Bab 2

Masih dalam nuansa pesta pernikahan antara Park Jae min dan Lee Hana. Terlihat para tamu undangan yang sedang memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai pengantin. Tampak beberapa rekan kerja, para sahabat dan juga keluarga dari kedua mempelai yang terlihat saling berbincang satu sama lain.

" Selamat....untuk pernikahan kalian berdua. Semoga kalian selalu berbahagia." ujar Sung Hoon sambil menepuk pundak Park Jae Min, yang tak lain adalah teman baiknya itu.

Jae min pun membalas ucapan teman baiknya itu dengan sebuah senyuman simpul.

" Jae min ...kau harus segera membuat Hana cepat hamil karena aku yakin, Nenek Jung pasti sudah ingin menimang cucu pertamanya." ujar Jae Joong dengan nada yang polos.

Hal ini sontak membuat keriuhan diantara para tamu undangan dan keluarga. Mereka langsung tertawa mendengar ungkapan polos dari Jae Joong. Bahkan Nenek Jung tampak tertawa lebar mendengar ucapan dari laki - laki muda itu. Dia pun langsung mengangguk - anggukkan kepalanya tanda setuju dengan ucapan Jae Joong. Hana pun ikut tertawa saat mendengar hal ini, tetapi ekspresi berbeda kembali di tunjukkan oleh Park Jae Min. Laki - laki itu terlihat tidak terlalu antusias dengan hal ini. Dia hanya tersenyum tipis dengan ekspresi wajah yang datar. Sesekali tampak kalau dirinya terus menatap tajam ke arah Hana, yang sedari tadi terus menebar senyum cantiknya. Entah...dia merasakan perasaan yang saling bertolak belakang saat ini. Di satu sisi, dia terlihat tidak antusias dengan pernikahannya ini, tetapi di sisi lain, ada sebuah perasaan aneh di hatinya saat dia menatap Hana secara lebih dekat. Hana sendiri tidak menyadari kalau sedari tadi Jae min terus menerus memperhatikan setiap gerak - geriknya.

Keanehan sikap Jae min ini ternyata tertangkap mata oleh Nyonya Ji Young yang sedari tadi memang terus memperhatikan setiap gerak - gerik putranya pertamanya itu kepada Lee Hana. Nyonya Ji Young tampak menghela nafas panjang dengan ekspresi wajah sedikit cemas. Sepertinya dia sangat mengetahui isi hati putranya itu saat ini, tetapi dirinya tidak bisa berbuat apa - apa.

Lee Hana,

Seorang wanita sederhana, ceria, penurut dan sedikit naif. Kehidupannya seketika berubah setelah dirinya menikah dengan seorang laki - laki kaya raya atas dasar sebuah perjodohan. Pernikahan tanpa dasar cinta itu membuat kehidupannya menjadi semakin rumit, tetapi Hana tetap berusaha untuk menjalani rumah tangganya itu. Apalagi saat dia mulai menyadari kalau dirinya telah jatuh cinta pada suaminya itu , tetapi sayangnya perasaannya itu bertepuk sebelah tangan. Park Jae min mencintai wanita yang lain. Rasa sakit hati yang berkepanjangan itupun membuat pribadi Hana berubah menjadi wanita yang dingin dan pendiam saat bersama Park Jae min.

Park Jae Min,

CEO muda berbakat, tampan , kaya raya, perfectsionis, ramah dan berwibawa. Pernikahannya dengan Lee Hana yang tanpa dasar cinta itupun membuat kehidupannya semakin berwarna. Dia telah bertaruh dengan hatinya sendiri saat dia memutuskan untuk menerima rencana perjodohan antara dirinya dan Lee Hana. Sebuah pertaruhan hati yang akan membuat hidupnya seperti roller coaster.

Malam Pertama,

" Apa ini?" tanya Hana heran saat melihat tumpukan kertas yang tertata rapi di sebuah map berwarna biru

Park Jae Min terdiam mematung sambil terus menatap tajam ke arah Lee Hana, yang saat ini sudah resmi menjadi istrinya.

" Ini ....Surat Perjanjian Pernikahan." jawabnya lugas

"Surat perjanjian pernikahan?" tanya Hana setengah bingung.

Jae min mengangguk pelan.

" Lalu apa maksud semua ini?" tanya nya lagi dengan ekspresi wajah penuh tanda tanya.

Park Jae min menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan itu.

Dia mencoba untuk mengatur nafasnya terlebih dahulu, sebelum mengatakan maksud yang sebenarnya kepada istrinya itu.

" Surat perjanjian pernikahan ini berisi apa saja yang boleh dan tidak boleh kita lakukan, saat kita menjalani pernikahan di rentang waktu yang telah di tentukan." ujar Jae min coba menjelaskan.

Hana terlihat semakin bingung dengan hal ini.

" Rentang waktu yang telah di tentukan?"tanya Hana dengan raut wajah yang mulai berubah.

Jae min terdiam sejenak sambil berpikir.

