Senja Di Pelupuk Mata

Senja Di Pelupuk Mata

Langit jingga.

Gemerincing kunci saling beradu memecah kesunyian di depan sebuah rumah tua. Wanita bersurai panjang yang baru saja memarkir motor maticnya, nampak mencoba kunci-kunci itu secara bergantian. Itu adalah kunci yang dapat membuka pintu kediaman mendiang Kakek dan Neneknya.

Sepasang mata coklatnya menelisik bola lampu yg sudah pecah"Nampaknya perlu banyak perbaikan di rumah ini" ujarnya bergumam.

Setelah berhasil memasuki kediaman tua itu sang wanita sedikit terpana. Sepertinya dugaannya salah. Rumah yang telah lama tak berpenghuni itu nampak bersih dan rapi. Bahkan perabot di kediaman itu nampak tak berdebu.

Langkah kaki ingin membawanya berjalan lebih masuk ke dalam rumah, namun hal itu terjeda. Sseorang yang tak asing baginya datang dan memanggil namanya.

"Jenaira?."

Dia berbalik dan sedikit senyum terukir di wajah wanita yang dipanggil Jena itu"Tante Ane."

"Ternyata benar kamu. Apa yang kamu lakukan di sini?. Sendirian?" pandangan Ane tersita pada beberapa barang bawaan Jena, juga sebuah koper besar yang dia tinggalkan di depan pintu"Kau....minggat??" tanya Ane kembali menatap Jena.

"Tante belum mendengar kabar rumah tanggaku?."

Ane menggeleng, mengekor langkah Jena mengambil kopernya dan berjalan ke ruang tamu.

"Jena sudah berpisah dengan Dewa, tante."

"Hah?, pernikahan kalian belum dua tahun kan. Kenapa tiba-tiba berpisah?."

"Jika tante sangat ingin tahu, lebih baik bertanya pada Ayah dah Ibu saja. Jena lelah untuk menceritakan hal itu" nampak raut kecewa dan kekesalan di wajah Jena. Sembari menghenyakkan diri di sofa kedua matanya menjelajahi ruangan itu.

"Jena...."

"Bukankah tidak ada yang menempati rumah ini, tapi kebersihannya sangat terjaga" Jena seakan tak memberi ruang untuk Ane bertanya tentang masalahnya. Dia tau tantenya itu pasti akan kembali menanyakan biduk rumah tangganya yang baru saja kandas.

Terdengar helaan nafas dari mulut Ane"Baiklah jika tak ingin bercerita" tukas Ane.

"Setiap pagi aku ke sini untuk membersihkan rumah ini" ujarnya menjawab pertanyaan Jena tadi.

"Setiap hari ke sini tapi tante tak mengganti bola lampu di teras?."

Ane menatap Jena"kau lupa aku terlahir dengan tubuh sedikit pendek?. Jika harus mengganti bola lampu itu sendirian, aku mana bisa."

"Hahaha..." Jena tergelak"Kemana suami tante yang tinggi menjulang itu?."

Ane mendecih"Dia terlalu sibuk dengan pekerjaan di kantor. Kau pikir dia akan selalu menemaniku ke sini?."

Sedikit memicingkan mata, kini giliran Jena yang menatap Ane"Bukankah kalian pasangan paling romantis dalam keluarga kita. Ada apa sekarang??."

"Jangan melebih-lebihkan."

"Seorang Bastian nugroho. Pria itu bahkan rela meninggalkan agamanya demi tante Ane. Lihatlah, dia sangat mencintai tante kan. Ku pikir pria seperti itu seharusnya mengikuti kemana saja wanita pujaannya pergi" ucap Jena.

Jujur saja, kehadiran Tian dalam keluarga mereka sangat tidak menyenangkan baginya. Kesan buruk terus membayangi Tian di mata Jena. Akh sudahlah!.

"Bukan apa-apa. Dia hanya gila kerja saja hingga aku sedikit kesepian. Kalau masalah keromantisan dia tetap nomor satu bagiku" Ane membela suami tercintanya. Entah mengapa Jena selalu saja mencari celah untuk menjatuhkan Tian, suaminya.

"Suami romantis yang membiarkan istrinya setiap hari membersihkan rumah ini sendirian?. Keromantisan jenis apa itu, tante Ane" celetuk Jena beranjak dari duduknya dan mulai berjalan melihat-lihat isi rumah.

