Ziva berlari sekuat tenaga, bibir dan kakinya bergetar hebat. Untuk kedua kalinya dia akan dilecehkan, dan ini dalam keadaan sadar.
Air matanya luruh. Baginya semua pria di dunia ini adalah bajingan.
Sementara Mike, pria itu sedang menghancurkan seisi apartemen. Dia membanting dan menendang semua benda yang berada di dekatnya.
-
-
-
-
Pagi ini Ziva bekerja sedikit terlambat akibat semalam dia harus mencari kontrakan perjam. Wanita itu datang dengan mata sembabnya.
"Tumben baru dateng Ziv" sapa Tari.
"Iya Ri,semalem gue begadang jadi telat bangun"
"Gue kira lo habis putus cinta, liat tuh mata lo keliatan banget abis nangis"
Belum sempat Ziva menjawab mereka sudah dipanggil Kak Mirna, kepala pelayan disini.
"Senyum dong, udah gajihan nih ini" goda Tari.
"Bisa aja lo, by the way di tempat lo ada kost yang kosong gak?"
"Kebetulan ada di samping gue Ziv"
"Oke deh nanti malem pulang bareng ya, sekalian ke pasar malem dulu gue mau beli baju"
"Cie.. yang abis gajian langsung shopping"
"Baju gue udah jadul semua"
Omongan keduanya terputus terdengar suara nyaring yang hampir fals memanggil salah satu dari mereka "Ziva.."
"Iya kak?" Ziva menjawab sementara Tari bergegas pergi.
Wanita tua berbadan besar yang tidak pernah ingin disebut bu mbak atau apapun itu. Dia hanya ingin dipanggil kak. Karena katanya umurnya masih muda🤣
"Fifi kan lagi libur jadi hari ini kamu yang gantiin dia. Tugas pertama kamu buatkan kopi untuk Tuan Ander jangan terlalu manis tapi juga jangan terlalu pahit. Waktunya 15 menit lagi" matanya melirik jam di pergelangan tangannya.
"Siap kak, akan saya siapkan"
Ziva sudah siap dengan nampan di tangannya. Sebelah tangannya memencet lift khusus untuk karyawan.
Beberapa karyawan pria mulai berbisik-bisik ketika melihat seorang wanita cantik tapi berpakaian pelayan. Mereka menatap kagum penuh minat pada wanita dengan tubuh langsing yang memiliki dada dan bokong yang sintal ini.
Namun Ziva tak peduli. Dia hanya fokus pada tugas pentingnya kali ini. Untuk pertama kalinya dia akan bertemu dengan Bos-nya secara langsung.
Ziva sampai di lantai paling atas gedung ini. Tapi kakinya bergetar, keringatnya bercucuran, dia gugup.
"Ziva.."
deg.
Ziva menoleh ke asal suara lalu menghembuskan nafasnya lega "Asisten Rey.." sapanya canggung.
"Kau ada disini?" matanya menatap secangkir kopi yang asapnya masih terlihat mengepul.
"Ruangan Tuan Ander ada di sebelah sana" tunjuknya pada salah satu pintu dengan pahatan mewah. Disana tertulis sebuah nama CEO's room.
"Saya tau tuan, tapi.. saya nervous ini kali pertama saya akan bertemu beliau" bibirnya mulai memucat.
"Berikan padaku biar aku yang mengantar kopi ini"
"Eh.. jangan Tuan ini tugas saya. Saya hanya ingin mempersiapkan diri dulu 5 menit saja" ucapnya sembari menutup kedua matanya.
Rey terkekeh geli melihat tingkah wanita ini "Yang ada kopi ini keburu dingin. Dan kamu harus ke lantai dasar lagi untuk membuat kopi yang baru"
Ziva membuka kedua matanya giginya menyengir bagai kuda "Anda benar Tuan"
"Cepatlah masuk, Tuan Ander tidak akan menerkammu kok. Tapi saya gak janji" ledek Rey.
Sementara Ziva memandang kepergian pria tampan itu dengan kesal.
Ziva melangkahkan kakinya cepat lalu mengetuk pintu dengan pelan.
Ceklek.
Pintu mewah itu terbuka otomatis dari dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Siti Aminah
aku suka ceritany...keren thor...
2022-11-10
1
Elizabeth Yanolivia
ceritanya bagus, saya duka😍
2022-10-10
0
Nurma sari Sari
saya menyimak dari awal kok blm byk yg komen ya, jadi GK enak mau komen padahal ceritanya bagus 😊
2022-09-28
0