Bab 9

Tuan Lan dengan kasar merobek pakaian bagian atas yang dikenakan oleh Larisha, hingga robekannya membuat bagian da daa Larisha cukup terlihat.

"Tidak, tolong!! Tolong, tolong aku!" teriak Larisha sambil mulai terisak tangis.

Melihat Larisha begitu tersiksa dan ketakutan, Tuan Lan sangat puas sedikit demi sedikit dendamnya terhadap Larisha bisa dia salurkan. Setelah itu, Tuan Lan juga merobek dengan kasar rok hitam yang dikenakan oleh Larisha hingga bagian intinya nyaris terlihat.

"Tuan, aku mohon jangan lakukan ini Tuan! Aku minta maaf, aku mohon Tuan jangan!" kata Larisha memohon belas kasihan Tuan Lan sambil menangis.

Bagaimana Larisha tidak menangis, Tuan Lan tidak mengenalnya sama sekali, dan malah menuduhnya yang tidak-tidak, Larisha yang hingga detik ini masih menjaga keperawanannya tidak bisa menahan kesedihannya kala seorang laki-laki yang sudah berumur mencoba untuk merenggut mahkota sucinya secara paksa.

Apalagi laki-laki yang hendak menodainya itu, tidak lain adalah ayah dari mendiang kekasihnya sendiri, Larisha sangat mencintai Dev, dan tidak akan pernah sudi bila laki-laki seperti Tuan Lan yang akan merenggut kesuciannya!

Tuan Lan mengamati dengan seksama tubuh gadis belia dihadapannya yang sudah tidak berdaya itu, setiap inci lekuk tubuh Larisha menyimpan keindahan-keindahan yang tak ia temui dari wanita-wanita bayaran yang selama ini ia jajaki. Saat sedang fokus mengamati tubuh Larisha, seseorang mengetuk pintu dari luar sana.

Tok.

Tok.

Tok.

Tuan Lan pun pergi dari hadapan Larisha, lalu membuka pintu kamarnya.

"Malam Tuan! Transaksi barang ilegal kita yang kita selundupkan lewat dermaga xxx mengalami hambatan Tuan!" ujar seorang anak buahnya.

"Dimana Tan? Kenapa dia tidak mengurusnya?" tanya Tuan Lan.

"Tuan Tan, sejak sore tadi tidak diketahui keberadaannya Tuan," kata anak buah Tuan Lan.

"Baiklah, siapkan mobil! Aku akan urus sendiri," kata Tuan Lan.

Tuan Lan pun meninggalkan Larisha yang masih dalam keadaan shock sendirian didalam kamar dengan posisi masih terikat. Saat Tuan Lan sampai di lantai satu, Tuan Lan meminta salah satu pelayan untuk naik ke kamarnya dan melepaskan ikatan tali Larisha.

Untuk sesaat kepergian Tuan Lan dari kediamannya, membuat jiwa raga Larisha bisa sedikit lebih tenang. Larisha mengganti pakaian yang tadi dirobek oleh Tuan Lan. Lalu dia pun tertidur pulas diatas kursi seperti biasanya.

Keesokan harinya! Larisha terbangun dan mendapati Tuan Lan sudah berada dihadapannya tengah menatap dirinya.

"Tuan! Sedang apa disini? Bukankah semalam anda pergi!" tanya Larisha yang buru-buru berdiri.

"Ini sudah siang! Kau ini tawanan ku, bukan ratuku. Ini sudah siang dan kau masih tertidur pulas?" tanya Tuan Lan.

"Maaf Tuan, semalaman aku menangis mungkin karena terlalu banyak menangis aku kelelahan dan tertidur," kata Larisha.

"Cepat, buatkan aku kopi!" kata Tuan Lan.

"Baik Tuan!" kata Larisha.

Larisha pun segera pergi ke dapur untuk membuatkan kopi. Setidaknya Larisha harus tetap kuat dan menuruti perintah Tuan Lan, karena jika dia berusaha kabur, Tuan Lan pasti akan menyakiti Laluna yang entah dimana keberadaannya.

Di apartemen milik Tan, Laluna sedang membuatkan nasi goreng sosis untuk sarapan. Tan yang tidak terbiasa dengan mencium aroma masakan di pagi hari, akhirnya terbangun, dan melihat Laluna tengah memasak memakai kompor listrik diatas meja makan. Tan pun menghampiri Laluna.

"Sini, biar aku saja yang masak!" kata Tan.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri," kata Laluna.

"Bersabarlah, sebentar lagi kamu akan bertemu dengan kakakmu!" kata Tan.

"Kalau aku masih hidup!" kata Laluna cuek.

"Maksudmu?" tanya Tan.

Laluna pun memberikan catatan kecil pada Tan, yang berisi resep obat-obatannya yang sudah harus dibeli karena stoknya hampir habis.

"Belikan aku itu, jika tidak ingin aku mati di apartemen mewah mu ini!" kata Laluna.

"Kenapa sebanyak ini?" tanya Tan.

"Kenapa? Kamu tidak memiliki uang? Siapa suruh menculik orang penyakitan seperti ku!" kata Laluna.

"Memang kamu sakit apa?" tanya Tan mulai penasaran, karena obat yang harus dibeli sangat banyak.

