Chapter 4 Kegigihan

Keheningan malam merenggut sejuta suara dalam kepingan waktu. Tiupan Angin membawa segenggam rasa tanpa air mata. Segala pikiran bergelayut manja dibalik sosok gadis cantik bernama Anna. Gadis itu diam seribu bahasa. Tak ada yang bisa ia katakan ketika pria tampan bernama Jay memandangnya.

Sendok dan Garpu tak lepas dari kedua tangan Anna. Ia seakan tak peduli dengan kehadiran Jay yang duduk didepannya. Ketidaknyamanan menyelimuti hati gadis itu. Kepalanya terus menunduk. Tanpa terasa, ia tersedak saat menelan. Jay memberikan segelas air untuk menenangkan Anna.

"Terima kasih," ucap Anna tanpa melihat Jay.

"Jangan terlalu gugup! Aku tidak akan menggigitmu," Jay mengulas senyuman. Anna memilih diam.

"Saya menghargai anak muda seperti mu dengan semangat yang tinggi," celetuk Robert untuk menciptakan suasana yang tidak canggung.

"Terima kasih, Tuan Robert. Tetapi Anda terlalu memuji saya. Semua tahu tentang kehebatan Ax Group. Saya tak sepadan dengan kinerja Anda dalam mengelola Ax Group selama puluhan tahun."

"Kamu terlalu berlebihan. Justru, saya seringkali iri dengan anak muda sepertimu. Kamu memiliki wawasan luas serta masa depan yang panjang," ujar Robert sambil merapikan duduk. "Saya berpikir, jika anak muda sepertimu bisa meraih lebih dari yang saya gapai," ucapnya lagi. Jay tersenyum lebar.

"Saya tak sehebat itu. Saya berpikir untuk belajar dari Tuan Robert," Jay menyesap satu tegukan strawberry juices. "Biarkan anak muda seperti saya banyak belajar dari Anda."

"Baiklah. Pintu Perusahaan atau Rumah saya selalu terbuka. Kita bisa menghabiskan waktu untuk sekadar membahas bisnis," Robert tak mau berbelit-belit lagi. Tujuannya cuman satu, ingin berbisnis dengan Jay.

"Hahaha.. Saya juga berharap banyak atas kerjasama kita, Tuan Robert," Jay menarik salah satu bibirnya. "Ah, iya.. Saya mendengar soal proyek yang Anda kelola memiliki masalah."

"Proyek itu dari awal saya ragu. Ternyata benar. Untung saja, saya tak memiliki kerugian besar," elak Robert. Ia tak ingin image nya hancur didepan Jay.

"Jadi begitu. Padahal, saya ingin menawarkan bantuan pada Anda," Jay menghela nafas. "Tuan Robert tidak perlu sungkan. Jika ada masalah, Anda bisa menghubungi Saya karena kita adalah mitra bisnis."

"Terima kasih atas tawarannya. Saya akan pertimbangkan lagi," ujar Robert. Ia menyesap apple juice**s miliknya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°☆☆°°°°°°°°°°°°°°°°°

Hawa dingin mengitari Anna dalam sekejab. Kedua mata nya yang cantik tak lelah melihat sejuta keindahan lampu serta jalanan yang ramai. Ia menutup mata, meninggalkan segurat senyuman dibibirnya. Jay melihat Anna sendirian di Balkon. Pria itu tersenyum, seraya melepaskan jas. Jay menyampirkan jasnya pada bahu Anna. Gadis itu cukup kaget.

"Kenapa disini? Masuklah! Balkon Rumahku dingin ketika malam."

"Maaf. Aku tidak sopan berjalan kearah Balkon."

"Aku tahu kamu pasti ingin menikmati suasana luar. Tetapi, hawa dingin disini bisa membunuhmu."

"Maafkan aku. Aku pernah bermimpi bisa menikmati jutaan angin pada musim dingin. Saat musim dingin, aku membuat bola salju dan melukis wajahku disana. Dan aku tidak menghawatirkan apapun saat itu. Tetapi sekarang...," Anna menghempaskan segala kesedihan yang ia rasakan. Ia tak mau terlihat lemah didepan orang lain.

"Menangislah kalau kamu ingin menangis," Jay menepuk pundak Anna.

"Tidak. Aku tidak apa-apa," gadis itu tak ingin dikasihani. "Aku hanya terbawa suasana angin. Mungkin karena aku terlalu berharap dalam mimpiku."

"Aku akan membawamu kesana. Membuat mimpimu jadi kenyataan," kedua tangan Jay melingkari dada Anna dari belakang. Pelukannya sopan, tak menyentuh hal yang tidak sepantasnya.

"Kita tidak sedekat ini. Tolong lepaskan pelukanmu!" Pinta Anna. Ia tak nyaman.

"Maaf,"  Jay melepaskan kedua tangannya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°☆☆°°°°°°°°°°°°°°°°°

Saat Anna hendak masuk ke mobil, Jay memegang tangan Anna, sehingga langkahnya terhenti. Anna menoleh. Mereka saling bertatapan.

