Cassanova Kejam

Malam ini untuk pertama kalinya Ander tidak pergi ke club. Rasanya tidak pede pergi kesana dengan hidung bengkak seperti ini.

Dia menyalakan ponsel bermaksud untuk menonton film dewasa agar bisa mengganti oli dengan mudah. Namun suara bel mengganggu aktifitasnya, ada seseorang yang datang.

Ander berpindah aplikasi, dia menyambungkan cctv di depan unit apartemennya dengan ponselnya. Dia melihat ada seorang wanita dengan gaun malam yang begitu minim menunggunya diluar.

Ander melempar ponselnya asal.

Ceklek.

Akhirnya pintu terbuka. Wanita yang sedang menunduk dengan ponsel di tangannya itu mengangkat wajahnya dia tersenyum nakal saat melihat pria di hadapannya hanya bertelanjang dada.

"Nona Rose?" tanya Ander memastikan. Wanita itu terlihat lebih elegan daripada sebelumnya.

"Iya aku Rose. Boleh aku masuk?" matanya mengerling.

Akhirnya Ander mempersilahkan wanita itu untuk masuk. Rose duduk sembari menyilangkan kakinya, sengaja memperlihatkan kaki dan bokongnya yang mulus. Gaun itu benar-benar pendek.

"Kau sendiri disini?" tanya Rose mulai buka suara.

"Yes, only me"

Rose berdiri dia berjalan mendekat lalu duduk tepat di samping Ander. "Apa tidak kesepian?" tangan itu mulai meraba-raba dada kekar milik Ander.

"No, banyak wanita disekelilingku. Aku bisa memanggil mereka kapan saja" jawab Ander apa adanya.

"Apa aku boleh menjadi salah satunya? Aku sangat yakin setelah mendapat pelayananku kau akan membuang wanita-wanita tidak berguna itu"

Ander menatap calon lawan mainnya kali ini, niat hati ingin libur celap-celup namun ternyata wanitu itu datang dengan sendirinya.

"Ada apa dengan hidungmu darling?"

Ander bergeming tidak ada niat sama sekali untuk menjawab pertanyaan Rose. Matanya memperhatikan bibir tebal yang sedari tadi berceloteh.

Ander membungkukkan badannya lalu mendekatkan bibirnya pada telinga Rose "Lets play, baby" suara seraknya itu terdengar sangat seksi.

Tanpa melepaskan pertautan mereka yang entah siapa yang memulai, dia menggendong Rose ala koala menuju ke kamar.

Ander melempar tubuh Rose ke atas ranjang, bukan protes tapi Rose malah tersenyum menggoda. Ranjang sultan mah empuk guys gak bakal bikin encok🤣

Rose membuka sepatunya lalu melemparnya dengan asal. Matanya memberi kode pada Ander agar naik ke ranjang bersamanya. Rose merangkak dia memulai permainan lidahnya dengan ganas.

Sesapan bibir tebal itu semakin turun turun dan turun hingga kepalanya kini sudah sejajar dengan inti tubuh Ander yang masih terbungkus kain.

Tidak tinggal diam Rose segera menarik kain yang masih membungkus benda favoritnya ini. Ya, dia adalah wanita yang handal diatas ranjang.

Dia mulai mem*sukkan benda panjang dan keras itu pada bibir tebalnya. Bibirnya menyesap perlahan membuat Ander mendesah nikmat.

Sesapan itu perlahan berubah menjadi sesapan yang menuntut. Ander memejamkan kedua matanya menikmati permainan Rose bawah sana tapi dengan cepat dia membuka matanya kembali.

Dia melihat wajah gadis itu. Gadis yang sudah direnggut kehormatannya secara licik olehnya.

Rose masih dengan permainannya, Ander kembali mendesah dia memejamkan kedua matanya lagi tapi entah mengapa dia kembali melihat wajah gadis itu.

Gairahnya lenyap. Dia mendorong Rose hingga wanita itu terjungkal ke bawah. Ander bangkit untuk memungut boxernya yang tergeletak di lantai lalu menatap Rose dengan tatapan yang sulit diartikan.

Rose berdiri dan menatapnya bingung "Kenapa darling? Apa aku melakukan kesalahan? Kenapa kau mendorongku?"

Ander bergeming.

"Heyy, jawab aku"

"Pergilah" jawabnya singkat.

"APA?" tanya Rose tak percaya.

"Kuharap kau tidak tuli, kubilang pergilah!" titah Ander dingin.

"Tapi kenapa? Bukankah tadi kau setuju akan bermain denganku?"

Ander menatap nyalang pada wanita yang masih saja bertanya ini "KUBILANG PERGILAH" sentak Ander tak suka tangannya menarik satu tangan wanita yang tadi sempat hampir memuaskannya.

Dia mendorong Rose sampai wanita itu tersungkur kembali ke lantai "Kau tidak lupa kan pintu masuk dimana? Itu pintu yang sama untuk KELUAR" Ander menutup pintu kamarnya hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.