Ane merasa tak perlu meladeni perkataan Jena lagi. Dari dulu Jena yang tiga tahun lebih muda darinya memang cerewet. Meski suaminya gila kerja, terlepas dari semua itu suaminya selalu baik, lemah lembut dan bersikap romatis kepadanya.

"Sudahlah. Percuma berdebat denganmu. Jadi, apa tujuanmu datang ke sini?. Dengan bawaan sebanyak itu jangan katakan bahwa kau ingin tinggal di sini?."

Ternyata tebakan Ane benar. Kedatangan Jena ke sini memang ingin tinggal di rumah ini.

"Kau?. Sendirian ingin tinggal di sini??" Ane merasa ragu.

"Memangnya kenapa?."

"Ck!aku tidak bisa menahannya lagi!. Katakan ada apa dengan dirimu dan Dewa?."

Jena mulai jengah"Akh! sudahlah. Tante jangan membahas masalah itu. Lagipula niatku sudah bulat untuk tinggal di sini!" ujarnya penuh penekanan.

"Air dan listriknya baik-baik saja kan?" lanjut Jena.

"Iya, semua baik-baik saja. Tapi aku khawatir meninggalkanmu sendirian di sini. Ayah dan Ibumu sudah tau?."

"Mereka akan tahu sebentar lagi. Tante pasti akan kerumah Ayah dan Ibu setelah bertemu denganku, kan?."

"Setidaknya tante pasti akan menelpon Ibu dan membicarakan hal ini" sambungnya.

"Lantas?."

"Lantas, tante akan menyampaikan kepada mereka bahwa ada aku di sini. Maka mereka akan tau kabar keberadaanku."

Ane melengos kasar mendengar ocehan Jena. Keponakan satu ini memang sedikit menyebalkan bagi Ane. Meski begitu Ane tak bisa begitu saja membiarkan dia memilih hidup di rumah ini sendirian..Ane mencoba membujuk Jena agar kembali tinggal bersama kedua orang tuanya.

"Terimakasih atas sarannya, tapi Jena tak berniat untuk kembali ke rumah Ayah dan Ibu."

Bibir Ane mengerucut, Jena tetaplah Jena yang keras kepala. Selain tak suka bergaul dan menghadiri keramaian, Jena juga seorang gadis yang keras kepala.

Hari semakin sore sudah waktunya Ane pulang kekediamannya. Tentu saja berbekal kegagalan membujuk Jena agar tak tinggal sendirian di rumah tua itu.

"Dasar gadis kepala batu, pandai-pandailah menjaga diri di rumah ini."

"Tanteku yang cantik, aku bukan bocah ingusan. Aku bisa menjaga diriku sendiri" sembari menggiring Ane menuju teras dan melewati halaman, Jena akhirnya berhasil mengirim tante cerewetnya pulang dari rumah itu.

Untung saja semua fasilitas terjaga dengan baik. Kepindahan Jena ke rumah itu terasa melegakan. Hanya lampu di teras saja yang perlu diganti, selebihnya dapat berfungsi dengan baik.

Meniti anakan tangga dengan hati-hati Jena menyeret koper besar yang dia bawa menuju lantai atas, kamar semasa kecilnya. Membuka jendela yang menghadap ke laut, semilir angin membelai lembut wajah cantiknya.

"Langit jingga,nkita bertemu lagi di sini"gumamnya pelan.

To be continued...