"Belikan itu sebelum kamu pergi ke rumah Tuan mu, satu lagi! Belikan aku juga celana da lamm, b r a, dan baju-baju bagus lainnya. Siapa suruh menculik ku tanpa izinkan aku membawa beberapa pakaian," kata Laluna.

"Apa? Membelikan mu pakaian da lamm? Aku tidak akan pernah melakukannya!" kata Tan.

"Lalu, apa aku harus tidak memakainya sepanjang hari?" tanya Laluna.

Tan pun merasa geli, seumur hidupnya dia tidak pernah membeli pakaian wanita apalagi pakaian dala mmnya. Tapi membayangkan Laluna selama disekap disini tidak memakainya, Tan juga merasa risih.

"Kenapa kamu tidak tanya ukurannya?" tanya Laluna.

"Aku sudah bisa menerka-nerka ukuran gadis kecil seperti mu!" kata Tan.

"Dasar fiktor!" celetuk Laluna.

"Apa kau bilang? Aku fiktor? Hei nona, siapa pun yang melihat tubuhmu, pasti bisa menebak ukurannya, terlihat jelas sekecil itu!" ketus Tan.

"Kecil kau bilang??" teriak Laluna yang tidak terima, secara selama ditawan di apartemen milik Tan, Luna memakai kemeja milik Tan yang ukurannya sangat besar dan longgar, jadi itu membuat lekuk tubuh Luna tidak terlihat, pantas saja Tan menganggap miliknya kecil, padahal selama di SMA Laluna terkenal dengan bentuk tubuh yang aduhai dikalangan para siswa laki-laki yang mengincarnya.

Tan pun pergi membelikan obat-obatan untuk Laluna, lalu dia mampir ke toko pakaian dan membeli sejumlah pakaian wanita untuk Laluna.

Sesampainya di apartemen itu! Tan memberikannya pada Laluna, lalu dia pergi begitu saja karena tidak boleh terlambat sampai di kediaman Tuan Lan. Laluna pun mulai mencoba semua yang dibelikan oleh Tan, rupanya setelah dicoba pakaian dalamman semuanya sangat sempit, Tan sudah salah menduga ukurannya.

"Dasar!!! Ukuran ini sangat sempit harusnya kau belikan aku yang cup besar agar bisa menampung kedua buah pepaya Bangkok ku ini." Gumam Laluna.

Setelah membuatkan kopi untuk Tuan Lan. Larisha membawakan kopi ke kamar Tuan Lan, namun saat sudah mendekati Tuan Lan, kaki Larisha tersangkut karpet di kamar itu, hingga kopi panas itu pun tak sengaja tersiram sedikit ke baju Tuan Lan.

"Aaa, panas!" teriak Tuan Lan.

"Ma-maaf Tuan! Saya akan ambilkan tisu untuk mengelapnya.

"Diam disitu!" bentak Tuan Lan.

Tuan Lan pun berdiri menghampiri Larisha, sambil terlihat marah.

"Aku tidak mengerti apa yang anakku sukai dari wanita tidak berguna seperti dirimu? Hal seperti ini saja tidak becus kamu lakukan," kata Tuan Lan.

"Karena Dev bukan laki-laki kasar seperti anda Tuan! Dia bisa menerimaku apa adanya," kata Larisha.

"Berani sekali mulut kotor mu itu berbicara seperti itu dihadapan ku!" kata Tuan Lan.

Tuan Lan kemudian merebut cangkir berisi kopi yang sudah tinggal setengah itu, lalu menarik satu tangan Larisha.

"Anda mau apa Tuan?" tanya Larisha.

"Diam!" kata Tuan Lan.

Tuan Lan pun memasukkan satu tangan Larisha kedalam cangkir kopi itu, hingga membuat Larisha kepanasan.

"Aaaaa, panas Tuan! Panas!!! Panas!" teriak Larisha.

Setelah melihat Larisha kepanasan akibat tangannya dicelupkan kedalam kopi panas tadi. Tuan Lan pun mengeluarkan tangan Larisha dari dalam cangkir, dan dilihatnya tangan Larisha yang sudah memerah akibat kopi yang masih panas itu, Larisha meringis perih karena tangannya melepuh.

Wajbar nih maak, abis potong rambut Abang Tan.

Terpopuler

Comments

ani surani

ani surani

sama2 tawanan, tp hidup Larisa sangat kasihan. sanga berbalik dgn adiknya Laluna

2024-01-19

1

ani surani

ani surani

good Larisa 👍👍👍😅

2024-01-19

0

ani surani

ani surani

kuwalat sm Larisa tuh 😏

2024-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Maak othor mau tes market ada yang mau baca engga nanti novelnya.?
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Promo novel Teman Tidur Paman Daniel & novel Sekedar dinikmati bukan Dicintai.
141 Squel Tawanan Kamar Tuan Lan
142 (Penyesalan Suami) Istri Yang Aku Benci
143 Putri Kecil Pemuas Dady
144 OH, YES Hot Bodyguard
145 Jerit Nakal di Kamar Mr Zie
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Maak othor mau tes market ada yang mau baca engga nanti novelnya.?
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Promo novel Teman Tidur Paman Daniel & novel Sekedar dinikmati bukan Dicintai.
141
Squel Tawanan Kamar Tuan Lan
142
(Penyesalan Suami) Istri Yang Aku Benci
143
Putri Kecil Pemuas Dady
144
OH, YES Hot Bodyguard
145
Jerit Nakal di Kamar Mr Zie

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!