Bab 4

Hana membuka satu persatu lembaran kertas yang berada di map berwarna biru. Dia membaca satu persatu isi dalam surat perjanjian pernikahan antara dirinya dan Park Jae Min. Hana mencoba mencermati isi perjanjian itu dengan sangat teliti. Sesekali wanita itu tampak menghela nafas dan mengatur ritme nafasnya. Hana terlihat sedih, kesal, dan marah. Semua perasaan itu bercampur menjadi satu di hatinya saat ini.

Sepertinya Hana masih sulit menerima kenyataan yang terjadi dalam pernikahannya dengan Park Jae Min. Sebuah pernikahan yang terbatas pada jangka waktu tertentu dan serangkaian peraturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, saat keduanya masih menjalani hubungan pernikahan.

" Sebuah hubungan tanpa adanya sentuhan fisik? apa itu mungkin?" tanya Hana dengan senyum getirnya.

Hana kembali membuka lembaran kertas yang lain dan menemukan satu isi perjanjian yang membuatnya mengernyitkan alis.

Di sana tertera, jika salah satu pihak melanggar isi perjanjian pernikahan itu, maka pihak tersebut harus membayar denda sebanyak 100 juta won. Termasuk saat salah satu pihak memutus secara sepihak isi perjanjian pernikahan itu, dia juga harus membayar denda dengan nominal yang sama. Hana melongo dengan ketentuan ini.

" 100 juta won ? darimana aku punya uang sebanyak ini?" isi tabunganku hanya 3 juta won." ucapnya dengan nada kesal.

Hana membuang pandangan matanya sejenak. Dia kembali mengatur ritme nafasnya. Dadanya terasa sesak karena sedari tadi, Hana berusaha menahan rasa marahnya kepada Park Jae Min.

" Sepertinya dia sengaja mengatur semua ini agar aku merasa takut dan tidak melanggar peraturan yang ada di surat perjanjian ini." gumamnya lirih.

Lee Hana,

Wanita berusia 30 tahun yang bekerja sebagai seorang Pastry Chef di salah satu toko roti dan kue yang cukup terkemuka di Seoul. Sosok wanita yang ceria dan murah senyum tapi sedikit naif dan agak plinplan.

Pukul 19.00,

Hyo rin berdiri mematung sambil membuang pandangan matanya jauh ke arah hamparan laut lepas. Malam itu udara terasa cukup dingin, tapi hal ini tidak menyurutkan keinginannya untuk menemui seseorang yang sudah hampir 2 minggu ini tidak ditemuinya.

" Hyo rin ...."

terdengar suara seorang laki - laki yang memanggil nama wanita itu dari belakang. Hyo rin pun spontan menoleh. Ditatapnya laki - laki bertubuh tinggi tegap yang saat ini ada di depannya itu dengan tatapan penuh kerinduan.

" Jae min...." ucapnya dengan suara yang sedikit tercekat.

Wanita itu pun segera berlari ke arah Jae min dan langsung memeluk laki - laki itu dengan sangat erat. Sebuah pelukan penuh kerinduan yang telah lama tertahan. Jae min tampak terdiam sejenak. Sampai akhirnya dia pun membalas pelukan wanita itu dengan sama eratnya.

" Aku merindukanmu....". ucapnya lirih

" Ya .....aku juga merindukanmu. " jawab Jae min dengan nada sedih.

Lama keduanya saling berpelukan untuk melepas sebuah kerinduan yang lama terpendam.

Keduanya pun tampak larut dengan perasaan mereka masing - masing. Tak bisa di pungkiri, keduanya memang saling mencintai satu sama lain, tetapi hubungan keduanya terhalang oleh restu dari Nenek Jung. Ya ....Nenek Jung lebih memilih Lee Hana untuk mendampingi Park Jae min. Hal ini karena sebuah janji yang terucap 20 tahun yang lalu. Nenek Jung berjanji untuk menjodohkan cucu pertamanya itu dengan Lee Hana, yang notabene adalah anak dari seseorang yang pernah menyelamatkan nyawanya.

Mau tidak mau, Park Jae min pun harus mengikuti keinginan Neneknya untuk menikah dengan Lee Hana, wanita yang baru dikenalnya selama satu bulan terakhir. Pernikahan tanpa rasa cinta itupun membuat dirinya sedikit tertekan.

Jae min juga harus mengorbankan hubungan percintaannya dengan Hyo Rin untuk sementara waktu.