Terpopuler

Comments

Any ana

Any ana

bagus kk

2024-05-16

1

Anita Jenius

Anita Jenius

mantap

2024-04-05

0

Ika Ika

Ika Ika

keren kak

2022-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Langit jingga.
2 Pengganggu kecil
3 Abdillah Agam pratama
4 Pesona Jenaira ahmad.
5 Jena dengan segala isi kepalanya.
6 Orange candy
7 Kenangan kelabu
8 Ahmad Arkan
9 Bukan budak cinta
10 Luka lama
11 Mantan sahabat
12 Duhai samudera...
13 Permainan Tiara
14 Healing ala Agam
15 Ramalan silam
16 Kebaikan lelaki tua
17 Berhentilah bermain, Tiara!
18 Kepergian Zafirah
19 Kendali cinta
20 Awal titik terang.
21 Hati sekeras batu
22 Detektif patah hati.
23 Mengungkap rasa.
24 Wanita gila!
25 Flashback
26 Utusan ayah Bagas.
27 Kehilangan.
28 Segi-segi cinta
29 Terbongkar.
30 Topeng Bastian
31 Merindukan senja
32 Air mata Jena
33 Renungan hidup.
34 Sandiwara pengkhianat
35 Hilang arah.
36 Si manis Tiara
37 Dunia baru
38 Sebuah sesal
39 Trip menyenangkan
40 Mencari
41 Jejak Jena
42 Keberadaan Jena
43 Kejar daku, kau tertinggal
44 Arkan yang suka teriakan Gibran
45 Sang pemilik permen jeruk
46 Hati kecil berjiwa besar
47 Gamis titipan
48 Kepanikan Angga
49 Si manis Arabella.
50 Suara hati kecil Jenaira.
51 Pagi yang baru
52 Duka dan tawa
53 Amarah Arabella.
54 Cinta gila!
55 Cinta buta
56 Trauma
57 Lagi, mantan sahabat
58 Surah kasih dan sayang.
59 Kembali tertawa
60 Benih-benih cinta
61 Boomerang
62 Hati kecil Zafirah
63 Gelenyar aneh
64 Pertama.....
65 Langkah merajut rasa
66 Firasat...
67 Kultum Ustadz Yasir
68 Teman di masa lalu
69 Kenyataan...
70 Tekad gila seorang Jena
71 Pribadi Zafirah
72 Nenek manis, Jena meringis
73 Tingkah sang nenek
74 Rindu tersayang
75 Wisata masa lalu
76 bisikan cemburu
77 Lumba-lumba di ujung senja.
78 Belum saatnya
79 Derita Gibran
80 Lumba-lumba incaran Jena
81 Couple manis
82 pergerakan Ane
83 Gadis titipan
84 Nona Melisa
85 Sang penawar hati
86 Mas suami
87 Malaikat tak di inginkan
88 Rival baru
89 Akar kebencian
90 Harapan di ujung senja
91 Hasil dari sebuah kelicikan
92 Buah pahit dari kejahatan
93 Bocah lelaki yang manis
94 Romansa Zafirah
95 Lagi, pesona bocah lelaki
96 Titip cintaku
97 Sang pemilik cincin
98 Benang merah di ujung cincin
99 Ikhlas
100 Jejak takdir
101 Jodoh Zafirah
102 Rival berat Ben!
103 Susu jeruk yang manis
104 Rival tampan sang ayah
105 Rahasia wanita Gibran
106 Pria pilihan abi
107 Pria-pria tepi pantai
108 Hubungan manis yang tidak manis
109 Luka di sebalik senyum Kanaya
110 Cinta manis
111 Idola baru nan tampan
112 Memadu kasih
113 Merajuk
114 Masakan Kanaya
115 Kesepakatan Gibran
116 Kehamilan Zafirah?
117 Pencok buah
118 Isi hati Melisa
119 Agam junior
120 Si tangguh Kanaya
121 Dukungan Melisa
122 Kotak bekal Enda
123 Perdamaian
124 Istriku
125 Asisten dadakan Khair
126 Semburat rindu
127 Sesal kemudian
128 Kue manis
129 Bad mood
130 Salah paham
131 Rencana Khair
132 Saylendra
133 Benang merah abadi
134 Adila vs Jena
135 Misi menggelikan
136 Agam si budak cinta
137 Segelintir pengganggu
138 Felysia
139 Sedikit rasa cemburu(Kata Jena)
140 Tulip merah
141 Perangai wanita berbadan dua
142 Orang masa lalu
143 Cinta tak harus bersama
144 Risau pada sang hati
145 Selera sang calon bayi
146 Bubur ba'ayak
147 Amarah Jenaira
148 Just....
149 Baby Jun
