"Daddy hentikan ...," teriak Elle.
Axel semakin jauh, pria itu sudah menyentuh bagian bawahnya. Elle mengapitkan pahanya, ia tak ingin daddy-nya melakukannya sebelum ia menginjak 17 tahun, terlebih ia menginginkan pernikahan kelak sebelum terjamah.
"Daddy, tolong hentikan!" teriaknya lagi.
"Kamu sudah basah, sayang," ucap Axel yang hilang kendali.
Elle tak ingin kehilangan keperawanannya, gadis itu berulah. Tanpa disengaja ia menendang Axel sampai pria itu terbangun. Axel menegakkan diri, ia menatap tajam gadisnya.
"Berani kamu pada, Daddy?"
"Maafkan aku Daddy, aku tak bermaksud ..."
"Seharusnya kamu bisa melakukan ini, kamu besar karenaku. Kalau aku tidak ada, mungkin kamu sudah mati!" sentak Axel.
Elle menangis, sebegitukah ia harus membalas budi? Aku bukan wanita murahan yang harus merelakan keperawananku, batinnya. Gadis itu terisak. "Jika itu mau, Daddy. Aku akan memaksakan diri melakukannya" ucap Elle dengan deraian air mata.
"Apa? Memaksakan diri?" Axel beranjak, keinginannya tak sesuai harapan. Ia kira Elle akan melayaninya, padahal permainannya tak sampai melakukan penyatuan tubuh. Ia hanya ingin sampai dirinya puas sampai pelepasan. Axel turun dari ranjang lalu memakai handuknya, pria itu pergi dari kamar menutup pintu dengan membantingnya.
Elle terheyak sambil menyentuh dada. Axel benar-benar marah. Beberapa menit kemudian, ia mendengar suara mobil keluar dari rumah itu, buru-buru Elle megintip dari jendela. Dan benar saja, mobil Axel yang keluar. Berpikir bahwa sang daddy akan pergi ke club untuk menemui Bella dan ini malam minggu, tentu gadis itu akan berada di sana.
Elle frustrasi, apa yang harus ia lakukan? Menarik ucapan 'memaksakan diri' itu percuma, sia-sia karena Axel pasti lebih memilih Bella yang selalu ada saat dibutuhkan.
* * *
"Aku tidak mood, jangan ganggu!" seru Axel menolak seorang gadis yang mendekat ke arahnya.
Lalu, Bella melihat Axel tengah duduk dan menolak seorang gadis. Ia sendiri tengah bersama pria di meja sebelahnya. Sayang, ia tak bisa mendekat ke arah Axel karena dirinya sudah di booking lebih dulu.
Axel pun melihat keberadaan Bella yang tengah duduk di pangkuan seorang pria. "Wanita murahan," cetusnya. Sebenarnya Axel tidak suka dengan wanita-wanita di luar sana, ia hanya ingin Elle menjadi partner ranjangnya. Tapi gadis itu menolaknya.
Axel meminum minuman beralkohol itu hingga hampir menghabiskan dua botol. Keadaannya sudah mabuk, lalu seorang pelayan pria datang melihat keadaan pelanggannya. Mencari ponsel milik Axel, dan langsung menghubungi nomor seseorang di sana.
"Tuan Axel ada di club, Anda bisa datang untuk menjemputnya, dia mabuk berat," ucap si pelayan pada sambungan itu.
Beberapa menit kemudian, Jose datang untuk menjemput tuannya. Jose hanya menghela napas saat melihatnya, ada apa dengan tuannya sampai harus lari ke sini? Apa jangan-jangan terjadi sesuatu dengan gadis itu? Pikirnya.
"Aku tidak mau pulang, Jose. Dia menolakku, dia bilang akan memaksakan diri. Kamu taukan kalau aku tidak suka bermain dengan paksaan, siapa dirinya berani padaku? Wanita tidak tau balas budi!" rutuk Axel. Jose mencoba merangkul dan membawa tuannya pergi dari club.
"Bawa aku ke tempatmu," kata Axel yang sudah berada di mobil.
Tak menjawab, Jose segera membawa lelaki itu pergi. Tuannya marah besar sehingga tak ingin pulang, pikirnya.
Sedangkan Grizelle, gadis itu gelisah. Tak bisa memejamkan mata karena membayangi daddy-nya tengah bercinta dengan Bella.
"Arrgghhh ...." Elle bangkit dari posisinya, kembali melihat ke arah luar dari jendela, berharap pria itu cepat kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Patrish
harusnya jangan se kasar itu dad... bisa trauma nanti... malah makin ruwet...
2024-02-18
0
Nonna Mel
ngebayangin jdi elle pasti ngelakuin itu jijik bgt y walopun bkn ayah kandung tpi kn elle dri awal ngiranya axel ayahnya
2024-01-04
2
pecinta kucing
🙄🙄
2022-12-06
0