Happy reading, tekan like dulu yuk...😜👍
Votes juga ya biar saya semangat nulisnya.
Jangan lupa kasih rate bintang 5 🙏, kalau naik bintangnya Insya Allah update lagi😁
“ Aku mencintaimu Kemal, ”
“ Woey... Sadar! Jangan menatapku seperti itu, karena bisa melunturkan kadar ketampananku, ” bentak Kemal yang melihat Cinderella melamun sambil menatapnya, Cinderella tersadar bahwa dirinya sedang berhalu ria menyatakan cintanya, dia lalu mengelengkan kepala mengusir imajinasinya yang terlalu lebay.
“ Cepat katakan apa yang lebih penting, aku harus segera pergi dari pandangan matamu, ” teriakkan Kemal membuat Cinderella semakin takut untuk menatapnya, mata belok lelaki di depannya itu bagai menusuk jantungnya agar berhenti berdetak. Akhirnya dia mengurungkan niatnya, untuk menyatakan perasaannya terhadap Kemal.
“ Lupakan saja, itu tidak akan penting untukmu, ” Kemal yang mendengar itu langsung membalikkan badan dan berjalan menuruni anak tangga, tanpa menoleh ataupun bicara lagi dengan gadis gendut itu.
“ Buang-buang waktu saja, 5 menit tadi, itu bisa dapat 5 juta kalau dipakai untuk bekerja, ” gerutu Kemal dengan suara lirih, sambil berjalan masuk ke arah bandara. Dia berjalan diikuti Cinderella yang berjarak 5 meter di belakangnya, sampai di pintu keluar terlihat sekertaris Billy sudah menunggunya di depan pintu, dia lalu berjalan menuju mobil dan membukakan pintu untuk bos nya, setelah Kemal masuk dia membalikkan badan ke arah Cinderella.
“ Apa ibu mau saya antar sekalian? ” Cinderella tersenyum ke arah Billy memperlihatkan giginya yang rapi, membuat Billy menatapnya dengan rasa deg-degan karena takut dia akan jatuh hati pada Cinderella gendut di depannya itu.
“ Terimakasih Pak Billy, tapi sekertaris Revan juga sudah di perjalanan, mungkin sebentar lagi akan tiba, ” tolak Cinderella sopan pada lelaki di depannya itu, dia lalu menunjuk ke arah depan dengan dagunya.
“ Tuh dia sudah datang, ” lanjut Cinderella memberitahu Billy yang masih terdiam menatap lesung pipi Cinderella.
“ Oke baiklah Bu, saya permisi dulu, ” pamit Billy pada rekan bosnya itu, setelah tersadar dari tatapannya. Sedangakan Cinderella hanya mengangguk sopan ke arah Billy.
“ Selamat siang Nona, bagaimana apa semuanya lancar? ” sapa Revan pada Cinderella sambil mengambil koper yang ada di tangan bos nya itu.
“ Hay Pak Revan, semuanya berjalan lancar dan sukses, nanti tinggal Anda yang melanjutkannya, ” Revan tersenyum manis ke arah bos nya itu, dia senang walau bos nya pergi sendiri tapi dia bisa mengatasi proyek yang ada di Sumba, meski bos nya sempat bercerita jika terjadi drama di sana.
Jangan melihat orang yang berada di dalam mobil, dia sedang mengeratkan kepalan tangannya saat melihat Cinderella tertawa bahagia dengan sekertarisnya, dia ingin meluapkan rasa emosinya dan ingin memberikan pukulan pada lelaki di depannya itu, tapi dia takut Billy akan mengetahui kemarahanya yang sama sekali tidak beralasan itu. Mata Kemal masih menatap dua orang yang berjalan menuju mobil Rubicon hitam di belakangnya itu.
“ Apa Anda baik-baik saja bos? ” tanya Billy dengan sopan mengingat ini masih jam kerja, saat melihat tatapan bosnya tak teralihkan dari pasangan di sana.
“ Cepat antarkan aku pulang ke apartemen dan kirimkan wanita kepadaku! ” perintah Kemal yang menahan amarahnya, tanpa mempedulikan pertanyaan Billy. Dia berusaha sebisa mungkin menutupinya rasa itu dari Billy.
“ Baik bos, ” jawab singkat Billy. Tapi pikirannya berlarian kemana-mana, karena dia sudah kehabisan stok gadis cantik, dia bingung harus mencari kemana lagi gadis yang masih tersegel keperawanannya itu. Masak iya? Dia harus menarik gadis 17 tahun dan melemparkannya pada ranjang bos nya, Billy menggelengkan kepalanya mengusir otak nakalnya itu.
“ Bill! ” panggil Kemal menatap Billy dari pantulan kaca.