150 Penghujung senja
151 Promo novel baru
152 Novel anyar
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Langit jingga.
2
Pengganggu kecil
3
Abdillah Agam pratama
4
Pesona Jenaira ahmad.
5
Jena dengan segala isi kepalanya.
6
Orange candy
7
Kenangan kelabu
8
Ahmad Arkan
9
Bukan budak cinta
10
Luka lama
11
Mantan sahabat
12
Duhai samudera...
13
Permainan Tiara
14
Healing ala Agam
15
Ramalan silam
16
Kebaikan lelaki tua
17
Berhentilah bermain, Tiara!
18
Kepergian Zafirah
19
Kendali cinta
20
Awal titik terang.
21
Hati sekeras batu
22
Detektif patah hati.
23
Mengungkap rasa.
24
Wanita gila!
25
Flashback
26
Utusan ayah Bagas.
27
Kehilangan.
28
Segi-segi cinta
29
Terbongkar.
30
Topeng Bastian
31
Merindukan senja
32
Air mata Jena
33
Renungan hidup.
34
Sandiwara pengkhianat
35
Hilang arah.
36
Si manis Tiara
37
Dunia baru
38
Sebuah sesal
39
Trip menyenangkan
40
Mencari
41
Jejak Jena
42
Keberadaan Jena
43
Kejar daku, kau tertinggal
44
Arkan yang suka teriakan Gibran
45
Sang pemilik permen jeruk
46
Hati kecil berjiwa besar
47
Gamis titipan
48
Kepanikan Angga
49
Si manis Arabella.
50
Suara hati kecil Jenaira.
51
Pagi yang baru
52
Duka dan tawa
53
Amarah Arabella.
54
Cinta gila!
55
Cinta buta
56
Trauma
57
Lagi, mantan sahabat
58
Surah kasih dan sayang.
59
Kembali tertawa
60
Benih-benih cinta
61
Boomerang
62
Hati kecil Zafirah
63
Gelenyar aneh
64
Pertama.....
65
Langkah merajut rasa
66
Firasat...
67
Kultum Ustadz Yasir
68
Teman di masa lalu
69
Kenyataan...
70
Tekad gila seorang Jena
71
Pribadi Zafirah
72
Nenek manis, Jena meringis
73
Tingkah sang nenek
74
Rindu tersayang
75
Wisata masa lalu
76
bisikan cemburu
77
Lumba-lumba di ujung senja.
78
Belum saatnya
79
Derita Gibran
80
Lumba-lumba incaran Jena
81
Couple manis
82
pergerakan Ane
83
Gadis titipan
84
Nona Melisa
85
Sang penawar hati
86
Mas suami
87
Malaikat tak di inginkan
88
Rival baru
89
Akar kebencian
90
Harapan di ujung senja
91
Hasil dari sebuah kelicikan
92
Buah pahit dari kejahatan
93
Bocah lelaki yang manis
94
Romansa Zafirah
95
Lagi, pesona bocah lelaki
96
Titip cintaku
97
Sang pemilik cincin
98
Benang merah di ujung cincin
99
Ikhlas
100
Jejak takdir
101
Jodoh Zafirah
102
Rival berat Ben!
103
Susu jeruk yang manis
104
Rival tampan sang ayah
105
Rahasia wanita Gibran
106
Pria pilihan abi
107
Pria-pria tepi pantai
108
Hubungan manis yang tidak manis
109
Luka di sebalik senyum Kanaya
110
Cinta manis
111
Idola baru nan tampan
112
Memadu kasih
113
Merajuk
114
Masakan Kanaya
115
Kesepakatan Gibran
116
Kehamilan Zafirah?
117
Pencok buah
118
Isi hati Melisa
119
Agam junior
120
Si tangguh Kanaya
121
Dukungan Melisa
122
Kotak bekal Enda
123
Perdamaian
124
Istriku
125
Asisten dadakan Khair
126
Semburat rindu
127
Sesal kemudian
128
Kue manis
129
Bad mood
130
Salah paham
131
Rencana Khair
132
Saylendra
133
Benang merah abadi
134
Adila vs Jena
135
Misi menggelikan
136
Agam si budak cinta
137
Segelintir pengganggu
138
Felysia
139
Sedikit rasa cemburu(Kata Jena)
140
Tulip merah
141
Perangai wanita berbadan dua
142
Orang masa lalu
143
Cinta tak harus bersama
144
Risau pada sang hati
145
Selera sang calon bayi
146
Bubur ba'ayak
147
Amarah Jenaira
148
Just....
149
Baby Jun
150
Penghujung senja
151
Promo novel baru
152
Novel anyar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!