Hyo Rin,

Wanita muda modern, cantik, pintar, elegant, ambisius dan sedikit egois. Dia berprofesi sebagai seorang Fashion Designer yang cukup terkenal di Seoul. Dia adalah kekasih dari Park Jae min. Awalnya dia adalah wanita yang lembut, tetapi rasa cemburu yang berlebihan mengubahnya menjadi sosok wanita yang egois dan ambisius.

" 2 tahun? aku harus menunggumu selama 2 tahun? kau serius?" tanya nya dengan ekspresi tidak percaya

" Iya ....2 tahun. Rentang waktu pernikahanku dengan Lee Hana hanya untuk 2 tahun ke depan. Setelah itu..kami akan berpisah." jawabnya lugas

Hyo rin tersenyum getir mendengar hal ini. Entah kenapa muncul sebuah keraguan di hati wanita itu pada Jae min.

" Apa kau yakin dengan ucapanmu? Kau akan berpisah dengannya setelah 2 tahun usia pernikahan kalian?" tanya nya lirih dengan tawa getirnya.

Park Jae min hanya mematung dengan mimik wajah tanpa ekspresi yang berarti.

" Aku hanya takut kalau nantinya kau akan berubah pikiran. Karena bisa saja...kau malah jatuh cinta pada Lee Hana dan tidak mau berpisah dengannya. Karena bagaimanapun, saat ini Hana adalah istrimu yang sah." lanjut Hyo Rin dengan nada ketus.

Park Jae min terdiam sambil menatap Hyo Rin dalam - dalam. Ada sedikit rasa kesal di hatinya pada wanita itu karena Hyo Rin meragukan ucapannya.

" Kau tidak percaya padaku? apa aku tipikal laki - laki seperti itu?" tanya Jae min dengan nada yang sedikit meninggi.

Mendengar jawaban penuh kekesalan dari kekasihnya itu, Hyo rin yang sudah sangat memahami karakter Jae min pun tampak menunduk sejenak. Dirinya paham jika kekasihnya itu bukan tipikal laki - laki yang suka melanggar sebuah janji.

Hyo rin pun langsung memeluk tubuh Jae min dengan sangat erat. Ada rasa bersalah dalam hatinya pada kekasihnya itu.

" Mianhe .....aku tak bermaksud menyinggung perasaanmu. Aku percaya padamu. Aku akan menunggumu sampai kau berpisah dengan Lee Hana." ucapnya lirih sambil memeluk erat Jae min.

Jae min tampak lega melihat reaksi dari kekasihnya itu. Sebuah senyuman manis tersungging di bibir laki - laki itu. Sebuah senyuman yang membuatnya terlihat semakin tampan dan menawan. Jae min pun tampak membalas pelukan Hyo Rin dengan sama eratnya.

Park Jae Min,

Sosok yang terkadang sedikit dominan tetapi sangat menawan. Sosok yang hangat tetapi berubah dingin saat berada di depan Lee Hana. Dia memang sengaja melakukan hal ini agar Hana tidak nyaman saat berada di dekatnya.

Pukul 22. 30 malam,

Hana duduk sendirian di depan layar televisi yang ada di ruang tengah. Sepertinya dia sedang menunggu kepulangan Park Jae Min. Hana tampak kesal karena laki - laki itu belum juga pulang dari tempat kerjanya. Padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.30 malam.

Hana terlihat sudah sangat mengantuk tetapi dia tetap menunggu kepulangan suaminya itu.

Tak lama orang yang ditunggu - tunggu pun akhirnya datang.

" Kau sudah pulang?" tanya Hana lirih dengan pandangan mata yang masih terfokus pada layar TV yang ada di depannya.

" Kau belum tidur ?"

" Aku menunggumu." jawabnya singkat

" Lain kali kau tidak usah menungguku pulang dari kantor. Kalau kau mengantuk, kau langsung tidur saja." ucap Jae min dengan nada datar

Hana tersenyum simpul mendengar hal ini.

" Aku menunggumu pulang bukan karena aku menghawatirkanmu, tetapi karena aku ingin membicarakan tentang surat perjanjian pernikahan kita. Bukankah kau sendiri yang memintaku untuk segera menandatangani surat perjanjian pernikahan itu?"

