Indah, satu kata itu terpikir dibenak gadis berusia yang hampir menginjak 17 tahun. Gadis yang tentu akan terbawa suasana. Membawanya larut ke dalam perasaan.
"Apa ini maksudnya, Daddy? Apa ini kencan?" tanya Elle polos.
"Kamu suka?" tanya Axel.
"Suka, tapi ini ..." ucap Ell menggantung karena Axel menarik tubuhnya untuk duduk di kursi.
"Duduklah." Ujar Axel sembari menarik kursi dan Elle mendudukkan tubuhnya dengan raut wajah bingung. Banyak sekali yang ingin ia tanyakan, tapi hatinya ragu dan takut. Takut kenyataan tak sesuai harapan.
Lalu, Carla pun datang melayani mereka.
"Mis ...," ucap Elle.
"Hmm, makan dan nikmatilah. Jangan protes," bisik Carla.
Elle pun menutup mulutnya rapat-rapat saat melihat wajah sang daddy dengan tatapan curiga. Mereka makan dengan tenang, bahkan Axel pun fokus dengan makanannya. Tak lama mereka pun selesai makan.
"Ell, Daddy mau ke ruang kerja dulu. Kamu tidur duluan saja," ucap Axel dengan mengelap mulutnya.
"Iya, Dad," jawab Elle. Gadis itu pun beranjak, tapi hatinya begitu gelisah seakan adanya terjadi sesuatu malam ini. Karena penasaran akan sosok ayahnya yang terlihat aneh, Elle pun tak pergi ke kamar. Ia pergi ke ruangan yang selama ini selalu tertutup. Memegang kenop pintu ruangan itu, tapi terkunci. Rasa penasarannya semakin tinggi, mencoba membuka pintu dengan jepit rambut terus mencobanya dan berhasil pintu itu terbuka.
Melihat seisi ruangan itu tidak ada yang aneh, hanya sebuah kamar biasa. Apa yang disembunyikan sehingga kamar ini tidak boleh ada yang masuk? Elle menerka-nerka. Gadis itu terus melihat-lihat kamar itu, duduk di tepi ranjang dan mengusap kasur itu.
Gadis itu malah merebahkan tububnya di sana karena merasa nyaman, teduh, spari yang terbuat dari bahan sutra membuatnya nyaman. Dan gadis itu malah tertidur dengan sendirinya.
* * *
Sudah hampir satu jam berkutat di ruang kerja, ia sudah menyelesaikan pekerjaannya untuk bahan meeting besok. Pria itu menguap, mata sudah mulai mengantuk. Mengingat baju yang dibeli anak gadisnya membuatnya memikirkan sesuatu. Menunggu tujuh belas tahun tinggal beberapa bulan lagi.
Axel beranjak dari tempatnya, ia akan kembali tidur bersama anaknya. Berjalan menyusuri lantai satu, menaiki anak tangga dan mendongakkan wajah. Melihat pintu kamarnya yang terbuka membuatnya buru-buru berlari.
"Kenapa pintu kamar itu terbuka?" Axel sedikit marah, karena tidak ada yang boleh masuk kamar itu kecuali dirinya. Tempat yang menjadi saksi bisu anatara istrinya juga sahabatnya.
Axel sampai di kamar itu, melihat sosok gadis tidur di sana. "Hanna," gumamnya, melihatnya dengan secara dekat. Seketika, bayang-bayang percintaan yang dilakukan istrinya dulu muncul. Rahangnya mengeras, giginya merekat kuat.
"Hanna! Kau mengkhiantaiku ...," teriaknya.
Gadis itu seketika terbangun dan melihat keberadaan ayahnya dengan wajah merah karena amarah. Gadis itu tidak tahu asal muasal kenapa kamar itu tidak boleh dikunjungi.
"Daddy ..." Elle bangun, dan seketika di dorong oleh Axel sehingga gadis itu kembali berbaring di atas ranjang.
"Kau mengkhianatiku, Hanna. Apa kamu ingin sentuhan dariku, hah?" Axel benar-benar hilang kendali jika sedang berada di kamar itu. Kamar yang membuat hatinya hancur berantakan.
Ia naik ke atas ranjang dan mengungkung tubuh anak gadisnya.
Elle gemetar ketakutan saat sang ayah mengendus bagian dada yang terlihat begitu mengkal.
"Daddy ... Ini aku, Elle." Suara itu gemetar.
"Aku akan memuaskanmu, Hanna. Jadi kamu tidak perlu lagi mengkhianatiku." Axel menciumi wajah dan leher gadis itu.
"Oh, tidak, Daddy! Ini aku," jerita Elle.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Nonna Mel
kamu mau dilahap ma daddy ell
2024-01-04
1
pecinta kucing
gawat
2022-12-06
0
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
elle.. kenapa masuk kamar itu? siap2 buat diperkosa daddy axel lho
2022-07-28
2