"Ziv, gue tinggal dulu ya lo kerja yang bener jangan malu-maluin gue. Nih kunci mobil sama lo aja, takutnya gue dapet pelanggan lo pulang sendiri bisa kan?"
"Yaudah iya gak papa. Tapi gue langsung dapet upah malam ini kan Tar? Soalnya gue udah gak megang duit" Wanita itu tersenyum memperlihatkan semua giginya macam kuda.
Belum sempat Tara menjawab, seisi club langsung riuh. Tara bergegas pergi sementara Ziva sudah diseret rekan kerjanya.
Ada apa sih kenapa semua orang jadi mendadak sibuk batin Ziva heran.
Pelayan bar berdiri rapi, sementara wanita-wanita seksi yang memakai baju kurang bahan itu menari erotis dengan memperlihatkan gaya andalan mereka mencoba menarik perhatian pria yang baru saja masuk.
Suara DJ menggema seakan mengiringi langkah kaki pria itu. Pria itu langsung masuk ke kerumunan para wanita yang sedang menari.
Sementara beberapa wanita yang sudah terlanjur mendapatkan pelanggan hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal.
Bartender mulai sibuk mempersiapkan minuman terbaiknya. Sementara Ziva yang baru saja keluar dari toilet karena kebelet pipis langsung kena semprot.
"Kau ini darimana hah? Tamu besar kita baru aja masuk" ujar bartender bernama Ramon.
"Sudahlah, kau lihat pria yang sedang menari itu?"
Ziva menggelengkan kepalanya, bukan apa-apa namun dia tidak mendengar Ramon berbicara apa. Suara DJ di tempat ini sepertinya benar-benar merusak gendang telinganya.
"Kau dengar tidak?" tanya Ramon lagi, Ziva menggelengkan kepalanya lagi.
"AKU TIDAK DENGAR KAU BERBICARA APA" Ziva berteriak tepat di telinga Ramon.
"****" Ramon berdecak kesal.
Dia kembali berteriak di telinga Ziva "KAU LIHAT PRIA YANG SEDANG MENARI ITU? SETELAH DIA KELUAR DARI SANA KAU ANTARKAN MINUMAN INI PADANYA. INGAT, JANGAN LAKUKAN KESALAHAN"
"Astaga, satu malam bekerja disini sepertinya akan membuat kesehatan telingaku menurun" gerutu Ziva kesal dia menganggukan kepalanya cepat.
Sementara Ramon kembali melayani beberapa pelanggan.
Ziva memperhatikan beberapa orang yang sedang menari, terlihat Tara tengah berusaha mendapatkan perhatian pria itu. Gemerlap lampu membuat Ziva tidak bisa melihat pria itu dengan jelas.
Mereka menari tanpa tahu malu batin Ziva.
Dan sepertinya Tara berhasil, kedua manusia berbeda gender itu berjalan keluar dari kerumunan menuju salah satu ruang VVIP. Ziva menyusul dengan membawa minuman tadi.
Dia mengetuk pintu di depannya dengan pelan lalu membukanya tanpa menunggu persetujuan dari orang yang ada di dalam.
Wanita itu melihat kedua anak manusia yang sedang bercumbu. Sontak membuatnya mematung di tempat. Astaga mata suciku! teriaknya dalam hati.
Pria itu melepaskan pagutan bibir mereka. Matanya memindai seorang wanita dengan seragam pelayan di hadapannya. Dia mengedipkan satu matanya menggoda.
Pyyarrrr..
Ziva tersadar dari keterkejutannya.
Dia tersenyum kikuk lalu meletakkan minuman tadi dengan cepat, dia menoleh sejenak ke arah Tara namun Tara hanya mendelik kesal.
"Permisi tuan" pamitnya.
Dengan langkah lebarnya Ziva kembali keluar sembari menggerutu "Tampan, tapi sayang kenapa dia ada di tempat kaya begini"
-
-
-
"Sepertinya aku baru melihat pelayan tadi" tanyanya setelah mendapat satu gelas minuman dari Tara.
"Iya Tuan, dia pelayan baru disini"
"Kau mengenalnya?"
"Diaa.."
"Aku tertarik padanya" ucap Anderson cepat.
"Besok malam aku ingin bersamanya" ucapnya lagi.
Kedua mata Tara membola. Ander hanya tersenyum tenang.
Tangannya meraih dagu calon partnernya kali ini "Malam ini aku akan bersamamu. Bicaralah padanya agar besok malam menyambutku disini"
"Tapi tuan..Dia bukan wanita seperti itu, untuk bekerja disini sebagai pelayan biasa saja dia ragu-ragu" jawab Tara jujur.
"Apakah itu artinya dia masih virgin?" tanya Ander memastikan.
Tara mengangguk mengiyakan.
"Menarik!"
"Aku akan memberimu uang berapapun yang kau inginkan. Tapi antarkan dia padaku besok malam, bagaimanapun caranya"
Tara menelan ludahnya kasar. Berapapun? Astaga seroyal inikah Anderson Gif? ini memang kali pertama Tara berhasil menggaet pria yang setiap malam menjadi rebutan di club.
"Setuju?" ucap Ander mengulurkan satu tangannya.
Tanpa berpikir panjang Tara menyambut uluran tangan itu dengan senang hati "Baiklah aku setuju"
"Oke baby, untuk malam ini layani aku dengan baik"
"Of course tuan Ander" ucap Tara menggoda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
strawberry 🍓
sinting
2024-10-17
0
jas
wahh si tara teman luknut ya
2024-10-14
0
Samsia Chia Bahir
Oooohhhh tara, tmn mcm apa kmu ??!!!!! 😆😆😆😆
2023-07-22
3