" Jika salah satu diantara kita ingin segera mengakhiri hubungan pernikahan ini, meskipun hubungan itu belum memasuki jangka 2 tahun, hal itu diperbolehkan tanpa adanya denda apapun."
" Dan jika untuk kedepannya, ada salah satu diantara kita yang berubah pikiran tentang hubungan pernikahan ini, hal itu tidak akan mengubah apapun. Hubungan pernikahan ini harus tetap berakhir, sesuai dengan kesepakatan awal." ujar Hana dengan nada serius
" Dan untuk denda .....bisakah kau tidak mencantumkan hal itu? karena aku tidak memiliki uang sebanyak itu." ucapnya cepat
Park Jae min terdiam sejenak. Dia mencoba untuk mencerna ucapan Hana. Dia pun tidak langsung memberikan jawaban atas permintaan Hana barusan.
Dan cukup lama bagi Jae min untuk mempertimbangkan saran dari Hana. Entah kenapa ada rasa bimbang di hatinya saat ini. Tiba - tiba muncul perasaan aneh di hatinya.
" Baiklah...aku setuju. Aku akan mengganti beberapa aturan dalam surat perjanjian pernikahan ini." ujarnya sambil mengambil map biru yang tergeletak di depannya itu.
" Aku akan menyuruh pengacaraku untuk mengubah beberapa aturan dalam surat perjanjian ini. Setelah selesai, aku akan menyerahkannya kepadamu untuk kau tanda tangani." ujarnya lugas
Hana tampak menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.
" Kita sepakat." ucapnya datar sambil segera menyodorkan tangannya dan mengajak Jae min bersalaman. Jae min pun langsung menanggapi permintaan itu.
" Iya ....kita sepakat." jawabnya singkat sambil menjabat tangan istrinya itu.
Dan keduanya tidak menyadari satu hal. Terkadang apa yang sudah di rencanakan di awal, belum tentu bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena segala sesuatu masih bisa berubah. Termasuk tentang hati dan perasaan, yang sewaktu - waktu bisa saja berubah. Hal ini karena kita memang tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi di masa depan.
5 bulan kemudian,
Tak terasa pernikahan Park Jae min dan Lee Hana sudah memasuki bulan kelima. Dalam jangka waktu 5 bulan itulah, mereka cukup sukses untuk memainkan peran nya masing - masing dalam sandiwara pernikahan kontrak ini.
Di depan keluarga mereka masing - masing , hubungan keduanya nampak harmonis dan penuh canda tawa , tetapi fakta yang sebenarnya tidaklah demikian. Park Jae min kadang bersikap dingin dan kaku pada istrinya itu, tetapi tidak dengan Hana. Dia tetap berusaha bersikap baik kepada suaminya. Terkadang Hana juga memberikan sedikit perhatian kecil kepada suaminya itu, meski Park Jae Min kurang menanggapi perhatiannya. Hana cukup memahami sikap Jae min kepadanya. Meski terkadang ada rasa kesal dan kecewa karena sikap dingin laki - laki itu kepadanya, nyatanya Hana tetap berusaha bersikap baik. Bahkan dia pun selalu menuruti beberapa perintah dari Jae min, selama perintah itu tidak merugikan dirinya. Hana mencoba menjalani sandiwara dalam pernikahannya ini dengan cukup sabar, meski terkadang dia juga merasa sangat tertekan dengan keadaan ini.
Di sisi lain hubungan asmara antara Park Jae min dan Hyo rin pun masih tetap berjalan. Sesekali keduanya tampak menghabiskan waktu bersama. Park Jae min selalu menyempatkan waktunya untuk menemui Hyo rin. Dan tentu saja hubungan rahasia ini tanpa diketahui oleh siapapun, termasuk Lee Hana.
Nyonya Ji Eun
( Ibu dari Lee Hana dan Lee Ji Hoon )
Sosok wanita yang lembut, murah senyum dan penuh perhatian, tetapi sedikit rapuh dan mudah menangis.
