Aiza tetap berusaha bangkit bangun meski terseok. Beberapa kali tubuhnya berdiri, namun kembali ambruk. Pergelangan kakinya sakit sekali, pahanya juga nyeri bukan main. Aiza akhirnya hanya bisa menangis. Lalu mengangkat wajah saat melihat tangan terjulur ke depan wajahnya. Pria itu menganggukkan kepala. Entah siapa namanya.
“Nggak usah! Aku sendiri aja. Kamu pulang sana! aku juga mau pulang.”
Pria dengan rambut sedikit panjang itu tampak berkacak pinggang dan memasang wajah lelah. “Ayo, aku bantuin. Kakimu itu sakit. Mana mungkin bisa berdiri sendiri.”
“Enggak,” kesal Aiza tak mau menatap wajah pria yang ada di atasnya itu.
“Ya sudah, kalau begitu aku pergi. Kalau ada apa- apa, nikmati aja!” Pria itu tampak kesal karena Aiza menolak bantuannya.
Aiza jauh lebih kesal, sebab gara- gara pria itu, ia jadi terkena malapetaka begini. Lagi- lagi ia terjatuh dan ambruk saat hendak bangkit bangun. Tangis Aiza sesenggukan. Bingung bagaimana caranya pulang. Motornya pun sudah terjungkal begitu. Jalanan sepi. Nyaris tak ada kendaraan lain yang melintas. Wajarlah daerah itu sepi, penghuni di sekitar sana pun masih jarang.
Setelah ambruk yang ke sekian kalinya, ia terkejut melihat pria tadi balik lagi. Ia menegakkan motor milik Aiza, lalu berusaha menyetater, namun mesinnya tidak menyala. Bahkan diengkol pun tidak berhasil.
“Motormu mogok. Aku dorong sampai ke depan ya! Ada bengkel di depan sana. kamu tunggu di sini!” ucap pria itu yang langsung pergi sebelum mendapat persetujuan dari Aiza.
Aiza pasrah, mau dikemanain motornya. Ia juga tidak bisa berbuat apa- apa. Mau berjalan pun tidak bisa. Sementara badannya sudah menggigil kedinginan.
Kalau sudah begini, Aiza hanya teringat satu nama, Qanita, yaitu ibunya. Ingin segera pulang dan tidur di ketiak ibu.
Aiza mengernyit menatap pria tadi muncul dan jongkok di hadapannya. Kepala Aiza yang sejak tadi menunduk sambil mengelus pergelangan kaki, membuatnya baru sadar kalau pria itu sudah datang. Aiza diam saja menatap punggung pria itu.
“Hei, ayo!” Pria itu menunjuk punggungnya.
Aiza menggeleng. “Enggak! Aku nggak mau. Kamu maling ya?”
Mata gelap pria itu sontak langsung menatap wajah Aiza, yang tentu saja mata gadis itu tidak dapat dia jangkau karena Aiza menunduk ke bawah. Wajah Aiza tidak begitu jelas, tidak ada cahaya yang menerangi. Gelap. Hanya kedap kedip kilat dari langit yang sesekali menerangi.
“Orang- orang tadi meneriakimu maling. Mereka mengejarmu,” ucap Aiza lagi. “Mereka mengira aku komplotan mu. Aku nggak mau terlibat lagi.”
“Aku bukan maling.”
“Pergilah! Aku bisa sendiri!” Aiza yakin ia tidak akan bisa berjalan. Kakinya ngilu sekali, setiap kali digerakkan rasanya nyeri, tapi lebih baik ngesot dari pada bersama dnegan pria itu. Dan apa tadi? Digendong? Sekali pun di seumur hidupnya, Aiza tidak pernah berdekatan dengan laki- laki, apa lagi sampai digendong begitu. Bersalaman dengan laki- laki saja tidak pernah, jangan harap digendong. Di kehidupan keluarganya ditanamkan ajaran agama sejak kecil, ia memahami mana yang boleh dan tidak.
“Kamu nggak bisa jalan. Lebih baik aku gendong.”
“Aku bisa jalan!” Aiza ngotot.
“Jangan bandel! Kalau aku meninggalkanmu, lalu kamu diperkosa orang rame- rame gimana? Mau?” Pria itu bicara dengan tegas, membuat bayangan Aiza tiba- tiba melayang pada bayangan kejadian mengerikan pada pemberitaan di televisi. Hiiiy… Ngeri ah kalau sampai diperkosa rame- rame lalu dimutilasi.
Tiba- tiba terdengar suara riuh dari kejauhan, disertai sorotan lampu senter. Orang- orang berteriak.
“Itu dia!”
“Itu mereka!”
“Woi, jangan kabur!”
“Maliiing!”
“Mereka di sana!”
Pria di hadapan Aiza tampak kesal. “Sial!” pekiknya sambil mengepalkan tangan. “Ayo, cepat naik!” titahnya pada Aiza menunjuk punggung.
“Enggak. Aku akan jelasin ke mereka kalau aku bukan bagian darimu!”
“Jangan begok!” Pria itu memaki kesal. Di situasi mencekam begini, Aiza masih menolak kerja samanya. “Kamu bisa mati konyol digebukin!”
“Aku yang mati, bukan kamu. Pergilah!” Aiza bersikukuh. Berharap ia akan baik- baik saja dan sanggup mengatasi situasi.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Risnawati Cinna
baru baca
2023-08-17
0
lestari saja💕
pengen tak getok itu pala aiza
2023-03-10
0
Nazla K. R
di angkat aja lgsg klo gk mau di gendong
2023-01-07
0