“ Iya, ”
sahut Billy yang masih fokus mengemudikan setirnya.
“ Nggak jadi ke apartemen kita ke hotel saja dan antarkan gadis itu ke kamarku nanti, ” perintahnya lagi pada Billy, sedangkan lelaki yang di belakang kemudi itu bingung bagaimana dia bisa mendapatkan seorang gadis dalam waktu 3 jam, sepertinya dia harus mengadakan sayembara silent untuk mengumpulkan gadis perawan! belum juga 1 jam bersama bos nya tapi pikirannya sudah di buat penuh dengan tugas.
Di sisi lain di dalam mobil Rubicon bewarna hitam, Cinderella sedang memainkan ponselnya, sesekali dia melihat ke arah jendela, melihat banyaknya mobil yang berjalan lambat karena macet yang sangat panjang, sesekali dia mengawasi Revan hendak berbicara tapi dia masih ragu dengan niatnya, tapi akhirnya dia menyampaikan niatnya pada Revan.
“ Pak Revan! ” panggilnya yang membuat Revan menoleh sebentar lalu kembali fokus ke arah jalan.
“ Bisa carikan saya pembimbing untuk diet? ” Revan yang mendengar itu tersenyum senang, karena akhirnya bos nya itu punya juga niatan untuk menurunkan berat badan.
“ Pasti bisa dong, Non, ” ucapnya sambil menatap ke arah jalan, tanpa memperlihatkan rona wajahnya yang terlihat senang, entah apa yang disembunyikan Revan hingga dia bisa tersenyum sesumringah itu.
“ Non, mau datang ke klinik atau dokternya yang datang ke rumah? ” tawar Revan pada bos nya itu.
“ Lebih baik saya yang datang saja Pak, sekalian lihat pasien yang sudah berhasil melakukan diet, ” jawab Cinderella yang masih asyik memainkan ponselnya.
“ Baik Non, saya akan menyiapkan semuanya, memangnya Non mau menurunkan berapa kilo? ” tanya Revan yang penasaran, sambil membayangkan bos gendutnya itu bertransformasi jadi langsing.
“ Pak Revan pengen tahu saja atau tau banget? ” goda Cinderella sambil kembali menatap Revan dari pantulan cermin.
“ Hahaha... Non nih bisa saja! Bicaranya sudah kaya anak muda zaman sekarang! ” ucap Revan sambil tertawa renyah.
“ Lhoh.... ! Kan aku juga masih muda Pak, anak gawul gitu lhoh...! " ucap Cinderella dengan nada anak alay zaman sekarang.
" Nggak kaya Pak Revan pura-pura muda padahal usia sudah 30 tahun, ” lanjutnya, Revan menurunkan kadar tawanya karena merasa tercabik dengan ucapan bos gadisnya itu.
sekita hening di dalam mobil, hanya terdengar suara klakson mobil dari arah luar.
“ Bagaimana kondisi papa Pak? ” Cinderella menghempaskan badannya pada sandaran kursi belakang sambil menghela nafas lelahnya.
“ Sudah banyak perubahan Non, tinggal pemulihan saja, ” jelasnya.
“ Syukurlah, jadi aku bisa secepatnya keluar dari perusahaan, ” ucap Cinderella yang membuat Revan menoleh ke arah tempat duduknya, kebetulan lampu merah menghalangi mereka untuk melajukan jalannya, Revan masih menatap Cinderella dengan tatapan bingungnya.
“ Kenapa Pak? Kan memang seharusnya seperti itu, ” tanya Cinderella setelah melihat ekspresi Revan.
“ Nggak papa Non, Cuma nyaranin saja, Nona kan pewaris tunggal keluarga Wijaya, jadi apa nggak lebih baik Non tetap berada di perusahaan? Kasihan bapak, beliau juga sudah tua, sering sakit-sakitan, ” jelas Revan lalu kembali melajukan mobilnya karena lampu sudah berubah menjadi warna hijau.
Cinderella terdiam memikirkan ucapan Revan, membenarkan ucapan Revan yang mau tidak mau dia harus tetap berada di sana, memimpin Wijaya Group perusahaan ya papanya dirikan sendiri dari 0. Lamunanya terhenti saat mendengar suara kunci terbuka di dalam mobil, Cinderella baru sadar jika dia sudah berada di depan rumah mewah kedua orang tuanya.
Terimakasih sudah mau membaca karya saya. Votes yuk biar saya semangat ngetiknya.👍🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Tina
kiraain benaran cin mengatakan cinta pada kemal 🤣
2021-11-16
0
Yessyka June
semangat ci dietnya
2021-05-01
0
Wiwin Maemunah
barengan yu ci dietnya 😂😂😂
2021-03-17
0