" Hana .....bagaimana pernikahanmu dengan Jae Min? apa semuanya baik - baik saja?" tanya Nyonya Ji eun sambil menatap putrinya itu dalam - dalam.
Hana tampak berfikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari ibunya itu.
" Pernikahanku dengan Jae min baik - baik saja. Ibu tidak perlu khawatir." jawab Hana dengan senyum tipisnya.
" Apa ...Jae min memperlakukanmu dengan baik?" tanyanya lagi
Hana pun langsung menganggukkan kepalanya sambil tetap menjaga senyuman di bibirnya.
" Jae min sangat baik dan perhatian padaku. Dia juga jarang marah dan tidak mau membebaniku dengan pekerjaan rumah." ujar Hana dengan senyum manisnya.
Mendengar hal ini, Nyonya Ji Eun pun tersenyum lega. Ternyata rasa khawatir yang di rasakan selama ini tidak terbukti.
" Syukurlah kalau begitu. Ibu sangat lega mendengarnya. Jujur saja ....ibu sempat khawatir dengan pernikahanmu dan Jae min, karena waktu pengenalan diantara kalian berdua yang terlalu singkat. " ucapnya antusias
Hana pun terlihat berusaha mempertahankan senyuman di bibirnya itu. Hana berusaha sekuat mungkin untuk menutupi perasaan yang sebenarnya dia rasakan. Sejujurnya pernikahannya dengan Park Jae Min, sangat jauh dari kata bahagia, tetapi Hana berusaha untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya terjadi dalam rumah tangganya itu.
Dan tanpa mereka sadari, terlihat Park Ji Hoon yang sedari tadi tampak berdiri mematung di sudut pintu kamar kakaknya itu. Diam - diam Ji Hoon mendengarkan semua pembicaraan antara ibunya dan kakak perempuannya itu. Entah kenapa ekspresi wajahnya terlihat tidak menyenangkan. Hal ini karena sedari awal, Ji Hoon memang tidak menyukai Park Jae min dan tidak menyetujui rencana pernikahan antara Lee Hana dan laki - laki itu . Dirinya seperti bisa merasakan kalau pernikahan kakak perempuannya itu dengan Park Jae min, hanya akan membuat Hana menderita dan tidak bahagia.
Lee Ji Hoon ( adik Lee Hana)
Sosok laki - laki yang dingin , pendiam dan sedikit temperamental. Dia sangat menyayangi Lee Hana dan selalu berusaha untuk melindungi kakak perempuannya itu.
Pukul 15.00,
" Apa maksud ucapanmu barusan? Jae min dan Hana tidur secara terpisah?" tanya Nenek Jung dengan emosi yang mulai meninggi
" Iya Nyonya ... sudah beberapa kali, saya melihat sendiri kalau Nona Hana tidur sendirian di kamarnya dan Tuan Muda Jae min terkadang tidur di sofa ruang kerjanya atau di kursi depan TV." jawab Bibi Song gugup.
Mendengar hal ini, Nenek Jung terlihat sangat marah.
" Apa - apaan ini? kenapa mereka melakukan hal itu? pantas saja, sampai saat ini Hana belum juga hamil? bagaimana dia mau hamil kalau mereka tidak tidur bersama." ucapnya dengan nada yang meninggi.
Bibi Song terlihat takut dan sedikit gemetar melihat kemarahan majikannya itu. Dirinya tahu kalau majikannya itu memang sangat menginginkan untuk segera memiliki cucu dari Park Jae min dan Lee Hana.
" Bibi Song ... telpon Jae min dan Hana sekarang juga. Suruh mereka berdua agar cepat pulang. Katakan kepada mereka berdua, kalau Nenek ingin membicarakan sesuatu!" perintah Nenek Jung dengan nada emosi.
Bibi Song pun mengangguk pelan. Dia pun segera berlari ke arah ruang tengah untuk melaksanakan perintah majikannya itu.
Nenek Jung,
Sosok wanita yang keras kepala, dominan dan sedikit egois tetapi penyanyang dan sangat perhatian.
