Di kantor.
"Semuanya sudah siap?" tanya Axel pada Jose.
"Sudah, hanya ada berkas yang belum Tuan tandatangani," jawabnya.
"Bukan itu yang aku maskud," gerutu Axel.
"Oh ... Masalah itu." Banyaknya pekerjaan membuat pikiran Jose bercabang. "Untuk masalah si pengkhianat itu sudah aman, kita tinggal melihat hasilnya. Aku rasa dia akan marah besar nanti malam, dia akan merasakan yang Tuan rasakan," jelas Jose.
"Good, aku suka cara kerjamu. Setidaknya dia bisa membayangkan posisiku saat itu." Axel menyeringai, Axel yang sekarang bukanlah Axel yang dulu. Dia cukup diam saat Leo bertingkah. Pria yang tidak tahu diri itu malah menusuknya dari belakang.
Kurang apa selama ini? Axel sudah memberikan apa yang diingankannya. Rumah, pekerjaan. Axel tidak pernah berpikir bahwa dialah musuh dalam selimut. Leo terlalu iri dengan hidup Axel yang sempurna. Hidup bergelimang harta, padahal pria itu butuh sandaran karena harus ditinggalkan oleh orang tuanya sejak berumur 10 tahun.
* * *
Di tempat lain.
"Letta, menurutmu apa yang akan kamu lakukan setelah tahu bahwa yang kamu anggap orang tuamu ternyata bukan orang tuamu?" tanya Elle yang sedang beristirahat.
"Maksudmu? Aku kurang paham dengan pertanyaanmu." Tidak paham karena gadis itu sibuk dengan ponselnya.
"Hentikan ..." Elle mengambil ponselnya dan mematikannya.
"Elle ...," protes Letta.
"Aku serius, Letta. Daddy-ku ternyata bukan ayahku," tuturnya.
Letta yang sedang minum pun akhirnya tersedak, itu kabar yang sangat mengejutkan. "Jadi ini alasan dia ingin tidur bersamamu?" tanya Letta dengan ekspresi terkejut, "kamu harus hati-hati, Ell."
"Aku bingung, apa dia mencintaiku?" tanya pendapat Elle.
"Mungkin." Jawab Letta sambil mengangkat kedua bahunya.
"Entahlah, Ta. Aku bingung harus apa, selama ini dia sudah membesarkanku. Aku tidak peduli di mana ayahku, daddy Axel sudah menggantikannya. Selama dia baik padaku, aku akan tetap bersamanya. Meski harus merelakan apa yang aku punya."
"Dia sudah menjamahmu?" tanya Letta.
"Belum, tapi dia menungguku sampai usia 17 tahun. Tapi aku tidak mau melakukan itu, Ta. Aku hanya mau melakukannya dengan suamiku." Elle membayangkan berhubungan intim dengan pria yang bukan suaminya, "setidaknya ada cinta saat aku melakukannya." Elle menghembuskan napas kasar.
"Kalau begitu, cobalah mencintainya. Aku ingin melihat sosok daddy-mu, El."
"Aku harus bersaing dengan wanita murahan itu, Ta," kesal Elle.
"Siapa? Bella?" tanya Letta.
"Iya, nenek sihir itu, si tukang pamer pria dewasa. Daddy-ku pernah kencan dengannya. Ah ... Aku tidak sudi membayangkan mereka melakukan apa saja, kamu tau dia 'kan? Wanita penggila lelaki," gerutunya.
Obrolan mereka terus berlanjut panjang lebar, sampai Letta menyarankan untuk mencintai daddy-nya. Meski sulit, tapi Elle akan mencobanya. Apa rasanya bercinta dengan laki-laki dewasa tanpa cinta? Pikirnya.
Sekolah pun akhirnya selesai, Elle pulang di jemput oleh supir yang disuruh Axel. Gadis itu langsung pulang karena akan mempersiapkan diri untuk menemani sang daddy pergi ke pesta.
"Mis ... Aku pulang," ucap Elle sesampainya di mansion.
Carla pun menyambut kedatangannya, dan langsung menyuruh gadis itu untuk membersihkan diri. Carla sudah menyiapkan sebuah gaun untuk dikenakan Elle. Malam ini gadis itu harus terlihat cantik di mata Axel. Pria itu sudah mewanti-wanti, Axel ingin terlihat lebih menonjol di pesta. Menggandeng seorang wanita muda dan cantik.
Elle sudah selesai membersihkan diri, gadis itu langsung ditangani oleh Carla. Meski pekerjaannya seorang asisten, tapi dia cukup mahir dengan stylisth-nya.
"Mis, aku mau diapakan? Aku tidak suka memakai merah-merah di pipi," gerutunya. Elle memang bukan gadis yang suka dandan, gadis itu sudah cukup cantik diusianya sekarang.
"Diamlah, daddy-mu pasti memuji jika melihatnya. Nona E sudah berjanji akan menyembuhkan lukanya 'kan? Dan ini saatnya, buat tuan merasa nyaman bersamamu."
Hasil riasan Carla sempurna, Elle bercermin sambil memutarkan tubuhnya. Gaun pesta yang berwarna gold itu sangat pas di tubuhnya.
"perpect," ucap Carla. Wanita itu mendengar suara mobil di depan rumah. "Bersiaplah, daddy sudah sampai," ucapnya lagi.
Sedangkan Axel, pria itu sudah siap dengan setelah tuksedo-nya. Ia bersiap sepulang dari kantor, mampir disebuah salon langganannya. Ia harus menyeimbangkan diri dengan gadis berusia yang hampir menginjak 17 tahun itu.
"Di mana, Elle? Apa dia sudah siap?" tanya Axel pada Carla yang menemuinya.
"Sudah," jawab Carla.
Derap langkah terdengar di area tangga. Axel pun menoleh, ia melihat gadisnya yang begitu cantik. Cantiknya melebihi Hanna, bibirnya tersenyum melihat Elle begitu sempurna.
"Good, cara kerjamu bagus, Carla. Aku akan memberikan bonus untukmu," bisik Axel. "Jose, kita berangkat sekarang," ucap Axel pada ajudannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Buana Buana
pertunjukan akan segera dimulai..
2023-09-06
2
pecinta kucing
😊😊
2022-12-06
0
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
usul letta Bagus juga, berusaha untuk mencintai daddy axel
2022-07-28
1