" Hana....aku harap kau tidak salah paham kepadaku tentang pernikahan kita ini. Jujur aku akui, aku menikah denganmu bukan karena aku mencintaimu, tetapi lebih karena aku tidak ingin melukai perasaan Nenekku yang sangat ingin menjadikanmu sebagai menantu di keluarga Park. Mau tidak mau, aku harus menerima rencana perjodohan kita. " ungkap Jae min dengan nada lugas

Hana terkesiap mendengar fakta ini. Seketika ekspresi wajahnya terlihat sedikit kesal mendengar pengakuan jujur dari suaminya itu. Hana terdiam dengan tatapan nanar.

" 2 tahun.....pernikahan kita hanya untuk 2 tahun saja. Setelah itu, kita akan kembali kepada kehidupan kita masing - masing." ujar Jae min lirih

" 2 tahun? jadi usia pernikahan kita hanya untuk 2 tahun ke depan? apakah ini berarti pernikahan kita hanya sebuah pernikahan kontrak?" tanya Hana dengan suara yang sedikit terbata karena berusaha menahan emosinya.

Park Jae min pun mengangguk pelan sambil menatap Hana dengan tatapan yang dalam.

" Ya .....mungkin lebih tepatnya seperti itu." jawabnya lirih.

Brak......

Hana terkejut setengah mati mengetahui hal ini. Dia sama sekali tidak menyangka kalau nasib pernikahannya yang baru dia lalui belum genap 24 jam ini, akan berakhir dengan sebuah perjanjian kontrak pernikahan.

Hana tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya kepada suaminya itu. Seketika wajah cantik itu terlihat lesu bercampur sedih.

" Kau memang gila Park Jae min. Kau telah mempermainkan arti sebuah pernikahan. Apa kau anggap pernikahan kita hanya sebuah permainan, yang bisa kau tarik ulur sesukamu? kalau kau memang tidak menginginkan pernikahan ini, kenapa kau mau menerima rencana perjodohan ini? jangan kau jadikan nenekmu sebagai alasan untuk berlindung dari kesalahanmu. Apa kau tidak sadar, kalau sikapmu akan melukai banyak orang , terutama aku." ucap Hana dengan suara yang mulai bergetar karena berusaha menahan tangis.

Park Jae min hanya terdiam mendengar semua ungkapan penuh kemarahan dari istrinya itu. Dia tetap tidak bergeming dengan keputusannya itu.

" Mianhe..aku tahu jika aku salah dalam hal ini, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain melakukan hal ini." jawabnya pelan.

Hana terlihat semakin emosi melihat sikap datar suaminya itu. Butiran air mata mulai jatuh membasahi pipi mulusnya. Hana sudah tidak bisa lagi membendung kesedihannya kali ini. Ingin rasanya dia berteriak sekencang mungkin, untuk melepas semua rasa sesak yang ada di dadanya.

" Ya Tuhan...apa yang telah aku lakukan? kenapa aku berada dalam situasi seperti ini?" ucapnya lirih sambil menyandarkan tubuhnya ke belakang kursi.

Park Jae min pun tak berhenti menatap setiap gerak - gerik istrinya itu. Sejujurnya dia terlihat tidak tega melihat reaksi dari istrinya itu, tetapi Jae min tetap berusaha bersikap dingin dan tidak peduli di depan istrinya itu.

" Kau bisa mempelajari semua isi perjanjian pernikahan ini pelan - pelan. Kau juga bisa menambahkan sesuatu, jika ada hal yang kurang menurutmu. Setelah kau siap, kau bisa menandatangi surat perjanjian ini."

Hana tertegun mendengar hal ini. Dilihatnya beberapa lembar kertas yang ada di depannya itu dengan tatapan kosong.

" Kenapa kau begitu yakin, kalau aku mau menandatangi surat perjanjian pernikahan ini?" tanya nya dengan nada sinis

Mendengar hal ini, Park Jae min tampak tertawa kecil sambil menatap Hana dalam - dalam.

" Karena kau tidak memiliki pilihan lain, selain menerima perjanjian pernikahan ini." jawab Park Jae min dengan nada dingin.

" Tapi seandainya aku menolak untuk menandatangi perjanjian pernikahan ini, apa yang akan kau lakukan?" balasnya tak kalah dingin

" Aku akan terus mencari cara, agar kau mau menandatanganinya." balas nya sinis.

Seketika suasana pun menjadi hening. Tak ada lagi perdebatan diantara diantara kedua pasangan ini. Hana terlihat sedang berpikir keras, begitu juga Park Jae min. Di sela - sela keheningan itu, terlihat Park Jae min yang terus menatap Lee Hana dengan tatapan yang tajam dan penuh arti. Hana sendiri tidak menyadari hal ini. Sesekali Hana terlihat mengusap wajahnya yang tampak lesu dan tidak bersemangat itu. Ya ..keduanya memang belum sempat melepas baju pengantin yang sedari pagi sudah mereka kenakan.

Suasana pun tampak canggung dan hambar. Padahal malam ini adalah malam pertama untuk keduanya sebagai pasangan suami istri. Malam yang seharusnya menjadi malam yang paling membahagiakan bagi pasangan suami istri yang baru saja menikah, tetapi tidak bagi keduanya. Malam ini adalah awal perjalanan cinta yang rumit untuk keduanya.

Terpopuler

Comments

who are you?

who are you?

cantik

2023-01-05

1

who are you?

who are you?

Hana adalah nama yang paling laris di dunia per-novelan 🤣😂

2023-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!