Sosok wanita yang di takuti dan di segani di keluarga besarnya. Tidak ada seorang pun yang berani membantah perintahnya. Perintah darinya ibarat sebuah titah raja yang harus segera dipatuhi.
Pukul 17.00,
Suasana di ruang tamu tampak tegang dan hening. Nenek Jung menatap Jae min dan Hana dengan tatapan penuh kemarahan.
" Aku ingin...kalian berkata jujur. Apa benar ... selama 5 bulan ini, kalian tidur di tempat terpisah? apa itu berarti kalian tidak pernah tidur bersama?" tanya Nenek Jung penuh selidik.
Baik Hana dan Jae min sama - sama terkejut luar biasa mendengar pertanyaan ini. Mata keduanya membelalak lebar karena terlalu terkejut. Pikir mereka berdua, darimana Nenek Jung mengetahui hal ini?
" Apa maksud pertanyaan Nenek?" tanya Jae min dengan nada hati - hati
" Kau masih belum paham maksudku?" tanya nya kesal
Park Jae min terdiam dengan tatapan mata yang terlihat takut.
" Apa pertanyaan ini masih belum jelas?
Selama 5 bulan kalian menikah, apa kalian tidak pernah tidur bersama? kenapa kalian tidur terpisah? Hana tidur sendirian di kamar dan kau tidur di sofa ruang kerjamu? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Nenek Jung dengan nada penuh emosi.
Mendengar hal ini, Jae min dan Hana saling melempar pandangan satu sama lain. Ekspresi wajah keduanya terlihat tegang dan cemas. Mereka tak menyangka kalau Nenek Jung mengetahui tentang hal ini.
" Darimana nenek tahu tentang hal ini?" tanya Jae min penuh tanda tanya
" Bibi Song menceritakannya padaku." jawab Nenek Jung cepat
Seketika ekspresi wajah Hana dan Jae min pun berubah. Keduanya kembali saling bertukar pandang satu sama lain. Tampak ekspresi penuh kecemasan di mata keduanya.
" Nenek tolong jangan salah paham. Hal itu tidak benar. Aku dan Jae min selalu tidur bersama dalam satu kamar, tapi saat Jae min sedang banyak pekerjaan, biasanya dia memilih tidur di ruang kerjanya." jawab Hana sedikit terbata - bata, sambil sesekali melirik ke arah Jae min yang duduk tepat di sampingnya itu.
Park Jae min pun langsung mengangguk dengan penuh keyakinan.
" Iya .. yang dikatakan Hana memang benar. Saat aku banyak pekerjaan, biasanya aku berada di ruang kerjaku sampai tengah malam dan kadang tanpa aku sadari, aku malah ketiduran di sofa." ujar Jae min coba memberi penjelasan.
Mendengar pembelaan dari keduanya, Nenek Jung tampak terdiam sambil memandangi keduanya dengan tatapan penuh tanda tanya. Apalah ucapan mereka berdua benar adanya? ataukah saat ini mereka sedang berbohong kepadanya? Nenek Jung terlihat masih diam mematung sambil berpikir.
" Baiklah ....untuk kali ini aku mempercayai ucapan kalian berdua, tetapi ingat ....saat ini kalian berdua sedang dalam pengawasanku. Jadi jangan melakukan hal yang macam - macam. " ancam Nenek Jung penuh ketegasan.
Hana dan Jae min terlihat lega. Keduanya pun spontan mengangguk dengan ekspresi wajah takut dan sedikit khawatir.
Tiba - tiba sebuah ucapan dari Nenek Jung, kembali membuat keduanya terkejut setengah mati.
" Oia ...malam ini aku akan menginap di sini. Aku hanya ingin memastikan kalau kalian berdua memang tidur di ranjang sama dan tidak tidur sendiri - sendiri." ucapnya dengan senyum tipisnya.
Hana dan Park Jae min pun kembali bertukar pandang satu sama lain. Keduanya tampak bingung dan terlihat semakin cemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments