandi dan berpakaian. Ia pun segera keluar, melangkahkan kakinya mencari taksi untuk menuju ke tempat hiburan Yoka, target Sang Hantu Malam dan akan mengeksekusinya malam ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!