Keheningan malam merenggut sejuta suara dalam kepingan waktu. Tiupan Angin membawa segenggam rasa tanpa air mata. Segala pikiran bergelayut manja dibalik sosok gadis cantik bernama Anna. Gadis itu diam seribu bahasa. Tak ada yang bisa ia katakan ketika pria tampan bernama Jay memandangnya.
Sendok dan Garpu tak lepas dari kedua tangan Anna. Ia seakan tak peduli dengan kehadiran Jay yang duduk didepannya. Ketidaknyamanan menyelimuti hati gadis itu. Kepalanya terus menunduk. Tanpa terasa, ia tersedak saat menelan. Jay memberikan segelas air untuk menenangkan Anna.
"Terima kasih," ucap Anna tanpa melihat Jay.
"Jangan terlalu gugup! Aku tidak akan menggigitmu," Jay mengulas senyuman. Anna memilih diam.
"Saya menghargai anak muda seperti mu dengan semangat yang tinggi," celetuk Robert untuk menciptakan suasana yang tidak canggung.
"Terima kasih, Tuan Robert. Tetapi Anda terlalu memuji saya. Semua tahu tentang kehebatan Ax Group. Saya tak sepadan dengan kinerja Anda dalam mengelola Ax Group selama puluhan tahun."
"Kamu terlalu berlebihan. Justru, saya seringkali iri dengan anak muda sepertimu. Kamu memiliki wawasan luas serta masa depan yang panjang," ujar Robert sambil merapikan duduk. "Saya berpikir, jika anak muda sepertimu bisa meraih lebih dari yang saya gapai," ucapnya lagi. Jay tersenyum lebar.
"Saya tak sehebat itu. Saya berpikir untuk belajar dari Tuan Robert," Jay menyesap satu tegukan strawberry juices. "Biarkan anak muda seperti saya banyak belajar dari Anda."
"Baiklah. Pintu Perusahaan atau Rumah saya selalu terbuka. Kita bisa menghabiskan waktu untuk sekadar membahas bisnis," Robert tak mau berbelit-belit lagi. Tujuannya cuman satu, ingin berbisnis dengan Jay.
"Hahaha.. Saya juga berharap banyak atas kerjasama kita, Tuan Robert," Jay menarik salah satu bibirnya. "Ah, iya.. Saya mendengar soal proyek yang Anda kelola memiliki masalah."
"Proyek itu dari awal saya ragu. Ternyata benar. Untung saja, saya tak memiliki kerugian besar," elak Robert. Ia tak ingin image nya hancur didepan Jay.
"Jadi begitu. Padahal, saya ingin menawarkan bantuan pada Anda," Jay menghela nafas. "Tuan Robert tidak perlu sungkan. Jika ada masalah, Anda bisa menghubungi Saya karena kita adalah mitra bisnis."
"Terima kasih atas tawarannya. Saya akan pertimbangkan lagi," ujar Robert. Ia menyesap apple juice**s miliknya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°☆☆°°°°°°°°°°°°°°°°°
Hawa dingin mengitari Anna dalam sekejab. Kedua mata nya yang cantik tak lelah melihat sejuta keindahan lampu serta jalanan yang ramai. Ia menutup mata, meninggalkan segurat senyuman dibibirnya. Jay melihat Anna sendirian di Balkon. Pria itu tersenyum, seraya melepaskan jas. Jay menyampirkan jasnya pada bahu Anna. Gadis itu cukup kaget.
"Kenapa disini? Masuklah! Balkon Rumahku dingin ketika malam."
"Maaf. Aku tidak sopan berjalan kearah Balkon."
"Aku tahu kamu pasti ingin menikmati suasana luar. Tetapi, hawa dingin disini bisa membunuhmu."
"Maafkan aku. Aku pernah bermimpi bisa menikmati jutaan angin pada musim dingin. Saat musim dingin, aku membuat bola salju dan melukis wajahku disana. Dan aku tidak menghawatirkan apapun saat itu. Tetapi sekarang...," Anna menghempaskan segala kesedihan yang ia rasakan. Ia tak mau terlihat lemah didepan orang lain.
"Menangislah kalau kamu ingin menangis," Jay menepuk pundak Anna.
"Tidak. Aku tidak apa-apa," gadis itu tak ingin dikasihani. "Aku hanya terbawa suasana angin. Mungkin karena aku terlalu berharap dalam mimpiku."
"Aku akan membawamu kesana. Membuat mimpimu jadi kenyataan," kedua tangan Jay melingkari dada Anna dari belakang. Pelukannya sopan, tak menyentuh hal yang tidak sepantasnya.
"Kita tidak sedekat ini. Tolong lepaskan pelukanmu!" Pinta Anna. Ia tak nyaman.
"Maaf," Jay melepaskan kedua tangannya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°☆☆°°°°°°°°°°°°°°°°°
Saat Anna hendak masuk ke mobil, Jay memegang tangan Anna, sehingga langkahnya terhenti. Anna menoleh. Mereka saling bertatapan.