Park Jae min terdiam sesaat sambil menatap istrinya itu lekat - lekat. Malam itu Hana terlihat cantik dengan baju tidur model dress berwarna abu - abu, tanpa sentuhan make up apapun, tetapi Hana terlihat masih tetap cantik dengan wajah naturalnya itu. Park Jae min sedikit tertegun saat melihat penampilan Hana malam ini.

" Maaf ....tapi malam ini aku ingin tidur cepat.

Besok pagi saja, kita bicarakan masalah ini. "

ujarnya cepat sambil segera berlalu menuju ke kamarnya.

Hana menarik nafas panjang. Sejujurnya dia merasa kesal pada sikap Jae min malam ini.

" Bukankah dia yang memintaku untuk segera menandatangi surat perjanjian pernikahan ini? tetapi kenapa seolah aku yang mengejar - ngejarnya." gumamnya dalam hati.

Hana tampak menggigit bibir bawahnya. Hal ini memang sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu, saat dia sedang merasa kesal dan marah.

Tanpa menunggu lama, Hana pun segera beranjak dari sofa dan segera menuju ke kamarnya.

Hana segera membuka pintu kamarnya itu dengan gerakan yang cepat, tetapi sebuah pemandangan yang ada di dalam kamar, cukup membuatnya terkejut dan syok.

Hana tanpa sengaja melihat Jae Min yang sedang bertelanjang dada di dalam kamarnya. Hana langsung menutup matanya dengan kedua tangannya.

" Maaf ....." ucapnya gugup sambil segera menutup kembali pintu kamarnya itu dengan menahan perasaan malu.

" Ah ...kenapa aku harus melihat dirinya dalam kondisi seperti itu." ucapnya lirih

Sementara di dalam kamar, Park Jae min terlihat berusaha menahan senyumnya, saat mengingat ekspresi yang di tunjukkan oleh Hana barusan.

Lee Hana,

Wanita sederhana yang terkadang naif dan sulit di tebak. Pernikahannya dengan Park Jae Min membuat hidupnya berubah 360 derajat. Hana harus mulai menyesuaikan dirinya saat berada di ruang lingkup keluarga Park yang kaya raya dan cenderung mewah.

Saat dirinya mulai menyadari tentang perasaaannya yang sebenarnya kepada Park Jae min, Hana harus berusaha keras untuk menghilangkan perasaannya itu.

Pukul 06.30,

" Aku sudah mempelajari semua isi perjanjian pernikahan ini, tapi ada beberapa poin yang membuatku keberatan dan aku ingin mengubah poin itu ." ujar Hana sambil menyerahkan map berwarna biru kepada Park Jae Min.

" Bagian mana yang membuatmu merasa keberatan?" tanya Jae min penasaran.

" Ini tentang denda 100 juta won saat kita melanggar peraturan dalam kontrak perjanjian pernikahan, apa kau pikir aku punya uang sebanyak itu? aku bukanlah orang kaya raya sepertimu." ujarnya dengan ekspresi wajah yang tampak lucu dan imut.

Melihat hal ini, Park Jae min sontak tertawa lebar. Matanya tampak menyipit saat dirinya tertawa lepas. Mungkin ini adalah kali pertama bagi Hana bisa melihat suaminya tertawa lepas di depannya. Hana pun sempat tertegun melihat pemandangan ini. Hana tak bisa menyangkal betapa menawannya Park Jae Min saat laki - laki itu menunjukkan senyum manisnya. Tanpa Hana sadari, ada sebuah getaran yang aneh di hatinya, tapi Hana tak tahu apa arti getaran ini.

" Kenapa kau tertawa? bukankah hal ini benar?" tanya nya pelan dengan ekspresi wajah yang tampak menggemaskan.

Park Jae min pun langsung menganggukkan kepalanya.

" Aku ingin mengganti peraturan itu." ucapnya dengan nada bicara yang mulai serius.

Ekspresi Park Jae min pun seketika berubah, saat mendengar nada bicara Hana yang tampak serius. Dia tampak tegang dengan pandangan mata yang tidak pernah lepas dari sosok wanita yang duduk di depannya itu.

" Jadi .... apa yang kau inginkan?" tanya Jae min dengan raut wajah serius.

Hana memilih diam sejenak dan tak langsung menjawab pertanyaan dari suaminya itu. Dia terlihat sedang berpikir keras saat ini. Dan untuk sesaat, keduanya tampak saling beradu pandang satu sama lain. Tak ada suara dan tak ada gerak yang berarti diantara keduanya. Suasana saat ini terasa sangat hening.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!