...❄️...
...❄️...
...❄️...
Setelah memakai semua pakaiannya, Aileen pergi ke kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dan melihat pantulan dirinya di dalam cermin.
Makeup yang sudah memudar, bekas lipstik yang sudah terhapus, bahkan rambut yang acak-acakan. Ya Tuhan. Kali ini ia benar-benar melihat wajah si gadis nakal.
"Kau gila. Bagaimana bisa rupa mu menjadi seperti ini Aileen. Apa ini benar-benar dirimu?" gadis itu menggeleng dengan nafas berat. Ia tertawa hambar saat melihat pantulan dirinya di cermin.
Bisa ia bayangkan bagaimana reaksi papa Dave saat tahu apa yang diperbuatnya tepat setelah pertemuan pertama dengan pria yang akan dijodohkan dengan dirinya semalam.
Saat sadar sepenuhnya, Aileen baru menyadari kecerobohan yang telah dilakukan nya.
Bagaimana bisa hal diluar nalar seperti ini terjadi. Menghabiskan malam bersama pria yang bahkan tidak pernah ia temui sebelumnya.
"Kau benar-benar gila. Ini gila." Aileen bergidik ngeri. Meskipun jujur saja pria yang masih tertidur pulas diatas ranjang itu benar-benar memiliki bentuk tubuh ideal impiannya. Tapi melakukan hal yang tidak seharusnya, tetap saja tidak benar.
Bukankah seharusnya kau merasa untung? pengalaman pertama mu adalah berbagi kehangatan dengan pria yang begitu luar biasa. Sisi nakal Aileen bicara.
Aileen bahkan masih terpukau saat melihat pahatan otot yang tercetak dengan luar biasa. Pantas saja jika ia bisa tersihir karenanya. Pria itu benar-benar karya yang bernilai tinggi.
Meskipun luar biasa. Tetap saja ini salah Aileen. Sisi lain darinya ikut bersuara.
"Ahh.. aku harus bagaimana? kepala ku. Ah.. bahkan tubuhku.." Aileen meringis.
Suara-suara asing namun terasa familiar mulai terdengar samar memenuhi pendengarannya. Bahkan semakin lama, suara itu terdengar semakin nyata.
Seakan-akan Aileen sedang melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang terjadi semalam. Betapa hebatnya hasil karya dari kehilangan kontrol diri. Dasar pemabuk!
Tubuh Aileen kembali bergetar. Ia bahkan menenggelamkan dirinya dibawah pancuran air yang cukup deras. Sekali lagi Aileen bisa merasakan ngilu di bagian tertentu dari tubuhnya.
Tapi anehnya, tubuhnya juga mengeluarkan reaksi yang tak terduga. Intinya kembali berdenyut, dan ia menyukai rasa itu. Terasa nikmat.
"Sialan. Bagaimana bisa kau berubah menjadi gadis nakal pecandu otot seperti ini Aileen." gadis itu menutup matanya, malu.
Dalam semalam ia sudah berubah menjadi gadis liar yang kehilangan kontrol sepenuhnya..
Aileen yang selama ini selalu menghindari masalah justru telah menceburkan diri ke dalam masalah itu sendiri.
Benar-benar payah!
Setelah membersihkan diri, Aileen keluar dari kamar mandi untuk melihat pria yang masih tertidur dengan pulas diatas ranjang.
Pria itu sudah bekerja keras untuk memenuhi fantasi Aileen sepanjang malam yang tersisa.
Jika pria itu kekasihnya, maka sepertinya Aileen tidak akan keberatan untuk kembali berbaring dan mengulang malam yang panas, kali ini tanpa pengaruh alkohol.
Pasti akan terasa begitu luar biasa. Tapi sayangnya mereka hanyalah orang asing
"Semoga saja aku tidak merusak mu." Aileen menggeleng sambil menutupi wajahnya.
Ia merasa kasihan pada pria itu. Meskipun begitu, tubuh pria yang tidur dengannya benar-benar menggiurkan. Jika seperti ini, wajar saja jika ia sampai kehilangan akal sehat.
"Maafkan aku atas apa yang kulakukan. Aku sungguh menyesal. Ini adalah kesalahan pertamaku. Aku tidak akan mengulangi nya lagi." Aileen memandang wajah yang sedikit disembunyikan dibalik bantal dengan tatapan dingin.
"Tapi mungkin bisa saja aku kembali melakukan kesalahan jika prianya seperti dirimu." tambahnya. Gila.
Semua ini benar-benar gila. Sudah cukup ia menyayangkan kenyataan yang berhubungan dengan pria itu. Sekarang sudah waktunya untuk membereskan kekacauan.
Puas mengamati tubuh itu untuk terakhir kalinya, Aileen mencari dimana letak handbag miliknya. Handbag itu ada di atas sofa yang tertutup kemeja. Aileen mengambilnya dan mengeluarkan cek dari dalam handbag tersebut.