"Besok, apa kamu ada waktu?" tanya Jay.
"Hmm... entahlah. Tetapi besok, aku ingin pergi ke Kantor Polisi."
"Kantor Polisi? Ada seseorang yang kamu temui disana?"
"Benar. Tetapi aku tidak bisa mengatakan siapa yang aku temui."
"Biarkan aku mengantarmu."
"Tidak perlu."
"Aku ingin berkencan denganmu."
"Tetapi aku tidak ada waktu. Maaf," tolak Anna.
"Bagaimana dengan lusa?"
"Aku sibuk. Pekerjaan ku banyak."
"Besok besoknya?" Jay tak ingin menyerah.
"Aku benar benar sibuk. Aku habiskan setiap waktuku untuk bekerja."
"Kalau begitu bagaimana dengan pemeriksaan kesehatanmu?" Jay tak kehabisan ide.
"Ah, itu besok," Anna lupa. Seharusnya, ia tak mengatakan itu. Ia meratapi kebodohannya.
"Baiklah. Kalau begitu besok aku akan menjemputmu untuk pemeriksaan," Jay tersenyum.
"Ah, i.. itu..."
"Sampai jumpa besok," Jay melambaikan tangan, sembari meninggalkan Anna. Gadis itu menepuk jidat.
"Aduh.. Apa yang harus kulakukan besok?" Batin Anna.
Sementara itu, Eveline tersenyum. Ia berharap Anna dan Jay semakin dekat. Eveline lebih suka Anna bersama dengan Jay, daripada melihatnya bersama Zion. Sedangkan Robert, tidak mempermasalahkan kedua nya dekat. Karena dia tak sabar untuk mencari keuntungan dalam berbisnis.
Namun hal berbeda yang dipikirkan Jonathan. Pria itu tak menyukai kehadiran Jay. Sikapnya dingin sejak Jay berusaha mendekati Anna. Tak ada yang bisa menebak isi kepalanya. Segala rencana ia persiapkan dengan matang. Ia tak bisa tinggal diam.
°°°°°°°°°°°°°°°°°☆☆°°°°°°°°°°°°°°°°°
Langit memperlihatkan warna biru yang menakjubkan. Segala hal keindahan dibumi menjadi bukti ciptaan Tuhan. Namun, tak seindah isi hati Anna. Gadis itu menatap cermin, termenung sesaat. Anna tampil dengan setelan casual, meskipun sederhana, namun terlihat cantik. Pintu kamar Anna yang terbuka membuat Jonathan masuk tanpa mengetuk pintu.
"Wah, adikku memang sangat cantik," puji Jonathan. Anna tersadar seketika.
"Kak, Joe."
"Apa kamu ingin pergi ke Rumah Sakit?" tanya Jonathan.
"Benar, Kak. Kakak terlihat menganggur. Apa kakak tidak ke Kantor?"
"Khusus hari ini aku akan mengantarmu pemeriksaan."
"Ah, tetapi..."
"Tidak apa- apa, Anna. Kakak hanya lelah akhir-akhir ini. Anggap saja refreshing."
"Hmm.. Baiklah."
"Kalau gitu, Kakak akan menunggumu diluar, ya?" Bisik Jonathan, sembari merapikan rambut Anna.
"Iya, Kak Joe."
"Oh ya, Anna.."
"Ada apa, Kak?"
"Jangan melamun lagi, nanti cantikmu hilang!"
"Iya. Iya, Kak," Anna tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Lalu bagaimana dengan Jay, ya? Ah, sudahlah. Bukan urusanku. Dan aku juga tidak menyuruhnya untuk mengantarku kesana." Batinnya.
Disaat bersamaan, Jay menggaruk kepalanya yang tak gatal karena melihat ban mobilnya yang kempes. Dia berpikir, semalam ban mobilnya tak ada masalah. Ia menelusuri asal lubang itu. Lalu ia menemukan bekas paku yang membekas dibannya.
"Sepertinya, ada yang sengaja melakukannya," gumam Jay.
Ia memeriksa CCTV tersembunyi, tak ada satupun yang mengetahui keberadaannya. Disanalah, terlihat seorang pria memakai topi hitam sengaja menusukkan paku payung pada ban mobil belakangnya, sehingga menciptakan lubang yang cukup besar. Tak lama, pria itu mencabut paku tersebut.
"Pukul 01:06? Itu, kan ketika aku tertidur. Sepertinya, ada yang main main denganku," gumam Jay sambil tersenyum sinis. Ia tak mengira ada yang berani mengusiknya. Berani mengusik Jay, itu sama saja membangunkan harimau yang tengah tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-11-16
1
ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ
DING DONG
5 LIKE & RAT 5
PESANAN ANDA TELAH DIANTAR
Mampir juga dalam Genre ROMAN & MISTERY
Dalam Novel *REINKARNASI*
TARANGKYU akaaa👌💗
2020-10-01
1
Priska Anita
Jejak disini 💜
2020-07-31
1