"Tar, gak ada pekerjaan lain apa?"
"Gak ada Zivaa"
"Tapi Tar, gue takut kalau kerjanya di tempat kaya gitu"
"Tenang aja Ziv, di bar tempat gue kerja gak akan ada sembarang orang yang berani nyentuh lo. Kecuali kalau lo sendiri yang mau"
"Ih, ogah banget"
"Makanya tenang aja"
"Huft, gue pikir-pikir aja dulu deh"
"Ya udah terserah lo aja lah, gue cabut dulu ya. Kalau minat telepon aja nanti gue jemput"
"Oke, gue bobo siang dulu"
"Terserah!"
Sepeninggal Tara, Ziva benar-benar tertidur, jarang sekali dia bisa tidur siang seperti ini. Biasanya di jam-jam ini dia sedang sibuk bekerja.
Ziva Amara, seorang gadis yatim piatu. Selama ini Ziva diasuh oleh paman dan bibinya di kampung.
Tapi setelah lulus sekolah menengah dia dipaksa untuk menikah dengan juragan peot kaya raya untuk menebus hutang pamannya.
Ziva tentu menolak, menyusun rencana gadis itu akhirnya kabur ke kota, berbekal otak cerdas dan juga uang tabungannya selama ini ia nekat mendaftar ke sebuah universitas. Cita-citanya memang sangat tinggi.
Hidup di kota tidaklah mudah. Untuk biaya kuliah dan biaya hidupnya sehari-hari dia bekerja sebagai seorang waiters di salah satu cafe. Namun ternyata pemilik cafe terlilit hutang, dan sekarang cafe itu telah disita, otomatis Ziva menjadi pengangguran.
Sahabat sekaligus teman satu kamarnya, Tara. Menawarinya sebuah pekerjaan yaitu sebagai pelayan di salah satu bar. Ziva tentu tau tempat itu seperti apa karena Tara juga bekerja disana, tapi sebagai wanita bayaran.
Menjelang sore barulah Ziva terbangun. Gadis itu merenggangkan seluruh otot tubuhnya.
"Huh, mandi aja dulu deh nanti mikir lagi" dengan malas Ziva masuk ke kamar mandi, gadis itu mengguyur tubuhnya untuk menghilangkan kantuk yang menyerang.
Kriiing..kriiing..
Baru saja Ziva keluar dari kamar mandi tapi dia sudah disambut dengan bunyi ponselnya.
"Hallo?"
"Hallo Ziv. Gimana udah dapet keputusan?"
"Belum Tar, ini gue baru bangun terus mandi. Gak sempet mikir"
"Astaga Ziva, nanti yang ada kerjaannya keburu di isi sama yang lain!!"
"Wah beneran? Ya udah gue ambil aja untuk sementara waktu"
"Nah, gitu dong. Nanti jam 7 gue jemput ya, pake baju gue aja pilih di lemari. Jangan pake baju lo ya, bajunya gak ada yang bener"
"Keter.."
tut..tut..
"Sialan dimatiin"
Ziva berjalan menuju lemari milik Tara, gadis itu memindai setiap baju milik sahabatnya.
"Tuh orang salah ngomong deh, buktinya ini baju-baju dia yang ga bener semua!" gerutu Ziva.
Setelah lama memilih. Pilihannya jatuh pada sepotong baju rajut berlengan panjang dengan kerah model sabrina lalu sepotong rok jeans selutut.
"Setidaknya ini lebih baik daripada baju baju yang lain" ujarnya, jelas karena baju milik Tara kurang bahan semua.
Tid..tid..
"Sebentar!!" Teriaknya dari dalam kost setelah mendengar suara klakson mobil mini milik Tara.
Gadis itu berjalan tergesa-gesa dengan sebuah totebag di tangannya secepat kilat masuk ke dalam mobil.
"Cantiknyaaa sahabat gue kalau pake baju yang bener, lain kali kalau udah banyak duit tuh baju butut buang aja ya"
"Enak aja lo ngomong, itu baju hasil jeri payah gue sendiri tau"
"Iya, hasil sendiri tapi belinya di loak makanya bajunya kaya begitu semua"
"Seenggaknya gue beli daripada maling"
"Terserah lo aja, gue emang selalu kalah kalau debat sama lo"
Tara mengeluarkan sebuah tas make up dari tasnya.
"Diem dulu, gue mau permak lo dikit"
"Lo kira gue baju dipermak?"
"Diem dulu bisa gak sih"
Ziva akhirnya pasrah ketika sahabatnya memoles make up pada wajahnya sesuka hati.
"Oke selesai, lihatlah maha karya gue" ucap Tara sambil menyodorkan sebuah kaca pada Ziva.
"Tumben make upnya gak kaya tante-tante"
Plak!
"Sembarangan lo, dah lah ayo cabut"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Samsia Chia Bahir
Ru mampir akohx 😆😆😆😆😆
2023-07-22
0
Novianti Ratnasari
kaya nya seru
2023-02-12
1
Siti Aminah
msh mengikuti
2022-11-10
0