Aileen menuliskan nominal yang tidak sedikit. Anggap saja sebagai kompensasi atas apa yang dilakukan pria itu untuk dirinya.
Aileen tidak bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan hal lain kecuali kompensasi seperti ini.
Wah sepertinya aku juga berbakat menjadi seorang wanita gila. Aileen menggeleng heran.
"Aku akan meninggalkan sedikit uang untuk menebus kesalahanku, dan juga untuk mengobati luka-luka ini." Aileen menyentuh pelan bekas-bekas cakaran yang ada dipunggung lebar Cole.
Aileen meninggalkan cek itu diatas disisi ranjang. Sebelumnya, Aileen juga sudah mengumpulkan pakaian Cole dan meletakkannya diatas sofa.
"Bahkan bau keringat mu juga wangi. Pria macam apa dirimu ini." Aileen melangkah keluar dengan kepala yang masih berayun.
"Sarah, kau ada di sana?" Panggil Aileen dengan suara kelelahan.
"Ya nona." dengan sigap Sarah membukakan pintu. Sepanjang malam Sarah sudah berjaga di sana. Untunglah nona nya bisa keluar lebih cepat.
"Tolong bereskan semua ini. Dan hapus juga semua rekaman cctv." Perintah Aileen. "Pastikan pria itu pergi tanpa meninggalkan masalah apapun."
"Baik nona."
Yang terbaik untuk mengakhiri semua kekacauan ini adalah dengan melupakannya. Begitulah cara Aileen Marsden untuk bertahan.
...❄️...
...3 jam kemudian.....
Cole memutar pelan kepalanya kemudian meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Ia juga mengerjap beberapa kali agar bisa mengembalikan semua kesadarannya.
Kamar itu begitu dingin dan sunyi. "Ah.. pantas saja. Kemana bajuku?" Hanya ada Cole di sana.
Ia melihat setumpuk pakaian yang sudah dirapikan dan diletakkan diatas sofa. Pakaian itu miliknya.
"Dimana wanita itu?" gumamnya sambil menahan rasa sakit di kepalanya. Cole masih teler akibat pesta yang berkepanjangan. Ditambah lagi Cole sudah bekerja keras sepanjang malam.
Memang tidak seharusnya ia mabuk sampai seperti ini, tapi kesuksesan karirnya memang patut untuk dirayakan.
"Hallo, kau di dalam?" panggil Cole, Cole mencari wanita yang menghangatkan ranjangnya semalam.
Pikir Cole mungkin saja wanita itu sedang membersihkan diri di kamar mandi. Jika gadis itu benar wanita penggoda, setidaknya ia harus tampil cantik saat Cole sadar.
Sunyi. Tidak ada suara, dan tidak ada sahutan sedikitpun.."Apa wanita itu sudah pergi?"
Meskipun merasa sayang, tapi Cole juga tak ingin terikat pada siapapun. Meskipun wanita semalam sangat berkesan, tapi berpisah seperti ini juga ada baiknya.
Sebelum benar-benar bangun, Cole meneliti keseluruhan kamar, dan tatapan nya berhenti pada secarik kertas yang ada di atas nakas.
Cek berjumlah seratus ribu dollar. Ckck. "Apa ini? sebuah kompensasi?" Cole tertawa keras sambil menggeleng.
Ini sungguh pengalaman yang menggelikan baginya. Tapi tiba-tiba saja perasaannya berubah.
Wajah Cole kaku dalam sekejap, "Apa kau pikir aku sejenis pria panggilan?" hati Cole berubah dongkol.
Baru kali ini Cole mengalami sesuatu yang terbalik. Wanita itu sudah mengambil alih peran yang seharusnya dilakukan oleh Cole. Harga dirinya terluka..
"Ternyata wanita itu adalah tipe yang suka menyelinap setelah menikmati sesuatu." Gumam Cole merasa tak nyaman.
Tapi anehnya, kemarahan itu tak bertahan lama. Justru sebaliknya, Cole malah merasa jika ada sesuatu yang terus menggelitik hatinya.
Pikiran tentang apa yang dilakukan wanita semalam benar-benar konyol. Tapi Cole tidak membencinya. Justru ia merasa takjub.
Baru kali ini ia bertemu wanita yang berbanding terbalik dengan karakter yang seharusnya.
Bukankah dalam situasi seperti ini seharusnya wanita itu masih bergelayut atau bahkan merengek pada dirinya agar tidak ditinggalkan? tapi kali ini ia bertemu dengan jenis yang berbeda.
Cole sedikit menyukainya. Terlebih lagi, Cole masih bisa mengingat percintaan itu dengan jelas. Panas dan nikmat.
Bagaimana bisa wanita itu diseret ke kamar ini? bahkan bisa terlihat seperti itu. Tanpa sehelai benang ditubuhnya.
