Episode_008

Elle meletakkan tas secara asal di atas meja, wajahnya ditekuk karena BT, mendaratkan tubuh di kursi sambil melipat tangan di dada. Teman sebangku sekaligus teman dekatnya sampai terkejut, lalu menoleh kepadanya.

"Kamu kenapa? Jelek sekali," ejeknya melihat raut wajah Elle.

"Kesel, kesel ... Daddy posesif, aku gak suka!" teriaknya.

"Sudah ada malah kesel, kemarin-kemarin kamu selalu bilang rindu karena tidak pernah ketemu," cetus Letta.

"Kedatangannya tak sesuai harapan, sikapnya aneh. Masa dia tidur bersamaku, menurutmu apa itu tidak ganjal?" Elle merubahkan posisi menghadap ke arah Letta dan memandang wajah temannya itu menunggu sebuah jawaban.

"Ganjal bagaimana? Mungkin dia hanya rindu padamu, aku jadi penasaran dengan sosok ayahmu, seperti apa wajahnya?" Letta penasaran. "kenapa gak cari tau, kemana selama ini dia pergi sampai tak ada kabar? Apa jangan-jangan dia hanya mengaku-ngaku sebagai ayahmu, tapi ternyata bukan."

Ucapan Letta seakan mendorong kepenasaran Elle, hingga ia teringat akan sebuah ruangan yang tak boleh dikunjungi oleh siapa pun termasuk dirinya.

* * *

Axel sedang bersama Jose di kantor, pria itu sedikit uring-uringan kepada bawahannya.

"Sudah lupakan balas dendam kepada nona Elle, fokus saja pada Leo yang akan menikah besok. Ada kabar penting yang mengejutkan," kata Jose. Menurutnya balas dendam kepada Elle hanya sebuah obsesi karena ia selalu dihantu bayang-bayang wajah Hanna yang sedang bercinta dengan Leo, semacam ... Ia ingin memuaskan batin gadis itu karena selama ini Axel sibuk bekerja demi membahagiakan keluarganya, dan waktunya sedikit untuk Hanna. Berkesimpulan bahwa Hanna kesepian dan menjadikan Leo sebagai pelampiasan ranjangnya.

"Berita apa?" Axel menautkan kedua alisnya, menatap keseriusan Jose.

"Leo seorang pemabuk S E K S, bahkan dia memiliki simpanan. Aku rasa ... Nona Hanna korban Leo," ujar Jose.

"Tetap saja dia mengkhianatiku, Elle harus menjadi milikku, Jose. Aku akan menunggunya sampai dia berusia tujuh belas tahun, dan aku tidak suka dia pergi dengan laki-laki lain," kesal Axel.

"Anda sudah gila, nona Ell masih kecil. Jangan sakiti dia," ujar Jose.

"Siapa yang akan menyakitinya, aku hanya akan memberikannya kepuasan. Dan aku yakin dia pasti suka."

"Tetap saja nona Ell merasa jijik karena melakukannya dengan ayahnya."

"Lakukan sesuatu, buat Elle mencari tau aku yang sebenarnya," tukas Axel.

"Itu tugas, Anda. Buat pengakuan saja kalau Anda bukan orang tuanya. Gampang 'kan?" ucap Jose.

Tapi, Axel merasa itu sangat sulit. Ia takut gadis itu malah menjauh karena telah membohonginya yang akan ia lakukan membuat gadis itu nyaman saat sedang bersamanya. Dan perlahan dengan perhatian yang ia berikan akan membuka perasaan gadis itu untuknya. Jalan pikirannya memang gila, mana ada seorang anak jatuh cinta kepada ayahnya.

"Lalu siapa yang akan dinikahi pengkhianat itu?" tanya Axel.

"Katanya seorang gadis yang sangat kaya raya, Leon hanya ingin menduduki jabatan gadis itu," terang Jose.

"Sabotase pernikahannya, bila perlu culik pengantin itu. Jangan biarkan Leo hidup bahagia di atas penderitaanku, kita harus gerak cepat dan bongkar kebusukkannya. Dia perusak wanita kalau begitu caranya."

Axel semakin geram dengan pria itu, tak cukupkah sadar dengan perbuatannya sampai menewaskan orang? Dan sekarang yang harus dilakukannya adalah membuat Elle menurut padanya. Axel beranjak dari tempatnya, ini sudah waktunya anak gadisnya pulang. Ia tak boleh membiarkan anaknya bergaul dengan sembarang orang.