"Besok, apa kamu ada waktu?" tanya Jay.

"Hmm... entahlah. Tetapi besok, aku ingin pergi ke Kantor Polisi."

"Kantor Polisi? Ada seseorang yang kamu temui disana?"

"Benar. Tetapi aku tidak bisa mengatakan siapa yang aku temui."

"Biarkan aku mengantarmu."

"Tidak perlu."

"Aku ingin berkencan denganmu."

"Tetapi aku tidak ada waktu. Maaf," tolak Anna.

"Bagaimana dengan lusa?"

"Aku sibuk. Pekerjaan ku banyak."

"Besok besoknya?" Jay tak ingin menyerah.

"Aku benar benar sibuk. Aku habiskan setiap waktuku untuk bekerja."

"Kalau begitu bagaimana dengan pemeriksaan kesehatanmu?" Jay tak kehabisan ide.

"Ah, itu besok," Anna lupa. Seharusnya, ia tak mengatakan itu. Ia meratapi kebodohannya.

"Baiklah. Kalau begitu besok aku akan menjemputmu untuk pemeriksaan," Jay tersenyum.

"Ah, i.. itu..."

"Sampai jumpa besok," Jay melambaikan tangan, sembari meninggalkan Anna. Gadis itu menepuk jidat.

"Aduh.. Apa yang harus kulakukan besok?" Batin Anna.

Sementara itu, Eveline tersenyum. Ia berharap Anna dan Jay semakin dekat. Eveline lebih suka Anna bersama dengan Jay, daripada melihatnya bersama Zion. Sedangkan Robert, tidak mempermasalahkan kedua nya dekat. Karena dia tak sabar untuk mencari keuntungan dalam berbisnis.

Namun hal berbeda yang dipikirkan Jonathan. Pria itu tak menyukai kehadiran Jay. Sikapnya dingin sejak Jay berusaha mendekati Anna. Tak ada yang bisa menebak isi kepalanya. Segala rencana ia persiapkan dengan matang. Ia tak bisa tinggal diam.

°°°°°°°°°°°°°°°°°☆☆°°°°°°°°°°°°°°°°°

Langit memperlihatkan warna biru yang menakjubkan. Segala hal keindahan dibumi menjadi bukti ciptaan Tuhan. Namun, tak seindah isi hati Anna. Gadis itu menatap cermin, termenung sesaat. Anna tampil dengan setelan casual, meskipun sederhana, namun terlihat cantik. Pintu kamar Anna yang terbuka membuat Jonathan masuk tanpa mengetuk pintu.

"Wah, adikku memang sangat cantik," puji Jonathan. Anna tersadar seketika.

"Kak, Joe."

"Apa kamu ingin pergi ke Rumah Sakit?" tanya Jonathan.

"Benar, Kak. Kakak terlihat menganggur. Apa kakak tidak ke Kantor?"

"Khusus hari ini aku akan mengantarmu pemeriksaan."

"Ah, tetapi..."

"Tidak apa- apa, Anna. Kakak hanya lelah akhir-akhir ini. Anggap saja refreshing."

"Hmm.. Baiklah."

"Kalau gitu, Kakak akan menunggumu diluar, ya?" Bisik Jonathan, sembari merapikan rambut Anna.

"Iya, Kak Joe."

"Oh ya, Anna.."

"Ada apa, Kak?"

"Jangan melamun lagi, nanti cantikmu hilang!"

"Iya. Iya, Kak," Anna tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Lalu bagaimana dengan Jay, ya? Ah, sudahlah. Bukan urusanku. Dan aku juga tidak menyuruhnya untuk mengantarku kesana." Batinnya.

Disaat bersamaan, Jay menggaruk kepalanya yang tak gatal karena melihat ban mobilnya yang kempes. Dia berpikir, semalam ban mobilnya tak ada masalah. Ia menelusuri asal lubang itu. Lalu ia menemukan bekas paku yang membekas dibannya.

"Sepertinya, ada yang sengaja melakukannya," gumam Jay.

Ia memeriksa CCTV tersembunyi, tak ada satupun yang mengetahui keberadaannya. Disanalah, terlihat seorang pria memakai topi hitam sengaja menusukkan paku payung pada ban mobil belakangnya, sehingga menciptakan lubang yang cukup besar. Tak lama, pria itu mencabut paku tersebut.

"Pukul  01:06? Itu, kan ketika aku tertidur.  Sepertinya, ada yang main main denganku," gumam Jay sambil tersenyum sinis. Ia tak mengira ada yang berani mengusiknya. Berani mengusik Jay, itu sama saja membangunkan harimau yang tengah tertidur.