"Ah sial.." Lagi-lagi Cole mengumpat saat melihat tali yang masih terikat dipinggiran ranjang. Tali yang semalam mengikat dirinya dan membuatnya tak berdaya.
Dan wanita itu... entah siapa dirinya. Meskipun merasa sedikit kesal karena ditinggalkan begitu saja, Cole tidak akan memungkiri jika wanita itu adalah wanita tercantik yang pernah Cole temui.
Selain bentuk rupa wajahnya yang begitu khas dan membekas dalam ingatan, Cole juga bisa mengingat semua hal tentang gadis itu.
Lekuk indah tubuhnya, suaranya, bahkan cara gadis itu menyentuh dan membalas sentuhannya. Semua pengalaman itu tidak akan Cole lupakan begitu saja.
Tapi bagus lah jika mereka memang berakhir seperti ini. Setidaknya Cole tidak akan menghadapi masalah akibat dari percintaan satu malamnya.
...❄️...
Setibanya di rumah, Aileen langsung pergi ke kamarnya. Ia melemparkan handbag miliknya ke atas ranjang begitu juga dengan tubuhnya..
Tubuh Aileen masih terasa kaku, namun perlahan-lahan perasaannya mulai membaik. Inilah yang Aileen butuhkan. Berbaring di dalam kamarnya sendiri.
Sekelebat bayangan tentang percintaan itu muncul lagi. "Sadarlah Aileen. Lupakan saja kejadian itu. Kau memang melakukan kesalahan. Tapi itu karena kau wanita yang normal." marah Aileen pada dirinya.
Ia berusaha menepis semua pikiran buruk yang sejak tadi mulai menggali lubang di dalam kepalanya.
"Pria itu memang menggoda. Dan bukan salahmu jika kau menggila karena ia memamerkan semua otot-otot itu. Bahkan semua wanita mungkin akan melakukan hal yang sama seperti dirimu."
Itu benar. Kenyataan yang harus sama-sama mereka akui. Kalau bukan karena otot-otot indah itu, tidak mungkin Aileen akan melakukan hal gila seperti semalam.
Memang benar kata orang. Terlalu lama sendiri bukanlah hal yang baik. Karena kau akan gila begitu melihat sesuatu yang baru pertama kali kau saksikan.
Dan tentu saja, hal semacam itu akan sama efeknya seperti terjangkit sebuah Virus.
Tarik nafas, Aileen memotivasi diri. Berpikirlah, ia kembali memaksakan diri.
Bagaimanapun juga Aileen harus segera melupakan malam yang panas itu. Lagi pula tidak ada untungnya terus terjebak dalam pemikiran yang akan menggerogoti nya dengan perasaan bersalah. Lagipula pria itu akan baik-baik saja bukan?
"Lebih baik aku tidur." Aileen memaksakan diri untuk memejamkan matanya, hingga perlahan-lahan nafasnya mulai teratur. Ia benar-benar tertidur.
...❄️...
Dilantai dasar. Dave Marsden baru saja keluar dari ruangannya. Pria itu sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor.
Ada beberapa perusahaan yang harus ia datangi. Dan tentu saja, kali ini ia harus kembali meninggalkan putrinya untuk beberapa hari ke depan.
"Apa Aileen masih di kamarnya?" Dave menatap Sarah yang saat itu sedang berada diruang kontrol.
Wanita itu berdiri dengan cepat, kemudian menghampiri Dave dengan sikap terpuji seperti biasanya.
"Benar tuan. Sepertinya nona masih tidur." Sarah sengaja menutupi kenyataan tentang Aileen yang baru saja pulang.
Lagi pula hal itu tidak akan diketahui selama ia yang memegang kendali pada ruang pengawasan dan mulutnya tertutup rapat.
"Putri ku terlalu memaksakan dirinya." Dave mendengus. Tatapannya sempat teralihkan saat membayangkan bagaimana sibuknya Aileen menangani beberapa hotel sekaligus.
"Saya akan memastikan nona dalam keadaaan baik-baik saja tuan. Anda tidak perlu mencemaskan hal itu."
Sarah bisa memastikannya, dan selama ini memang itulah tugasnya. Aileen tidak pernah lepas dari pengawasan Sarah. Meskipun kejadian kemarin sedikit diluar kontrol.
Tapi semua itu adalah pekerjaannya. Dan permintaan langsung dari Aileen. Sarah tidak mungkin menolak meskipun ia bisa saja mengabaikan permintaan aneh tersebut.
"Baiklah. Lanjutkan saja pekerjaan mu. Sampaikan pada putri ku jika aku akan kembali lusa." kata Dave.
"Baik tuan. Selamat jalan."
...❄️...
...❄️...
...❄️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
🐝⃞⃟𝕾𝕳𝕸𝖗𝕼𝖎𝖚𝖖𝖎𝖚🦐⚔️⃠
blm ada lagi
2022-07-11
2