Tara menggenggam sebuah kartu nama di tangannya. Dia meremas kuat benda pipih itu. Bimbang, itulah yang dia rasakan saat ini.
Meski bagaimanapun Ziva adalah sahabatnya, mereka bersama layaknya seperti saudara. Namun tawaran Ander cukup menggiurkan.
Dia mulai mengetikan nomor yang tertera di kartu itu ke dalam ponselnya lalu mengetik sebuah pesan "Tuan, saya siap"
Ander menyeringai tipis setelah membaca pesan yang baru saja masuk ke ponselnya "Hotel Rain kamar 1111" balasnya singkat.
Tara langsung mengerti dengan isi pesan tersebut "Maafkan aku Ziv maafkan aku" gumamnya pelan.
-
-
-
-
Ziva baru saja selesai dengan mata pelajarannya. Hari ini dia merasa heran karena sepertinya dia menjadi pusat perhatian semua orang.
Mahasiswa lain sudah membubarkan diri namun tidak dengan Ziva, dia masih duduk di tempatnya "Ada apa sih sama gue?"
Hingga satu suara pun membuyarkan lamunannya.
"Ngelamun aja!"
"Ahh Mike, kau mengagetkanku saja"
"Sorry, are you okay?" tanya pria bernama Mike itu.
"Yes, i'm good"
"Kamu dandan?"
Ziva tersenyum kikuk "Sedikit. Apa ini aneh?"
"No, you so beautiful. Mungkin semua orang heran, kamu tidak pernah dandan sebelumnya"
"Kau berlebihan Mike, aku tidak seperti badut kan?"
"Lebih tepatnya kau seperti ratu di hatiku"
Sukses. Perkataan Mike membuat Ziva bungkam. Tidak dapat dipungkiri dia juga sangat menyukai Mike seperti Mike menyukainya.
Pria ini bahkan sudah berkali-kali mengungkapkan isi hatinya begitupun dengan Ziva dia sudah berkali-kali menolak.
Ziva merasa tidak pantas untuk ada di samping pria itu. Seorang anak pengusaha kosmetik terbesar di negara ini. Sedangkan dirinya? Huft, mereka seperti langit dan dasar bumi yang paling dalam.
"Butuh tumpangan?" tanya Mike memecah kecanggungan yang tiba-tiba terjadi di antara mereka.
"Em..Aku..aku akan mampir ke swalayan, iya swalayan. Kamu pulang duluan aja" tolak Ziva.
"Aku bisa antar"
"No Mike, thanks. Aku ingin me time"
"Em..Oke, enjoy your time girl" dia mengusap lembut kepala wanita yang telah menduduki singgasana di hatinya itu.
"See you" ucapnya kemudian pria itu melambai penuh cinta.
"See you mike" jawab Ziva lesu.
Aku tidak akan bisa menggapaimu Mike batinnya.
Ziva akhirnya pergi. Mungkin benar dia butuh me time, dia akan pergi ke taman kota.
Gadis itu berjalan dengan ceria, karena letak kampus dengan taman tidak terlalu jauh dia memutuskan untuk berjalan kaki saja.
"Woohoo, apakah itu calon partnerku malam ini?" mata Ander tiba-tiba menangkap sosok Ziva yang menyebrang di depan mobilnya di lampu merah.
"I'll be waiting for you baby" gumamnya pelan dia menyeringai tipis tatapannya berubah menjadi tatapan penuh minat.
Dan itu disadari oleh Rey, melalui pantulan kaca mobil yang berada tepat di atas kepalanya. Rey mengikuti arah mata Ander.
"Apa selera Ander sudah berubah?" batin Rey dalam hati, dia masih menyayangi pekerjaannya jangan sampai Ander tau apa yang sedang dipikirkan olehnya.
"Rey, apa masih ada jadwal untuk hari ini?" tanya Ander memecah lamunan Rey.
"Jadwal anda kosong Tuan" jawabnya.
"Kalau begitu antarkan aku ke apartemen sekarang"
"Baik tuan"
Kendaraan beroda empat berwarna hitam mengkilap itu membelah jalanan kota yang terlihat masih lengang. Ini memang bukan jam pulang kantor.
Tapi untuk kali ini Ander ingin segera pulang, dia ingin beristirahat terlebih dahulu sebelum bertemu dengan gadisnya nanti malam. Dia sangat bersemangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Sleepyhead
Yep.. Cuan is Matter.... 👌( ・ㅂ・)و💰
2024-07-25
0
Samsia Chia Bahir
Tara mendahulukn duit dr prsahabatn, duit duit duiiittt 😄😄😄😄😄😄
2023-07-22
0