Terpopuler

Comments

IntanhayadiPutri

IntanhayadiPutri

Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku

TERJEBAK PERNIKAHAN SMA

makasih 🙏🙏

2020-11-16

1

ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ

ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ

DING DONG
5 LIKE & RAT 5
PESANAN ANDA TELAH DIANTAR

Mampir juga dalam Genre ROMAN & MISTERY
Dalam Novel *REINKARNASI*

TARANGKYU akaaa👌💗

2020-10-01

1

Priska Anita

Priska Anita

Jejak disini 💜

2020-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 Anna
3 Chapter 2 Jay
4 Chapter 3 Dia
5 Chapter 4 Kegigihan
6 Chapter 5 Kedekatan
7 Chapter 6 Keanehan
8 Chapter 7 Romantis
9 Bersama
10 Bimbang
11 Titik Terang (1)
12 Titik Terang (2)
13 Titik Terang (3)
14 Terluka
15 Duel (1)
16 Duel (2)
17 Penggoda
18 Terra
19 Bantuan
20 Jeratan (1)
21 Jeratan (2)
22 Kebenaran (Jonathan)
23 Satu Malam
24 Kebenaran (Zion)
25 Kenyataan
26 Pesta
27 Pencarian
28 Penantian
29 Keahlian
30 Perasaan Terra
31 Kekacauan
32 EVENT BERHADIAH
33 Bangkit
34 Harapan
35 Gejolak
36 Persiapan Pernikahan
37 Saingan
38 Kembali
39 Pernikahan
40 Terperangkap
41 Awal dari Kebebasan
42 Tak Menyerah
43 Harapan Baru
44 Kekuatan Baru
45 BAGI POIN GRATIS
46 Calon Mertua
47 CHAPTER 44 ARTI CINTA
48 CHAPTER 45 KENCAN
49 Chapter 46 Hilang
50 PENGUMUMAN
51 Chapter 47 Peringatan
52 Chapter 48 Salah Paham
53 Chapter 49 Niat Jahat
54 Chapter 50 Kepingan yang hilang
55 HUT RI
56 Chapter 51 Kenangan Pahit
57 Chapter 52 Ingatan yang Kejam
58 Chapter 53 Penyamaran
59 Chapter 54 Taktik
60 Chapter 55 Sejuta akal busuk
61 Chapter 56 Pura-pura
62 Chapter 57 Rival Kembali
63 Chapter 58 Partner
64 Chapter 59 Orang itu
65 Chapter 60 Dendam Membawa Petaka
66 Chapter 61 Masa lalu (1)
67 Chapter 62 Masa Lalu (2)
68 Chapter 63 Masa Lalu (3)
69 Chapter 64 Racun
70 Chapter 65 Jalan Keluar
71 Chapter 66 Pertemuan
72 Chapter 67 Kabar gembira
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 Anna
3
Chapter 2 Jay
4
Chapter 3 Dia
5
Chapter 4 Kegigihan
6
Chapter 5 Kedekatan
7
Chapter 6 Keanehan
8
Chapter 7 Romantis
9
Bersama
10
Bimbang
11
Titik Terang (1)
12
Titik Terang (2)
13
Titik Terang (3)
14
Terluka
15
Duel (1)
16
Duel (2)
17
Penggoda
18
Terra
19
Bantuan
20
Jeratan (1)
21
Jeratan (2)
22
Kebenaran (Jonathan)
23
Satu Malam
24
Kebenaran (Zion)
25
Kenyataan
26
Pesta
27
Pencarian
28
Penantian
29
Keahlian
30
Perasaan Terra
31
Kekacauan
32
EVENT BERHADIAH
33
Bangkit
34
Harapan
35
Gejolak
36
Persiapan Pernikahan
37
Saingan
38
Kembali
39
Pernikahan
40
Terperangkap
41
Awal dari Kebebasan
42
Tak Menyerah
43
Harapan Baru
44
Kekuatan Baru
45
BAGI POIN GRATIS
46
Calon Mertua
47
CHAPTER 44 ARTI CINTA
48
CHAPTER 45 KENCAN
49
Chapter 46 Hilang
50
PENGUMUMAN
51
Chapter 47 Peringatan
52
Chapter 48 Salah Paham
53
Chapter 49 Niat Jahat
54
Chapter 50 Kepingan yang hilang
55
HUT RI
56
Chapter 51 Kenangan Pahit
57
Chapter 52 Ingatan yang Kejam
58
Chapter 53 Penyamaran
59
Chapter 54 Taktik
60
Chapter 55 Sejuta akal busuk
61
Chapter 56 Pura-pura
62
Chapter 57 Rival Kembali
63
Chapter 58 Partner
64
Chapter 59 Orang itu
65
Chapter 60 Dendam Membawa Petaka
66
Chapter 61 Masa lalu (1)
67
Chapter 62 Masa Lalu (2)
68
Chapter 63 Masa Lalu (3)
69
Chapter 64 Racun
70
Chapter 65 Jalan Keluar
71
Chapter 66 Pertemuan
72
Chapter 67 Kabar gembira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!